Perkembangan Emosi Remaja: Jenis, Karakteristik

Hal yang ingin diperoleh dari dasar pendidikan serta sudah dirancang lembaga pendidikan yakni untuk mempersiapkan generasi unggulan.

Tujuan lainnya adalah berharap jika generasi berikutnya khususnya yang remaja bisa mempunyai mental yang kuat dan rasa percaya diri yang tinggi.

Karena itulah, fokus pada perkembangan emosi remaja juga harus dipikirkan dengan baik tidak hanya sekedar kesehatan jasmaninya saja.

Masa remaja sendiri merupakan masa dimana ada banyak pertumbuhan terutama yang berhubungan dengan penyesuaian diri pada lingkungan dan orang dewasa.

Tingkatan emosi yang tinggi pada remaja juga seharusnya bisa dimengerti para pendidik terutama guru dan orang tua.

Oleh karena itu, semua hal yang bisa menimbulkan emosi seperti sedih, marah, kecewa dan lain sebagainya sebisa mungkin harus dihindari.

Jika dilihat secara sederhana, emosi merupakan kondisi kejiwaan yang memberi warna pada tingkah laku. Emosi remaja bisa diartikan sebuah reaksi psikologis yang diperlihatkan dari tingkah lau bahagia, gembira, sedih, marah dan sebagainya.

Umumnya, emosi ini akan timbul sebagai luapan perasaan yang juga bisa hilang dalam waktu singkat.

Jenis-Jenis Emosi Remaja

Dari sebab serta reaksi yang timbul, emosi remaja sendiri bisa digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni:

  1. Emosi yang Berhubungan Dengan Perasaan: Yakni syaraf jasmani seperti panas, dingin, sejuk, hangat dan lainnya. Emosi ini biasanya akan lebih sering dirasakan sebab merupakan faktor fisik terluar seseorang. Contohnya karena dipengaruhi keadaan ruangan, cuaca atau lokasinya.
  2. Emosi yang berhubungan dengan keadaan fisiologis: Contohnya seperti meriang, sakit dan lainnya. Emosi ini umumnya lebih sering dirasakan sebab kondisi kesehatan.
  3. Emosi yang berhubungan dengan kondisi psikologis: Contohnya seperti sayang, benci, rindu dan sebagainya. Emosi seperti ini bisa terjadi karena berhubungan dengan seseorang.

Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Masa ini, remaja mengalami berbagai perkembangan, diantaranya perkembangan fisik, sosial, dan perkembangan emosi remaja.

Masa ini juga menjadi masa yang sulit bagi orang tua maupun remaja itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu bagi orang tua untuk mempelajari karakteristik perkembangan emosi remaja sejak dini.

Remaja mempunyai karakteristik cara memunculkan emosi dengan berbeda-beda jika dibandingkan dengan anak-anak atau orang dewasa. Biasanya, emosi remaja lebih mudah meledak-ledak sehingga emosi yang negatif lebih sering terlihat.

Kondisi ini biasanya disebabkan karena masalah kebutuhan anak serta lingkungan yang menjadi penghalang kebutuhan tersebut. Ada 3 jenis perkembangan emosi remaja yang paling terlihat dari anak remaja, yakni:

1. Emosi Mudah Marah

Emosi marah biasanya lebih mudah terjadi dibandingkan emosi yang lainnya pada remaja. Emosi marah ini disebabkan karena anak merasa dipermalukan, direndahkan atau karena dihina. Anak remaja sudah bisa dikatakan matang dalam memperlihatkan rasa marah namun tidak berkelahi seperti ketika masih anak-anak.

Terkadang, bahkan remaja juga bisa melakukan kekerasan hanya untuk melampiaskan emosinya. Meski sudah berusaha untuk menekan keinginan, namun hal ini biasanya tetap tidak tertahankan untuk terjadi.

Sebenarnya, perkembangan emosi remaja lebih sering mengganti emosi yang dimiliki saat anak-anak dengan cara yang jauh lebih sopan.

2. Emosi Rasa Takut

Rasa takut yang terjadi di masa remaja bisa dikelompokkan menjadi beberapa, seperti:

  • Takut akan sikap dari orang tua yang berlaku tidak adil atau menunjukkan penolakkan di keluarga.
  • Takut pada masalah penyesuaian dari pendidikan atau juga bisa pilihan dari pendidikan yang sesuai dengan cita-cita atau kemampuan.
  • Takut akan memperoleh status yang baik di keluarga atau di antara teman sebaya.
  • Takut pada saat memilih jabatan yang sama seperrti kemampuan serta keinginan.
  • Takut akan masalah tentang seks.
  • Takut akan ancaman tentang keberadaan diri sendiri.

Di akhir masa remaja dan masuk ke perkembangan dewasa awal, maka kecemasan serta ketakutan yang muncul adalah tentang masalah lain.

Dari mulai masalah pendirian, kemunduran dari usaha, pekerjaan, keuangan, keluarga serta agama. Ketika remaja sudah matang, maka akan semakin berusaha untuk mengatasi masalah yang menyebabkan rasa takut tersebut.

3. Emosi Tentang Cinta

Emosi yang sudah ada pada anak sejak bayi nantinya akan terus mengalami perkembangan sampai dewasa. Di masa remaja, ada rasa cinta yang akan ditujukan untuk lawan jenis. Sedangkan ketika bayi, maka cinta hanya ditujukan untuk orang tua khususnya ibu.

Ketika kecil antara 3 hingga 5 tahun, maka cinta hanya diarahkan untuk orang tua yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya. Contohnya anak laki-laki akan sayang pada ibu dan anak perempuan pada ayah.

Sementara ketika sudah remaja, maka rasa cinta tersebut sudah berubah yakni untuk teman sebaya yang berlainan jenis kelamin. Namun dalam beberapa situasi, anak perempuan juga bisa sayang pada wanita terlalu berlebihan, yakni seperti:

  • Wanita itu dianggap bisa membantu untuk mengatasi menyelesaikan kesulitan yang sedang dihadapi.
  • Wanita tersebut bisa menjadi pengganti ibu jika memang ibu kandungnya meninggal dunia atau mengalami perceraian.
  • Wanita itu dianggap sayang dan berasal dari keluarga yang sebenarnya menolak anak tersebut.
  • Karena merasa tidak terkenal diantara teman pria, takut atau malu dengan teman pria atau punya pengalaman tidak menyenangkan.

Untuk remaja wanita yang merasakan perkembangan emosi remaja percintaan normal terjadi ketika remaja tersebut memberikn pada pria remaja. Sama seperti remaja pria yang akan memberikan cinta normal untuk gadis sebayanya.

Sementara di akhir masa remaja, anak akan memilih lawan jenis yang dicintai. Bisa dikatakan jika emosi tentang cinta disimpulkan seperti dibawah ini:

  • Objek cinta pada awalnya merupakan orang dewasa yang berbeda jenis atau sejenis.
  • Sesudah itu, objek cinta akan berpindah ke teman seumuran yang sama jenis kelaminnya yakni ketika masa pra remaja.
  • Akhirnya, anak remaja akan memilih objek cintanya yakni teman sebaya.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Timbulnya emosi yang bersifat negatif pada remaja bisa terjadi karena banyak hal. Namun, ada beberapa penyebab mengapa perkembangan emosi remaja menjadi negatif dan berikut beberapa diantaranya:

  • Jika mendapatkan rintangan ketika menjalin kedekatan dengan lawan jenisnya.
  • Guru atau orang tua memperlakukan seperti anak kecil sehingga merasa seperti dilecehkan.
  • Aada banyak yang merintangi dibandingkan yang mendukung.
  • Mendapatkan sikap yang tidak adil dari salah satu atau kedua orang tua.
  • Menganggap jika kebutuhannya tidak bisa dipenuhi orng tua meski sebenarnya orang tua mampu.
  • Mendapatkan sikap yang otoriter dari orang dewasa seperti mendapat cela hukm, dituntut agar bisa patuh serta mendapat hinaan.

Gejala Gangguan Perkembangan Emosional Remaja

Berikut ini gejala gangguan perkembangan emosi remaja:

Perkembangan Emosi Remaja
Sumber: id.pinterest.com
  • Sedih atau depresi yang terlalu mendalam. Umumnya terjadi karena sedih tidak ditanggapi orang lain atau tanggapan yang diperoleh membuat anak menjadi sedih. Sementara depresi bisa terjadi karena sudah kehilangan orang yang disayangi atau karena gagal berkali-kali.
  • Terlalu mudah pingsan akibat perasa atau sensitif terutama pada hal menyedihkan atau menakutkan.
  • Lebih mudah tersinggung serta sensitif pada orang lain. Contohnya sesuatu yang didengar, dilihat atau direspon oleh orang lain akan ditanggapi impulsif.
  • Lebih sering cemas sebab banyak memikirkan tentang kegagalan atau bahaya.
  • Sering merasa ragu ketika memutuskan sesuatu dan bertindak ragu sebab penuh bahan pertimbangan.

Ciri Kematangan Perkembangan Emosi Remaja

Ketika seorang remaja telah sampai ke tingkat kematangan emosi, maka bisa terlihat beberapa ciri perkembangan emosi remaja berikut ini:

  • Sudah mandii secara emosional yakni bisa bertanggungjawab pada diri sendiri serta orang lain.
  • Bisa menerima diri atau orang lain apa adanya. Artinya sudah tidak menyalahkan diri sendiri dan juga orang lain atas sebuah kegagalan.
  • Bisa mengendalikan emosi negatif dengan lebih baik sehingga tidak muncul impulsif.

Ciri Ketidakmatangan Perkembangan Emosi Remaja

Sementara untuk anak remaja yang belum matang secara emosi bisa terlihat dari beberapa ciri seperti berikut:

  • Lebih sering melihat sisi negatif orang lain.
  • Impulsif atau sangat mudah emosional.
  • Tidak bisa menerima orang lain dan diri sendiri apa adanya.
  • Tidak bisa paham dengan orang lain dan lebih sering minta untuk dipahami orang lain
  • Jarang mau mengakui kesalahan yang dilakukan, lebih sering menyembunyikan serta memilih sikap yang mempertahankan diri.

Cara Mengurangi Emosi Remaja yang Negatif

Perkembangan Emosi Remaja
Sumber: voa-islam.com

Sebetulnya, emosi negatif yang biasa ditimbulkan anak remaja masih bisa diredam. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredam emosi negatif tersebut seperti:

  • Berusaha berpikir positif yakni melihat sesuatu atau kejadian dari bagian yang positifnya.
  • Berusaha untuk belajar paham tentang berbagai karakteristik orang lain. Belajar untuk mengerti jika setiap orang berbeda sehingga tidak bisa dipaksa untuk mengikuti keinnginan diri sendiri.
  • Bisa menghargai tentang kelebihan serta pendapat orang lain. Minta agar mau mendengarkan yang akan dikatakan orang lain. Selain itu, akui juga kelebihan yang dimiliki orang tersebut.
  • Mau intropeksi diri serta berusaha untuk melihat kejadian yang sama seperti diri sendiri atau yang dirasakan orang lain.

Cara Untuk Mendukung Perkembangan Emosi Remaja

Supaya perkembangan emosi remaja bisa berkembang secara baik, maka harus dirangsang serta disikapi guru serta orang tua.

Bahkan kombinasi dari guru dan juga orang tua sangat diharapkan supaya perkembangan emosi anak bisa berjalan dengan baik. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendukung perkembangan emosi anak remaja.

  • Orang dewasa, guru atau orang tua pada lingkungan anak bisa dijadikan model untuk ekspresi emosi yang negatif. Dengan begitu, tampilan emosi anak tidak akan meledak-ledak.
  • Mengadakan program latihan emosi di sekolah atau keluarga. Contohnya dengan menyikapi sesuatu yang berjalan tidak seperti seharusnya.
  • Belajar dan berdiskusi dengan mendalam tentang kondisi yang bisa menyebabkan emosi negatif serta usaha untuk mencapainya.

Masa remaja merupakan masa dimana muncul berbagai jenis emosi yang berbeda. Jika dibandingkan dengan masa saat anak-anak, emosi ini tentunya berbeda. Pada masa ini, seringkali remaja mencari jati dirinya yang terkadang disertai dengan emosi yang meluap-lupa dan tinggi.

Remaja akan lebih mudah tersulut emosi jika keinginannya tidak terpenuhi. Bukan hanya permintaan yang tidak terpenuhi oleh orang tua namun juga bisa karena hal lain. permintaan yang tidak terpenuhi akan menyebabkan emosi dikarenakan remaja belum bisa membedakan mana yang merupakan keinginan dan mana kebutuhan.

Perkembangan emosi remaja selama tumbuh kembang tentu bisa memberikan pengaruh yang besar. Untuk itu, perkembangan remaja bisa dikatakan sehat jika sudah dapat mengontrol emosinya secara baik.

Jika dikembangkan dengan sangat baik, maka nantinya remaja bisa menunjukkan diri sendiri sebagai pribadi yang berguna untuk bangsa. – Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar