9 Cara Memilih Kloset Duduk & SNI 03-0797-2006

Bagi mereka yang hendak memilih kloset duduk, sebaiknya perlu memiliki pengetahuan terkait kriteria apa saja yang harus dijadikan bahan untuk pengambilan keputusan. Artikel ini hadir ke hadapan Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kriteria pemilihan.

Meskipun demikian, perlu diketahui pula bahwa di zaman modern yang ditandai dengan begitu pesatnya industri, standar pada suatu produk tidak bisa dilupakan begitu saja. Sebab karena standar itu jua lah produk yang diproduksi masif memiliki kesamaan, baik dari segi dimensi, rupa, maupun mutu itu sendiri.

Sebagai konsumen, tentu nilai mutu dalam suatu produk adalah yang utama setelah kriteria-kriteria lain. Inilah alasan mengapa artikel ini turut menghadirkan standar sebagai bahan masukan yang penting.

Di Indonesia dikenal dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni satu-satunya standar resmi pemerintah yang dikembangkan dan dikelola oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Sebagai produk, seringkali disebut juga wc duduk, BSN mengembangkan SNI 03-0797-2006 yang merupakan revisi dari SNI 03-0797-1998. Produk ini oleh pemerintah telah ditetapkan sebagai SNI Wajib, artinya adalah setiap produk kloset duduk harus menerapkan standar ini.

Standar ini berisikan persyaratan mutu, uji, lulus uj, penandaan, dan pengemasan. Produk yang menerapkan standar ini harus melewati proses yang telah disebutkan.

Rangkaian proses standar ini di atas kertas maupun kenyataan jelas memiliki mutu yang tak perlu diragukan lagi. Terlebih standar ini juga mengacu kepada standar internasional, yang juga diacu oleh negara-negara maju di Eropa.

Di atas kertas, setiap produk yang menerapkan standar perlu memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada pada standar yang dibuktikan oleh produsen atau importir melalui deklarasi kesesuaian. Secara nyata, hal tersebut dibuktikan melalui pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium atau Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) independen yang telah diberikan wewenang Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Cara Memilih Kloset Duduk

Panduan Memilih Kloset duduk dan Penjelasan SNI 03-0797-2006
Panduan Memilih Kloset duduk dan Penjelasan SNI 03-0797-2006

Produk kloset duduk yang telah diwajibkan ini, maka penjelasan atas standar tersebut akan diulas belakangan. Sementara ini, kriteria-kriteria apa saja yang perlu diketahui sebelum memilih produk.

1. Bentuk dan Ukuran

Di luaran sana banyak sekali desain, bentuk, dan warna yang tersedia di pasaran. Namun patut diingat bahwa referensi yang ada harus sesuai dengan luas, warna, dan tema kamar mandi. Di samping itu, pemilihan ukuran, seperti jarak antara tembok penyangga di kamar mandi dengan kloset sesuai.

Maka sebaiknya, sebelum memilih, pastikan terlebih dahulu ukuran, warna, dan tema. Sehingga dengan patokan tersebut kita tidak kebingungan atau salah dalam memilih.

2. Jenis

Setelah hal dasar seperti ukuran, warna, dan tema yang menjadikan patokan, sebagai pemilik perlu juga mengetahui jenis kloset duduk apa yang hendak dipilih. Pegangan ini menjadi penting, karena dari jenis ini berkaitan dengan fitur. Fitur itu berkaitan lagi dengan anggaran dan kenyamanan pengguna.

Berikut adalah jenis wc duduk yang beredar di pasaran :

Kloset tanpa tangka air – Umumnya memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan jenis lainnya. Karena ketiadaan tangka air, maka pembuangannya masih manual. Seseorang memerlukan alat tambahan berupa gayung atau ember dalam rangka pembersihan.

Foto kloset duduk jenis tanpa tangki
Foto Kloset duduk tanpa tanki

Kloset monoblok – Berdesain simpel karena bentuknya yang menyatu. Sering disebut pula sebagai one piece toilet.

Foto kloset duduk jenis monoblock
Foto Kloset Duduk Monoblock

Kloset duoblock – Jenis satu ini memiliki bentuk yang terpisah. Berbobot ringan dan cenderung mudah untuk dipasang-pindahkan.

Foto kloset duduk jenis duoblock
Foto Kloset Duduk duoblock

Kloset gantung – Kloset ini memiliki desain yang mewah dan terkesan elegan. Wc duduk ini umum diaplikasikan di dinding dan digunakan di toilet mal, hotel, kantor, atau hunian dengan gaya modern minimalis.

Foto kloset duduk jenis gantung
Foto Kloset Duduk gantung

3. Bentuk Dudukan

Di pasaran beredar dudukan kloset berbentuk oval dan bundar. Bentuk ini biasanya disesuaikan dengan bentuk ruangan dan tema. Pemilihan bentuk oval dipilih di ruangan yang memanjang, sedangkan yang bundar biasa dipilih di ruangan persegi dan cenderung sempit.

4. Tinggi Dudukan

Ketinggian kloset duduk di pasaran umumnya terdiri dari 14 – 15 inchi dan 16 – 17 inchi. Ukuran 14- 15 inchi adalah yang paling banyak dipilh, sesuai dengan ukuran tubuh asia pada umumnya. Sedangkan ukuran 16 – 17 sering dipilih bagi mereka yang memiliki postur tinggi. Pemilihan ini juga harus disesuaikan dengan pengguna yang berada di rumah.

5. Fitur

Inovasi dan teknologi merambah kesemua lapangan hidup manusia, tak terkecuali wc duduk. Di pasaran ada begitu banyak pengembangan fitur dari produk urusan buang hajat ini. Dari mulai flush otomatis, sensor, pengering dan pengharum otomatis, pengaturan suhu, bunyi-bunyian, dan lain sebagainya.

Sebagai pengguna, tentu saja tidak kesemua fitur harus dimiliki. Pengguna harus mempertimbangkan kebutuhan, anggaran, serta perawatan dari fitur tersebut. Boleh jadi fitur-fitur yang canggih tersebut tidak terlalu dibutuhkan, mengingat sejauh ini ritual buang hajat tidak begitu banyak mengalami perubahan kegiatan signifikan semenjak ribuan tahun lalu.

6. Sistem Penyiraman

Fitur ini barangkali yang perlu diperhatikan dengan seksama, penyiraman. Sebab fitur inilah yang menandakan sebuah kegiatan bersama dengan wc duduk disudahi; Karena fitur ini pulalah produk ini dapat digunakan bersama-sama, bergantian, dan berulang kali.

Sistem penyiraman dikenal dengan tiga sistem yang berbeda, manual, single, dan dual. Pada sistem manual, kotoran disiram menggunakan bantuan alat seperti gayung atau ember; Single, penyiraman dilakukan dengan bantuan tuas atau tombol berjumlah satu.; Dual pembersihan dilakukan dengan dua tombol atau tuas yang memiliki fungsi berbeda.

Umumnya salah satu tombol dual flush berlaku sebagai penyiram kecil yang berfungsi membersihkan kotoran berukuran minim, seperti saat buang air kecil. Sedangkan yang besar bertugas pembersihan total. Keberadaan tombol ganda ini memiliki fungsi dalam penghematan air.

7. Sistem Buangan

Selain menyiram, sistem pembuangan juga tidak kalah penting untuk diingat sebelum memilih. Sistem buangan ini terkait dengan pemasangan pipa pembuangan yang seringkali justru diabaikan.

Ada beberapa sistem yang dikenal, yakni wash down dan siphonic. Sistem washdown memungkinkan kloset untuk menghilangkan kotoran dengan cara menyiramkan air. Sedangkan siphonic bekerja dengan dua langkah, yakni menarik dan mendorong.

Kedua sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem washdown memiliki kelebihan dalam pemasangan, sedangkan siphonic mempunyai efektifitas saat pembersihan.

8. Penghematan Air

Dari sekian banyak fitur yang tersedia, sebagai pengguna perlu untuk mempertimbangkan sejauh mana air yang dapat dihemat. Pertimbangan ini menjadi penting, terutama bagi Anda yang tinggal di lokasi rawan kekeringan dan atau tipe orang yang peduli terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

9. Anggaran

Apapun pilihan yang dijatuhkan kelak, pastikan anggaran yang tersedia cukup dan sesuai. Karena akan percuma apabila pilihan yang diidamkan tdak sesuai dengan anggaran yang tersedia. Sebaliknya, ketersediaan anggaran dapat meleluasakan pilihan yang begitu banyak ke jenis dan model dari yang terlama hingga yang terbaru.

SNI 03-0797-2006 Standar WC Duduk

Setelah mengetahui kriteria apa saja yang perlu diketahui dalam memilih wc duduk, maka sebagai konsumen perlu pula untuk mengetahui standar yang telah diterapkan di salah satu produk wajib SNI ini. Tujuannya adalah untuk memperdalam wawasan kita terhadap standar yang telah diterapkan ini. Sehingga diharapkan konsumen sebagai pengguna menjadi lebih yakin atas produk yang digunakan. Secara umum, wawasan ini berguna untuk lebih yakni dengan produk yang telah terstandarisasi, khususnya SNI.

Secara khusus tujuan standar ini dibuat antara lain untuk melindungi konsumen dan produsen, serta memberikan rasa aman bagi penggunanya.

Ada beberapa kriteria yang diberikan produsen agar dapat lulus mendapatkan SNI. Selain dimensi atau ukuran, produsen juga harus memenuhi syarat mutu, pengujian, dan lulus uji. Kriteria ini perlu diketahui konsumen agar mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang standar kloset duduk.

Penampakan

Mengetahui mutu sebuah produk salah satunya dapat ditinjau dari penampakan yang ada pada produk. Pengujian dilakukan dengan penerangan minimum 300 lumens dan diperhatikan secara seksama di tiap tempat dari jarak 60 cm dengan mata telanjang.

Kloset duduk tersebut tidak boleh memiliki cacat yang melewati ambang batas seperti table berikut :

Ambang batas cacat tampak kloset duduk menurut SNI 03-0797-2006
Sumber BSN

Kedataran Atas dan Bawah

WC duduk juga diuji kedataran dari permukaan atas dan bawah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan waterpass yang diuji di banyak posisi, seperti arah kiri, kanan, depan, belakang, yang mana posisi alat harus datar. Hal yang sama juga dilakukan untuk prmukaan bawah.

Pada bagian atas dan bawah, alat uji berupa baji dimasukan pada celah antara waterpass dan permukaan. Yang mana besaran celah dapat disebut sebagai penyimpangan kedataran. Adapun toleransi yang diperbolehkan dalam ukuran ini maksimal 6 mm.

Saluran Pembuangan

Produk akan diuji dengan dimasukan bola kayu berdiameter minimal 36 mm ke dalam lubang pembuangan. Kemudian, kloset duduk akan ditegakan untuk dilihat apakah bola mampu melewatinya atau tidak.

Pengujian ini mensimulasikan kotoran kemudahan kotoran manusia yang rata-rata sebesar bola tersebut. Kelulusan dapat dilihat dari bola kayu yang melewati lubang tersebut.

Ketidakbocoran Air dan Udara di Saluran Pembuangan

Untuk membuktikan kebocoran air, kloset duduk diuji degan dimasukan air hingga mencapai permukaan rintang maksimum. Air tersebut didiamkan selama 10 jam di suhu kamar dan diukur setelahnya. Air akan diukur penguapannya dibandingkan dengan bejana air yang setara luas permukaan. Dalam pengujian ini, tidak boleh ada perbedaan antara air di wc duduk dengan bejana pembanding.

Pada uji kebocoran udara produk ditutup rapat hingga kedap dan diberikan lubang masukan udara. Kemudian kloset diisi dengan tekanan udara 2000 mmaq dan dibiarkan selama 15 menit dan diukur. Kloset tersebut tidak boleh berkurang tekanannya yang berarti tiada kebocoran udara.

Pembilasan

Pengujian ini dilakukan guna mensimulasikan kemampuan pembilasan dari kloset duduk. Adapun pengujian tersebut masing-masing menggunakan spons silinder diameter 30mm panjang 10 sd 100mm dengan berat basah 200g sebanyak 3 buah; serbuk gergaji 20 g; kertas toilet 6 lembar ukuran 100 mm x 110 mm; bola plastik diameter 40 mm; dan bahan simulasi kantong plastik berisi air teh.

Benda-benda tersebut nantinya dibilas dengan air 4 – 13 liter air yang disesuaikan dengan spesifikasi. Kemudian dari sana dihitung dari 10 – 13 detik dan dipastikan apakah benda pengujian luruh semua atau tidak. Pengujian yang dilakukan berulang ini memiliki toleransi 4 dari 5 dan 8 dari 10 kali pengujian dapat dinyatakan lulus.

Penyerapan Air

Kloset duduk yang terstandarisasi memiliki serapan air maksimum 0,5% yang diuji dengan potongan sampel bagian produk.

Ketahanan Beban

Kloset duduk akan dibebani bobot 400 kg s/d 405 kg selama 60 menit dan produk tidak boleh mengalami kerusakan tampak yang signifikan.

Ketahanan Suhu

WC duduk tidak boleh retak ketika diberikan kejutan panas ke dingin dengan perbedaan suhu 110 ° Celcius.

Ketahanan Retak

Produk tidak boleh retak setelah diuji tekanan dari autoclave sebesar 1±0,03 MPa

Ketahanan Zat Kimia

Potongan produk dan glasirnya tidak boleh terlihat rusak setelah diuji dengan zat kimia seperti asam asetat, sitrat, hidroklorit, sulfat; sodium hidroksida dan stearate.

Ketahanan Noda

Potongan produk dengan ukuran lebih dari 20 cm2 diambi di bagian yang berglasir diberikan noda kimia, dipanaskan, dan dibersihkan. Pembersihan tersebut tidak boleh meninggalkan noda sama sekali.

Syarat Lulus Uji

Kloset duduk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan, yakni dari tiga buah kloset sebagai sampel menyelesaikan semuanya tanpa ada sekalipun kegagalan atau reject acceptance = 0. Namun apabila ada salah satu gagal, maka perlu diuji ulang dan diambil contoh ulang maksimal 2 kali.

Syarat Penandaan

Produk perlu memiliki tanda yang mencantumkan merk, tanggal produksi atau kode produksi, nama model yang tidak mudah terhapus dan dapat dilihat.

Pengemasan

WC duduk harus dikemas dengan peredam getaran dan benturan agar telindung saat pendistribusian. Adapun tata cara laksana pengemasan sepenuhnya diserahkan ke produsen.

Penutup – Kesimpulan

Kloset duduk atau biasa dikenal sebagai wc duduk dalam pemilihannya perlu terlebih dahulu mempertimbangkan luas toilet, warna dan tema. Setelah itu seseorang baru dapat menentukan pilihannya yang berdasarkan atas kriteria bentuk dan ukuran; jenis; bentuk dudukan; tinggi dudukan; fitur; sistem penyiraman; sistem buangan; penghematan air; dan anggaran.

Dari kriteria tersebut, konsumen juga perlu menjadikan standar sebagai tolok ukur mutu dari sebuah produk yang dipilih kelak. Pengetahuan tentang standar dari produk, terutama SNI 03-0797-2006 dapat mempertebal keyakinan konsumen atas pilihannya. Secara umum, pengetahuan atas SNI ini dapat menambah wawasan konsumen atas standarisasi, sehingga diharapkan pemilihan atas produk lain diharapkan bersandar pada standar yang memiliki syarat konkrit dan pengujian yang tersertifikasi.

Bagi produsen dan importir, penerapan atas sertifikasi SNI tidak saja pemenuhan atas syarat legalitas belaka. Namun merupakan sebuah bentuk kepedulian nyata atas edukasi mutu suatu produk; Serta pengembangan atas industri di Indonesia itu sendiri.

Terima kasih, salam

Editted by UN

Tinggalkan komentar