Campak pada Bayi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Mitos

Penyakit campak pada bayi merupakan hal yang cukup serius dan harus segera ditangani. Campak sendiri merupakan sebuah infeksi yang sangat cepat menular.

Biasanya ditandai dengan munculnya ruam atau bercak kemerahan di permukaan kulit seluruh tubuh. Nama lain dari campak adalah measles atau rubeola.

Vaksin campak yang diberikan kepada bayi pada saat imunisasi dapat melindungi tubuh dari penyakit ini. Campak mungkin terdengar sepele bagi beberapa orang, namun penyakit ini sama berbahayanya dengan penyakit berat lain seperti kanker, corona, diabetes, dan lain-lain.

Apa yang menyebabkan campak?

Virus adalah penyebab utama penyakit campak. Virus tersebut akan menular ketika seseorang yang sehat memiliki kontak dengan orang yang sakit campak atau berbagi makanan serta minuman dengan orang tersebut.

Virus campak ini airbone alias beterbangan di udara. Artinya, seseorang bisa terkena penyakit ini meskipun tidak bersentuhan langsung dengan si penderita. Bisa saja hanya berada dalam satu ruangan yang sama.

Tidak hanya anak-anak saja, orang dewasa juga bisa terkena campak. Virus campak menular ke orang lain sejak 7-18 hari setelah kontak, indikasi awal adalah munculnya ruam kulit atau bintik merah pada bayi. Seseorang yang pernah menderita penyakit campak tidak akan terkena lagi di sepanjang hidupnya.

Campak pada bayi sama saja dengan pada orang dewasa dan anak-anak. Akan mengalami penyebab dan gejala yang sama. Jadi berhati-hatilah!

Apa Saja Gejala Campak pada Bayi?

campak pada bayi
Campak pada bayi – Sumber: medicalnewstoday.com

Selain ruam ada gejala lain yang akan dialami oleh penderita campak pada bayi dan orang dewasa, antara lain flu, demam tinggi, hidung berair, bersin, nyeri tenggorokan serta batuk kering. Kelenjar limfa yang ada di leher juga mungkin akan mengalami pembengkakan sementara sebagai akibatnya.

Seseorang akan merasa letih, mengalami diare dan juga sakit mata sebagai komplikasinya. Ketika gejala fisik tersebut hilang, kemudian bercak kemerahan akan muncul tidak hanya di sekujur tubuh tapi juga di dalam rongga mulut.

Pada orang dewasa, gejala penyakit campak akan terlihat dan terasa lebih berat dibandingkan kepada anak-anak. Masa inkubasi virus adalah 7 sampai dengan 18 hari setelah adanya kontak dengan penderita campak. Setelah masa inkubasi itu berlalu, baru kemudian rangkaian gejala akan muncul.

Tentu karena tidak dibedakan berdasarkan penderita, campak pada bayi jelas akan menyiksanya. Anda harus tahu dan segera cari pertolongan.

Bagaimanakah pengobatan campak?

Jika sudah muncul beberapa gejala seperti yang sudah disebutkan, jangan pernah menunggu kembali untuk menghubungi dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara lengkap sesuai dengan prosedur dan tata laksana yang semestinya.

Bagaimana cara penyembuhan campak pada bayi / orang dewasa? Penyakit campak dapat sembuh dengan sendirinya bahkan jika seseorang hanya menjalani perawatan sederhana di rumah.

Minum obat penurun panas seperti paracetamol jika diperlukan. Jaga diri untuk tidak terkontak dengan orang lain dulu, penderita campak harus banyak minum air putih serta istirahat yang cukup. Dokter juga mungkin akan memberikan suplemen berupa vitamin A untuk anak-anak yang menderita campak.

Campak akan sembuh dalam kurun waktu lebih kurang 2 minggu. Namun campak juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang berbahaya seperti pneumonia atau infeksi otak. Kejang serta meningitis juga sangat mungkin terjadi meskipun kasusnya terhitung jarang.

Pemberian vaksin secepatnya adalah salah satu cara untuk mencegah seseorang terkena penyakit campak. Biasanya vaksin ini diberikan ketika pada masa balita, yakni ketika usia bayi diatas 12 bulan. Namun ibu hamil maupun orang lain yang memerlukan vaksin juga memungkinkan untuk pemberian vaksin ulang.

Baca juga: Jenis-Jenis Vaksin Bayi dan Hal Penting Yang Perlu Ibu Ketahui!

Apa pentingnya mencegah campak?

Mencegah campak pada bayi dan anak-anak hingga orang dewasa dengan vaksin sangatlah penting. Coba bayangkan jika penyakit campak menjangkiti banyak orang di dunia secara tiba-tiba, hal itu tentu akan sangat merepotkan dan menimbulkan kepanikan.

Selain itu, kita ketahui bersama jika penyakit campak dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain yang lebih berbahaya. Apalagi campak sangat mudah menular dan virusnya bisa bertahan di udara.

Diperlukan kewasapadaan yang tinggi jika berkunjung ke suatu tempat yang baru, terlebih jika Anda mengetahui sedang ada wabah campak di sana. Pastikan untuk mendapatkan vaksin sebelum masuk ke daerah tersebut.

Beberapa Mitos Umum Terkait Campak

Berikut ini beberapa mitos yang sering salah di tengah masayarakat mengenai penyakit campak.

campak pada bayi
Campak pada bayi – Sumber: stories.freepik.com

Hanya anak-anak yang bisa terkena campak

Hal ini tentu mitos, sebab faktanya orang dewasa pun bisa terkena campak meski risikonya lebih rendah. Pada beberapa kasus orang dewasa memang memerlukan vaksin. Mengapa orang dewasa dianggap tidak dapat terkena campak?

Hal ini lantaran sebagian orang dewasa yang lahir sebelum tahun 1957 dianggap kebal campak oleh karenanya mereka tidak memerlukan vaksin, kemudian jika ia lahir antara tahun 1957 sampai 1898 dan belum pernah terkena campak, mereka harus mendapatkan vaksin campak.

Setiap orang harus mendapatkan vaksin campak

Hal ini juga barangkali mitos, sebab tidak semua orang harus divaksin campak (MMR). Bahkan bayi dibawah usia 6 bulan tidak boleh menerima vaksin ini. Orang yang sudah pernah menderita campak tidak perlu divaksinasi lagi.

Selain itu, orang yang sistem kekebalannya lemah terhadap obat-obatan sehingga menekan sistem kekebalan tidak perlu lagi mendapatkan vaksin campak.

Ada cara alami untuk mencegah campak sehingga vaksin tidak lagi dibutuhkan

Tidak ada pencegahan yang benar-benar alami untuk campak. Vaksinasi adalah satu-satunya cara untuk mencegah campak pada bayi.

Asupan makanan tertentu mungkin bisa untuk memperkuat daya tahan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih prima. Namun pemberian vaksin bayi baru lahir adalah satu-satunya yang dapat mencegah campak.

Vaksin campak pada bayi menyebabkan autism

Anggapan ini tentu sama sekali tidak benar, sehingga hal ini hanyalah mitos belaka. Gagasan bahwa vaksin campak menyebabkan autism pada anak mungkin berasal dari pemberian vaksin di satu tahun pertama usia anak, yang mana hal itu berbarengan dengan tanda-tanda autism yang lebih jelas untuk didiagnosis.

Sejumlah ahli bahkan melakukan penelitian untuk menemukan hubungan antara autis dan campak, namun tidak ditemukan hubungan sama sekali diantara keduanya.

Obat tradisional pereda gejala campak

Seperti yang telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya bahwa tidak ada obat yang benar-benar alami untuk mengobati campak. Namun gejala-gejalanya dapat diredam dengan beberapa herbal atau obat alami berikut ini:

  • Kunyit

Kunyit dapat diolah menjadi obat tradisional campak, selain dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masakan. Mengonsumsi kunyit dapat mengurangi ruam atau kemerahan yang ada pada kulit.  Aik kunyit kuning maupun kunyit putih, keduanya memiliki manfaat untuk mengurangi efek gejala campak.

  • Cengkeh

Di dalam cengkeh terdapat kandungan zat anti peradangan. Kandungan tersebut dapat melindungi organ dalam tubuh agar tidak terkena radang saat penyakit campak menjalar.

  • Daun jarak

Nama daun jarak mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Air rebusan daun jarak bermanfaat untuk menurunkan panas dan mengurangi mata merah serta berair akibat dari peradangan yang disebabkan oleh campak.

  • Seledri

Seledri mungkin digunakan untuk membantu menyuburkan penumbuhan rambut, namun seledri ternyata juga bermanfaat sebagai anti radang.

Seledri mengandung sekitar 25 senyawa anti peradangan seperti beberapa di antaranya adalah apiin dan apiuman. Keduanya dapat menekan proses peradangan akibat penyakit campak.

Namun meskipun begitu, penanganan medis tetap diperlukan selain daripada memberikan obat-obatan tradisional. Semoga jika terjadi campak pada bayi Anda, semuanya bisa terkondisikan dengan baik.

Ditulis oleh Ratna Novita Sari – Editor: Rofiq Syuhada – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar