Mengenal Efek Buruk Berteriak pada Anak

Sebagai orang tua tentu pernah merasa kesal ketika anak bertingkah laku susah diatur. Jika ini terjadi, maka rasa marah biasanya juga semakin sulit ditahan sehingga sering berteriak pada anak.

Orang tua beralasan jika berteriak bisa membantu mendidik anak dengan tegas meski sebenarnya tidak bagus untuk kepribadian dan perkembangan karakter.

Selain itu, berteriak pada anak juga hanya membuat orang tua merasa lelah. Ditambah lagi, berteriak bukan cara yang efektif untuk merubah perilaku anak semakin baik.

Tidak hanya membuat anak merasa takut, namun kemungkinan anak juga akan mengulangi kesalahan yag sama di kemudian hari.

Cara berkomunikasi antara orang tua dengan anak-anak memegang peran yang penting dalam mendidik anak. Bisa dikatakan membesarkan anak memang bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Baca: Cara mengajarkan anak bertanggung jawab

Namun, berteriak pada anak ternyata hanya akan memberikan dampak negatif pada anak sehingga sebaiknya dihindari.

11 Efek Buruk Berteriak Pada Anak

Berikut ini adalah beberapa efek buruk berteriak pada anak:

1. Membuat Anak Trauma dan Merasa Ketakutan

Terlalu sering teriak pada anak bisa membuat anak trauma serta takut pada orang tua. Seharusnya, orang tua harus menjadi sosok yang paling dekat dengan anak.

Ini nantinya bisa membuat hubungan anak dengan orang tua menjadi renggang dan berdampak negatif di kemudian hari.

Berteriak Pada Anak via healthline.com
Ilustrasi sedang marah kepada Anak via healthline.com

2. Membuat Anak Juga Berteriak Pada Orang Tua

Perlu diketahui jika anak selalu mencontoh apa yang sering dilakukan orang tua termasuk berteriak pada anak. Inilah sebabnya jika orang tua sering berteriak pada anak, maka anak juga akan melakukan hal serupa.

Ini biasanya akan dilakukan ketika anak bermain dengan teman sebaya. Jika anak memiliki adik, maka juga akan sering berteriak pada adiknya.

3. Membuat Anak Semakin Mudah Marah

Kondisi emosi anak nantinya juga bisa semakin labil saat orang tua terlalu sering berteriak pada anak. Anak yang terlalu sering diteriaki akan mengalami masalah pada proses perkembangan maturasi kondisi emosi anak. Nantinya, semua ini akan mengganggu proses interaksi sosial anak saat dewasa.

4. Anak Akan Semakin Kebal

Jika terlalu sering teriak pada anak, pada awalnya mungkin akan membuat anak merasa takut. Namun semakin lama, anak bisa kebal terhadap teriakan tersebut. Ini disebabkan karena anak akan menganggap teriakan hal yang wajar terjadi di rumah.

Baca: Cara mendidik anak agar lebih patuh dan disiplin

5. Membuat Anak Melawan Orang Tua

Selama perkembangan, berteriak pada anak tidak hanya membuat anak kebal namun juga bisa menyebabkan anak melawan orang tua.

Suatu saat ketika sedang diteriaki tentang sesuatu yang dianggap benar, maka anak bisa membalas teriakan tersebut. Ini tentunya bisa terus terbawa hingga anak beranjak dewasa.

6. Memperburuk Perilaku Anak

Berteriak Pada Anak
Ilustrasi anak suka Berteriak via parentingforbrain.com

Jika bunda beranggapan berteriak pada anak bisa memperbaiki perilaku menjadi lebih baik, maka ini adalah anggapan yang salah.

Sikap ini hanya akan memperburuk perilaku anak dan bahkan membuat anak semakin agresif. Ini juga akan membuat anak tertekan sehingga perilaku menyimpang pada anak bisa meningkat seperti kejahatan seksual atau pemakaian obat-obatan terlarang.

7. Mengganggu Perkembangan Otak Anak

Otak manusia akan lebih mudah memproses informasi negatif dibandingkan informasi yang baik. Ini nantinya bisa mengganggu perkembangan otak anak ketika orang tua berteriak pada anak terlalu sering di masa pertumbuhan.

Untuk itu, teriak-teriak pada anak akan sangat mengganggu perkembangan otak anak dan akan terus berlanjut ketika anak dewasa.

8. Menurunkan Rasa Percaya Diri Anak

Efek berteriak pada anak selanjutnya adalah menurunkan rasa percaya diri anak. Ini disebabkan karena penyampaian pesan dilakukan kurang tepat atau memilih kata yang kurang baik. Kebiasaan berteriak pada anak nantinya juga bisa membuat anak merasa dirinya tidak berharga.

Baca: Tips agar anak berani dan percaya diri

9. Meningkatkan Risiko Depresi Anak

Sering teriak-teriak kepada anak juga bisa menyebabkan risiko depresi anak meningkat. Ini disebabkan karena anak hidup dalam kecemasan, ketakutan serta kekhawatiran.

Semakin lama, hal ini juga bisa meningkatkan risiko anak bertambah depresi. Dalam beberapa kasus, bahkan depresi juga bisa terjadi pada anak yang kemungkinan terus terjadi saat anak dewasa.

10. Meningkatkan Risiko Masalah Kesehatan Pada Anak

Berteriak pada anak masuk pada kekerasan verbal yang bisa menyebabkan stres. Kondisi tersebut bisa memberikan dampak panjang untuk kesehatan termasuk juga daya tahan tubuh.

Penelitian juga ada yang menghubungkan kekerasan verbal di masa kecil dengan kondisi nyeri kronis ketika dewasa seperti sakit pada leher, kepala atau punggung.

11. Meningkatkan Potensi Pelaku atau Korban Bullying

Salah satu dari beberapa penyebab anak menjadi pelaku bullying adalah karena sering mendapat perlakuan kasar sehari-hari. Ini juga termasuk jika orang tua sering berteriak pada anak. Anak akan lebih mudah meniru dan akhirnya menjadikan hal tersebut contoh untuk membully orang lain.

Selain itu, hal yang sebaliknya juga bisa terjadi yakni menjadi korban bully. Anak yang menjadi korban bully merasa jika perlakuan dari orang lain tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa marah. Anak akan merasa hal tersebut merupakan hal yang sama seperti yang dilakukan orang tua ketika berteriak.

7 Tips Mencegah Berteriak Pada Anak

Berteriak Pada Anak
Ilustrasi memarahi Anak via myselfimprovement.com

Berikut ini adalah beberapa tips mencegah berteriak pada anak:

1. Tenangkan Diri Sebentar

Saat merasa ingin berteriak pada anak, sebaiknya cobalah menenangkan diri. Ketika ada tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan aturan, maka sebaiknya berpikir dengan jernih dan ambil napas panjang.

Sesudah merasa lebih tenang, maka berikan masukan atau pendapat dengan bijak pada anak. Ini juga berguna untuk memberikan contoh pada anak tentang cara mengendalikan emosi.

2. Berikan Peringatan Pada Anak

Tidak harus berteriak, namun orang tua bisa hanya memberikan peringatan pada anak. Contohnya, berikan peringatan pada anak agar berhenti bermain gadget untuk 10 menit berikutnya.

Akan tetapi, pastikan memakai kalimat yang baik, jelas serta tidak harus menyakiti anak. Ini disebabkan kalimat yang diucapkan orang tua bisa berdampak ke pengembangan karakter anak.

3. Berikan Konsekuensi Secara Tegas

Apabila sudah diberikan peringatan namun anak tetap tidak menurut, maka sebaiknya berikan konsekuensi dengan tegas. Sebagai contoh, anak tidak mau berhenti bermain gadget sesudah bermain cukup lama.

Konsekuensi yang diberikan bisa denga melarang anak bermain gadget untuk beberapa hari berikutnya. Tidak selamanya tegas berarti kasar karena sebenarnya bisa membuat proses tumbuh kembang anak semakin disiplin.

4. Berdiskusi Dengan Anak

Daripada berteriak pada anak, akan lebih baik jika bunda berdiskusi dengan anak. Berikan penjelasan tentang kesalahan yang sudah dilakukan anak sehingga sampai membuat orang tua kesal. Dengan begitu, anak bisa paham cara membedakan hal baik dan juga buruk.

Ini juga akan membantu mengembangkan pola pikir anak sehingga bisa menentukan perilakunya saat dewasa. Pemahaman yang baik bisa menurunkan risiko anak mengulangi kesalahan yang serupa. Anak juga akan mencontoh perilaku baik yang dilakukan orang tua.

5. Buat Daftar Yes

Terkadang, orang tua sering sulit memiliki waktu sendiri. Untuk itulah, yes list atau daftar yes harus dibahas bersama-sama. Dalam daftar tersebut nantinya berisi tentang apa saja yang harus dilakukan sebelum memilih berteriak pada anak.

Selain itu, isinya juga bisa berupa perkataan sesuatu yang akan disesali. Isinya sebenarnya bisa bervariasi antara satu keluarga dengan keluarga lain. Contohnya juga bisa berbentuk tindakan seperti mengetik status yang tidak dipublikasikan atau jogging di tempat.

6. Menunda Pemberian Penjelasan

Berteriak pada anak bukanlah cara berkomunikasi yang baik. Ini disebabkan karena anak akan terpaksa untuk diam namun sebenarnya tidak mendengarkan. Anak tidak akan bisa mengingat apa yang sudah terjadi 10 menit yang lalu.

Dengan berlatih mengontrol diri, maka sebenarnya juga bisa menyampaikan pesan yang lebih tepat. Menunda pemberian penjelasan akan jauh efektif dilakukan ketika orang tua sudah merasa lebih tenang.

Jika ingin memberi penjelasan pada anak yang lebih kecil, maka sebaiknya jelaskan perilaku yang diharapkan beserta konsekuensinya.

7. Bersikap Lebih Proaktif

Contohnya jika berangkat sekolah di pagi hari membuat orang tua berteriak pada anak, maka sebaiknya buat persiapan pada malam sebelumnya.

Ini bisa berupa menyiapkan camilan sebelumnya agar anak bisa sibuk. Selain itu, cara ini juga bisa dilakukan agar tidak saling bertengkar saat orang tua sedang repot dengan pekerjaan rumah.

Seringkali, berteriak pada anak dilakukan orang tua tanpa sadar atau spontan. Namun dengan mengetahui efek buruk yang bisa ditimbulkan di atas, maka sebaiknya hindari kebiasaan ini mulai dari sekarang. Ini penting karena akan berpengaruh pada kehidupan anak ketika sudah dewasa. – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar