Bahaya Antibiotik untuk Bayi dan Efeknya

Seperti yang sudah banyak diketahui, antibiotik telah digunakan dari waktu ke waktu untuk kepentingan medis.

Namun, apakah Bunda tahu bahwa tidak semua penyakit butuh antibiotik. Antibiotik untuk bayi sendiri bisa membahayakan jika tidak terpantau secara medis.

Dengan kata lain, penggunaan antibiotik  harus sesuai dengan diagnosa penyakit, jika salah digunakan maka akan berbahaya.

Mengapa penggunaan antibiotik  untuk bayi bisa berbahaya? Hal ini dikarenakan jika antibiotik  digunakan pada saat yang salah, maka akan merusak sistem imun.

Pada bayi, sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah sehingga dapat terserang penyakit dengan mudah. Selain itu, sistem imun yang resisten ini membuat bakteri dan virus berkembang biar dengan mudah.

Selain itu, apalagi bahaya dalam memberikan antibiotik  untuk bayi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Bahaya Pemberian Antibiotik untuk Bayi

antibiotik untuk bayi
ilustrasi pemberian antibiotik – sumber: parents.com

Antibiotik untuk bayi harus digunakan di bawah pengawasan dokter. Kemudian, Bunda juga harus berkonsultasi kepada Dokter Spesialis Anak. Jika kurang tepat, pemberian antibiotik akan menimbulkan masalah bagi bayi.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa pemberian antibiotik untuk bayi di usia dini bisa mengakibatkan alergi.

Alergi ini tidak muncul secara langsung, namun akan terjadi di kemudian hari. Namun, kebanyakan bayi selalu diresepkan antibiotik ketika mereka sakit.

Berdasarkan penelitian US National Ambulatory Medical Care, ada 84% bayi yang sakit dan diresepkan antibiotik. Bayi lainnya, sekitar 47% juga mendapat resep obat yang mengandung antibiotik. Riset tersebut dilakukan pada tahun 1989, dan pada tahun tersebut juga terjadi banyak kasus resistensi kuman.

Resistensi kuman ini terjadi karena penggunaan antibiotik  berlebihan pada anak-anak terutama bayi. Hal tersebut justru menambah beban karena penyakit menjadi lebih beragam.

Terlebih lagi antibiotik untuk bayi di mana penggunaannya seharusnya dibatasi. Mereka akan mudah terserang penyakit nantinya dibandingkan jika mereka tidak mengonsumsi antibiotic.

Pada dasarnya, penggunaan antibiotik disarankan hanya untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Beberapa penyakit yang bisa diobati dengan antibiotik misalnya infeksi telinga ataupun radang tenggorokan. Biasanya radang tenggorokan adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri streptococus.

Selain itu, ada juga beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bisa diatasi dengan pemberian antibiotik. Seperti tifus, pneumonia atau radang paru, TBC, meningitis, dan infeksi saluran kemih.

Walaupun begitu, penggunaan antibiotik untuk bayi dalam mengatasi beberapa masalah penyakit tersebut masih menjadi perdebatan.

Pasalnya, berbagai infeksi ringan hingga berat tersebut tidak hanya membutuhkan antibiotik. Para dokter pun masih pro dan kontra. Di sini bisa terlihat jelas bahwa antibiotik lebih berfungsi untuk mengendalikan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Lalu, bagaimana jika pemberian antibiotik tersebut dikhususkan untuk penyakit yang disebabkan oleh virus?

Baca: Cara daftar BPJS kesehatan untuk bayi

Bisakah Antibiotik untuk Bayi Melawan Virus?

antibiotik untuk bayi
ilustrasi pemberian antibiotik – sumber pic.net

Ternyata masih banyak yang menggunakan antibiotik untuk bayi dalam menangani penyakit yang disebabkan oleh virus, contohnya flu. Padahal, ketika bayi terserang flu, tidak baik jika diberikan antibiotik.

Alasannya adalah karena antibiotik  tidak dapat mematikan virus. Sehingga banyak dokter yang masih belum yakin ketika harus memberikan antibiotik untuk bayi.

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa 80-90 persen bakteri streptococcus tidak menyebabkan radang tenggorokan pada bayi. Berbeda lagi jika bayi terinfeksi bakteri sinusitis dan mengalami demam hingga 39 derajad.

Biasanya juga akan terjadi pembengkakan di sekitar mata dan juga wajahnya. Jadi, untuk gejala ini, bisa diberikan antibiotik  sebagai penyembuh dan penghilang bengkak.

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Widodo Judarwanto, untuk kasus flu, pemberian antibiotik harus sesuai aturan. Misalnya, jika bayi mengalami pilek dan batuk selama 10-14 hari atau lebih dan terjadi sepanjang hari, maka bisa diberikan antibiotik.

Namun, jika kasus yang terjadi berbeda, maka tidak perlu diberikan antibiotik untuk bayi. Misal, jika bayi hanya batuk di malam hari atau pagi hari saja, mungkin ia hanya terkena alergi. Jadi, Bunda harus bisa membedakan mana penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Cara membedakannya adalah, jika penyakit yang disebabkan oleh virus maka akan ada tanda demam yang mendadak turun dan naik. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri cirinya adalah panas tinggi yang tidak turun hingga berhari-hari.

Baca: Trik Jitu Meningkatkan Imunitas Anak Supaya Tidak Sering Sakit

Tips Memberikan Antibiotik untuk Bayi

antibiotik untuk bayi
Tips memberikan antibiotik – sumber: healthline.com

Jika bayi Bunda mengalami sakit dan membutuhkan antibiotik, sebaiknya Bunda memahami beberapa hal. Bunda bisa meminta antibiotik untuk bayi dengan spectrum sempit pada dokter.

Antibiotik  jenis ini akan lebih efektif secara langsung membunuh sumber penyakit, yakni bakteri yang menyebabkan infeksi.

Lebih lanjut lagi, penggunaan antibiotik ini harus diawasi selama 3 hari sekali. Bunda harus selalu memeriksa keadaannya jika kondisi bayi tidak membaik selama 2 atau 3 hari, maka stop antibiotik  tersebut.

Antibiotik tersebut harus diganti dan Bunda harus melaporkan kepada dokter yang menangani. Dokter akan mengganti antibiotik  untuk bayi Bunda dan juga dosisnya pun akan disesuaikan.

Pemberian antibiotik  untuk bayi harus sesuai dengan usia, berat bdan, dan juga fungsi organnya. Selain pengawasan dari dokter, Bunda dan ayah juga memegang peran penting. Jangan sampai bayi mengalami penyalahgunaan antibiotik  yang akan menyebabkan bahaya pada dirinya.

Bahaya bakteri penyebab penyakit semakin mengancam setiap tahunnya. Beragam bakteri kini tumbuh dan resisten terhadap antibiotik. Namun, perkembangan antibiotik  sendiri belum mumpuni dan belum ada jenis baru.

Akan tetapi, bila digunakan dengan tepat, maka antibiotik bisa menyelamatkan bayi Bunda. Dan sebaliknya, antibiotik juga bisa menjadi boomerang jika penggunaannya tidak benar.

Efek Antibiotik untuk Bayi

Selain memberikan kesembuhan jika terkena infeksi bakteri, ternyata ada efek lain obat antibiotik untuk bayi. Bunda harus paham beberapa efek yang akan ditimbulkan dari pemberian antibiotik tersebut. Yang paling umum diketahui adalah bahwa antibiotik  bisa menimbulkan kegemukan bagi anak.

Ternyata, menurut penelitian, ada kaitan tentang penambahan berat badan dengan pengonsumsian antibiotik. Dalam riset womenshealth, disebutkan bahwa antibiotik  digunakan untuk menaikan berat badan hewan ternak. Hal tersebut dikarenakan antibiotik  bisa menambah lemak tubuh dan mengganggu mikrobiota di usus.

Riset terbaru juga menunjukan bahwa antibiotik untuk bayi bisa membuat bobot bayi naik secara cepat. Naiknya berat badan karena antibiotik ini bersifat akumulatif. Jadi, Bunda harus mengawasi anak-anak dan bersikap bijak terhadap pemberian antibiotik untuk bayi.

Itulah ulasan mengenai pemberian antibiotik untuk bayi dan hal-hal yang harus Bunda waspadai. Bunda harus berhati-hati dan konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak sebelum memberikan obat untuk si kecil. – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar