Bayi Haus Terus: Penyebab & 6 Cara Mengatasinya

Pernahkan Ibu merasakan walau hampir beberapa jam menyusi, namun tangis si kecil tak kunjung mereda? Apakah penyebab Bayi Haus Terus?

Umumnya, bayi menangis memang karena lapar dan haus. Namun sebenarnya bayi yang menangis juga memiliki banyak makna.

Misalkan saja sakit, dingin, panas, marah, dan kesal. Bahkan konsultan laktasi dari Mayo Clinic, Elizabeth LaFleur, R.N, mengatakan bahwa menangis merupakan tanda bayi lapar.

Jika sudah seperti ini, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan memberi bayi ASI ataupun susu formula.

Menangis dapat menghabiskan banyak energi bayi dan membuatnya lelah. Karena belum bisa berbicara, maka komunikasi yang paling mungkin dilakukan bayi adalah menangis.

Penyebab Bayi Haus Terus

Bayi haus terus
Ilustrasi bayi haus terus

Bagaimana jika Ibu sudah lelah menyusui namun tetap saja Bayi Haus Terus?

Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa hal ini terjadi, diantaranya :

1. Ada gangguan di saluran cerna

Meski Ibu selalu teratur melakukan kegiatan menyusui, namun perlu dicek pula kondisi kesehatan saluran cerna bayi.

Gunanya agar bayi tetap nyaman dan ASI sempurna dicerna. Selain itu, tanda Bayi Haus Terus terkadang dimulai dari masalah saluran cerna bayi.

Hal ini menyebabkan bayi tidak nyaman dan menangis terus. Salah satu gejala yang timbul adalah bayi minum ASI dengan terburu-buru.

Disusul dengan rasa tidak sabar, sering minta minum dalam jangka waktu kurang dari satu setengah jam, dan sering ngempeng.

2. Mulut bayi tidak menempel efektif

Penyebab selanjutnya bayi yang terus merasakan haus adalah karena mulut bayi tidak menempel pada payudara secara efektif.

Pastikan bayi Anda menempelkan mulutnya secara efektif agar ia mendapatkan asupan ASI. Jika puting Ibu nyeri dan pecah-pecah, artinya bayi tidak menempelkan mulutnya pada payudara.

Biasanya, hal ini terjadi pada bayi prematur, sakit, dan memiliki masalah otak dan saraf yang mengganggu kemampuan mengisap.

Selain itu, bisa pula disebabkan karena payudara terlalu besar. Sehingga membuat mulut bayi tidak efektif menempel saat menyusui.

3. Sering melakukan refleks rooting

Terkadang Ibu mengelus kepala atau pipi sebagai rasa sayang. Namun bila bayi terbangun dan mengikuti arah sentuhan jari tangan sambil membuka mulut, itu artinya refleks rooting.

Refleks ini diikuti dengan menggerakkan kepala ke kanan dan kiri seolah mencari sesuatu sambil membuka mulut. Pada beberapa sumber, refleks ini adalah Bayi Haus Terus. Konsultasikan pada dokter untuk lebih lanjut.

4. Merasa gelisah saat tidur

Bayi yang sedang lapar dan haus dimulai dengan gejala si kecil banyak bergerak dan gelisah. Bila sang bayi berada di tempat tidur, ia akan terbangun tiba-tiba sambil menggerak-gerakan kaki dan tangan.

Kegelisahannya ini yang dapat menjadi alarm bagi Ibu agar menenangkannya dengan menyusui.

Tips Mengatasi Bayi Haus Terus

Setelah mengetahui penyebab mengapa Bayi Haus Terus, maka berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mintalah dukungan pada pasangan agar program ASI Eksklusif tetap berjalan lancar.

1. Usahakan selalu disusui dengan ASI

Ibu yang sudah kelelahan menyusui terkadang berpikir untuk memberikan susu formula agar bayi diam. Sebagai solusi alternatif, memang memberi susu formula adalah bagus.

Namun ternyata langkah ini cukup menggagalkan program ASI eksklusif yang sudah direncanakan.

Mintalah dukungan pada pasangan supaya tetap percaya diri untuk menyusui bayi dengan ASI. Untuk mengurangi gejala Bayi Haus Terus, tetaplah menyusui seperti biasa. Karena semakin banyak menyusui, semakin meningkat pula produksi ASI.

Bayi pun juga tahu kapan jadwal untuk disusui dan istirahat. Jika Ibu cukup sibuk bekerja dan tidak sempat mendekap bayi, pompalah susu ASI ke mesin pompa portable.

Simpan dalam botol, kemudian bekukan di freezer. Dengan begitu, cadangan ASI tetap ada meski dari botol hasil pompa.

Namun ada kalanya botol pompa tersebut dilengkapi dot karet. Sebaiknya hindarilah menggunakan dot karet supaya bayi tidak bingung.

Penggunaan dot karet dan sedotan juga memperlambat sensitivitas lidah dan mulut bayi. Karena nantinya, lidah dan mulut bayi ini digunakan untuk berbicara.

Sementara itu jika bayi sudah terbiasa dengan puting ibunya, otot mulut dan lidah pun terbiasa mengunyah dan menelan. Oleh sebab itu, coba gunakanlah sendok kecil untuk menyuapinya. Pelan-pelan saja, tidak perlu buru-buru.

Jika bayi penasaran dengan botol atau gelas yang berisi ASI, sesekali pancing agar dia minum langsung dari wadah tersebut.

Jika tidak memungkinkan, tetaplah suapi dengan sendok kecil. Dengan begitu, Bayi Haus Terus bisa dikurangi.

2. Susui bayi dengan jarak 10-20 menit

Cobalah untuk menyusui bayi tiap 10 menit sekali, kemudian disusul menyusui lagi selama 20 menit. Sebab, bayi yang menyusui di 10 menit pertama akan diikuti dengan rasa kuat ingin disusui.

Ketika bayi terkena tanda bayi haus, maka ia akan terus-menerus ingin disusui tanpa jeda. Dengan jeda per 10-20 menit, rasa Bayi Haus Terus seharusnya bisa ditekan.

3. Fokus pada perhatian bayi

Bayi Haus Terus memang akan membuat Ibu kelelahan, apalagi setelah pulang kerja. Meski demikian, tetaplah fokus pada perhatian bayi. Karena bayi pun bisa terdistraksi jika Ibu masih mengurus sesuatu dengan gawai pintar.

Sebenarnya bayi butuh perhatian Ibu dan tidak ingin Anda jauh-jauh darinya. Karena itu, fokuskan perhatian agar bayi tetap tenang dan aktivitas menyusui lebih lancar.

Memfokuskan perhatian bayi juga mampu meningkatkan intensitas hubungan antara Ibu dan anak. Agar proses menyusui lebih tenang, sertakan pula kehadiran ayah.

4. Menyusui dengan santai dan tenang

Tidak hanya bayi saja yang fokus, santai, dan tenang. Ibu pun perlu demikian. Proses menyusui cukup banyak menghabiskan waktu. Apalagi jika bayi memberi tanda lapar tanpa kenal waktu, bisa membuat kelimpungan.  

Ibu yang tenang dan santai dalam melakukan aktivitas menyusui justru meningkatkan produksi ASI yang dibutuhkan bayi.

Buatlah suasana rumah lebih nyaman, mintalah bantuan pasangan agar pekerjaan membereskan rumah didelegasikan padanya. Dengan begitu, Ibu tidak perlu kepikiran lagi saat menyusui bayi.

5. Bergantian menggunakan payudara saat menyusui

Ketika menyusui, usahakan Ibu berganti-ganti payudara. Misalnya, pada 10 menit pertama, bayi menggunakan payudara kiri.

Kemudian jeda beberapa menit kemudian, kembali susui bayi di payudara kanan. Lakukan berganti-gantian hingga bayi kenyang.

Dengan begitu, bayi lebih tenang dan merasa asupan ASI dari Ibu tetap tercukupi. Bayi pun tidak lagi merasakan haus dan lapar yang mengganggu waktu istirahatnya. 

6. Banyak istirahat dan cukup nutrisi

Ibu yang teratur memberi ASI eksklusif pada bayi, sudah seharusnya juga memberi asupan nutrisi. Gunanya, agar merasa tenang dan tidak mudah kelelahan.

Ibu pun tetap bersemangat menyusui si kecil. Lalu asupan nutrisi apa saja yang diperlukan bagi Ibu?

Baca: Resep mpasi terbaik

  • Protein terdiri dari protein hewani dan nabati, bisa didapatkan dari daging-dagingan, telur, kacang-kacangan, sereal, dan oatmeal.
  • Sayur mengandung serat baik, dan bisa diolah dalam bentuk makanan yang disukai seperti salad, isi risoles, isi lumpia, kebab, atau burger.
  • Lemak nabati yang kaya terkandung pada alpukat. Alpukat bisa diolah menjadi pasta alpukat, jus, atau selai ini bisa menjadi alternatif pengganti krim keju dan mentega.
  • Vitamin C terkandung pada buah berwarna oranye, kuning, dan merah. Misalnya apel, jeruk, pir, mangga, dan sebagainya. Vitamin C kaya antioksidan tinggi dan mampu memulihkan rasa lelah setelah menyusui. Tidak hanya itu, yoghurt dan salad juga kaya Vitamin C.
  • Vitamin A terdapat pada buah dan sayur berwarna oranye dan merah, seperti apel, wortel, tomat, dan sebagainya. Camilan kesukaan Ibu seperti yoghurt dan salad juga mengandung Vitamin A.

Bayi yang terus menerus haus dan lapar apalagi jika bayi lapar tengah malam akan membuat orang tua bingung. Umumnya, keadaan seperti ini ditandai dengan kondisi bayi yang rewel dan menangis.

Hal yang lebih membingungkan lagi adalah ketka Bayi Haus Terus dan menangis tiada henti. Kondisi ini bisa disebabkan karena beberapa hal. Sebagai orang tua, tentunya harus sigap dan cepat tanggap. – Last editted: 08/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar