Janin Tidak Berkembang: Penyebab, Gejala, Cara Menangani

Dalam istilah medis, sebenarnya tidak terdapat istilah janin tidak berkembang, yang ada yakni kehamilan kosong atau blighted ovum.

Sedangkan untuk masyarakat umum, istilah ini mengarah ke kehamilan kosong dan bukan janin yang tumbuh dengan lambat.

Kehamilan kosong bisa diartikan sebagai kantung kehamilan yang terbentuk namun bukan tidak ada embrio didalamnya.

Kondisi ini bisa terjadi ketika sel telur di dalam lahir sudah dibuahi namun tidak berkembang menjadi embrio atau bakal janin. Sementara terlambatnya pertumbuhan fisik janin disebut dengan IUGR [Intrauterine Growth Restriction]. Ini adalah pertumbuhan dari fisik janin yang tidak sesuai dengan perkembangan.

Pada saat diukur, berat badan janin nantinya akan lebih rendah dibandingkan seharusnya khususnya jika dibandingkan dengan janin normal. Apabila janin tidak berkembang, biasanya berpotensi menyebabkan berat bayi lahir rendah.

Penyebab Janin Tidak Berkembang

Untuk kehamilan normal, sel telur yang sudah dibuahi akan membelah dan membentuk embrio di hari ke-10. Plasenta nantinya akan berkembang dan peningkatan hormon kehamilan juga akan terjadi.

Namun dalam hal janin tidak berkembang, maka sel telur yang sudah dibuahi akan gagal membelah diri menjadi embrio. Kehamilan kosong ini juga dapat terjadi pada saat pembelahan sel zigot berhenti sesudah menempel di dinding rahim.

Penyebab dari janin tidak berkembang adalah karena kelainan kromosom yang terjadi di zigot. Ini bisa disebabkan karena kualitas sel telur atau sperma yang kondisinya tidak terlalu baik.

Sedangkan dalam beberapa kasus lainnya, masalah ini bisa terjadi karena efek samping obat , infeksi, mengonsumsi alkohol atau kelainan bentuk rahim. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan masalah ini, seperti:

Baca juga: Tahap perkembangan janin

1. Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup serta kebiasaan buruk yang dilakukan selama hamil menjadi faktor penting untuk menentukan kesehatan janin. Dalam studi juga disebutkan jika gaya hidup serta kebiasaan saat hamil bisa berdampak jangka panjang untuk kehidupan anak.

Untuk itu, gaya hidup seperti pola istirahat, memilih makanan harus diperhatikan dan hindari minum alkohol serta merokok.

Penelitian juga menunjukkan jika kebiasaan selama hamil yang tidak baik bisa memperbesar kemungkinan janin tidak berkembang secara baik.

Sedangkan kurang asam folat dari suplemen atau makanan juga bisa berpengaruh pada perkembangan janin. Khususnya di trimester pertama, asam folat sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan janin terutama untuk otak dan saraf.

2. Preeklampsia

Tekanan darah selalu diperiksa setiap bulan bertujuan untuk melihat apakah calon ibu mengalami peningkatan tekanan darah (preeklampsia) atau tidak.

Preeklampsia bisa mengakibatkan pembuluh darah mengecil serta mengerut kemudian berpengaruh pada pertumbuhan janin karena aliran darah ke plasenta terbatas.

Janin yang tengah berkembang nantinya akan kekurangan oksigen serta nutrisi dan akhirnya meningkatkan risiko janin tidak berkembang.

Baca juga: Jenis dan Risiko Hipertensi dalam Kehamilan

3. Infeksi

Penyakit serta infeksi ibu hamil menjadi penyebab janin tidak berkembang selanjutnya. Contohnya jika janin terinfeksi dengan sifilis, cytomegalovirus dan juga toksoplasmosis, maka bisa menyebabkan masalah kehamilan ini. Infeksi virus dan bakteri bisa berdampak buruk untuk ibu hamil dan membuat bayi tidak bisa berkembang dengan baik.

4. Kehamilan Anembrionik

Kehamilan anembrionik juga menjadi penyebab dari janin tidak berkembang. Ada sekitar 50% kasus keguguran terjadi karena kehamilan anembionik tersebut. Ini biasanya terjadi di periode awal kehamilan dan bahkan sebelum wanita menyadari kehamilan tersebut.

Pada kehamilan normal, embrio akan berkembang 5 hingga 6 minggu di masa kehamilan. Akan tetapi dalam kehamilan anembrionik, embrio tidak berkembang meski sel telur dibuahi dan kantong embrio sudah terbentuk.

Namun perlu diketahui jika ini tidak disebabkan karena apa pun yang anda lakukan baik sebelum atau ketika hamil.

Ini disebabkan karena kelainan kromosom akibat kualitas sel telur atau sperma yang kurang baik dan pembelahan sel abnormal.

Tubuh nantinya secara otomatis akan menghentikan kehamilan dan akhirnya janin tidak berkembang terjadi. Saat ini terjadi, anda tetap akan mengalami tanda kehamilan seperti nyeri di payudara, tidak menstruasi dan positid untuk tes kehamilan.

Gejala Janin Tidak Berkembang

Janin Tidak Berkembang
Janin Tidak Berkembang via loperonline.com

Janin tidak berkembang umumnya baru diketahui di minggu ke-8 atau pada minggu ke-13. Meski tidak ada janin, hasil dari test pack mungkin saja memperlihatkan positif, menstruasi berhenti, mual dan muntah serta nyeri payudara.

Akan tetapi, ketika zigot berhenti tumbuh serta hormon kehamilan yang menurun, maka beberapa gejala kehamilan tersebut akan menghilang. Selain itu, ada beberapa tanda janin tidak berkembang selanjutnya, seperti:

Panjang Fundus yang Kecil

Selama masa kehamilan, rahim akan diukur oleh dokter dari bagian atas rahim sampai tulang kemaluan. Proses pengukuran ini berguna untuk mengetahui apakah janin berkembang atau tidak.

Sesudah 16 minggu kehamilan, dokter umumnya akan memeriksa apakah panjang fundus sudah sesuai dengan minggu kehamilan.

Jika tidak sesuai, maka menandakan ada masalah yang terjadi dengan kehamilan. Umumnya ini disebabkan karena air ketuban yang sedikit atau bayi berada dalam posisi sungsang. Untuk kemungkinan terburuknya adalah ini dapat dijadikan pertanda dari janin tidak berkembang.

Tidak Terdapat Detak Jantung

Detak jantung bayi kemungkinan sudah terdengar di minggu ke-9 atau ke-10 saat embrio berubah menjadi janin. Namun ketika detak jantung tidak ada, maka menjadi ciri yang harus diperhatikan. Detak jantung bayi yang tidak terdengar kemungkinan terjadi karena letak plasenta atau posisi bayi.

Di minggu awal janin, dokter biasanya tidak khawatir saat detak jantung bayi tidak terdengar. Namun jika sesudah beberapa kali kontrol dan detak jantung tetap belum terdengar, maka dokter akan melakukan tes USG.

Diagnosis IUGR

IUGR mengartikan janin di rahim ukurannya lebih kecil dibandingkan seharusnya yang dapat menyebabkan masalah.

Penyebab paling utama adalah karena plasenta yang seharunya bisa memberikan seluruh yang dibutuhkan bayi. Apabila plasenta tidak berfungsi seperti seharusnya, maka janin akan berhenti berkembang.

Penanganan Untuk Janin Tidak Berkembang

Janin Tidak Berkembang
Janin Tidak Berkembang via raeztime.blogspot.com

Janin tidak berkembang bisa dideteksi lewat USG kehamilan. Sesudah mengetahui jika kehamilan kosong ini terjadi, maka biasanya dokter akan memberikan beberapa saran, seperti:

  • Menunggu hingga keguguran alami terjadi.
  • Mengonsumsi obat untuk merangsang peluruhan dari embrio.
  • Kuretase dan dilatasi yakni prosedur medis yang bertujuan untuk menghilangkan jaringan plasenta dari rahim.

Meski menunggu keguguran secara alami bisa dijadikan pilihan, akan tetapi prosesnya cukup lama sehingga harus terus dipantau oleh dokter.

Apabila masih ada jaringan yang tertinggal pada rahim sesudah keguguran, maka dokter akan melakukan beberapa tindakan. Tindakan yang akan dilakukan dokter tersebut adalah dilatasi serta kuretase agar infeksi bisa dihindari.

Pencegahan Janin Tidak Berkembang

Sebetulnya, masalah janin tidak berkembang tak bisa dicegah. Namun, tetap ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan peluang hamil, seperti:

1. Melakukan Diet Kesuburan

Diet seimbang dengan nutrisi harian cukup serta mempertahankan berat badan sehat sangat penting untuk mendukung kehamilan yang sukses.

Selain itu, pastikan juga anda mengonsumsi makanan tinggi asam folat dan juga zat besi. Beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah sayuran berdaun hijau gelap yang bisa meningkatkan pembuahan secara baik.

2. Konsumsi Suplemen Asam Folat

Sebelum kehamilan, disarankan untuk mengonsumsi suplemen asam folat untuk mencegah janin tidak berkembang, cacat otak serta sumsum tulang belakang bayi.

Cara termudah yang bisa anda lakukan adalah dengan mengonsumsi suplemen setiap hari dengan teratur. Studi menyebutkan jika wanita yang mengonsumsi suplemen asam folat setahun sebelum hamil dapat menurunkan risiko kelahiran prematur.

3. Lakukan Tes Genetik

Saat anda berencana hamil, maka sebaiknya lakukan tes genetik untuk melihat kemungkinan anda mengalami janin tidak berkembang. Tes ini juga bisa dilakukan apabila anda punya riwayat keguguran berulang. Untuk itulah, tes genetik ini sangat penting ketika anda merencanakan kehamilan.

4. Lakukan Meditasi

Meditasi juga bisa dilakukan sebagai langkah memperkecil risiko janin tidak berkembang. Meditasi nantinya bisa membantu anda agar terhindari dari stress sekaligus membuat pikiran lebih tenang selama masa kehamilan.

Selain itu, meditasi juga sangat baik untuk tubuh dan pernapasan anda termasuk ketika dilakukan selama masa kehamilan.

Kehamilan menjadi waktu yang sangat ditunggu bagi sebagian besar pasangan sesudah menikah. Sedangkan masalah janin tidak berkembang memang tentunya tidak diharapkan oleh semua calon ibu. Untuk itulah sebelum dan selama masa kehamilan, sangat penting untuk memeriksakan kesehatan anda dengan teratur ke dokter.

Editted: 25/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar