10 Kegiatan Mengajak dan Mengoceh Pada Bayi Secara Tepat

Mengoceh pada bayi merupakan suatu aktivitas yang cukup membanggakan dan bisa saja membuat orang tua senang.

Ya, bayi yang mengoceh memang merupakan tanda normal pertumbuhan dan perkembangannya.

Bahkan sejak dari mulainya kelahiran, bayi diharapkan untuk menangis sebagai tanda responnya. Mengoceh pada bayi bisa menjadi faktor bahwa bayi bertumbuh dengan semestinya

Bayi, di setiap proses ataupun fase tumbuh kembangnya pastilah akan melewati siklus-siklus tertentu. Kesemuanya itu akan bisa membentuknya secara signifikan atau perlahan-lahan.

Dalam hal ini adalah kegiatan mengoceh pada bayi, ya seperti yang telah dituturkan sebelumnya. Namun begitu, tidak semua proses perkembangan pada bayi berjalan dengan spontan atau secara alamiah.

Perlu diketahui, bahwa ada beberapa bayi yang kecenderungan petumbuhan dan perkembangan yang dialaminya cukup berbeda.

Misal dalam hal ini bayi tidak mengoceh ataupun di masa-masa tertentu bayi berhenti mengoceh. Ya, hal-hal semacam itu sebenarnya bisa saja terjadi seperti apa yang sudah dituturkan sebelumnya. Maka peran dari orang tua tentulah amat penting dan juga dibutuhkan.

Tentu saja orang tua akan merasa resah atau khawatir apabila si bayi tidak mengoceh. Orang tua pun juga akan dibuat kalut terlebih lagi jika si bayi yang bawel menjadi tiba-tiba berhenti mengoceh. Ya, pastinya bagi setiap orang tua hal tersebut merupakan hal yang mengkhawatirkan.

Maka ketahuilah, terkadang mungkin keadaan seperti ini akan bisa dialami, hal itu bisa terjadi karena faktor tertentu.

Penjelasan Mengoceh Pada Bayi

Penjelasan Mengoceh Pada Bayi
Mengoceh Pada Bayi via parenting.orami.co.id

Aksi mengoceh pada bayi biasanya akan dimulai dengan mengeluarkan suara seperti “ooh” atau “aah” sekitar usia 2-3 bulan.

Lalu kemudian ketika memasuki usia 4-6 bulan bayi baru akan mulai mengoceh dengan mengeluarkan kata “da-da” atau “ma-ma”.

Selain itu, bayi juga akan terlihat memberi respon saat orang lainnya tertawa atau menggelitikinya. Untuk itu, orang tua mestilah waspada bila di usia 6 bulan, bayi tiba-tiba berhenti mengoceh.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa setiap bayi memiliki kecepatan tumbuh kembang yang berbeda-beda.

Akan tetapi, biasanya saat bayi memasuki usia 6 bulan, bayi yang awalnya sekedar mendekut akan mulai mengoceh seolah-olah ia ingin mengobrol.

Maka disitulah diperlukan peran yang cukup besar dari para orang tua dalam membimbing bisa membina bayi mereka.

Orang tua juga harus mengoceh sebagai bentuk dorongan bagi keseluruhan perkembangan bicara bayi. Cobalah mengajak si bayi untuk mengobrol dan tunjukkan padanya bahwa komunikasi verbal merupakan aktivitas yang positif dan juga menyenangkan.

Saat bayi masih dalam masa awal kehidupannya, orang tua perlu aktif mengoceh. Kegiatan semacam mengoceh pada bayi akan sangat amat membantunya dalam bersikap lebih responsif atau peka.

Perlu diketahui juga bahwa 80% perkembangan otak bayi digunakan untuk berpikir dan mengolah informasi. Jika sejak dini si bayi sudah rutin diajak bicara, maka bayi akan terus memerhatikan dan merespon setiap percakapan.

Karena bayi cerdas adalah bayi yang juga bisa berkomunikasi dengan orang tuanya lewat ocehan dan berbagai cara lain.

Misalnya juga dengan menangis karena tangisan itu menandakan si bayi mampu berkomunikasi dengan memberikan kode mengenai keadaannya.

Cara Tepat Mengajak Bayi Mengoceh

Cara Tepat Mengajak Bayi Mengoceh
Mengoceh Pada Bayi via mamibuy.co.id

Nah, ternyata kegiatan semacam mengoceh pada bayi itu tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Hal itu karena terdapat trik-trik jitu dan juga penting untuk dipahami oleh orang tua.

Dibawah ini akan dijelaskan poin-poin tentang cara tepat untuk mengajak bayi mengoceh. Berikut penjelasan lengkapnya :

1. Lakukanlah Percakapan Dengan Bayi Secara Rutin

Cara utama untuk melakukan kegiatan mengoceh pada bayi adalah dengan meluangkan waktu untuk duduk sejenak dan melakukan percakapan dengan bayi Anda. Tetaplah fokus pada bayi saat ia berbicara, seperti halnya pada saat Anda mengobrol dengan lawan bicara Anda.

Duduklah di depan bayi dan tataplah rekat matanya saat Anda berbicara. Sebagai alternatif, Anda juga dapat mendudukkan bayi di pangkuan Anda atau menggendongnya sambil berjalan berkeliling sembari mengobrol.

Mengobrolah sebisanya dengan bayi Anda pada setiap kesempatan. Sebagai contoh, ajaklah ia mengobrol sembari Anda menggantikan popok atau saat sedang menyuapinya makan.

Jika Anda tidak tahu apa yang harus dikatakan, katakan saja apa pun. Meskipun mungkin bayi tidak memahami apa yang Anda ucapkan, namun ia akan belajar memberikan tanggapan terhadap nada bicara dan intonasi berbeda.

2. Bersikaplah Reaktif Dengan mengikuti Ocehan Bayi

Ulangi ocehan bayi saat ia mulai mengoceh kepada Anda. Jika bayi mengeluarkan ocehan seperti “ba-ba-ba”, maka Anda harus ikut mengucapkan “ba-ba-ba” setelah bayi Anda mengucapkannya. Karena dengan mengikuti ocehan si kecil, ia bisa mengerti bahwa Anda memberikannya perhatian yang utuh.

Hal itu juga karena bayi pastinya menginginkan perhatian jadi kemungkinan ia akan lebih sering mengoceh agar ia terus mendapatkan perhatian Anda.

Selain mengikuti ocehannya, Anda juga dapat menanggapi ocehan bayi dengan menggunakan ekspresi-ekspresi berlainan.

Hal itu akan membuat bayi tahu bahwa Anda sedang mendengarkannya. Setelah bayi mengoceh, Anda dapat langsung menanggapinya dengan perkataan yang tanggap.

3. Perkenalkanlah Bunyi Ocehan Yang Baru

Setelah bayi selesai mengoceh, kenalkanlah bunyi ocehan yang mirip dengan ocehan yang bayi buat. Sebagai contoh, setelah Anda mengikuti ocehan bayi (misalnya “ba-ba-ba”), lanjutkanlah dengan bunyi ocehan baru seperti “bo-bo-bo” atau “ma-ma-ma.”

Saat membalas ocehan bayi, Anda juga dapat menyertakan kata-kata sederhana yang memiliki bunyi serupa dengan bunyi ocehan yang ia buat.

Sebagai contoh, jika bayi Anda mengatakan “ma”, Anda dapat membalasnya dengan “ma-ma-mau.”. Dengan cara tersebut, bayi akan menjadi lebih responsif dan komunikatif.

4. Bicaralah Dengan Nada Pelan Dan Gunakan Kata-Kata Sederhana

Mengoceh pada bayi
Mengoceh Pada Bayi via happyfresh.co.id

Saat melakukan kegiatan mengoceh pada bayi, bicaralah dengan cukup jelas dan dalam kecepatan bicara yang lambat. Dengan dilakukannya hal itu, sebelum bayi mampu berbicara dengan lancar, ia dapat memahami kata-kata Anda terlebih dahulu.

Kalimat-kalimat yang sederhana juga membantu memudahkan proses pembelajaran dan mendorong agar si kecil ingin terus mengoceh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu penyebab mengoceh pada bayi adalah karena ia mencoba membaca gerak bibir lawan bicaranya.

Dengan memperlambat kecepatan bicara dan mengucapkannya dengan jelas, bayi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengamati gerak bibir Anda. Selain itu, bayi pun menjadi bisa berlatih sedikit untuk mulai mengikutinya secara perlahan dan bertahap.

5. Tunjukkanlah Reaksi Yang Positif Dalam Menganggapi Ocehan Bayi

Saat mengoceh pada bayi, tunjukkan keceriaan dan kegembiraan Anda. Dengan memberikan reaksi yang positif, bayi akan memahami bahwa mengoceh adalah hal yang baik dan harus lebih sering dilakukan.

Selain menggunakan nada bicara yang positif, Anda juga bisa mengucapkan frasa-frasa pujian dan dukungan untuknya.

Ketahuilah bahwa komunikasi nonverbal juga sangat penting untuk dilakukan. Selain berbicara, Anda juga dapat tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, dan melambaikan tangan ketika mengobrol dengan bayi.

Penting juga untuk menunjukkan ekspresi keceriaan, baik verbal maupun non-verbal agar bayi memahami bahwa ocehannya merupakan hal yang positif.

6. Teruslah Ajak Bayi Berbicara Atau Mengoceh Secara Konstan

Usahakanlah untuk mengoceh pada bayi Anda sesering mungkin. Bayi memiliki kecenderungan untuk meniru orang lain.

Dengan mendengarkan suara Anda secara teratur, ia pun dapat terdorong untuk lebih sering menggunakan suaranya dan mengoceh.

Peu diketahui, kegiatan berbicara mendorong penguasaan bahasa, baik secara reseptif maupun ekspresif. Penguasaan bahasa secara reseptif mengacu pada kemampuan untuk memahami tuturan lawan bicara.

Sedangkan penguasaan bahasa secara ekspresif mengacu pada kemampuan untuk membuat tuturan.

7. Variasikan Setiap Nada Bicara

Selama melakukan kegiatan mengoceh pada bayi, coba ubah cara bicara dengan mengatur volume suara Anda. Perubahan tersebut secara signifikan dapat menarik perhatian bayi serta juga mendorong ketertarikan dan keingintahuannya terhadap proses vokalisasi.

Selain itu, bayi akan menjadi terbiasa dengan suara Anda. Perubahan suara yang Anda buat dapat mendorong si kecil untuk memfokuskan kembali perhatiannya pada Anda agar ia dapat memahamimya.

Cara ini diyakinkan dapat membantu bayi Anda dalam mendapatkan pemahaman terkait cara membuat suara-suara yang berbeda. Meskipun demikian, terlepas dari perubahan suara yang Anda buat, tetap berikan kata-kata yang terbilang positif.

8. Gunakanlah Bantuan Alat Peraga

Sambil melatih kemampuan verbalnya, tak ada salahnya juga untuk mengasah kemampuan visualnya dengan cara melatih indera penglihatan bayi. Hal tersebut mampu membuat kemampuan visual dan verbal berkembang bersamaan.

Beberapa alat peraga dapat Anda gunakan untuk membantu bayi mempelajari nama-nama benda yang berbeda. Seperti saat Anda membacakan dongeng tentang beruang, maka bisa menggunakan boneka beruang sebagai alat peraganya.

9. Cobalah Nyanyikan Lagu Untuk Bayi

Nyanyikan juga lagu favorit untuknya karena bayi akan menyukai hal tersebut. Pilihlah satu lagu untuk dinyanyikan untuk menghibur si bayi saat kesal.

Karena dia mulai mengenali nada, dia akan tenang segera setelah ia mendengar nyanyian atau lagu yang Anda pilih.

Kegiatan seperti Ini sangat membantu untuk mencegah bayi berhenti mengoceh dan mempermulus kegiatan mengoceh pada bayi.

10. Berikan Nama Atau Tanda Pada Benda-Benda Di Sekitar Bayi

Berikan nama bagian-bagian tubuh bayi ketika Anda menyentuhnya, contohnya seperti mata, tangan, dan kaki. Kata-kata tersebut akan menarik perhatian si bayi dan cukup menyenangkan untuknya.

Kenalkan juga nama benda di lingkungan sekitar termasuk juga orang, hewan, dan makanan. Secara alami bayi memiliki rasa ingin tahu terhadap dunia di sekitarnya maka ketika hal itu dilakukan, Ia akan bersikap reaktif.

Sebelum bayi belajar berbicara dalam bahasa nyata, mereka akan mengoceh dan bermain-main dengan suara. Itu dinamakan baby talk dan semua bayi pasti akan memiliki baby talk yang kurang lebih sama.

Awal terpenting bayi belajar berbicara terjadi dalam tiga tahun pertama, ketika otak bayi mulai berkembang pesat. Selama waktu itu, perkembangan bicara bayi Anda tergantung pada keterampilan “bicara bayi” dari Anda sendiri.

Doronglah bayi agar mau terus mengoceh sebagai bentuk respons bagi keseluruhan perkembangan bicara si bayi. Cobalah ajak bayi Anda mengobrol dan tunjukkan pada dia bahwa komunikasi verbal merupakan aktivitas yang positif dan juga menyenangkan.

Selain daripada itu, kegiatan mengoceh pada bayi pun tentu akan sangat menunjang bagi tumbuh dan kembangnya.

Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya untuk bisa bertumbuh dan berkembang dengan cukup baik. Mengoceh pada bayi merupakan salah satu momental yang sebenarnya cukup memfaktori hal tersebut.

Bayi yang mengoceh terlihat lebih aktif dan responsif terhadap apapun yang mereaksinya. Sehingga jelas saja hal itu akan membuat orang tua menjadi merasa senang dan juga tenang.

Kegiatan mengoceh pada bayi haruslah dilakukan secara konstan dengan cara yang tepat juga pastinya. Hal itu dikarenakan tidak semua bayi mengalami pertumbuhan yang sama, ada beberapa yang cenderung berbeda.

Maka dari itu, peran dari orang tua serta lingkungan sekitar bayi amatlah penting untuk menunjang tumbuh kembangnya. Dalam hal ini, prioritas untuk mengoceh pada bayi. – Last editted: 07/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar