9 Jenis Temperamen Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui

Beberapa jenis temperamen anak usia dini mencakup perilaku dan emosionalnya. Perilaku tersebut yang nantinya akan menentukan reaksi anak terhadap kondisi tertentu, mengekspresikan dan juga mengatur emosi.

Temperamen tersebut bahkan sudah mulai terlihat ketika anak masih dalam usia dini. Dalam urusan mengasuh anak, orangtua harus bisa memahami mana yang menjadi jenis temeperamen anak usia dini.

Temperamen bisa diartikan layaknya dasar warna yang akan berpengaruh pada keseharian anak. Arti dari temperamen sendiri lebih kepada perilaku atau gaya anak dan cara khas yang dilakukan saat menanggapi sesuatu.

Temperamen pada anak usia dini ini dipengaruhi dengan bawaan lahir atau faktor genetis. Inilah yang membuat sebagian anak bisa bertemperamen aktif dan yang lainnya tetap tenang.

Dalam dunia psikologis, ada 9 jenis tipe temperamen anak usia dini dari Stella Chess serta Alexander Thomas. Berikut adalah beberapa jenis temperamen pada anak usia dini serta 3 tipe utamanya.

9 Jenis Temperamen Anak Usia Dini

Para peneliti sudah menggambarkan 9 sifat dari temperamen anak usia dini. Ini dilakukan baik secara individual atau kombinasi yang akan berpengaruh pada cara anak untuk mencocokkan diri di segala tempat.

Temperamen nantinya juga berpengaruh pada cara guru, teman sebaya dan keluarga yang berkaitan dengannya.

Temperamen anak usia dini akan secara langsung berpengaruh pada cara anak melakukan pekerjaan sekolah dan tugas di rumah.

Saat perilaku alami anak tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka menyebabkan masalah sosial, keluarga atau akademik bisa terjadi.

Berikut adalah kesembilan jenis temperamen anak usia dini yang harus diketahui.

1. Tingkat Aktifitas

Jenis temperamen anak usia dini yang pertama adalah tingkat aktifitas. Tingkat aktivitas anak merupakan jumlah energi fisik pada aktivitas serta perilaku anak. Tingkat aktifitas tersebut dibagi menjadi dua yakni energi rendah dan energi tinggi.

Di sekolah, anak yang lebih aktif akan berjuang untuk bisa masuk ke lingkungan sekolah. Anak secara tiba-tiba akan diperintahkan untuk duduk diam dalam waktu yang lama.

Rasa gelisah yang dirasakan nantinya bisa mengganggu kelas dan menyulitkan anak dalam mengerjakan tugas. 

Meski begitu, energi ekstra yang dimiliki anak bisa berguna jika disalurkan pada arah yang lebih positif. Sedangkan untuk anak dengan aktivitas rendah bisa beradaptasi dengan baik. Namun meski terlihat lebih terstruktur, anak juga bisa dianggap kurang termotivasi.

2. Kepekaan atau Sensitivitas

Jenis temperamen anak usia dini berikutnya adalah kepekaan. Kepekaan merupakan batas sensorik anak atau mudah tidaknya seorang anak terganggu dengan perubahan lingkungan. Sensitivitas anak terbagi menjadi dua yakni sensitivitas rendah dan juga sensitivitas tinggi.

Anak yang sangat sensitif atau peka akan sadar akan lingkungan dan bisa sangat terganggu karenanya. Contohnya menyadari pakaiannya yang gatal, suara bising yang sangat mengganggu, kursi yang tidak nyaman dan sebagainya.

Sedangkan untuk anak dengan sensitivitas rendah bisa mengalihkan perhatiannya dan sangat mempengaruhi kinerja akademiknya.

Anak yang kurang sensitif lebih toleran namun akan lebih lambat menanggapi sinyal peringatan seperti detektor asap dan alarm.

3. Keteraturan

Jenis Temperamen Anak Usia Dini
Jenis Temperamen Anak Usia Dini via faserhealth.ca

Jenis temperamen anak usia dini selanjutnya adalah keteraturan. Ritme atau pengulangan aktivitas harian anak bisa diprediksi seperti bangun tidur, waktu lapar dan lelah. Ini adalah kebiasaan atau pola pribadi anak di dalam rutinitas yang biasanya terjadi sesudah beraktivitas.

Keteraturan atau prediktabilitas anak ini dibagi menjadi dua yakni rendah dan tinggi. Anak dengan keteraturan tinggi kemungkinan akan menikmati ruang kelas yang terstruktur namun punya masalah dengan perubahan rutinitas.

Sedangkan anak dengan keteraturan rendah sering kesulitan dengan rutinitas sekolah dan bisa menimbulkan gangguan di kelas. Namun, anak juga tidak terlalu terganggu saat ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai dengan rencana.

4. Terbuka dan Tertutup

Jenis temperamen anak usia dini yang keemapat adalah terbuka dan tertutup. Anak yang lebih terbuka akan menerima pengalaman baru dengan rasa ingin tahu. Namun karena sifatnya yang terbuka, mungkin akan terlalu cepat bereaksi secara impulsif.

Sedangkan anak yang lebih tertutup atau ragu ragu akan lebih memilih untuk melihat dulu sebelum terlibat dengan orang atau aktivitas baru.

Ini nantinya bisa menyebabkan anak kehilangan pengalaman yang baru. Akan tetapi, sifatnya yang hati-hati tersebut bisa mengurangi risiko berbahaya yang mungkin dialami.

5. Kemampuan Beradaptasi

Kemampuan beradaptasi juga menjadi jenis temperamen pada anak. Ini adalah kemampuan anak dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru serta waktu yang diperlukan untuk menerima perubahan pada rencana. Sifat ini berbeda dengan terbuka dan tertutup sebab menggambarkan penyesuaian sesudah reaksi awalnya berubah.

Kemampuan adaptasi anak ini dibedakan menjadi dua yakni lambat dan cepat. Anak yang bisa beradaptasi akan lebih mudah berada di kondisi yang baru dan akan langsung mengikuti arus. Di sekolah, nantinya anak bisa menyesuaikan diri dan lebih bisa mentolerir perilaku temannya.

Sedangkan untuk anak yang kaku akan lebih sulit untuk beradaptasi namun bisa mengurangi pengaruh negatif yang diperoleh anak.

Namun kekurangannya, anak mungkin bisa mengalami stres ketika berada dalam situasi yang baru atau asing. Selain itu ketika di sekolah, perubahan juga sering terjadi namun dalam nilai sekolah biasanya lebih meningkat. Itu tadi Jenis temperamen anak usia dini yang kelima.

6. Suasana Hati

Jenis Temperamen Anak Usia Dini
Jenis Temperamen Anak Usia Dini via pathwaysforyou.org

Jenis temperamen anak usia dini berikutnya adalah suasana hati yang dibagi menjadi dua yakni negatif dan juga positif. Suasana hati adalah kecenderungan umum anak pada perilaku bahagia dan tidak bahagia.

Semua anak mungkin akan menunjukkan reaksi dan emosi dari ceria sampai murung. Namun secara umum, suasana hati anak dibagi menjadi dua yakni positif dan negatif.

Anak dengan suasana hati baik atau positif akan lebih mudah diterima orang sekitar dan lebih jujur dalam segala hal. Namun untuk anak dengan suasana hati yang negatif akan lebih sulit berkata jujur tentang apa yang dialami dan sulit diatur.

7. Intensitas

Intensitas adalah jumlah energi yang ditunjukkan anak terhadap respon yakni responsif dan kurang responsif. Untuk anak yang responsif akan lebih intens ketika tertawa dan menangis dengan keras.

Selain itu, anak yang responsif juga akan menunjukkan jika sedang menyukai atau membenci sesuatu sehingga reaksinya akan lebih mudah terbaca.

Untuk anak dengan intensitas yang kurang responsif terkadang bisa membingungkan orangtua atau guru. Anak yang kurang responsif tetap merasakan seluruh emosi namun tidak menunjukkan ekspresi.

Biasanya, anak seperti ini akan lebih mudah ditangani namun tetap harus waspada dengan tanda tanda masalah yang mungkin tidak ditunjukkan.

8. Kegigihan

Kegigihan adalah kemampuan anak untuk tetap melakukan tugasnya meski ada gangguan, frustasi atau interupsi. Kegigihan pada anak ini dibagi menjadi dua yakni kegigihan rendah dan juga positif. Kegigihan tinggi sangat berkaitan dengan nilai akademis anak anak.

Namun untuk anak dengan kegigihan tinggi atau berlebihan kemungkinan akan lebih perfeksionis. Untuk itu, anak dengan kegigihan yang tinggi kemungkinan tidak ingin menyerahkan tugasnya ketika dirasa hasilnya kurang baik.

Sedangkan anak dengan kegigihan rendah kemungkinan langsung kesal ketika berhadapan dengan sesuatu yang sulit. Anak dengan kegigihan yang rendah biasanya juga akan langsung minta bantuan dibandingkan mencoba melakukannya sendiri.

9. Distractibility

Distractibility merupakan jenis temperamen anak usia dini yang terakhir. Ini mengacu ke kecenderungan anak yang teralihkan ke berbagai hal disekitarnya.

Sebagian anak memiliki fokus yang mudah terganggu dan memiliki daya konsentrasi rendah saat ada di keramaian. Saat ada terlalu banyak gangguan, maka anak akan responsif terhadap apa yang sedang dilihatnya.

Anak seperti ini juga biasanya akan sulit mengembalikan pusat perhatian pada apa yang sedang dilakukan. Sedangkan untuk anak yang tidak mudah terganggu maka ia bisa berkonsentrasi meski ada gangguan di sekitarnya. Meski begitu, konsentrasinya juga bisa teralih ke sesuatu hal yang berbeda.

Jenis temperamen anak usia dini semuanya bisa memberikan dampak positif asalkan diasuh dengan pola asuh yang benar. Namun dengan pola asuh yang salah, maka bisa berdampak buruk yakni anak tumbuh dengan perilaku yang bermasalah.

Untuk itu, sudah menjadi tugas bunda sebagai orangtua untuk bisa mengarahkan dan membimbing anak sesuai dengan perilaku, jenis temperamen dan karakter anak usia dini. – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar