Perjalanan Panjang Menjadi Dokter yang Profesional

Dokter adalah cita-cita yang diidamkan banyak anak-anak. Sewaktu kecil pasti banyak anak yang ditanya cita-cita akan menjawab menjadi dokter.

Seseorang yang menjadi dokter biasanya dianggap keren, pintar, gaji yang besar dan pekerjaan yang selalu dipandang mulia. Memakai jas putih dan kemana-mana membawa stetoskop hal yang dipandang keren oleh anak-anak.

Seiring bertambahnya usia biasanya cita-cita akan berubah, tetapi tak sedikit yang konsisten menjadi dokter dengan tujuan yang berbeda-beda.

Apapun alasannya, ada perjalanan panjang yang harus disiapkan untuk menjadi dokter. Karena pekerjaan ini berkaitan dengan kesehatan individu, yang mana dokter akan menentukan penyakit pasien dan mengobati penyakit pasien.

Syarat untuk Menjadi Dokter

Banyak persiapan yang harus diperhatikan jika ingin menjadi dokter yang profesional nantinya. Bahkan untuk masuk ke fakultas kedokteran juga tidak mudah, mengingat sangat banyak orang yang bersaing untuk diterima di fakultas kedokteran ditambah dengan passing grade yang paling tinggi.

Berikut ada beberapa syarat yang harus Anda perhatikan dan persiapkan untuk menjadi dokter.

1. Persiapan Masuk Perguruan Tinggi

Langkah awal yang harus dipersiapkan untuk menjadi dokter adalah mempersiapkan diri baik fisik, mental maupun akademik untuk masuk ke perguruan tinggi yaitu fakultas kedokteran.

Hal tersebut akan saling berkaitan untuk membentuk keberanian dan konstruksi dasar agar selalu memiliki pemikiran untuk menjadi dokter.

Seleksi masuk ke fakultas kedokteran ada beberapa seperti SNMPTN, SBMPTN, Jalur Mandiri Universitas, dan Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD). Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk bisa ikut seleksi dan diterima di fakultas kedokteran universitas yang dituju.

Beberapa jalur masuk fakultas kedokteran melihat dari nilai rapor yang bagus dengan mata pelajaran yang menjadi tolak ukurnya biologi, matematika, fisika, bahasa inggris dan kimia yaitu siswa SMA jurusan IPA.

Pelajaran ini tidak cukup hanya dengan nilai bagus tetapi harus benar-benar memahami karena pemahaman konsep diperlukan untuk menjadi dokter.

Kemampuan bahasa inggris akan dibutuhkan jika Anda berinteraksi dengan pasien asing. Selain itu Anda dituntut untuk memiliki nalar dan logika yang sistematis karena kinerja tubuh pada alur sistem tidak boleh terlewatkan agar bisa dianalisa dan menemukan solusinya.

Hal tersebut harus dipersiapkan dari awal jika berencana masuk tanpa mengikuti tes tulis.

2. Kuliah Pre Klinik

menjadi dokter
Sumber: unsplash.com

Selanjutnya adalah kuliah pre klinik maksudnya kuliah sarjana untuk para calon dokter untuk bisa mengikuti kuliah profesi.

Kuliah sarjana berarti Anda akan disuguhkan dengan kuliah pakar, tutorial, kemampuan laboratorium, praktikum dan ujian-ujian. Saat ini sistem kuliah kedokteran menggunakan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

3. Kuliah Profesi

Setelah dinyatakan lulus kuliah sarjana maka Anda akan ke tahap selanjutnya yaitu kuliah profesi untuk mendapatkan gelar dokter atau istilah yang sering dipakai adalah co-assistant.

Kuliah profesi berarti Anda akan belajar langsung untuk memeriksa pasien mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh yang masih dibawah pengawasan pembimbing.

Proses profesi dilaksanakan di rumah sakit selama minimal 1,5 tahun yang dilakukan secara bertahap. Saat menjalani kuliah profesi beberapa bagian tertentu akan meminta dokter muda untuk jaga malam seperti bagian IGD yang berarti Anda harus bertugas di rumah sakit selama 32 jam.

4. Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)

Untuk mendapatkan gelar dokter setelah menjalani kuliah profesi Anda akan di yudisium tetapi belum bisa bebas untuk buka praktek. Dokter muda harus terlebih dahulu mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) saat ini disebut Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).

Setelah dinyatakan lulus UKMPPD maka dokter sudah diperbolehkan untuk mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) yang dilaksanakan 4 kali dalam setahun.

5. Internship

Internship adalah program baru untuk dokter dengan lulusan sistem KBK. Walaupun setelah mendapat STR sudah bisa melaksanakan praktek dokter mandiri tetapi tempat masih dibatasi yaitu hanya melaksanakan praktek pada tempat mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) internship.

Internship wajib diikuti dengan minimal waktu 1 tahun dengan pelaksanannya terbatas pada Rumah Sakit tipe C (kabupaten) dan Puskesmas se-Indonesia. Ini berarti para dokter muda harus bersedia ditempatkan dimana saja wilayah Indonesia.

Berapa Lama untuk Menjadi Dokter?

menjadi dokter
Sumber: unsplash.com

Ada perjalanan panjang yang harus Anda tempuh untuk menjadi dokter yang profesional. Dimulai dari tes masuk perguruan tinggi, masa perkuliahan, kuliah profesi, ujian profesi dan internship. Dibutuhkan kesabaran untuk menjadi selain kemampuan akademik.

Menurut Peraturan Konsul Kedokteran Indonesia No. 10 Tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia hanya anak lulus IPA yang dapat mengikuti tes pendikikan kedokteran.

Setelah itu Anda akan masuk ke dunia perkuliahan dengan minimal 4 tahun. Setelah selesai akan diwisuda dengan gelar sarjana kedokteran (S.Ked) yang pasti Anda belum boleh untuk menangani pasien.

Setelah pendidikan sarjana, Anda akan masuk ke masa kuliah profesi yang lebih sering disebut koas. Program koasisten akan ditempuh minimal 1,5 tahun terbagi dalam bagian tertentu dari bidang kedokteran.

Selesai koas harus mengikuti UKMPDD dengan tujuan untuk  meningkatkan kualitas dokter agar sesuai dengan standarisasi.

Jika dinyatakan lulus, calon dokter akan diwisuda dengan 2 benda pusaka yaitu ijazah profesi dokter dan surat bukti angkat sumpah. Kedua benda tersebut menjadi syarat untuk membuat STR yang akan dilanjutkan membuat sertifikat ke Kolegium Dokter Primer Indonesia (KDPI).

Lalu, dokter muda akan menjalankan internship selama 1 tahun yang merupakan program pemerintah.. Jika di Jakarta, lama internship adalah 4 bulan di puskesmas kecamatan, 4 bulan di puskesmas kelurahan  dan 4 bulan di IGD rumah sakit.

Untuk di luar Jakarta yaitu 8 bulan di rumah sakit (4 bulan di IGD dan 4 bulan di bangsal) dan  4 bulan di puskesmas. Jika sudah menjadi dokter, sarjana kedokteran  bisa menjadi klinis dan scientist.

Baca juga: Daftar Film Perceraian yang Mengedukasi dan Menyentuh

Apa Saja Tes untuk Masuk Fakultas Kedokteran

menjadi dokter
Sumber: unsplash.com

Ada banyak seleksi untuk masuk fakultas kedokteran yang bisa Anda ikuti dengan berbagai tes. Hal terpentingnya adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti semua tes yang harus dijalani.

Diawali dengan tes tertulis, jika dinyatakan lulus akan berlanjut hingga tes kesehatan. Berikut beberapa tes yang harus dijalani untuk bisa masuk ke fakultas kedokteran.

  • Tes Tertulis

Jika Anda mengikuti seleksi masuk fakultas kedokteran melalui tes tulis maka hal yang paling penting adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tes tertulis.

Pelajari dan pahami mata pelajaran yang sekiranya akan diujiankan. Biasanya mata pelajaran yang akan diujiankan adalah soal matematika dasar, soal matematika IPA, soal bahasa inggris, soal biologi, soal fisika, soal kimia dan soal bahasa indonesia.

  • Tes Potensi Akademi (TPA)

Selain ujian tertulis, calon mahasiswa juga akan ada ujian tambahan yaitu ujian Tes Potensi Akademik (TPA). Walaupun tidak semua institusi menggunakannya tetapi hal ini perlu Anda persiapkan untuk berjaga-jaga.

TPA adalah tes yang digunakan untuk mengetahui bakat di bidang keilmuan dan dapat mengukur kemampuan komunikasi serta bernalar calon mahasiswa.

TPA identik dengan Graduate Record Examination yang telah menjadi standar internasional. TPA meliput beberapa tes yang saling berhubungan yaitu tes kemampuan logika, tes numerik, tes verbal dan ters spasial atau gambar.

  • Tes Kesehatan

Tes terakhir setelah dinyatakan lulus tes tertulis dan TPA, selanjutnya calon mahasiswa akan di tes kesehatan. Jenis tes kesehatan tidak bersifat mutlak, setiap institusi pendidikan memiliki tes kesehatan yang berbeda sesuai dengan kebijakan institusi.

Umumnya tes kesehatan yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan, pengukuran tekanan darah, kesehatan gigi, tes pendengaran, tes buta warna, tes penglihatan, tes rontgen, tes urine untuk melihat keterlibatan penyalahgunaan obat terlarang dan tes urine untuk mengetahui penyakit hepatitis.

Ada perjalanan panjang yang harus ditempuh untuk menjadi dokter yang profesional bahkan jika Anda melanjutkan untuk dokter spesialis, ada pendidikan yang harus dijalani kembali selama beberapa tahun.

Sebaiknya persiapakan diri Anda sejak dini untuk melewati semua proses untuk menjadi dokter. Semangat dan selamat berjuang.

Ditulis oleh Kenanga Rahmi Annisa – Editted: 17/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar