16 Cara Menghemat Listrik Rumah Tangga

Menghemat listrik adalah satu dari banyak hal yang harus menjadi semacam “kemampuan” bagi masyarakat modern saat ini. Betapa tidak, hampir seluruh kehidupan manusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari perangkat elektronik yang penggunaan atasnya membutuhkan biaya karena menggunakan listrik; Penggunaan yang tidak terkendali dapat menyebabkan bengkaknya pengeluaran yang seharusnya bisa dialokasikan keperluan lain.

Menghemat listrik yang dilakukan seseorang, nyatanya juga berdampak pada ketahanan perangkat elektronik. Sebab, secara logika, perangkat yang dinyalakan terus-menerus sudah secara otomatis menurunkan umur penggunaan dari alat tersebut. Perangkat membutuhkan waktu “istirahat” berkala untuk pendinginan komponen yang ada di dalamnya.

Disamping itu, menghemat listrik juga merupakan kontribusi kita terhadap perlindungan atas lingkungan dari polusi yang disebabkan oleh pembangkit daya listrik. Karena seperti yang diketahui, bahwa listrik yang kita konsumsi dihasilkan kebanyakan dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Aktivitas dari pembangkit ini menghasilkan emisi yang dikembalikan ke alam, hingga pada gilirannya akan kembali lagi ke kita sebagai manusia.

Usaha dalam menghemat listrik juga terkait dengan pengurangan beban negara atas penyediaan listrik bagi seluruh masyarakat. Sebab, listrik yang tersisa atau tidak digunakan tersebut sejatinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lain yang lebih membutuhkan.

Jika banyak orang yang dapat melakukan efisiensi, maka pemerintah tidak perlu terus untuk membangun atau “membakar” pembangkit listrik beberapa tahun belakangan. Meski tidak mungkin, mengingat kebutuhan listrik yang pasti terus meningkat secara nasional, namun setidaknya dapat menahan laju permintaannya.

Bagaimana Cara Menghemat Listrik Rumah Tangga ?

Cara Menghemat Listrik Rumah Tangga
Cara Menghemat Listrik Rumah Tangga

Mari simak beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam rangka menghemat listrik di bawah ini.

1. Listrik Prabayar

Pada prakteknya tidak ada penghematan yang didapat dari seseorang yang menggunakan listrik prabayar. Namun, penggunaan atas ini dapat mengontrol penggunaan seseorang. Sebab, seseorang dapat membandingkan antara penggunaan di kurun waktu tertentu dengan waktu lainnya di nilai yang sama.

Diharapkan dengan penggunaan yang dapat dilihat tersebut, seseorang dapat memperkirakan sekaligus mengendalikan perilaku pemakaian listrik. Ini merupakan kiat menghemat listrik secara umum.

2. Segera Matikan Alat Elektronik Apabila Tidak Digunakan

Sebelum meninggalkan ruangan atau tidak menggunakan alat elektronik, sebaiknya setiap orang segera mematikannya. Sebab, selain dinilai sebagai tindakan mubazir, menyalakan alat dalam keadaan ditinggal juga dapat membuat perangkat menjadi lebih cepat rusak.

Alat-alat elektronik yang umumnya diberlakukan demikian, seperti kipas angin, televisi, air conditioner, dan lampu. Mematikan alat elektronik yang tidak digunakan merupakan cara menghemat listrik yang terbaik.

2. Cabut Steker Perangkat Elektronik yang Tidak Digunakan

Sebagai pengguna perangkat elektronik, orang seringkali tidak acuh atas perilaku meninggalkan charger pada stop kontak. Padahal charger dalam keadaan tertancap tersebut sebenarnya masih menyedot listrik, kendati tiadanya perangkat di sana.

Hal ini tentu saja merupakan kesia-siaan belaka. Itu sebabnya perlu untuk sering mencabut steker perangkat elektronik dari stop kontak agar tidak terjadi kemubaziran. Hal yang sama juga berlaku untuk perangkat elektronik seperti komputer, televisi, radio, dan lain sebagainya.

Cara menghemat listrik yang satui ini, juga disinyalir dapat memperpanjang umur alat elektronik. Sebab, putusnya alat dari sumber daya dapat mengistirahatkan komponen-komponen yang ada di dalam perangkat.

Disamping itu, cara ini juga menghindarkan alat dari tegangan tinggi yang mungkin saja dihasilkan dari sambaran petir atau lonjakan daya yang tidak dapat diredam.

3. Gunakan Stop Kontak Fitur Nyala-Mati

Menggunakan stop kontak dengan fitur on-off adalah salah satu cara lain dalam menghemat listrik. Seseorang dapat memutus aliran listrik cukup dengan mengaktifkan tombol off.

Adanya fitur ini dapat memudahkan seseorang, ketimbang harus mencabut steker dari stop kontak yang dikhawatirkan berpotensi menyebabkan kerusakan pada steker atau stop kontak itu sendiri.

4. Manfaatkan fitur IOT

IOT atau Internet of Things adalah sebuah konsep yang mana benda atau objek ditanamkan teknologi seperti sensor dan perangkat lunak yang bertujuan untuk komunikasi, pengendalian, penghubung, dan pertukaran data dengan perangkat lain melalui jaringan internet. Termasuk di dalamnya adalah mengendalikan sambungan listrik.

Dengan fitur ini seseorang bukan saja hanya diberikan kendali atas mati-hidup sebuah perangkat, namun dapat juga mengatur waktu penyalaan; pengendalian jarak jauh; penghitungan biaya listrik; kombinasi beragam perintah; dan masih banyak kemungkinan lain yang mungkin dapat diaplikasikan dari fitur ini.

5. Gunakan Laptop Dibanding Komputer

Apabila dapat memilih komputer jinjing (laptop) atau desktop, secara penghematan, sebaiknya pilihlah laptop. Komputer dengan ukuran kecil ini memiliki daya yang jauh lebih kecil ketimbang komputer desktop. Terlebih untuk laptop yang terbaru keluaran tahun belakang yang umumnya sudah memiliki fitur atau dibenamkan teknologi hemat energi, baik secara pengaturan ataupun otomatisasi.

6. Nyalakan Lampu Seperlunya

Menyalakan lampu sepanjang hari atau lupa mematikannya adalah salah satu kebiasaan kecil yang seringkali orang lupa. Meskipun hanya perkara lampu di suatu titik, namun dalam akumulasi waktu yang lama tetap saja merupakan pemborosan listrik.

Disamping itu hal ini tidak baik untuk umur dari lampu itu sendiri, yang mana akan memperpendek waktu pergantian alat. Hal ini membuat seseorang rugi dua kali, dari segi anggaran listrik dan peralatannya.

7. Tidur Dalam Keadaan Gelap

Bagi mereka yang terbiasa tidur dalam keadaan lampu menyala, sebaiknya segera berubah dan biasakan diri untuk tidur dalam gelap apabila hendak menghemat listrik. Saat malam hari, dimana tarif listrik melonjak, penggunaan lampu saat tidur adalah pemborosan. Terlebih penerangan yang seharusnya digunakan untuk menerangi sesuatu menjadi terasa sia-sia karena ditinggal tidur.

Untuk mereka yang masih mencoba mematikan lampu, mungkin dapat menggantinya dengan lampu tidur yang temaram yang berdaya sangat kecil. Setelahnya dapat berangsur-angsur membiasakan dengan keadaan gelap gulita.

Lagipula, secara ilmiah, tidur dalam gelap jauh lebih berkualitas ketimbang dalam keadaan terang. Kegelapan membantu tubuh dalam memproduksi hormon melatonin. Hormon ini berfungsi dalam menghalau penyakit. Nah tidak ada salahnya mulai menerapkan kebiasaan baik yang juga bisa menghemat listrik.

8. Lampu Hemat Energi

Penggunaan lampu hemat energi atau dikenal dengan lampu led adalah pilihan yang cerdas untuk menghemat listrik. Jenis lampu ini kendati memiliki daya yang jauh lebih kecil, namun memiliki tingkat keterangan yang lebih optimum. Disamping itu, penggunaan jenis ini juga tidak menimbulkan peningkatan suhu jika dibandingkan dengan lampu lain.

9. Alat Elektronik Dengan Logo Hemat Energi

Di Indonesia, pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah memberikan peringkat terhadap perangkat elektronik yang hemat energi. Peringkat yang diberikan tersebut tidak saja produsen yang harus memenuhi syarat yang diberikan, namun juga harus teruji laboratorium. Maka, sangat disarankan untuk menggunakan peralatan yang telah dibubuhi logo hemat energi.

Logo yang berdasarkan standar ini merujuk kepada standar internasional yang juga diterapkan di dataran Eropa dan Amerika. Sehingga, dapat dipastikan bahwa efisiensi dan efektivitas dari perangkat tersebut dapat diandalkan.

10. Ventilasi dan Pencahayaan Alami

Penghematan tidak saja dapat dilakukan dari sekadar pengendalian perilaku, namun juga berdasarkan perencanaan. Dalam hal ini terkait dengan perancangan atas sebuah hunian yang mana pengaturan atas ventilasi dan pencahayaan alami di tempat tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara mencukupi tanpa harus menggunakan listrik.

Konsekuensi atas perencanaan matang ini adalah rumah hemat energi. Rumah semacam ini seringkali dikategorikan sebagai green building atau bangunan yang secara penggunaan energi efisien.

11. Air

Air sebagai bagian dari kebutuhan primer manusia juga dapat memiliki dampak signifikan terhadap penghematan listrik. Mengingat pengambilan air tanah yang dilakukan oleh kebanyakan orang melalui daya listrik, maka penggunaan air dalam hal ini perlu juga diperhatikan.

Dalam rangka penghematan, seseorang dapat mengatur aktivitas penggunaan air. Seperti mencuci pakaian dan kendaraan yang dilakukan di waktu-waktu tertentu secara sekaligus adalah beberapa opsi yang dapat dipilih.

Pompa air listrik yang kebanyakan mengonsumsi daya listrik yang cukup besar sebaiknya dinyalakan saat siang hari, dan tidak pada sore hari atau malam hari. Sebab, pada sore dan malam hari tarif listrik mengalami kenaikan yang diakibatkan karena melonjaknya permintaan terhadap listrik.

Memanfaatkan air hujan yang ditampung untuk konsumsi juga merupakan salah satu cara yang bisa dijadikan alternatif dalam menghemat listrik; Menggunakan sumur timba adalah cara lain yang juga dapat ditempuh.

12. Rutin Dalam Inspeksi Alat Elektronik

Memeriksa secara rutin setiap alat elektronik adalah hal yang dapat membantu dalam menghemat listrik. Sebab, perangkat yang kotor atau rusak apabila dipaksakan bekerja justru akan membuat pemborosan, dan lebih berbahaya adalah dapat melukai diri sendiri.

Alat-alat seperti air conditioner dan kulkas harus sering dibersihkan. Debu dan bunga es yang terlalu banyak di dalam perangkat tersebut dapat menyebabkan kebutuhan atas listrik menjadi lebih banyak.

13. Bijak Pemakaian Alat Berdaya Listrik Besar

Dari sekian banyak perangkat elektronik yang ada di rumah, pasti akan ada beberapa yang memiliki daya yang begitu besar saat digunakan. Besaran daya selain dapat dilihat dari label yang ada pada barang tersebut, dapat dibuktikan saat penggunaan yang bersamaan yang menyebabkan listrik turun. Hal ini biasanya terjadi apabila penggunaan melebihi kapasitas daya yang tersedia.

Perangkat-perangkat berdaya tinggi ini seperti mesin cuci, dispenser, microwave, AC, pompa air listrik, mesin sprayer, dan lainnya. Penggunaan alat-alat ini perlu diperhatikan durasi dan kapan akan dipergunakan. Sebab dengan memperhatikan hal ini penghematan biaya dapat dilaksanakan.

Semisal, penggunaan mesin cuci yang membutuhkan listrik dan air untuk dapat dioperasikan secara penuh. Maka dalam upaya untuk menghemat listrik, seseorang dapat mencuci baju seminggu sekali atau sekaligus. Disamping itu digunakan pula saat siang hari, dimana tarif listrik sedang tidak tinggi-tingginya.

14. Menerapkan Energi Terbarukan

Untuk menghemat listrik seseorang dapat menerapkan energi terbarukan. Energi dapat “dipanen” dari cahaya, udara, air, dan panas. Namun umumnya di lingkungan domestik di perkotaan, seseorang dapat memasang panel surya di atas atap mereka. Sehingga di siang hari seseorang dapat memanfaatkan energi matahari atau menjualnya ke Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

Masyarakat yang hendak menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) misalnya, guna kebutuhan ekspor impor listrik, seseorang harus izin kepada PLN selaku otoritas dalam hal kelistrikan. Ada beberapa persyaratan yang harus diterapkan apabila ingin pasang PLTS.

Bagi yang hendak menerapkan energi ini, seseorang perlu menyiapkan anggaran yang cukup. Sebab untuk investasi kedalamnya, diperlukan anggaran yang tidak sedikit. Mengingat “pemanenan” sumber energi ini terbilang masih belum mencapai tingkat ke-ekonomi-an dan karenanya tidak begitu populer.

15. Bangun dan Tularkan Kesadaran

Betapapun tingginya tingkat kesadaran seseorang dalam usaha menghemat listrik akan terasa percuma, apabila tidak diikuti oleh penghuni rumah lainnnya. Seseorang perlu mengajak anggota keluarga lain untuk memperhatikan perilaku dan gaya hidup terkait penggunaan listrik. Kekompakan seluruh anggota keluarga terkait kebiasaan ini lebih memiliki dampak yang signifikan ketimbang dilakukan sendirian.

Terlebih hal tersebut menular kepada individu lain di luar keluarga yang syukur diteruskan secara berantai membentuk lingkaran kebiasaan yang lebih luas, secara nasional misalnya.

Bisakah Menghemat Listrik Dengan Alat ?

Ditengah usaha dalam memperbaiki perilaku penggunaan listrik yang masih belum mencapai ekspektasi yang diinginkan, mungkin kita sering bertanya : bisakah menghemat listrik dengan alat ? Barangkali pertanyaan semacam ini tidak salah diajukan, bahkan dianggap wajar, terlebih pertanyaan dilontarkan saat tarif listrik yang terus mengalami penyesuaian (baca:kenaikan).

Secara data dan fakta yang ada, alat menghemat listrik sejauh ini belum ada. Bahkan kebanyakan yang beredar dan dijual belum terklarifikasi secara sains bahwa dapat menghemat listrik. Dapat dikatakan yang beredar di sana hanyalah permainan orang marketing belaka.

Fakta Alat Hemat Listrik

Alat ini bukanlah barang baru bagi masyarakat. Entah, sudah beberapa banyak perangkat dengan berbagai merek mengklaim memiliki kemampuan dapat menghemat sekian-sekian persen.

Sebagai masyarakat, tidak perlu terburu-buru untuk membeli dan menggunakannya. Kita perlu tahu apa isi dari peralatan tersebut dan pendapat atas otoritas yang berkompeten terhadap hal ini.

Alat yang umumnya berbentuk kotak ini sudah sering dibongkar dan diteliti bagian-bagiannya. Nyatanya, isinya hanya terdiri dari kompresor, sakelar, lampu indikator, dan voltmeter.

Secara singkat, kandungan komponen di dalam alat ini diperuntukan hanya untuk mengimbangi beban listrik induktif yang berguna sebagai alat stabilisasi kinerja alat elektronik dengan kapasitas tertentu.

Maka dapat dikatakan alat ini cenderung menyesatkan. Sebaiknya agar tidak dikatakan berbohong, maka sebaiknya alat dinamakan stabilizier saja, bukan penghemat listrik.

Bagi pengguna yang menggunakan alat ini, alih-alih hendak menghemat, justru malah menambah biaya akibat keberadaan alat ini di sistem kelistrikannya.

Belum Pernah Mendapatkan SNI

Apabila alat ini bekerja seperti apa yang diklaim, maka sudah pasti perangkat ini memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Sebab, alat yang telah mendapatkan sertifikasi SNI, bukan saja telah memenuhi kelayakan atas standar, namun juga berani untuk diuji dilaboratorium yang kompeten dan berwenang.

Dengan demikian, rata-rata produk ini yang beredar di pasaran belum terstandarisasi. Karenanya masih dipertanyakan kemampuan, keamanan, keselamatan, dan mutu dari produk tersebut. Bagi masyarakat yang belum memilikinya sebaiknya segera urungkan niat; Sedangkan bagi yang telah menggunakan sebaiknya sudahi, sebelum risiko atau bahaya yang dapat muncul setelahnya.

Pendapat ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan melalui Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 pasal 54 yang menegaskan bahwa setiap orang yang melakukan kegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun dan dengan paling banyak denda Rp 2 miliar.

Ancaman ini sejatinya guna melindungi kepentingan masyarakat dari penyesatan sebuah alat kelistrikan. Pasal ini tidak bersifat sekadar untuk menakuti, namun juga telah dibuktikan melalui penelitian. Menurut Direktur Pembinaan Program Kelistrikan, alat ini memang mempengaruhi ampere, namun sama sekali tidak berpengaruh pada tagihan listrik. Alat ini hanya memaksimalkan kiriman listrik dari PLN.

Hal ini berlaku juga untuk alat hemat energi berbentuk kartu tempel yang diklaim memanfaatkan ion-ion. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan PLN, kartu ini tidak berpengaruh pada apapun. Dapat dikatakan, hanya permainan orang-orang pemasaran belaka.

Menurut PLN

Sebagai penyedia ketenagalistrikan PLN juga telah meneliti perangkat ini. Menurutnya alat yang dipasangkan ke sistem rumah tangga justru memperburuk faktor daya dan memperbesar energi terukur. Alih-alih mengurangi, justru menambahkan beban pada tagihan listrik. Senada dengan ESDM, PLN sangat tidak menyarankan pemasangan alat ini.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar