Cara Mendidik Anak Laki Laki yang Benar

Jurang pemisah antara mendidik anak laki laki dan mendidik anak perempuan ada pada orangtua. Suka atau tidak, orangtua sering tidak sadar membedakan anak laki-laki dan perempuan, padahal sebenarnya setara.

Cara membimbing anak lelaki akan berpengaruh pada sikapnya di masa depan. Kisah buruk di berita mengenai perlakuan tidak manusiawi pada perempuan cukup mewarnai sumber informasi saat.

Oleh sebab itu, pilihlah gaya mendidik anak laki laki yang setara dan humanis.

Sebagai orangtua yang berada di era modern, tentu menginginkan putranya menjadi pribadi yang mampu menghargai, saling mendukung, dan berpikiran terbuka. Mungkin Anda perlu membaca tulisan kami tentang cara mendidik anak di era digital.

Hidup zaman sekarang penuh tantangan global sehingga sudah saatnya untuk setara dalam mendidik.

Pentingnya Mendidik Anak Laki Laki

Dalam budaya masyarakat patriarki, laki-laki adalah pemimpin yang memiliki kuasa dan koneksi.

Relasi kuasa laki-laki dan perempuan semakin timpang karena didukung orangtua yang memberikan bimbingan dengan melarang untuk mengakui perasaan, menghargai perempuan untuk maju, dan menghambat secara halus atas alasan apa pun.

Sebuah pepatah dari Brigham Young “if you educate a boy, you educate a man. If you educate a girl, you educate a nation” memiliki arti tentang hal ini. Pepatah tersebut berarti bahwa mendidik anak laki laki menjadi poin mendukung perempuan yang menjadi tiang negara.

Maka, sudah seharusnya laki-laki menghargai perempuan. Kasus kekerasan dan pelecehan seksual mayoritas dilakukan laki-laki. Ditambah fakta laki-laki memanggil perempuan dengan sebutan merendahkan, menuntut untuk dipatuhi, dan menganggap wanita lemah.

Di dunia kerja, laki-laki kerap mengabaikan pendapat perempuan, atau bahkan menurunkan motivasi perempuan dengan cara halus. Akhirnya, citra laki-laki menjadi buruk. Putra yang susah payah dibesarkan justru menjadi bumerang bagi orangtua.

Perbedaan Mendidik Anak Laki Laki dengan Perempuan

mendidik anak laiki laki
Mendidik anak laki-laki

Perbedaan Mendidik anak laki laki terletak pada tugas di masa depan. Jika menggunakan anggapan masyarakat yang masih patuh budaya patriarki, laki-laki harus dididik keras, disiplin, tegas, agar mampu menguasai orang lain. Melatih adaptasi diperlukan agar menjadi pemimpin yang tangguh.

Sementara menurut ajaran Islam, anak laki-laki dimaksudkan menjadi sosok mengayomi, melindungi, membimbing, menjaga kesucian diri dan mengingat Tuhan.

Meski demikian, hal itu membuat putra  kurang empati. Rasa peka terhadap hal yang bukan urusan “menguasai” dan “dikuasai” justru akan merugikan orang banyak. Anak laki-laki juga perlu dididik untuk bersosialisasi dan bersikap.

Karena itu, cara-cara membina anak lelaki agar berperasaan, menghargai, mandiri dan suportif perlu diajarkan agar ia mengalami tumbuh kembang optimal. Bahkan, berprestasi melesat dibanding anak lain.

Berikut ini cara mendidik anak laki laki yang disarankan oleh banyak psikolog:

1. Bimbing dengan pemahaman

Cara mendidik anak laki laki yang pertama adalah membimbingnya.

Memberi pemahaman pada anak laki-laki adalah pekerjaan tiada henti. Lebih tepatnya, membimbing dan memberitahu cara-cara untuk menghormati perempuan dan alam. Pastikan  bisa meramu kata dengan baik dan menjelaskan dengan bahasa mudah dimengerti.

Peringatkan putra untuk berbuat baik pada semua orang, khususnya pada perempuan. Artinya, bimbinglah ia agar bisa memperlakukan orang dengan baik.

Misalnya menyapa dengan nama yang baik, menghargai pendapat, tidak menjambak rambut, tidak memukul kecuali memang berkelahi. Hormati pula eksistensi perempuan saat-saat tertentu seperti pemilihan ketua kelas, ketua OSIS atau organisasi.

Dengan begitu, pemahaman yang dilakukan orangtua akan memberi progres baik pada perkembangan kepribadiannya.

Kemudian cara mendidik anak laki laki yang ke dua adalah memberitahunya

2. Beritahu perempuan juga hebat

Mendidik anak laki laki yang mudah adalah dengan menunjukkan contoh ada perempuan hebat di sekitarrnya. Misalnya ibunya sendiri, baik itu ibu rumah tangga atau ibu bekerja.

Ibu yang sudah melahirkan penuh kekuatan dan sanggup membesarkan anak-anaknya memang cenderung heroik. Sementara sifat heroik melekat pada sosok pria. Namun bukan masalah, putra  mencerna informasi perempuan dan laki-laki bisa sama-sama hebat.

Atau ajak anak  bepergian dan temani baca buku. Sambil ceritakan ada pahlawan, pemimpin negara, tokoh-tokoh, dan pekerja profesional perempuan sukses. Misalnya pahlawan Indonesia Cut Nyak Dhien, Susi Pudjiastuti, dan musisi Andien merupakan contoh-contoh tokoh perempuan sukses di bidangnya.

Percaya atau tidak, mengetahui contoh-contoh perempuan hebat akan otomatis menanamkan kesadaran pada putra  bersikap suportif dan menghargai.

Cara mendidik anak laki laki yang ke tiga adalah dengan mengasah kemampuan emosionalnya.

3. Asah kemampuan emosional

Tidak semua orangtua mengakui keadaan emosionalnya. Namun, ini perlu diajarkan agar putra  bisa menyampaikan gagasan, pesan, dan perasaan.

Mengajarkan anak mengasah kemampuan emosional penting agar paham semua orang ingin diperlakukan adil dan setara. Bahkan, juga ingin diperlakukan dengan baik, dan dihormati.

Bagaimana caranya? Di antaranya sebagai berikut.

  • Bantu atasi emosi negatif. Jika putra  menghadapi teman yang berkelahi atau menangis, tawarkan opsi seperti “bagaimana kalau”. Ini akan membuat putra  belajar mengalah, namun tetap memperlakukannya dengan baik. Tidak hanya itu, juga mengajarkan anak berbagi.
  • Bimbing membuka hati. Tentunya setelah membantu anak mengatasi emosi negatif, tidak semua orangtua sabar membimbing anak berkata “minta maaf” dan “aku maafkan ya”. Membuka hati dengan maaf justru membuat hubungan kembali rukun dan meredakan kekesalan anak.
  • Latih anak merasakan apa yang dirasa orang lain. Caranya, ajaklah berkunjung ke panti asuhan atau panti sosial, berikan pemahaman agar rasa empati anak tumbuh.

4. Arahkan untuk mandiri dan tanggungjawab

Mengajari anak perempuan dan laki-laki memang membutuhkan kesabaran dan proses. Terlebih, tidak semua orangtua bisa mengajarkan disiplin, kemandirian dan tanggungjawab. Ada yang terlanjur memberi fasilitas berlimpah atau terlupa melibatkan anak untuk hal sederhana.

Misalnya bersih-bersih rumah, mencuci piring, dan menyapu. Pekerjaan ini cenderung banyak ditekankan pada perempuan. Padahal, membersihkan rumah dan merawat barang di rumah adalah pekerjaan bersama. Budaya patriarki mendukung ini, dan kebanyakan anak laki-laki tidak dilibatkan pekerjaan seperti itu.

Berikanlah tanggungjawab untuk mengerjakan hal tersebut. Gunanya, agar sifat mandiri anak terlatih sejak dini tanpa mengenal gender. Dengan begitu, terbangunlah kesadaran diri anak laki-laki untuk menghormati perempuan.

5. Jadilah panutan

Apa pun yang  katakan dalam membimbing dan mengajari anak, buatlah contoh dan jadilah panutan terdekat. Sejatinya, anak butuh figur riil yang bisa dilihat langsung.

Menjadikan diri sebagai panutan anak laki-laki dilakukan dengan melibatkan diri pada setiap kegiatan. Misalnya bersih-bersih rumah dan bantu kerjakan PR anak.

Terlepas ini pekerjaan ayah atau ibu, namun sebaiknya terlibatlah berdua. Jika salah satu di antaranya masih bekerja, komunikasikan agar keduanya bisa saling bergantian mendampingi putra .

Dengan cara Mendidik Anak Laki Laki inilah, ia tidak perlu kesulitan membayangkan yang akan dilakukan.

6. Biarkan anak berekspresi dan terbuka

Anggapan masyarakat anak laki-laki menangis adalah cengeng. Sedangkan laki-laki ekspresif dianggap terlalu vokal. Tetapi, efek domino berbuah di masa depan dan masyarakat tidak peduli akan itu.

Sebagai orangtua bertanggungjawab, pastikan putra bisa berekspresi dan terbuka. Ajarilah untuk kenal ragam emosi, yakni bahagia, sedih, marah, cinta, nafsu, dan sebagainya. Jangan batasi karena nyatanya emosi memang beragam sesuai kompleksnya otak manusia.

Dengan begitu, putra  menjadi berperasaan, mampu merasakan kesedihan, dan memiliki empati. Bahkan, ia berhak menceritakan masalahnya dan nyaman di sisi . Jangan biarkan ia nyaman pada orang yang akan menjatuhkannya.

Faktanya, kasus bunuh diri sebagian besar dilakukan kaum pria. Laki-laki kesulitan mendapatkan pasangan, karena tidak mampu menyampaikan gagasan dan perasaan. Sementara laki-laki sering melecehkan, merendahkan dan melakukan kekerasan, karena  tidak dibimbing untuk menghargai keberadaan orang lain.

Sebagai petunjuk, cari tahu sebab putra  menangis, arahkan kapan boleh menangis dan tidak. Misal menangis ketika berpisah dengan orang terkasih dan iba dengan hewan sakit, namun tidak menangis jika melakukan kesalahan dan dihukum.

7. Dukung dan berikan rasa nyaman

Hal terpenting adalah mendukung dan memberi rasa nyaman. Sebagai orangtua, jadilah rumah pertama bagi putra sebelum menghadapi dunia luar. Orangtua yang suportif dan nyaman, akan membuat anak lebih humanis dan peka.

Laki-laki disiapkan untuk menjadi pemimpin saat dewasa nanti sehingga Mendidik Anak Laki Laki tentunya berbeda dengan perempuan. Laki-laki harus memiliki sifat bertanggung jawab, mampu memimpin dan bersosialisasi. – Editted: 14/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar