6 E Commerce di Indonesia, Populer dan Perkembangannya

Semakin berkembangnya dunia digital, belanja pun bisa dilakukan secara online via aplikasi jual beli yang dikenal dengan e commerce. Perkembangan e commerce di Indonesia sendiri tergolong pesat lantaran segudang kemudahan, kepercayaan, dan kepraktisan yang ditawarkan.

Hal-hal sederhana yang tidak didapat kala berbelanja di toko fisik semacam ini membuat pengguna merasa lebih nyaman bertransaksi jual beli dengan e-commerce atau secara online.

Industri e commerce di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat bahkan persaingannya sudah sangat terasa begitu ketat untuk menarik pelanggan.

Hal ini menyebabkan mulai banyak pelaku usaha beralih ke arah digital beberapa tahun belakangan.

Perkembangan E Commerce di Indonesia

Apa itu E Commerce? E Commerce adalah jual beli secara elektronik dengan konsep pemasaran barang atau jasa menggunakan sistem elektronik melalui internet. Salah satu aktivitas e-commerce adalah dilakukan oleh marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Freelancer, dan lainnya.

Tergolong sebagai bagian dari e-business, e-commerce memiliki cakupan yang lebih luas tidak hanya perniagaan tapi juga pengolaborasiaan mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan kerja, dan lainnya.

Tidak hanya jaringan www, tapi juga memerlukan teknologi basis data, email, teknologi non-komputer lain, dan alat pembayaran.

Di Indonesia, Internet Service Provider (ISP) komersial pertama di Indonesia yaitu Indosat menjadi e-commerce pertama yang mulai ada tahun 1994.

Indonesia menjadi salah salah negara yang angka pertumbuhan e-commercenya cukup tinggi yang membuat banyak pelaku usaha mengembangkan usahanya ke arah digital.

Pertumbuhan e-commerce yang semakin tinggi juga dilatarbelakangi dengan penggunaan internet yang terus bertambah di Indonesia. M

akanya tidak heran kalau e-commerce meraih keuntungan yang besar terutama dengan berbagai keistimewaan dan kemudahan yang ditawarkannya.

Selain penggunaan internet yang terus meningkat, pertumbuhan e-commerce kemungkinan juga dipengaruhi dengan adanya pandemi Covid-19.

Adanya pandemi saat ini membuat banyak orang mau tidak mau harus mengandalkan situs belanja online sebagai media untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dikutip dari beberapa media, pada tahun 2018, e commerce di Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 78%.

Dimana 17.7% diantaranya adalah transaksi dari pembelian tiket pesawat dan pemesanan hotel, 10% berasal dari belanja kosmetik dan produk kesehatan, lalu sekitar 11.9% berasal dari pembelian pakaian dan alas kaki.      

Jika dilihat dari hasil statistik tersebut, maka tidak aneh kalau memiliki situs e-commerce akan menjadi sangat menguntungkan terutama untuk Anda yang memiliki bisnis ataupun yang baru saja mau memulai.

Sebuah data mengatakan bahwa 90% pengguna internet di Indonesia sudah pernah melakukan belanja online dan membuatnya berada di peringkat tertinggi dalam penggunaan e-commerce. Di tahun 2022 ini, McKinsey memprediksi industri e commerce di Indonesia akan mencapai nilai 40 miliar USD.

Semakin berkembang e commerce di Indonesia akan menyebabkan naiknya potensi untuk terus mengakuisis konsumer dan e-commerce diprediksi akan terus meningkatkan ekonomi Indonesia.

Pembukaan toko online pada e-commerce yang tergolong cukup mudah akan membantu UMKM untuk menjual produknya dengan jangkauan konsumen yang lebih luas.

Daftar E Commerce di Indonesia dengan Popularitas Tinggi

e commerce di Indonesia

Saat ini, penikmat belanja online via e commerce di Indonesia terus meningkat karena berbagai kemudahan yang ditawarkan bahkan tak jarang harganya lebih murah dibandingkan berbelanja secara langsung.

Bisnis e commere di Indonesia sendiri juga sudah berlangsung sejak lama dan semakin banyak masyarakat yang mengaksesnya.

Makanya, tidak heran kalau beberapa jenis e-commerce terus berkembang dengan pesat untuk ikut meramaikan sistem belanja online di dunia maya. Berikut beberapa e commerce di Indonesia yang popularitasnya begitu melejit:

1. Shopee

Shopee merupakan salah satu jenis e-commerce B2C yang pertama kali hadir tahun 2015 di Singapura yang terus memperluas jangkauannya ke negara-negara di Asia Tenggara lainnya termasuk juga Indonesia.

Menurut data dari iPrice rata-rata pengunjung Shopee pada kuartal ketiga 2021 sekitar 134 juta lebih dan menjadikannya sebagai salah satu e-commerce yang banyak dikunjungi masyarakat Indonesia. Shopee berhasil menjadi salah satu e-commerce yag memiliki tingkat transaksi paling tinggi.

Meskipun dikatakan masih baru, tapi platform belanja online satu ini tidak bisa disepelekan, terutama dengan beragam promosi yang ditawarkan dari gratis ongkir, cashback, undian, flash sale.

Ada fitur lainnya yaitu inovatif dan Gamification yang bisa dimanfaatkan berbagai game interaktif seperti Shopee Tanam, dan lainnya.

Perusahaan induk Shopee adalah Sea Group dengan perusahaan Tencent yang menjadi pemegang usaha utama Sea Group dengan nilai 39.7%. Kemudian ada perusahaan Blue Dolphins Venture yang turut memegang saham Shopee sebesar 15%.

Lalu, Forrest Li sebagai pendiri Sea Group juga ikut membeli saham Shopee dengan valuasi 20%. Gang Ye sebagai Chief Operating Officer dari Sea Group juga ikut memegang 10% saham Shopee.

Baca juga: Profil dan Struktur Organisasi Perusahaan Shopee

2. Tokopedia

Contoh lainnya adalah Tokopedia yang merupakan e commerce di Indonesia karya anak bangsa yaitu William Tanuwijaya dengan jumlah pengunjung sebesar 158 juta lebih pada kuartal ke 3 tahun 2021 versi situs iPrice.

Untuk kepemilikan saham utama dari Tokopedia adalah Softbank dengan nilai valuasi hampir 40%, lalu Alibaba dengan kepemilikan sebesar 25%, kemudian Leontinus Alpha Edison sebagai Co-Founder dan Vice Chairman Tokopedia memiliki saham sebanyak 2.3%. Untuk William Tanuwijaya sendiri memiliki saham sebesar 5.6%.

Tokopedia bahkan rela membayar mahal publik figure sebagai brand ambassador mereka salah satunya adalah BTS boygroup asal Korea Selatan. Tindakan ini dilakukan untuk menarik minat dari generasi mudah termasuk generasi X dan generasi milenial.

Quick Reply merupakan salah satu hasil inovasi Tokopedia yang memungkinkan para pelapak untuk bisa membalas pesan pembeli tanpa harus membuka aplikasi. Dari sisi penjual terdapat fitur Summary Sale and Order yang memudahkan pembeli untuk berbelanja online melalui aplikasi Tokopedia.

3. Bukalapak

Selanjutnya ada Bukalapak dengan jumlah pengunjung sekitar 30 jutaan pada kuartal ketiga tahun 2021 dan merupakan situs e commerce Indonesia asli.

Memiliki 3 pemegang saham utama yaitu Ant Financial, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, dan GIC Singapura, serta Emtek melalui PT Kreatif Media Karya memiliki saham Bukalapak sekitar 36.86%.

Startup yang resmi diluncurkan sejak 2010 termasuk salah satu unicorn yang ada di Indonesia dan memiliki penggunakan yang cukup banyak. Bukalapak hadir untuk mewadahi banyak pelapak dengan platformnya, dan memang cukup sukses dan diminati.

Selain itu, Bukalapak juga memberikan inovasi baru yaitu Buka Pengadaan yang akan menjadi solusi untuk perusahaan, UMKM, bahkan pemerintah yang memerlukan layanan e-procurement.

Inovasi ini memungkin untuk melakukan pengadaan barang atau proyek dengan lebih transparan dan minim kecurangan.

4. Orami

Selain situs belanja online, ada juga marketplace orami sebagai markerplace parenting yang memiliki jumlah pengunjung sekitar 12 juta orang pada kuartal ketiga versi iPrice. Orami memiliki target para orang tua dan ibu hamil, e commerce di Indonesia ini juga menerapkan model bisnis inventori.

Model bisnis inventori pada Orami yaitu dengan mengambil barang dari suatu brand dan penjual lalu menjualnya, artinya penjualan secara langsung oleh marketplace.

Kategori produk yang dijual Orami adalah perabotan kamar bayi, perawatan bayi dan anak, mainan, produk ibu hamil dan menyusui, dan sebagainya.

Di awal bisnis Orami adalah e-commerce dan menjadi backbone perusahaan pada tahun 2013 dengan CEO saat ini adalah Ferry Tenka.

Investor yang pernah terlibat adalah Gobi Partners, Sinar Mas Digital Ventures, Velos Ventures, Ardent Capital. Eduardo Saverin seorang Co-Founder dari Facebook, pernah tercatat mendanai Orami.

5. Bhinneka

Bhinneka adalah perusahaan e commerce di Indonesia yang umurnya paling dengan jumlah pengunjung sekitar 4.5 juta orang.

Pada awalnya, Bhinneka yang menjual produk elektronik, tapi sekarang sudah memiliki banyak merchant yang menjual berbagai produk dari keperluan industri, otomotif, dan lainnya.

Platform ini, memperkuat posisinya sebagai marketplace, dengan mulai membantu untuk memenuhi kebutuhan bisnis B2B dan bekerja sama dengan pemerintah B2A. Dalam menyediakan produk dan layanan, Bhinneka melakukan banyak inovasi, termasuk dalam kategori Computer/IT. Communication Technology, dan Consumer Electronics.

Pendiri dan CEO dari Bhinneka adalah Hendrik Tio, merintis perusahaannya sebagai distributor untuk produk IT seperti PC Build Up dan PC Compatible, sampai dengan rancang bangun perangkat lunak jasa jaringan (LAN/WAN).

Pengalamannya sebagai marketplace lebih dari 20 tahun dengan invosi yang tidak berhenti untuk melayani para pelanggan dengan lebih baik. Bhinneka menawarkan peace of mind pada setiap pelanggan baik individu, SMB, sampai Enterprisese, kapanpun dan dimanapun.

6. Ralali

Ralali menjadi salah satu e commerce di Indonesia yang masuk dalam 10 besar dengan jumlah pengunjung paling banyak versi iPrice dengan jumlah pengunjung 5.5 jutaan. Markeplace B2B ini menyediakan berbagai kategori produk seperti bahan bangunan, peralatan kantor, keperluan Horeca, dan lainnya.

Terdapat beberapa layanan yang ditawarkan Ralali untuk pebisnis yang berjualan di e-commerce, diantaranya adalah bantuan permodalan, fitur permintaan harga, layanan logistik, penghubung brand dan distributor, dan lain sebagainya.

Hadirnya e commerce di Indonesia banyak memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak, baik itu pemilik usaha maupun pengguna. Makanya tidak heran jika pertumbuhan  e-commerce terus melonjak tinggi karena pelanggan yang melakukan belanja online juga kian meningkat.

Tinggalkan komentar