Depresi Pada Anak Remaja: Penyebab, Ciri, Solusi

Masa remaja terlihat memang sangat menyenangkan, karena tidak perlu dipusingkan dengan berbagai masalah seperti orang dewasa.

Ketika remaja, maka anak biasanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk sekolah dan bermain dengan teman. Namun ternyata, depresi pada anak remaja juga bisa terjadi di beberapa orang anak.

Transisi dari masa anak-anak dan dewasa remaja bisa saja menjadi waktu yang sulit bagi remaja. Dari sisi psikologis anak remaja yang belum matang, maka biasanya akan memberontak dengan sesuatu yang tidak disetujui. Inilah yang akhirnya membuat emosi remaja semakin bergejolak.

Kehidupan sosial seperti hubungan dengan teman, keluarga, percintaan atau akademis juga nantinya bisa membuat anak remaja tertekan.

Bahkan stres ringan saja nantinya bisa berkembang menjadi depresi pada anak remaja. Berikut akan dijelaskan beberapa hal seputar depresi pada anak remaja selengkapnya.

Faktor Penyebab Depresi Pada Anak Remaja

  1. Sedang mengalami perubahan hormon.
  2. Faktor biologis yakni depresi yang terjadi pada saat neurotransmitter yakni bahan kimia otak mengalami gangguan.
  3. Trauma yang terjadi ketika masa anak-anak seperti kehilangan orang tua, pelecehan fisik atau pelecehan emosional.
  4. Terbiasa berpikir negatif.

Ciri Depresi Pada Anak Remaja

Saat depresi pada anak remaja terjadi, maka anak bisa kehilangan semangat dan motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Anak juga biasanya lebih senang menyendiri dan mengurung diri untuk menenangkan pikiran serta perasaan. Selain itu, remaja yang mengalami depresi juga bisa memperlihatkan beberapa ciri karena banyak hal, seperti:

Depresi Pada Anak Remaja
Depresi Pada Anak Remaja via epuchildren.org

1. Berbeda Dengan Perasaan Sedih Biasanya

Sedih, putus asa dan kecewa memang sangat wajar terjadi pada fase perkembangan anak remaja. Meski gejala depresi serupa dengan perasaan sedih, namun bukan berarti ketika anak sedih maka sedang mengalami depresi.

Setidaknya, orang tua harus mengajak anak berbicara untuk mengetahui apakah anak bisa mengelola perasaaannya atau tidak.

Akan tetapi jika anak sedih terlalu lama, maka ini bisa mengganggu kehidupan anak remaja. Untuk itu, pergi memeriksakan anak ke dokter sangat disarankan. Ini penting untuk melihat keadaan anak yang sebenarnya dan penanganan yang terbaik.

2.Tidak Tidur Cukup

Penyebab depresi pada anak remaja selanjutnya adalah karena tidak bisa tidur cukup atau nyenyak. Remaja memang rentan mengalami isu kesehatan jangka panjang seperti salah satunya adalah depresi. Ditambah lagi, sibuk bermain gadget seperti game atau media sosial bisa membuat anak semakin sulit tidur.

Penggunaan media sosial di kalangan anak remaja bahkan juga berhubungan dengan meningkatkan stres psikologis.

Semuanya ini saling berhubungan untuk memperburuk dan memicu terjadinya depresi pada remaja. Dari penelitian di University of Glasgow, pemakaian media sosial juga sangat berdampak pada kualitas tidur.

Anak nantinya akan lebih sering online hingga larut malam dan akan berpengaruh ke semua kondisi kesehatan anak.

Ini akan semakin buruk untuk anak yang memang tidak bisa lepas dari media sosial. Bahkan dari jurnal Cyberpsychology dikatakan jika remaja yang ketagihan sosial media akan memperburuk kondisi mentalnya.

3. Memperlihatkan Perilaku yang Negatif

Ciri depresi pada anak juga bisa dilihat dari perubahan perilaku anak yang kurang baik. Anak nantinya akan semakin mudah tersinggung, marah, mengeluh, menangis atau membantah. Anak juga biasanya semakin sering berbohong serta menyalahi aturan yang sudah diterapkan di rumah.

Contohnya, anak lebih sering keluar hingga malam atau tidak mau mengerjakan tugas rumah yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Baca: Kenapa anak remaja susah diatur dan cara mengatasinya

4. Semakin Mudah Merasa Takut

Ciri berikutnya dari depresi pada anak adalah semakin mudah merasa takut. Anak yang tiba-tiba merasa takut seperti bertemu orang asing dan lainnya kemungkinan besar menjadi tanda jika anak sedang mengalami depresi.

Jika sebelumnya anak adalah orang yang pemberani namun berubah sikapnya, maka bisa dikatakan depresi yang dialami anak sudah cukup parah.

5. Menarik Diri Dari Pergaulan atau Keluarga

Depresi Pada Anak Remaja
Depresi Pada Anak Remaja via cdhp.org

Ketika sedang depresi, maka kemungkinan besar anak akan menghindari interaksi dengan teman serta keluarga.

Jika anak selalu menghindar ketika ditanya sesuatu, tidak mau makan bersama dan sering menyendiri di kamar, maka anak sedang depresi. Selain itu, jika anak lebih jarang bermain dengan teman juga menjadi ciri dari depresi pada anak.

6. Sakit Tanpa Sebab yang Jelas

Apabila depresi yang dialami anak sudah sangat serius, maka akan timbul beberapa gejala fisik. Anak secara mendadak bisa mengalami sakit kepala, sakit perut hingga pusing.

Namun saat diperiksa ke dokter, anak dikatakan tidak sedang mengidap sebuah penyakit. Gejala anak sakit ini bisa terjadi akibat reaksi tubuh terhadap depresi yang sedang dialami anak remaja.

7. Nafsu Makan Mengalami Perubahan

Ciri depresi pada anak selanjutnya adalah mengalami perubahan nafsu makan. Nafsu makan anak bisa naik turun ketika sedang depresi.

Mungkin saja ketika nafsu makan anak turun, maka akan mengatakan jika tidak lapar atau tidak enak makan. Sementara jika nafsu makan sedang naik, maka anak lebih cepat lapar dan banyak ngemil.

8. Mengompol

Bukan hanya anak-anak yang sering mengompol, namun anak remaja juga bisa mengompol ketika sedang depresi. Umumnya ketika anak sedang depresi, maka anak remaja bisa mengompol seperti anak kecil. Ini terjadi tidak sengaja dan terpengaruh karena depresi yang dialami anak remaja saat sedang tidur.

9. Tidak Bisa Berkonsentrasi Dengan Baik

Karena sedang pusing dengan depresi yang sedang dialami, maka anak akan kesulitan untuk berkonsentrasi. Ketika di sekolah atau saat mendengarkan apa yang diperintah orang tua bahkan menonton TV, anak tetap tidak bisa berkonsentrasi.

Anak bahkan bisa menatap dengan kosong atau menunduk saat melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Ini menandakan jika anak sedang kesulitan berkonsentrasi pada sesuatu yang sedang dilakukan.

Baca: Penyebab anak susah konsentrasi dan cara mengatasinya

Cara Mencegah Depresi Pada Remaja

Depresi Pada Anak Remaja
Depresi Pada Anak Remaja via hcheverychild.org

Jaga hubungan pertemanan dengan baik

Hubungan pertemanan yang dijalin dengan positif nantinya bisa meningkatkan rasa percaya diri anak. Selain itu, menjalin hubungan pertemanan juga bisa membantu anak untuk tetap terhubung dengan lingkungan.

Selalu berpikir positif

Dengan selalu berpikir positif, maka anak remaja akan terhindar dari pikiran negatif yang bisa membuat anak kecewa atau sedih. Salah satunya adalah pada saat anak mengalami krisis rasa percaya diri.

Selalu aktif

Olahraga atau kegiatan di sekolah sangat penting untuk anak remaja agar bisa selalu aktif. Dengan begitu, anak remaja bisa terhindar dari segala hal yang negatif.

Cara Mengatasi Depresi Pada Anak Remaja

Pelajari mengenai depresi pada anak remaja

Cara pertama untuk mencegah depresi pada anak remaja adalah dengan mengetahui gejala atau tandanya. Selain itu, pengobatan serta perawatan untuk anak remaja yang sedang depresi juga harus diketahui dengan baik.

Komunikasikan dengan anak

Saat anak terlihat mengalami tanda depresi, maka sebaiknya ajak untuk berkomunikasi. Dengan begitu, apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh anak bisa diketahui dengan baik. Ini akan membantu anak agar merasa tidak sendirian ketika sedang mengalami hal yang sulit.

Bantu anak melewati masalah yang sulit

Ketika anak sedang depresi, maka akan menimbulkan beberapa gejala yang bisa menganggu aktivitas sehari-hari. Untuk itu, orang tua harus selalu ada supaya bisa membantu anak melewati masa sulitnya.

Mengikuti pengobatan dan perawatan teratur

Anak harus dipastikan untuk selalu mengikuti pengobatan serta perawatan dokter. Ini juga termasuk memastikan anak minum obat yang sudah dianjurkan oleh dokter.

Jika gejala depresi pada anak sudah mulai terlihat, maka sebaiknya jangan abaikan gejala tersebut. Jangan biarkan depresi terlalu lama karena bisa memberikan dampak negatif misalnya saja anak suka membanting barang. Bahkan, depresi yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan gangguan jiwa pada anak. – Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar