6 Penyebab Anak Malas Mengunyah Makanan & Solusinya

Anak malas mengunyah merupakan kondisi yang umumnya terjadi. Ketika makan, seringkali beberapa anak melakukan hal tersebut.

Makan merupakan suatu proses belajar yang sudah dimulai sejak masih bayi. Pada usia 6 bulan, umumnya bayi sudah mulai bisa dikenalkan dengan makanan padat pendamping ASI.

Seiring berjalannya waktu, anak secara bertahap akan belajar mengenal tekstur, konsistensi, rasa, bau, dan jenis makanan.

Sayangnya, beberapa orangtua mungkin mengalami kendala di mana anak malas mengunyah dan anak susah makan. Seringkali makanannya hanya diemut saja atau bahkan tidak dikunyah sama sekali.

Kegiatan makan adalah proses belajar yang penting bagi anak. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sejak berusia 6 bulan, anak sudah mulai belajar makan melalui makanan pendamping ASI. Saat masa makan makanan ASI, anak-anak akan belajar mengenal berbagai tekstur, rasa dan jenis makanan.

Pada masa-masa ini umumnya anak akan menunjukkan beberapa gangguan makan seperti anak malas mengunyah, sudah makan, atau pilih-pilih makanan.

Salah satu masalah yang sering dihadapi orang tua adalah anak malas mengunyah, anak yang susah makan, atau bahkan menolak makan. Waktu makan bisa berubah menjadi waktu yang tidak menyenangkan.

Kemudian timbul ketegangan akibat orang tua memaksa, kadang-kadang malah mengancam. Oleh sebab itu, orang tua perlu memahami faktor-faktor penyebab anak malas mengunyah beserta tips untuk mengatasinya.

Penyebab Anak Malas Mengunyah Makanan

Berikut ini merupakan penyebab anak malas mengunyah makanannya :

Baca juga: Anak tidak mau makan saat diare

anak malas mengunyah makanan
Anak Malas Mengunyah via pikiran-rakyat.com
  1. Anak mungkin lebih memilih untuk langsung menelan makannya begitu saja, tanpa dikunyah. Mungkin juga anak hanya mengunyah seadanya, kemudian langsung ditelan.
  2. Terbiasa dengan makanan lembut seperti bubur bayi. Sehingga saat diberikan makanan padat yang bertekstur kasar atau kering, ia mengalami kesulitan untuk mengunyah.
  3. Makanan yang diberikan kurang “menantang” untuk dikunyah. Makanan yang dikonsumsinya bercita rasa yang itu-itu saja, misalnya kurang berbumbu atau hambar.
  4. Anak trauma karena orangtua terlalu memaksakan anak menelan makanan yang tidak mereka sukai.
  5. Anak tidak fokus saat makan. Misalnya karena makan sambil menonton televisi atau gadget, atau terganggu akibat kegiatan orang lain yang menarik perhatian anak. Bisa juga karena anak terbiasa makan sambil bermain, jalan-jalan, atau berlarian.
  6. Anak memiliki masalah gigi dan mulut, misalnya sakit gigi, gigi ompong, sariawan, atau lain sebagainya.

Selain itu, ada faktor yang dapat mempengaruhi mudah atau sulitnya makanan dikunyah :

  1. Tahanan, mudah atau tidaknya makanan dikunyah.
  2. Sensoris, makanan yang renyah, berbumbu, asam, pahit, dingin, lebih merangsang gerakan mengunyah.
  3. Ukuran, ketebalan dan diameter.
  4. Bentuk, mudah tidaknya diletakkan di dekat geraham (lateral).
  5. Tekstur, tekstur yang mudah tersebar akan lebih sulit dikunyah.
  6. Konsistensi, konsistensi tunggal lebih mudah daripada beragam.
  7. Penempatan makanan di mulut, penempatan dekat gigi geraham (lateral) lebih mudah dikunyah daripada di depan dekat gigi taring).
  8. Transfer, jumlah kunyahan yang diperlukan sebelum ditelan

Apa akibatnya jika anak keseringan makan tidak dikunyah?

Sebagai orangtua, Anda haruslah waspada jika anak Anda sering tidak mengunyah makannya dengan baik. Pasalnya, ada beragam masalah yang bisa ditimbulkan akibat anak malas mengunyah.

Baca: juga: Mengatasi anak tidak mau makan sayur dan buah

Meskipun terkesan sepele, namun Anda perlu waspada jika anak Anda tidak mau mengunyah makanannya. Pada beberapa kasus, anak yang tidak mengunyah makanan lebih mudah untuk tersedak.

Menurut Journal of Pediatric Health, umumnya anak berusia 1-3 tahun rentan mengalami tersedak. Beberapa dampak lain dari kebiasaan anak malas mengunyah makanan adalah sembelit dan kurang gizi.

Masalah medis yang paling serius adalah penyumbatan jalan napas, yang mana bisa mengakibatkan kematian akibat tersedak. Menurut fakta, anak-anak yang berusia 1-3 tahun paling rentan mengalami masalah ini.

Selain itu, anak juga akan lebih rentan mengalami masalah pencernaan seperti sembelit (susah buang air). Selain itu juga rentan malnutrisi (kurang gizi) karena nutrisi dari makanan tidak terserap secara sempurna oleh tubuh.

Tips Menghadapi Anak Malas Mengunyah Makanan

anak malas mengunyah
Anak Malas Mengunyah via merries.co.id

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi anak malas mengunyah :

  1. Variasi menu makanan. Sajikan beragam menu makanan untuk anak dan jangan cepat hilang akal jika anak Anda menolak. Jika anak tidak suka makan bertekstur keras, Anda bisa menyajikan nasi tim atau makan berkuah sehingga bisa memudahkannya mengunyah.
  2. Bangun suasana makan yang nyaman. Saat anak makan, jauhkan anak dari sumber gangguan, misalnya makan di depan TV atau sambil main.
  3. Sedikit tapi sering. Batasi waktu makan anak agar tidak lebih dari 30 menit meskipun ia belum menghabiskan makannya.

Tidak masalah jika anak makan dalam porsi sedikit. Asalkan Anda bisa pastikan ia makan lebih sering. Anda bisa membiasakan anak makan secara konsisten, yaitu tiga kali makan berat dengan dua kali selingan camilan sehat.

  1. Jangan memaksa. Semakin santai Anda menghadapi perilaku anak ini, kerewelan dari anak perlahan pasti akan berkurang. Jadi, tunggulah sebentar dan coba lagi dengan sikap yang bahagia dan positif.
  2. Periksa ke dokter. Jika Anda mencurigai anak tidak mengunyah makanan karena adanya gangguan kesehatan tertentu, segeralah berkunjung ke dokter spesialis anak.

Penting juga para orang tua menyadari jika anak mengalami gangguan pada organ tubuhnya, yang biasa disebut oromotorik. Gangguan oromotorik ini juga dapat menyebabkan anak menjadi susah makan.

Baca: Cara mengatasi anak tidak mau makan

Kemampuan oromotorik merupakan sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut, termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi.

Adanya gangguan oromotorik menyebabkan anak mengalami masalah dengan otot-otot dan saraf, sehingga menyebabkan kesulitan mengunyah.

Mengunyah, sebenarnya tidak sesederhana yang dipikirkan orang. Kegiatan mengunyah membutuhkan rahang yang simetris dan gerakan lidah yang mampu bergerak bebas ke kanan, kiri, depan, dan belakang.

Makan adalah kebutuhan dasar setiap manusia dan termasuk kegiatan yang kompleks. Untuk itu sangat penting memberikan stimulasi oromotor (oral motor) pada bayi agar ia bisa makan dengan cara yang benar.

Tahap pengenalan makanan bertekstur inilah yang menunjang keterampilan makan bayi dan menjadi dasar pengembangan stimulasi kemampuan oromotornya.

Pada bayi usia 6-18 bulan kekuatan, koordinasi dan kontrol dari struktur mulut ini yang menjadi dasar dari kegiatan makan. Kegiatan makan seperti menghisap, menelan, menggigit dan mengunyah.

Oromotor didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi. Kematangan oromotor umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan, dan dilanjutkan dengan pemberian stimulasi untuk mengembangkannya.

Perlu disadari juga bahwa kurangnya stimulasi oromotor bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak. Perilaku ini seperti milih-milih makanan serta faktor lain termasuk psikologis dan lingkungan.

Sehingga untuk menstimulasi kepandaian mengunyah dengan berbagai makanan maka perlu mengenali perkembangan oral motor sesuai usia serta makanan yang tepat.

Makanan yang tepat akan menstimulasi otot-otot mulut sehingga lebih kuat dan mampu digunakan untuk makan dan bicara. Dalam hal ini juga untuk mengatasi situasi saat anak malas mengunyah.

Bimbingan dan juga perhatian sangatlah perlu untuk diterapkan orang tua dalam mengadapi si kecil ketika ia malas mengunyah. Anak yang malas mengunyah terkadang dilatarbelakangi oleh hal tertentu.

Maka dari itu, pahamilah berbagai faktor-faktor penyebab beserta cara menanggulanginya sehingga bisa meminimalisir situasi yang membuat anak malas mengunyah.

Editor by UN.

Tinggalkan komentar