Definisi, Jenis, Fungsi, dan Contoh Jurnal Penyesuaian Bisnis yang Wajib Diketahui Pengusaha

Jika Anda sedang mencari referensi contoh jurnal penyesuaian, Anda bisa menemukannya pada berbagai artikel di Google Pencarian. Jurnal penyesuaian ini biasanya dipakai pada pembukuan keuangan perusahaan, baik jasa maupun barang.

Jurnal penyesuaian sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis jurnal dalam bidang akuntansi dan selalu dibuat di periode akhir pembukuan untuk mengetahui saldo yang sebenarnya.

Secara umum, jurnal di dalam akuntansi diartikan sebagai dokumen yang berisikan semua catatan transaksi yang detail.

Selain jurnal penyesuaian, ada juga jurnal umum, jurnal penutup, jurnal khusus, dan beberapa lainnya.

Jurnal penyesuaian menjadi bagian yang tak boleh terlewatkan pada saat pembukuan karena memiliki fungsi yang sangat krusial.

Definisi dan Jenis-jenis Jurnal Penyesuaian

contoh jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang perlu disusun dalam proses pencatatan saldo pada beberapa akun tertentu.

Tujuan dari penyusunan jurnal penyesuaian ini yaitu untuk mencerminkan jumlah saldo yang sebenarnya sebelum melanjutkan ke proses penyusunan laporan keuangan.

Pengertian Jurnal penyesuaian

Dalam buku besar perusahaan, jurnal penyesuaian merupakan bagian dari akhir siklus akuntansi. Nanti kita akan kasih contoh jurnal penyesuaian yang sering dipakai.

Jurnal penyesuaian ini mencatat pendapatan dan beban yang tak diakui dalam periode tersebut.

jurnal penyesuaian diperlukan untuk memastikan tidak ada catatan transaksi yang salah baik saat suatu transaksi dimulai dalam satu periode dan diakhiri pada periode selanjutnya

Hal ini mengacu pada laporan keuangan yang mengoreksi kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan pada periode yang sama. Lalu mengapa diperlukan pencatatan yang benar dan detail pada akun transaksi?

Pasalnya, di akhir periode akan ada banyak saldo akun yang dilaporkan di buku besar tanpa adanya perubahan apa pun di dalam laporan keuangan.

Akuntansi sendiri memiliki prinsip berbasis akrual yang artinya pengakuan terhadap pendapatan pada periode yang sudah didapatkan, bukan periode penerimaan kas.

Hal ini berhubungan dengan tujuan umum jurnal penyesuaian yang mengubah transaksi menjadi metode akuntansi yang bersifat akrual.

Lalu mengapa perusahaan harus membuat contoh jurnal penyesuaian di akhir periode? Secara umum ada dua penyebab utama mengapa sebuah transaksi membutuhkan penyesuaian:

  • Situasi di mana transaksi telah terjadi namun informasi mengenai transaksi yang dilakukan belum dicatat.
  • Saldo perkiraan masih harus disesuaikan agar saldo menunjukkan jumlah yang tepat atau valid.

Di antara beberapa situasi yang mengharuskan perusahaan menyusun contoh jurnal penyesuaian adalah:

  1. Apabila perusahaan sudah mengirimkan barang secara kredit namun tidak membuat atau memproses faktur penjualan di akhir periode akuntansi.
  2. Apabila pemasok mengirimkan barang kepada perusahaan dan sudah diterima namun tidak ada faktur yang dikirimkan sampai akhir periode akuntansi.
  3. Apabila perusahaan membayar pajak di muka untuk memenuhi kewajiban pajak hingga periode akuntansi selanjutnya.
  4. Apabila perusahaan membuat laporan laba rugi setiap bulan dan membayar asuransi selama enam bulan pada bulan pertama. Untuk kasus ini maka pada bulan pertama laporan laba rugi akan mencantumkan asuransi lima bulan berikutnya sebagai prabayar.

Jenis Jurnal Penyesuaian

Jenis dari contoh jurnal penyesuaian ada dua, yaitu jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang dan jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa.

Keduanya memiliki beberapa persamaan yaitu sama-sama memiliki akun perlengkapan, beban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, beban yang masih harus dibayar, dan penyusutan aktiva tetap.

Kedua jenis contoh jurnal penyesuaian ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Yang mana pada jurnal penyesuaian perusahaan dagang terdapat akun persediaan barang dagang sementara pada perusahaan jasa tidak ada.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa transaksi perusahaan dagang lebih banyak daripada transaksi di perusahaan jasa.

Akun-akun yang memerlukan penyesuaian untuk perusahaan dagang pun merupakan akun-akun yang ada di perusahaan jasa dan pengerjaan nya hanya bersifat mengulang.

Pada perusahaan dagang umumnya terdapat dua sistem pencatatan barang dagang yaitu sistem berkelanjutan (perpetual) dan sistem berkala (periodik).

Dalam praktiknya biasa perusahaan akan lebih sering menggunakan sistem periodik.

Sistem periodik ditandai dengan setiap penjualan barang dagang dicatat sebagai akun penjualan dan penjualan barang masuk dalam akun penjual tanpa perlu dihitung harga pokoknya.

Untuk menentukan stok barang dagang, maka pada akhir periode dilakukan perhitungan persediaan barang dagang yang ada di gudang.

Persediaan barang inilah yang dinamakan sebagai persediaan barang dagang akhir.

Dalam menentukan hasil usaha pada periode tertentu, jumlah barang yang terjual dianggap sebagai beban dan barang yang belum terjual dianggap sebagai aktiva.

Karena jumlah barang yang dibeli belum tentu sama dengan jumlah barang yang laku dalam satu periode maka sangat penting dilakukan penyesuaian.

Selain terdiri dari perusahaan dagang dan jasa jurnal penyesuaian setidaknya juga memiliki 3 tipe akun yaitu:

Tipe Akrual

Contoh jurnal penyesuaian akrual meliputi pendapatan yang belum dicatat atau diterima dan biaya yang belum dicatat atau dibayar. Misalnya beban bunga terhadap pinjaman yang belum dibayar.

Tipe Pembayaran di Muka

Termasuk pembayaran di muka adalah pendapatan diterima di muka dan dicatat sebagai kewajiban, sebagai aset, sebagai biaya, atau sebagai pendapatan dan biaya dibayar di muka.

Misalnya pendapatan di terima di muka, perlengkapan kantor, sewa prabayar, asuransi prabayar, dll.

Tipe Non-Tunai

Seperti namanya, contoh jurnal penyesuaian non-tunai ini mencatat item-item yang bersifat non-tunai seperti piutang tak tertagih, penyusutan, dan lain sebagainya

Fungsi dan Tujuan Jurnal Penyesuaian

Secara umum, contoh jurnal penyesuaian berfungsi untuk menghitung pendapatan dan beban pada suatu periode pembukuan.

Selain itu, salah satu fungsi penting dari jenis jurnal ini adalah untuk menetapkan saldo catatan akun buku besar yang disusun pada akhir periode.

Lebih dari itu, contoh jurnal penyesuaian memiliki beberapa fungsi lain, seperti:

  • Untuk menghitung estimasi atau memperkirakan pendapatan atau beban yang dimiliki perusahaan dalam suatu periode.
  • Agar dapat menampilkan akun riil (harta, kewajiban, dan modal) dan akun nominal (pendapatan dan beban) yang valid pada suatu periode.
  • Untuk menetapkan saldo catatan yang harus dimasukkan pada buku besar di akhir periode.

Sementara itu contoh jurnal penyesuaian memiliki beberapa tujuan, di antaranya:

  1. Untuk memilah akun yang belum tertata rapi atau masih bercampur dengan akun-akun lain. Dengan melakukan penyesuaian maka akun riil dan akun nominal akan akan terpisah.
  2. Untuk mempertahankan konsistensi pembukuan sesuai dengan panduan yang sudah ditentukan.
  3. Untuk memberikan gambaran yang detail dan lengkap mengenai jumlah beban dan pendapatan yang dimiliki suatu perusahaan.
  4. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan ketika pencatatan pembukuan.
  5. Untuk mempermudah pemilik perusahaan untuk mengetahui performa keuangan perusahaan.
  6. Untuk memastikan bahwa laporan laba rugi yang telah dibuat hanya melaporkan pendapatan perusahaan selama satu periode.
  7. Untuk memastikan bahwa piutang yang tercantum di neraca merupakan nilai atau jumlah sesungguhnya yang berhak diterima perusahaan di akhir periode.
  8. Untuk melakukan pengecekan terhadap laporan laba rugi yang mencakup biaya dan kerugian yang dialami perusahaan.
  9. Untuk memastikan bahwa neraca sudah mencakup kewajiban yang perlu diselesaikan oleh perusahaan.

Cara Membuat dan Contoh Jurnal Penyesuaian

contoh jurnal penyesuaian
Contoh jurnal penyesuaian untuk bisnis Anda via akuntansilengkap.com

Dalam membuat contoh jurnal penyesuaian, terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu:

  • Membuat neraca saldo yang belum disesuaikan terlebih dahulu.
  • Menganalisis masing-masing akun dalam buku besar.
  • Mencari data transaksi yang telah tercatat namun tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
  • Mencari transaksi yang sudah terjadi namun belum tercatat atau hilang.
  • Mencatat ayat jurnal penyesuaian

Namun, perlu diketahui kalau tidak semua akun memerlukan contoh jurnal penyesuaian. Ada 6 akun dalam akuntansi yang pada akhir periode memerlukan penyesuaian, di antaranya:

  1. Akun Perlengkapan. Dalam satu periode, perlengkapan baik di perusahaan jasa maupun barang pasti dilakukan pemakaian. Sehingga, dalam pembukuan perlu dilakukan penyesuaian terhadap akun perlengkapan.
  2. Akun Aktiva Tetap. Dalam satu periode pasti terjadi penyusutan aktiva sehingga akun ini harus disesuaikan.
  3. Akun Pendapatan diterima di Muka. Pendapatan diterima di muka juga harus dilakukan penyesuaian karena prestasi nantinya akan diserahkan ke pelanggan seiring berjalannya waktu.
  4. Akun Beban dibayar di Muka. Akun beban dibayar di muka perlu dilakukan penyesuaian apabila terdapat penjualan yang telah jatuh tempo.
  5. Akun Pendapatan. Akun pendapatan perlu disesuaikan jika ada pendapatan yang belum terhitung.
  6. Akun Beban. Akun beban memerlukan penyesuaian jika ada beban yang belum terhitung pembayarannya.

Berikut ini contoh jurnal penyesuaian untuk kasus akun-akun tertentu secara umum:

Akun Penyusutan

Aktiva tetap yang sudah dipakai dalam suatu periode maka nilainya akan berkurang atau bahkan habis.

Jika hal ini terjadi, maka akun aktiva tetap harus dibuatkan jurnal penyesuaiannya. Misalnya, klinik kecantikan dr. Ayu membeli peralatan facial baru dengan harga Rp3.000.000.

Namun, setelah 1 tahun digunakan untuk perawatan wajah, alat tersebut nilai ekonomisnya berkurang menjadi Rp2.300.000.

Karena aktiva tersebut akan terus digunakan, maka ke depannya nilainya akan terus menyusut atau berkurang. Untuk itu, aktiva tetap harus disesuaikan pada akhir periode pembukuan.

Pengurangan nilai tersebut disebut dengan penyusutan dan akan menjadi bahan penyusutan aktiva tetap.

Setelah dibuatkan jurnal penyesuaian, nantinya beban penyusutan akan masuk ke dalam laporan laba rugi.

Contoh jurnal penyesuaian untuk penyusutan aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebit akun beban penyusutan kemudian mengedit akun akumulasi penyusutan aktiva tetap.

Cara membuat jurnal penyesuaian untuk kasus ini adalah dengan mendebit beban penyusutan aktiva tetap dan aktiva tetap pada kolom kredit.

Akun Biaya yang Harus Dibayar

Akun biaya yang harus dibayar biasa disebut juga dengan utang beban. Biaya yang harus dibayar termasuk beban yang menjadi kewajiban perusahaan namun belum dilakukan pencatatan atau pembayaran.

Misalnya, klinik kecantikan dr. Ayu belum membayarkan gaji salah satu karyawan sebesar Rp1.000.000 pada bulan Desember.

Hal ini dikarenakan karyawan tersebut mengambil cuti pada pertengahan bulan Desember karena ada acara di luar kota.

Nominal yang belum dibayarkan maka harus dimasukkan dalam akun beban gaji karyawan yang belum dibayar pada jurnal penyesuaian di periode tersebut.

Akun Piutang Pendapatan yang Harus Diterima

Akun ini biasa disebut juga dengan akun piutang pendapatan. Maksud dari pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang seharusnya sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada akhir periode.

Akun Pemakaian Perlengkapan

Suatu perlengkapan nilainya akan semakin berkurang karena digunakan untuk operasional perusahaan.

Perlengkapan yang sudah digunakan harus dibuatkan jurnal penyesuaian agar nilainya valid pada akhir periode.

Misalnya, pada awal September klinik kecantikan dr. Ayu membeli krim perawatan wajah untuk persediaan satu bulan senilai Rp300.000.

Setelah memasuki akhir bulan, krim tersebut hampir habis dan nilainya diperkirakan hanya tinggal Rp15.000 saja.

Berdasarkan kondisi tersebut klinik kecantikan harus mengubah saldo perlengkapan yang sudah dicatat dengan nilai Rp300.000 menjadi Rp15.000.

Untuk mengubah saldo ini, maka akun pemakaian perlengkapan perlu dibuatkan jurnal penyesuaian.

Akun Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka adalah semua jenis biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang dibebankan untuk periode yang akan datang.

Misalnya, pada 1 April 2020 klinik kecantikan dr. Ayu membayar sewa ruko untuk jangka waktu dua tahun (2020-2021) sebesar Rp 28.000.000.

Maka, pada 1 April 2020 klinik kecantikan dr. Ayu memiliki saldo akun biaya dibayar di muka sebesar Rp 28.000.000. Namun, pada akhir periode 2020, saldo akun biaya dibayar di muka akan berkurang.

Hal ini dikarenakan sebagian saldo diakui sebagai beban sehingga perlu saat akhir periode perlu dibuat contoh jurnal penyesuaian untuk memastikan saldonya.

Baca juga: Pengertian dan Contoh Soal Jurnal Penyesuaian untuk Perusahaan Dagang dan Jasa

Akun Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan di terima di muka adalah pendapatan yang sudah diterima oleh perusahaan dari konsumen atau pelanggan untuk periode berikutnya.

Misalnya, pada Januari 2020 klinik kecantikan dr. Ayu menerima uang dari pelanggannya yang bernama Silvia sebesar Rp6.000.000. Biaya tersebut digunakan untuk perawatan uang Silvia selama 2 tahun.

Saldo akun pendapatan diterima di muka akan berkurang menjadi Rp3.000.000 pada akhir periode 2020.

Hal ini dikarenakan selama Januari-Desember 2020 sebagian saldo pendapatan yang diterima di muka tersebut merupakan pendapatan pada periode 2020. Sementara itu, sisanya sebesar Rp3.000.000 digunakan untuk periode 2021.

Untuk menyelesaikan kasus-kasus penyesuaian di atas biasa membuat contoh jurnal penyesuaian seperti di bawah ini:

Itulah dia definisi, jenis-jenis, fungsi, dan contoh jurnal penyesuaian untuk perusahaan.

Dengan menyimak informasi di atas semoga pembukuan bisnis atau perusahaan Anda menjadi lebih tertata dan terperinci.

Pembukuan atau akuntansi menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan karena mempermudah kita dalam mengetahui pengeluaran dan pemasukan yang sebenarnya.

Dengan demikian Anda bisa menentukan apakah perusahaan mengalami kerugian atau mendapatkan laba pada akhir periode.

Tinggalkan komentar