Hamil Palsu: Penyebab, Gejala, Pemeriksaan, Penanganannya

Ketika wanita mengalami hamil palsu, hal yang akan dirasakan sama seperti tanda tanda hamil yang sebenarnya. Bahkan, berbagai tanda tersebut juga terjadi dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan layaknya sedang hamil.

Untuk itu, wanita yang mengalami kehamilan palsu akan kecewa dan sulit menerima kenyataan. Sebetulnya, penyebab hamil palsu atau pseudocyesis sampai saat ini masih belum diketahui.

Akan tetapi, tetap ada beberapa hal yang bisa menyebabkan wanita mengalami masalah ini. Wanita yang mengalami hamil palsu ini tetap merasakan beberapa gejala kehamilan seperti berat badan bertambah, mual dan muntah serta sakit punggung.

Beberapa tahun belakangan ini, dokter mulai menyelidiki tentang masalah hamil palsu tersebut. Walau tetap belum diketahui dengan pasti, namun diduga faktor psikologis bisa menipu tubuh sehingga merasa jika dirinya sedang hamil.

Baca juga: Hamil resiko tinggi

Apakah itu Hamil Palsu atau Pseudocyesis?

Pseudocyesis merupakan istilah medis dari hamil palsu yang juga disebut dengan phantom pregnancy. Kehamilan palsu ini akan ditandai dengan berbagai gejala kehamilan yang khas.

Beberapa gejalanya adalah perut yang membesar, berat badan bertambah, emosi tidak stabil, sakit pada bagian punggung dan gejala hamil lainnya.

Ternyata, masalah kehamilan palsu ini tidak hanya terjadi pada wanita namun juga pada pria. Pria yang mengalami kehamilan palsu disebut dengan kehamilan simpatik.

Pada pria biasanya akan terjadi ketika pasangannya sedang hamil sehingga ikut merasakan yang sedang dirasakan pasangannya. 

Gejala Hamil Palsu

Hamil Palsu
Cek kehamilan via ruangmom.com

Hamil palsu juga mengalami gejala seperti hamil sebenarnya, bahkan hasil tespek positif juga bisa ditunjukkan. Tidak hanya itu, masih ada beberapa gejala yang bisa terjadi, seperti:

  • Merasakan seperti ada pergerakan janin.
  • Perut terlihat membesar.
  • Terjadi gangguan periode menstruasi.
  • Payudara membesar, lembut, puting susu berubah dan bahkan hingga memproduksi ASI.
  • Berat badan bertambah.
  • Mual serta muntah.
  • Nafsu makan bertambah.
  • Ngidam.
  • Diare.
  • Sakit gigi.
  • Pembesaran payudara.
  • Sembelit.
  • Sakit Kepala.
  • Gangguan pencernaan.
  • Puting mengeras.
  • Insomnia atau susah tidur.
  • Servis lunak.

Beberapa gejala tersebut bisa terjadi beberapa minggu. Namun ada sebagian yang bisa mengalami gejala sampai 9 bulan bahkan bertahun-tahun. Bahkan pada beberapa wanita mengeluh merasakan hal yang sama seperti akan bersalin.

Penyebab Hamil Palsu

Hamil Palsu
Penyebab Hamil Palsu via halodoc.com

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan wanita mengalami kehmilan palsu. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:

1. Kondisi Kesehatan 

Hamil palsu kemungkinan merupakan hasil dari gejala fisik dari kondisi lainnya seperti  hipofisis atau kanker ovarium.

Kondisi tersebut bisa mengakibatkan kadar hormon meningkat, telat menstruasi dan juga perut yang membesar. Selain itu, riwayat depresi, masalah seperti susah hamil dan beberapa kali keguguran juga bisa menjadi penyebabnya.

2. Mengalami Masalah Psikologis

Pernah mengalami pelecahan seksual juga bisa memicu terjadinya kehamilan palsu. Ini disebabkan karena pelecehan sosial membuat wanita semakin rentan dengan masalah psikologis.

Meski penyebab hamil palsu tidak diketahui dengan pasti, namun gangguan psikologis tetap bisa meningkatkan risiko masalah ini.

Sedangkan sebagian wanita yang mengalami gangguan disasosiatif atau kepribadian ganda juga bisa mengalami hamil palsu. Selain itu, ada beberapa faktor risiko dari kehamilan palsu, seperti:

  • Wanita yang belum memasuki usia 40 tahun.
  • Infertilitas atau tidak subur.
  • Wanita dengan riwayat abortus atau pernah beberapa kali keguguran sebelumnya.
  • Memiliki emosi tidak stabil khususnya yang berkaitan dengn kehamilan.

Pemeriksaan Hamil Palsu

Untuk bisa menentukan seorang wanita mengalami hamil palsu atau tidak, maka dokter umumnya akan melihat gejala. Selain itu dokter juga akan memeriksa panggul serta melakukan USG perut.

Pemeriksaan yang dilakukan juga sama seperti pemeriksaan visualisasi bayi sebelum lahir di kehamilan normal.

Pada kasus ini, tidak akan terlihat bayi ketika dilakukan USG kehamilan dan juga tidak ada detak jantung. Namun terkadang, dokter akan melihat perubahan fisik sama seperti kehamilan seperti rahim membesar dan serviks lunak. Akan tetapi ketika dilakukan tes urine, maka hasilnya akan selalu negatif untuk kehamilan palsu ini.

Perbedaan Hamil Palsu dan Sebenarnya

Seorang wanita yang mengalami hamil palsu nantinya juga akan merasakan tanda serta gejala seperti sedang hamil. Dengan begitu, banyak wanita yang mengalami gejala ini berangapan jika dirinya sedang hamil.

Namun padahal tidak ada 3 tanda yang terjadi ketika hamil sebenarnya. 3 tanda tersebut adalah tidak ada detak jantung janin, janin tidak terlihat di USG serta tidak terjadi kelahiran bayi.

Diagnosa Kehamilan Palsu

Hamil Palsu
Ilustrasi konsultasi untuk mendapatkan diagnosa – via halodoc.com

Untuk menentukan apakah seorang wanita mengalami kehamilan palsu atau tidak, maka nantinya dokter akan melakukan beberapa tes.

Tes yang dilakukan sebenarnya hampir serupa dengan tes pada saat sedang hamil. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter:

1. USG

Tes pertama yang akan dilakukan oleh dokter adalah USG. Pada kehamilan palsu nantinya tidak akan terlihat adanya janin serta detak jantung.

Akan tetapi terkadang, dokter hanya akan melihat perubahan yang terjadi seperti rahim yang membesar dan serviks melunak. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan yakni pemeriksaan panggul.

2. Tes Urine dan Tes Darah

Tes selanjutnya yang akan dilakukan dokter untuk memeriksa apakah wanita mengalami hamil anggur atau tidak adalah tes urine dan darah. Tes urine sendiri sebenarnya dilakukan untuk memeriksa kehamilan dan untuk hamil palsu hasilnya akan negatif.

Sedangkan sampel darah akan diperiksa di laboratorium untuk memeriksa penyakit tertentu. Sedangkan kondisi lain serupa dengan kehamilan seperti obesitas, kaner dan kehamilan ektopik akan butuh tes lainnya.

Perawatan Hamil Palsu

Untuk perawatan hamil palsu, akan ada 2 faktor yang dijadikan bahan pertimbangan. Apabila disebabkan karena masalah fisik atau fisiologis, maka penyakit yang mendasari akan diatasi lebih dulu.

Contohnya penyakit kista ovarium, perawatannya meliputi perubahan gaya hidup, pengobatan dan kemungkinan tindakan medis. Namun jika disebabkan karena mental atau psikologis, akan dilakukan penanganan dari psikiater.

Efek Kehamilan Palsu

Berikut adalah beberapa efek yang bisa ditimbulkan akibat hamil palsu tersebut:

1. Efek Untuk Kondisi Fisik

Kebanyakan wanita yang mengalami hamil palsu percaya jika dirinya telah hamil akibat tanda kehamilan yang dirasakan. Contohnya saja menstruasi yang berhenti, payudara semakin besar, sering buang air kecil dan terjadi perubahan pada kulit.

Bahkan, wanita bisa mengalami perut yang terlihat membesar, morning sickness sampai kontraksi atau gerakan janin. Namun sebenarnya, semua yang dirasakan tersebut terjadi karena feses, gas, lemak dan bahkan urine yang menumpuk pada rongga perut.

Menghadapi berbagai tanda kehamilan tentunya tidak mudah karena beberapa diantaranya bisa mengganggu aktivitas. Gejala ini bisa terjadi hanya beberapa minggu bahkan sampai 9 bulan layaknya sedang hamil.

Untuk itu disarankan agar melakukan tes USG agar bisa memastikan apakah itu adalah kehamilan atau hanya hamil palsu.

2. Efek Untuk Kondisi Psikologis

Hal terberat akan dirasakan dokter dan keluarga saat ingin memberitahu tentang hamil palsu. Jika memang kondisi ini disangkal oleh keluarga, sebaiknya biarkan rasa sedih tersebut diungkapkan. Sementara jika hasil tes ditolak, maka bisa menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tes kehamilan tersebut kembali.

Sebaiknya, bekali diri dengan berbagai pengetahuan mengenai kehamilan palsu lengkap dengan gejala, penyebab, efek samping dan lainnya.

Hal ini nantinya akan berguna untuk membantu wanita melewati maslah hamil palsu. Bahkan jika diperlukan, lalukan kunjungan ke terapis jika hal ini sampai mengganggu kondisi emosional wanita.

Editted: 26/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar