5 Atlet Renang Indonesia Berkebutuhan Khusus dan Prestasinya

Renang pada awalnya tidak terlalu di kenal di Indonesia. Namun sekarang justru menjadi salah satu cabang olahraga yang banyak diminati. Indonesia yang terbilang pemula di turnamen cabang renang pun kini mulai mempeloporkan atlet renang Indonesia berbakat. Beberapa diantaranya bahkan bisa sampai juara di kancah Asia.

Atlet tidak selama yang selalu sempurna dalam fisiknya. Namun hal itu tidak ada perbedaan dalam hal fisik, jika diimbangi dengan semangat berlatih yang tekun. Seperti hal ini tokoh atlit berikut yang tidak pernah lelah berjuang dan memiliki semangat yang keras dalam berlatih.

Walaupun memiliki fisik yang tidak sempurna. Tidak menyurutkan semangat mereka untuk tidak mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Karena tekad yang kuat, mereka inilah yang tanpa henti untuk berlaga di turnamen cabang renang dengan segudang prestasi yang telah di dapatkan.`

5 Atlet Renang Indonesia Berkebutuhan Khusus dan Prestasinya

atlet renang indonesia berkebutuhan khusus
Atlet Renang Indonesia

1. Laura Aurelia Dinda

Laura merupakan atlet renang Indonesia berkebutuhan khusus yang cukup berprestasi. Perkenalannya dengan dunia olahraga renang berlangsung sejak kelas tiga SD.

Awal mulanya hanya dijadikan sebagai terapi asma yang dideritanya sejak kecil. Namun, lama-kelamaan Laura jatuh cinta dengan sungguhan dan memutuskan ingin menjadi atlet rennag dan rajin berlatih setiap hari.

atlet renang indonesia berkebutuhan khusus
Atlet Renang Indonesia

Pada suatu hari, laura jatuh di kamar mandi, tepat satu hari sebelum Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) 2015 dimulai. Sebulan berlalu, Laura sama sekali tak merasakan ada yang salah dengan tulangnya.

Hingga pada suatu hari, rasa sakit yang sangat dahsyat menyerang saat Laura membungkuk untuk mengambil smartphonenya yang tergeletak di lantai. Malang, penanganan yang terlambat membuat syarafnya tak tertolong lagi dan harus duduk di kursi roda.

Gadis asal Pekan Baru, Riau ini mendadak kehilangan semangat. Rasa sedih membuat laura merasa tertekan dan depresi, hingga nyaris bunuh diri. Namun dukungan tanpa henti yang diterima Laura dari keluarga, sahabat, pelatih, dan orang terdekatnya sukses menumbuhkan kembali semangatnya. Perlahan, Laura pun memberanikan diri untuk kembali ke air.

Laura kembali ke titik nol. Dengan sekuat tenaga, ia coba berlatih berenang tanpa kaki. Meski tak mudah dan sempat berurai air mata, Laura akhirnya mampu menguasai medan kembali. Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) XV/2016 jadi perlombaan pertamanya sebagai atlet difabel. Medali perak pun sukses dibawa pulang.

Prestasi ini sontak mendongkrak rasa percaya diri dan semangat. Laura pun sukses menjadi atlet difabel perempuan pertama yang berhasil menggondol dua medali emas di ajang ASEAN Para Games 2017.

Bertanding di Kuala Lumpur, Malaysia, Laura mengalahkan pesaingnya Pada nomor renang gaya bebas putri 100 meter kategori S6 dan 50 m kategori S5. Ia berhasil finish dengan catatan waktu 01:30.77 dan 40.48 detik saja. Sungguh membanggakan, bukan?

Tak hanya berprestasi sebagai atlet renang Nasional Indonesia bersatus difabel, Laura baru-baru ini dipercaya untuk berjalan di panggung runway Jakarta Modest Fashion Week 2018 untuk mewakili kaum difabel.

2. Jendi Panggabean

Jendi Panggabean merupakan Atlet Renang Indonesia yang patut dicontoh. Jendi terlahir dengan sempurna yakni dengan dua kaki utuh.

Namun takdir berkata lain, pada tahun 2004 silam, saat usianya menginjak 12 tahun, dia terlibat kecelakaan motor dan kakinya harus diamputasi. Sesudah kecelakaan, Jendi bersyukur bahwa dirinya tidak pernah dijauhi oleh teman-temannya.

Perasaan minder menghinggapi dirinya ketika ia memasuki bangku SMA. Tapi, orangtuanya sangat berperan pada periode itu dalam membesarkan hatinya. Suatu hari, Jendi bertemu dengan pelatih yang sedang mencari bibit atlet difabel. Oleh sang pelatihan dia diajari teknik-teknik khusus untuk berenang mengingat salah satu kakinya tidak ada.

Namun, pemuda itu berkemauan keras, dan pada tahun 2012 ketika ada pemusatan latihan daerah untuk persipanan Pekan Olahraga Nasional. Jendi berkukuh berlatih bersama atlet non-difabel, dengan ini maka tenaga yang dikeluarkanpun extra lebih besar.

Perjuangan itu tidak sia-sia, ia direkrut menjadi atlet difabel dan sejak tahun 2012 Jendi rutin menyumbangkan medali untuk Indonesia dalam berbagai kejuaraan. Beberapa prestasi yang pernah ia raih yakni pada tahun 2012 ia mengikuti pekan paralimpik nasional xiv di riau dan mendapat 2 emas, 1 perak, perunggu.

Kemudian di tahun 2013 ia mengikuti ajang Asean Para Games Myanmar dan berhasil mendapatkan 2 emas dan 1 perak. Dan satu lagi, pada tahun 2017 di Malaysia, ia mendapatkan medali emas di renang nomor 200 meter dengan catatan waktu hanya 2 menit 33,37 detik.

3. Guntur

Guntuh adalah Atlet Renang Indonesia yang membanggakan. Pada awalnya, Guntur terlahir dengan fisik yang sempurna pada umumnya. Namun, pria kelahiran Balikpapan, 12 oktober 1983 yang berprofesi sebagai nelayan ini mengalami kecelakaan kapal motor.

Akibatnya dia kehilangan tangan kirinya. Meski begitu, dia tak larut dalam keterpurukan karena tubuhnya yang sudah tidak normal itu.

atlet renang indonesia berkebutuhan khusus
Atlet Renang Indonesia

Dengan satu tangan ini, dia merasa kecepatan renangnya membaik. Melihat peluang ini, Guntur berniat menjadi atlet renang. Tekat kuatnya membuahkan hasil manis. Beberapa prestasipun dapat ia raih.

Beberapa prestasi Guntur yang telah mengharumkan bangsa Indonesia yakni ia telah menyapu bersih 5 pertandingan yang dia ikuti dengan mendapatkan 5 emas sekaligus.

Di ASEAN Para Games 2013, dia berhasil menjadi perenang yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 22,10 detik. Pada ASEAN Para Games 2017, ia berhasil mempercepat langkahnya hanya dengan 1 menit 20,53 detik. Ia dapat meraihnya di gaya dada SB8 nomor 100 meter.

4. Muhammad Bejita

Muhammad Bejita merupakan atlet renang Indonesia berkebutuhan khusus yang berasal dari Sumatera Selatan. Pria kelahiran tahun 2000 ini ternyata memang mempunyai hobi renang sedari kecil. Selain itu, sang ayah merupakan mantan atlet renang berprestasi di zamannya.

Namanya mulai dikenal saat ia mengikuti ASEAN Para Games 2017, Malaysia. Dia berhasil mempersembahkan 2 emas untuk Indonesia. Medali emas pertamanya didapatkan dalam kategori renang 100 meter gaya punggung dalam waktu 1 menit 3,6 detik.

Dan untuk yang kedua kalinya yakni kategori renang 50 meter gaya bebas dengan catatan waktu 25,98 detik. Sebagai catatan, dua catatan waktu tersebut merupakan rekor ASEAN Para Games dengan menajamkan catatan waktu sebelumnya atas namanya sendiri, hebat kan pemuda satu ini.

5. Ika Aprilia Dewi

Perjuangan Ika Aprilia Dewi patut diacungi jempol. Layak dia menyandang gelar sebagai Atlet Renang Indonesia. Meski sehari-hari berjalan dengan menggunakan lutut sebagai tumpuannya, dia berstatus sebagai atlet renang berprestasi. Dia berhasil mendapatkan medali emas di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV di Jawa Barat dari cabang olahraga renang 50 meter gaya dada.

Perempuan kelahiran Banyuwangi 20 April 1996 tersebut bercerita bahwa kakinya tidak berfungsi normal sejak lahir sehingga untuk berjalan dia bertumpu pada kedua lututnya.

Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Nur Saleh dan Siti Halimah, perempuan yang akrab dipanggil Ika tersebut menyelesaikan sekolah formal hanya sampai tingkat sekolah dasar yaitu MI Nurul Huda Genteng. Alasannya, sang ibu tidak bisa mengantarkan sekolah sedangkan adiknya masih kecil dan tidak bisa ditinggalkan.

Ayah Ika adalah seorang petani yang sehari-hari sibuk di sawah. Namun, bukan sawah sendiri ya, sawahnya orang. Ia kemudian sempat ke Bangil untuk ikut pelatihan ketrampilan khusus untuk difabel lalu pindah ke Bali dan bekerja di perusahaan garmen.

Selanjutnya, Ika diajak untuk menyalurkan kemampuannya di olahraga renang dan akhirnya aktif sampai sekarang. Saat itu, ia berusia 18 tahun dan bergabung di club renang Tirta Darma. Jadi, sehari-harinya banyak di Solo untuk latihan.

Nah, itulah beberapa tokoh atlet renang Indonesia berkebutuhan khusus yang telah mengharumkan nama bangsa. Keterbatasan fisik yang mereka miliki bukan sebagai penghalang untuk mereka terus berkarya. Berkarya itu datang dari kepercayaan diri dan semangat untuk berhasil. Salut bukan terhadap mereka?

Artikel Tentang Atlet Renang Indonesia Berkebutuhan Khusus ini ditulis oleh Indah Maesaroh – last update: 08/12/2020 by IDNarmadi

Tinggalkan komentar