Hingga sekarang, ada banyak orang yang senang tentang semua hal yang berkaitan dengan puisi baik itu membuat atau sekedar membacakannya.
Puisi juga bisa dibuat dalam banyak bahasa mulai dari bahasa Indonesia, bahasa Inggris hingga bahasa jawa. Puisi atau geguritan bahasa Jawa sendiri jadi salah satu yang digemari terutama yang suka dengan karya sastra kedaerahan.
Kata geguritan sendiri diambil dari kata “gurit” yang berarti tulisan atau kidung. Guritan sendiri memiliki arti seni sastra puisi memakai bahasa Jawa dan sering dilagukan memakai pupuh atau tembang merdu.
Geguritan bahasa Jawa sendiri sudah ada sejak lama yang dibuat pujangga sebagai sebuah bentuk sindiran untuk kolonial atau raja berkuasa.
Sedangkan untuk pencipta atau penulis geguritan dinamakan dengan penggurit. Para penggurit memakai sastra bahasa Jawa tinggi serta bermajas. Agar lebih jelas, berikut adalah penjelasan tentang geguritan bahasa Jawa lengkap dengan contohnya.
Ciri-ciri Geguritan Bahasa Jawa
- Geguritan bahasa Jawa mempunyai aturan dasar seperti guru wilangan, guru lagi dan juga guru gatra.
- Ketika membuat geguritan maka dipakai kalimat yang punya makna atau arti.
- Bahasa yang dipakai merupakan bahasa yang indah dan juga sopan.
- Biasanya dalam geguritan disertakan nama pengarangnya.
Unsur Intrinsik Geguritan Bahasa Jawa
Supaya bisa membuat geguritan yang benar dan baik, maka harus memperhatikan unsur dari intrinsik. Nantinya, beberapa unsur intrinsik akan menjadi penentu dari hasil geguritan yang sudah dibuat. Berikut adalah beberapa unsur intrinsik dalam geguritan bahasa Jawa:
- Tema: Ini adalah unsur intrinsik yang harus ada di dalam geguritan. Tema menjadi unsur terpenting dan tentunya berpengaruh pada isi dari geguritan tersebut. Tema juga disebut dengan ide pokok yang diberikan pembuat untuk pembacanya.
- Diksi: Dalam sebuah geguritan juga harus terdapat pilihan kata atau disebut dengan diksi. Kata yang ada dalam geguritan menjadi pokok untuk menyampaikan ide supaya bisa diterima memakai bahasa yang bagus. Diksi juga menjadi penting karena aturan guru wilangan, guru lagi dan juga guru gatra.
- Gaya bahasa: Unsur intrinsik berikutnya dalam geguritan adalah gaya bahasa. Nantinya, gaya bahasa yang dipakai akan berpengaruh pada keindahan dari geguritan. Dengan menggunakan gaya bahasa yang tepat, maka bisa lebih mudah dipahami oleh pembacanya.
- Citraan: Citraan yang juga sering disebut imajinasi juga menjadi intrinsik dalam sebuah geguritan. Ini dipakai untuk memberi gambaran yang nantinya dapat diraba indra. Dengan adanya citraan, maka ide yang mau disampaikan seolah hadir nyata untuk pembacanya.
- Latar: Latar juga masuk dalam intrinsik geguritan yang akan berpengaruh pada hasilnya. Latar dibedakan dalam beberapa jenis seperti menjelaskan lokasi kejadian, waktu kejadian serta suasana. Ketiga jenis latar ini sebaiknya dipakai dalam pembuatan geguritan bahasa Jawa.
- Amanat atau pesan: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, geguritan digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan atau amanat.
- Rima: Rima merupakan unsur intrinsik geguritan yang bisa memperindah hasil. Rima sendiri berbentuk pengulangan bunyi di awal, tengah serta akhir. Rima ini berguna untuk membantu pembaca menemukan irama dalam sebuah geguritan.
- Enjambment: Unsur intrinsik ini juga harus ditambahkan dalam sebuah geguritan. Enjambment merupakan pemotongan kalimat, kata atau frase yang akan diakhiri dengan lirik. Tujuannya adalah untuk memberi penekanan di kata tertentu sekaligus menghubungkan ke bagian selanjutnya.
- Perasaan: Ketika membuat geguritan, maka unsur dari perasaan harus dimasukkan. Ini merupakan sikap yang dimiliki penulis supaya bisa memberikan penekanan. Contohnya seperti senang, konsisten, kecewa, simpatik, sedih dan sebagainya.
Jenis Geguritan Bahasa Jawa
Geguritan bahasa Jawa bisa dibuat dalam beberapa jenis. Masing-masing jenis geguritan juga memberikan detail yang berbeda. Ini artinya, jenis geguritan yang berbeda juga akan memberi arti yang juga berbeda. Berikut beberapa jenis dari geguritan bahasa Jawa:
- Geguritan deskriptif: Ini merupakan jenis geguritan yang paling umum untuk dijadikan sebuah tema. Biasanya, isi dari jenis geguritan ini adalah tentang kejadian yang dijelaskan secara deskriptif.
- Geguritan naratif: Jenis geguritan ini lebih cenderung bercerita tentang pengalaman pribadi atau diri sendiri. Nantinya, penulis akan membuat narasi mengenai sebuah pengalaman yang dialami sendiri.
- Geguritan sindiran atau kritikan: Ini merupakan jenis geguritan untuk mengkritik atau menyindir seseorang. Contohnya memberikan kritikan pada sebuah instansi, pemerintah, kebiasaan masyarakat dan sebagainya.
4 Geguritan Bahasan Jawa dengan Tema Berbeda
Geguritan Bahasa Jawa Bertemakan Agama Berjudul Gusti
Gusti
Dalem namung tiyang kang lemah
Kang boten saged mlampah piyambak
Gusti
Dalem namung tiyang ingkang gampil gripil
Tansah kegoda kesenengan donya
Gusti
Hamung siji panyuwunku
Tuntun dalem wonten ing margi kang padhang gusti
Duh Gusti
Geguritan bahasa Jawa dengan judul Gusti ini bercerita tentang manusia yang pada hakikatnya merupakan ciptaan Tuhan. Manusia hanya sebatas makhluk lemah serta mudah masuk ke jurang keburukan. Ada banyak manusia yang pada akhirnya tersesat sebab selalu memikirkan tentang dunia.
Pesan dari geguritan bahasa Jawa ini adalah manusia adalah makhluk Tuhan yang harus terus mengingat serta beribadah pada Tuhan. Ini disebabkan karena tujuan manusia diciptakan di dunia adalah untuk beribadah pada Tuhan. Dengan berdoa, maka nantinya manusia akan diberi petunjuk serta jalan lurus untuk menjalani kehidupan.
Geguritan Bahasa Jawa Bertemakan Ibu Berjudul Ibu
Ibu
anakmu kang dak wanti wanti
Kang dak kawatirake
Kak kok titipake ana pawiyatan luhur iki
Iki anakmu
Kang durung isa nyenengke ibu
Kang durung bisa nyenengke keluarga
Kang isih dadi tanggunganmu ibu
Nanging ibu
Anakmu iki bakal banggakke ibu
Banggakke keluarga kabeh
Anakmu rak bakal nyerah bu
Kanggo nyekel lintang ana langit
Kang kadhang ditutup mendhung
Kang kadhang mripat wae wis ora bisa weruh
Nanging anakmu iki janji ibu
Geguritan bahasa Jawa ini menceritakan seorang anak yang masih merasa belum bisa membanggakan ibu dan keluarga. Namun anak akan selalu merasa bangga dengan ibu dan keluarga serta berjanji tidak akan menyerah.
Untuk itu, sudah sepantasnya seorang anak selalu berusaha untuk menggapai impian agar bisa membanggakan semua anggota keluarganya.
Geguritan Bahasa Jawa Bertemakan Budi Pekerti Berjudul Begal
“Begal”
Begal…
Wong liya nyebut brandhal!
Saben dina ngasah gaman nganggo ungkal
Kanggo nodhong njero terminal
Begal…
Pinter golek akal
Sapa wae bakal didadekake tumbal
Begal utege wis mirip kadhal
Yen kecekel dulangen sandhal!
Begal saiki…
Luwih tega nglarani!
Nggawa pitul nembak wong nganti mati!
Nggawe gregetan para pulisi!
Begal dibrantas ana ngendi-endi
Ketemon ngrampas ditembak mati
Begal saiki wis kebangeten
Wus kerep nggawa korban
Donya brana asil rampogan
Haram hukume yen dipangan
Bakal nampa siksaning nraka jahanam
Geguritan bahasa Jawa berjudul Begal ini bercerita tentang seorang begal yang selalu mengasah senjata untuk berbuat kejahatan di terminal.
Perbuatan begal sekarang ini bahkan sampai memakan nyawa karena bisa sampai menembak mati seseorang. Intinya, puisi ini menceritakan jika hasil dari begal tersebut adalah haram dan tentu akan membuat seseorang masuk neraka.
Geguritan Bahasa Jawa Bertemakan Alam Berjudul Esuk Iki
“Merapi”
Merapi…
Saka kadohan katon gagah
Asep putih ndedel ing awiyat
Tilas dalan lahar katon cetha
Kena sunare Hyang Bagaskara
Merapi…
Saumpama kowe bisa crita
Kabeh kadadean ing tanah Jawa
Wiwit jaman Mataram Kuna
Nganti madege Kraton Ngayogyakarta
Merapi…
Sliramu anyekseni kridhaning bangsa
Wiwit nalika ngusir penjajah Walanda
Jaman mardika jaman Soekarno
Nganti jaman Soeharto
Jaman Habibie tumekaning Megawati lan Susilo
Merapi dadi saksi
Guritan Bahasa Jawa ini bercerita tentang keindahan dari Gunung Merapi yang sangat indah. Merapi sudah menyimpan cerita dari jaman Mataram Kuno sampai Keraton Yogyakarta.
Bisa dikatakan jika Gunung Merapi sudah menjadi saksi bangsa Indonesia dari mulai jaman kerajaan, mengusir penjajah dan jaman pemerintahan.
Bisa dikatakan jika geguritan bahasa Jawa merupakan salah satu dari sebuah karya sastra. Sama seperti puisi lainnya, dalam geguritan juga kata akan disusun sedemikian rupa untuk bercerita tentang perasaan, kejadian dan lainnya.
Semoga penjelasan dan contoh geguritan bahasa Jawa ini bisa memberikan pengetahuan tambahan yang bermanfaat ketika sedang semangat belajar bahasa Jawa. Semoga bermanfaat ya!
Editted by UN.
Ijin kutip beberapa geguritan untuk tugas sekolah ya kak
Silahkan, semoga membantu dan bermanfaat