Mengenal Seluk Beluk Belajar Online dan Kendala yang Sering Dialami Anak

Indonesia, sudah hampir sembilan bulan lamanya terkurung dan hidup berdampingan dengan yang namanya pandemi atau virus covid– 19.

Bersamaan dengan itu, pemerintah juga terus menjalankan beragam kebijakan  guna memutus penyebarannya agar negara ini kembali dalam keadaan sehat.

Salah satu kebijakannya yakni dapat dilihat pada bidang pendidikan, dimana diterapkannya metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online.

Namun, kebijakan itu belum berjalan mulus karena cukup banyak hambatan dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan kebijakan tersebut.

Hambatan dan masalah bisa dilihat dalam pemberitaan mengenai pembelajaran secara online yang tersebar di berbagai media cetak, televisi, maupun  online.

Seperti kisah pelajar di wilayah Kabupaten Gunung Kidul yang terpaksa harus meminjam gawai milik tetangganya demi mengikuti proses belajar online.

Pelajar tersebut harus membuang rasa malu dan memberanikan diri meminjam gawai hampir setiap hari untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang siswa.

Hal ini terjadi lantaran, kedua orangtuanya yang bekerja sebagai buruh harian, tak punya uang untuk membeli gawai demi kebutuhan sekolah.

Masalah-masalah lain pun terjadi belakangan ini di Indonesia terkait dengan adanya kebijakan pembelajaran secara online. Miris memang melihat banyak siswa dan orang tuanya yang tidak mampu untuk mengikuti dan patuh terhadap kebijakan yang diterapkan.

Namun, mau bagaimana lagi, terlebih sudah ada aturan khusus yang mengatur pembelajaran jarak jauh atau belajar online ini.

Apa itu pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau Belajar secara Online?

Bicara panjang mengenai pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar secara online, sebenarnya apasih yang dimaksud dengan belajar secara online itu sendiri?

Nah, pada umumnya, belajar online (daring) merupakan salah satu metode belajr dengan menggunakan model interaktif . Model interaktif dalam pembelajaran online ini berbasis internet yang juga mencakup sistem Learning Manajemen System (LMS).

Beberapa aplikasi yang digunakan sebagai metode belajar dengan model Learning Manajemen System (LMS) ini antara lain Google Meet dan Zoom.

Belajar secara online ini menjadi tren baru di Indonesia karena sebelumnya metode belajar yang digunakan adalah secara offline. Perbedaan yang signifikan dari belajar secara online dan secara offline sangat terasa sekali di kalangan guru dan para siswa.

Belajar secara online mengharuskan semuanya berjalan dan terhubung melalui internet sementara belajar offline cukup hanya dengan tatap muka di sekolah.

Nah, karena perbedaan yang signifikan itulah yang akhirnya menjadikan belajar secara online di Indonesia masih menuai pro kontra dalam masyarakat.

Namun, jika ditelusuri lebih dalam ternyata metode pembelajaran online ini sebenarnya sudah lama terlaksana namun belum banyak yang mengaplikasikannya.

Di Indonesia, yang jadi pelopor pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar secara online ini adalah Universitas Terbuka. Dalam hal ini, Universitas Terbuka menjadi inspirasi universitas–universitas lain di Indonesia untuk menerapkan belajar secara daring (online) di rumah.

Tentunya hal ini sesuai dengan penetapan peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Pembelajaran online tingkat perguruan tinggi

Pelaksanaan belajar online di Indonesia dilakukan secara serentak untuk universitas yang masuk ke dalam zona hijau, kuning, dan merah. Tidak dibedakan karena perguruan tinggi mempunyai potensi yang sangat besar dalam penularan virus covid–19.

Namun, proses belajar secara online untuk tingkat perguruan tinggi ini mendapatkan pengecualian pada hal – hal dan kepentingan tertentu.

Kepentingan tersebut, meliputi penelitian laboratorium, bengkel, atau studio untuk tugas kuliah,  skripsi, tesis, hingga disertasi yang terdiri dari grup kecil.

Namun, jalannya kepentingan mahasiswa tersebut tetap ditegaskan dengan adanya aturan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan saat proses belajar berlangsung.

Tak hanya di Indonesia, akibat dari pandemi, sejumlah negara asing pun akhirnya menerapkan juga belajar secara  online atau pembelajaran jarak jauh.

Namun, lagi–lagi penerapan belajar secara online di luar negeri berbeda dengan penerapan belajar jarak jauh di negara ini, yakni Indonesia.

Negara Asing yang menerapkan metode belajar secara online di masa pandemi

Belajar Online
Ilustrasi belajar online – Sumber: ihm.edu.au

Ya, Singapura merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menerapkan metode belajar jarak jauh atau belajar secara online. Bedanya, metode pembelajaran jarak jauh berbasis online ini sudah lama sekali diterapkan bahkan sebelum adanya pandemi virus covid–19 yang menyebar.

Biasanya, metode belajar secara online ini diterapkan kepada para siswa di hari – hari libur tentu dengan porsi tugas yang lebih sedikit. Namun khusus untuk para siswa yang akan mengikuti Ujian Negara, porsi tugas dalam belajar ditambahkan lebih banyak dari biasanya.

Pembelajaran jarak jauh atau belajar online di Singapura hanya berlangsung dua bulan saja terhitung sejak 7 April – 1 Juni 2020.

Prosesnya hampir sama dengan yang ada di Indonesia yaitu dengan menggunakan media dan teknologi seperti Zoom dan Google Meet. Namun, di beberapa kesempatan, proses belajar dilakukan secara live misalnya saja pada mata pelajaran olahraga.

Negara kedua yang menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis online adalah Arab Saudi, yang mana tebagi berdasarkan jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA.

Belajar secara online ini dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi daring yang dibuat sendiri oleh para  guru dengan penambahan ruang diskusi di dalamnya.

Untuk tingkat pendidikan SD, para guru menggunakan metode blended learning dalam proses mengajar yang mana lebih terukur dan terstruktur. Tingkat SMP dan SMA, metode Self Regulated Learning digunakan dimana siswa mengeksplorasi sumber belajar dari internet secara mandiri.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online di Arab Saudi cukup berbeda dengan yang diterapkan oleh negara Thailand. Pada masa pandemi, Thailand hanya menyelenggarakan PJJ atau pembelajaran online khusus untuk sekolah internasional sementara sekolah biasa diliburkan.

Salah satu contoh materi belajar secara online untuk tingkat TK di Thailand adalah dengan memberikan tugas hafalan lagu per minggunya. Dalam pelaksanannya, hampir tidak ada keluhan mengenai pembelajaran jarak jauh atau belajar secara online khusunya di negara Thailand ini.

Masalah dan Kendala yang dialami guru, siswa, dan orang tua selama belajar online

Tak adanya keluhan mengenai belajar secara online di Thailand rupanya sangat berbeda drastis dari penerapan yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari banyaknya masalah–masalah dan juga kendala mulai dari guru, anak atau siswa, hingga orang tua.

Beberapa masalah kerap terjadi selama pembelajaran jarak jauh, misalnya di Garut, seorang ayah nekat mencuri gawai untuk kegiatan belajar anaknya.

Sementara itu, ada juga tiga pelajar SMA yang tertangkap polisi karena mencoba merampok toko emas di sebuah pasar. Hal yang mendasari perampokan tersebut adalah karena keinginan para pelajar untuk membeli gawai demi belajar secara online.

Selain masalah–masalah diatas, kebijakan belajar secara online ini juga cukup menyita perhatian para guru yang mengajar di pelosok desa. Salah satu guru di Kabupaten Sumenep, yakni Avan Fathurrahman harus menyambangi rumah para siswanya untuk memberikan materi pembelajaran secara online.

Hal tersebut dilakukannya karena mengingat masih banyak sekali siswa yang tak memiliki fasilitas belajar online terlebih yang tinggal di pelosok. Selain itu, Avan, juga tak ingin menambah beban orang tua siswa yang harus membeli gawai padahal untuk makan saja susah.

Contoh masalah tersebut dapat disimpulkan menjadi beberapa kendala. Kendala pertama yang berasal dari guru meliputi susahnya mengelola metode dan proses belajar online karena harus menyelesaikan susunan kurikulum baru.

Selain itu, guru juga merasa beban jam untuk mengajar sangat berkurang serta mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan orang tua siswa.

Khusus untuk masalah–masalah dan juga kendala yang dialami orang tua biasanya meliputi sulitnya memotivasi anak untuk belajar secara online. Lalu, sulit memahami materi belajar yang telah diberikan guru sehingga tak bisa berperan aktif membantu anak dalam proses belajar.

Yang terakhir adalah kesibukan orang tua khusunya yang bekerja sehingga tak punya waktu mendampingi anak belajar online di masa pandemi ini.

Sementara untuk kendala yang dialami para siswa yang paling jelas dan terlihat nyata adalah akses internet dan kepemilikan gawai. Selanjutnya, siswa juga merasa kesulitan untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas yang terlalu banyak diberikan oleh para guru.

Terakhir, masalah siswa dalam melakukan pembelajaran secara online yang jadi perhatian khusus adalah stres dan jenuh yang meningkat karena lama belajar di rumah. Jumlah atau tingkat stres yang dialami siswa ini terbukti benar dari adanya survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga di Indonesia.

Survey terkait tingkat stres dan kenyamanan anak saat belajar online

Berdasarkan laman sahabat keluarga Kemendikbud atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, UNICEF telah menyelenggarakan survey terkait pembelajaran online selama dua periode.

Selama kurun waktu 18–29 Mei 2020 dan 5–8 Juni 2020, UNICEF menerima 4.000 tanggapan terkait survey belajar secara online. Tanggapan tersebut berasal dari siswa di 34 provinsi Indonesia yang didapat melalui kanal U-Report milik UNICEF.

Dalam survey  disebutkan bahwa 66% dari total 60 juta siswa dengan berbagai jenjang pendidikan mengatakan tidak nyaman belajar online dirumah. Rasa ketidaknyamanan itulah yang kemudian bisa berubah menjadi stres dan jenuh yang berkepanjangan.

Lebih lengkapnya, dari data survey, 38%  mengatakan kurang bimbingan dalam pemahaman materi belajar secara online yang disampaikan oleh guru. Sementara 35% siswa menyatakan terkendala sinyal internet yang buruk serta 62% lainnya kesulitan mendapatkan kuota internet karena tak ada uang.

Survey lain dilakukan oleh Universitas Michigan yang subjeknya menyasar pada orang tua di masa pandemi sekaligus pembelajaran online ini. Dalam survey tersebut, 51% orang tua mengalami stres terutama dalam hal keuangan di masa pandemi seperti saat ini.

Stres tersebut muncul karena adanya kekhawatiran khusus tidak bisa membayar tagihan yang membludak. Hal ini dianggap wajar karena proses belajar secara online yang diterapkan memang memakan biaya listrik dan juga internet yang sangat besar.

Itulah faktanya di lapangan yang didapat dari penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran secara online di Indonesia saat ini. Tidak hanya berdampak pada anak atau siswa tapi juga berimbas pada guru dan orang tua dirumah yang menggantikan posisi guru.

Namun, jangan pesimis dulu sebab semua bisa diatasi dengan cara dan tips tertentu. Khusus untuk anak – anak yang mengalami stres akibat belajar secara online, berikut ini merupakan tips yang bisa diterapkan oleh orang tua.

Tips-tips mengatasi stres dan kejenuhan yang dialami anak saat belajar online

Belajar Online
Belajar online – Sumber: pesantrenanakyatimalbisri.com

Berikut ini beberapa tips untuk membantu anak belajar sekaligus mengatasi kejenuhan yang dialaminya:

  1.  Kenali penyebab stres tersebut, bisa saja terjadi karena beban tugas serta materi belajar yang tak dipahami. Sebagai orang tua, solusinya adalah menenangkan si anak dan konsultasi kepada pihak guru terkait materi belajar yang diberikan.
  2. Tanamkan informasi dan bahaya mengenai covid–19 pada anak jika mereka jenuh belajar online dirumah saja.
  3. Ajak anak untuk belajar dengan metode yang lebih menyenangkan seperti wisata online jika sedang belajar mengenai sejarah Indonesia.

Selain tips diatas, para orang tua juga bisa menerapkan tips lainnya agar kegiatan belajar secara online anak lebih efektif. Pertama, ajak anak untuk membuat jadwal belajar harian sebagai pengganti bel pengingat yang ada di sekolah seperti biasanya.

Hal ini bisa membantu anak untuk memanajemen waktu serta meminimalisir stres akibat waktu belajar yang cukup lama. Kedua, ajak anak untuk memanfaatkan barang – barang dirumah sebagai media belajar selain video dan gawai.

Tips yang ketiga, ajak anak untuk melakukan kegiatan menyenangkan selain belajar online seperti olahraga atau berkebun di rumah. Hal ini sangat bermanfaat tentunya untuk menghilangkan stres dan kejenuhan yang melanda si anak selama belajar secara online.

Tips terakhir, perhatikan dan awasi anak saat menggunakan gawai untuk belajar karena bisa digunakan untuk kegiatan lain atau bermain game. Hal ini kalau dibiarkan tentu akan berdampak pada pemahaman anak terhadap materi belajar.

Camilan sehat pendamping saat  belajar online

Nah, selain menerapkan tips  diatas, stres dan kejenuhan anak saat belajar online juga bisa diatasi dengan memberikan gizi makanan yang cukup. Berikut ini merupakan camilan – camilan pendamping yang cocok untuk diberikan pada anak saat proses belajar.

Pertama, camilan berupa buah  seperti jeruk, pepaya, apel, dan pir yang kaya akan vitamin dan dapat meningkatkan daya ingat. Selanjutnya ada roti isi selai dan juga biskuit yang bisa jadi pilihan selain memberikan camilan berupa snack kepada si anak.

Camilan berikutnya yakni kacang – kacangan, dimana jelas memiliki kandungan serat dan lemak yang sehat untuk pertumbuhan anak. Namun, pemberian camilan kacang – kacangan jangan dilakukan sembarangan sebab ada beberapa anak yang memiliki riwayat alergi pada kacang.

Terakhir, selain memberikan camilan makanan sehat pada anak, jangan lupa juga untuk memberikan air putih. Sebab, konsumsi air putih dapat meminimalisir terjadinya dehidrasi yang bisa menyebabkan sulit berkonsentrasi dan gangguan memori lainnya pada otak anak.

Dampak positif dari penerapan belajar secara online

Dari sisi seorang guru, dampak positif pembelajaran secara online meliputi keluar dari zona nyaman belajar tatap muka, dan melek terhadap teknologi. Selain itu, beban mengajar guru dan pembuatan tugas lebih ringan serta bisa fokus memberikan pelajaran yang kontekstual dan esensial.

Dari segi siswa, dampak positif belajar online meliputi bisa melakukan pengulangan materi belajar kapanpun dan dimanapun. Selain itu siswa juga lebih melek teknologi, kesejahteraan psikososialnya meningkat, dan merdeka dalam belajar sesuai dengan gaya yang dimiliki.

Terakhir, sisi positif belajar secara online juga bisa dirasakan oleh orangtua dimana komunikasi antar orangtua dan siswa lebih terjalin dengan baik.

Kedekatan orangtua dan anak semakin intens dan orangtua juga lebih melek akan teknologi. Selain itu, orangtua juga bisa menghemat pengeluaran anggaran berupa transportasi dan uang jajan dari si anak.

Demikianlah beberapa informasi mengenai pembelajaran jarak jauh atau belajar daring online yang saat ini merupakan  pilihan terbaik dalam segi pendidikan.

Terlebih di masa pandemi ini, belajar online memang bisa menjadi solusi untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid–19. Tapi perlu diingat, dibalik semua kendala dan masalah dari penerapan belajar online, terdapat ada sisi positif yang bisa diambil.

Editted: 19/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar