Tahap Perkembangan Remaja dari Anak-anak Ke Dewasa

Masa remaja merupakan usia pertumbuhan menuju kematangan fisik dan sosial psikologi yang mencakup biologis serta sosial ekonomi.

Tahap perkembangan remaja ditandai dari terlihatnya tanda seksual sekunder hingga kematangan. Perkembangan remaja merupakan pola identifikasi dari masa anak-anak hingga peralihan menuju dewasa.

Selain itu dalam masa ini terjadi juga ketergantungan sosial ekonomi dimana anak sudah ingin mandiri. Karakteristik remaja adalah periode yang penting di rentang kehidupan manusia.

Anak remaja juga umumnya mulai mengalami masalah dengan tujuan hidup namun ini merupakan tahap mencari karakteristik dan jati diri menuju kedewasaan.

Perkembangan Remaja dari Segi Psikologi

Masa remaja masuk dalam kategori usia transisi dari anak-anak menuju dewasa. Dalam perkembangan remaja, akan ada beberapa perubahan besar yang terjadi dan tidak hanya dari perkembangan fisiknya. Salah satunya yakni perkembangan dari sisi psikologis anak yang terbagi menjadi 2 kategori.

Kedua kategori tersebut adalah emosional dan juga sosial yang sama-sama harus diketahui orang tua sehingga tidak salah mendidik. Ini semua saling berkaitan karena terjadi perubahan saraf dan hormon yang membuat remaja tidak hanya berkembang dari sisi kognitifnya saja.

Untuk itu, identitas diri dan hubungan sosial yang ada di sekitar anak juga harus diperhatikan. Jika dilihat dari psikologis, maka ada beberapa tahap yang harus dicapai, seperti:

  • Dapat beradaptasi supaya dapat diterima pada lingkungan.
  • Lebih terlihat menonjol dan juga bisa mengembangkan identitas diri.
  • Bisa berkomitmen dengan tujuan yang telah dibuat.
  • Bisa mengembangkan kompetensi yang dimiliki kemudian mencari jalan keluar.

Perkembangan Psikologi Remaja Usia 10 Hingga 13 Tahun

Perkembangan Remaja
Perkembangan remaja – Sumber: lighthouse.mq.edu.au

Jika dilihat pada fase perkembangan remaja, maka usia 10 sampai 13 tahun adalah fase awal. Ini disebabkan anak baru masuk ke dalam tahap puber.

Untuk itulah, orang tua harus menyiapkan diri sebab anak akan mengalami perubahan mood dan perilaku dibandingkan biasanya. Perkembangan psikologi anak remaja di usia ini beberapa diantaranya adalah:

  • Masih terlihat bergantung dengan orang tua.
  • Masih membuat kelompok dengan teman yang terdekat.
  • Sudah mulai mencari identitas diri serta terlihat mulai mandiri.

Baca: Tahap perkembangan psikologi anak remaja

Perkembangan Remaja dari Segi Emosional

Perkembangan Remaja
Ilustrasi perkembangan remaja – Sumber: pixers.uk

Ketika anak masuk ke usia 10 tahun, maka perkembangan emosi atau psikologi remaja masih bergantung ke orang tua. Akan tetapi, untuk kedekatan anak dengan teman juga semakin kuat. Bahkan, tekanan yang berasal dari pertemanan semakin dirasa besar oleh anak.

Ini juga beriringan dengan identitas diri anak pada pertemanan yang ikut semakin kuat. Namun, anak masih akan beranggapan jika orang dewasa punya kekuatan dan kekuasaan yang jauh lebih besar. Ini nantinya akan membuat anak remaja masih mau ikut pada prinsip serta aturan yang diterapkan di rumah.

Bunda sebagai orang tua tentu tetap harus menyiapkan diri ketika anak mulai bertanya tentang semua aturan yang berlaku di rumah.

Secara bersamaan, perkembangan anak dari sisi psikologi dan emosi juga sudah terlihat dari kepedulian anak tentang tubuh dan penampilan. Akan tetapi jika tidak diatasi dengan baik, maka bisa saja sebuah masalah terjadi.

Apabila anak tidak menyukai bentuk tubuhnya contohnya karena gemuk, maka anak dapat melakukan diet secara sembarangan. Nantinya, ini bisa berujung pada tidak percaya diri dan gangguan makan pada anak. Dalam fase ini, anak biasanya juga semakin menekankan identias diri.

Ini dapat terlihat dari pakaian yang dikenakan anak, musik dan film yang disukai atau bahkan buku yang dibaca. Jika tanpa pengawasan, maka mungkin saja anak mencontoh dari yang dilihat karena hanya penasaran.

Di rentang usia ini, orang tua juga dapat melihat perkembangan emosi atau psikologi anak yang signifikan. Salah satunya adalah terlihat dari perubahan modd pada anak yang semakin berulah.

Perkembangan Remaja dari Segi Sosial

Perkembangan remaja berikutnya adalah dari segi sosialnya. Pertemanan yang semakin kuat diperlihatkan dari kesetiakawanan pada teman satu grup yang lebih solid. Pada tahap ini, perkembangan psikologis terlihat dari sisi kompetitif anak pada teman yang tidak termasuk perkumpulan.

Untuk anak remaja perempuan akan lebih senang bermain dengan perempuan sama seperti anak laki-laki yang nyaman bermain dengan laki-laki.

Selain itu, anak juga mulai memperlihatkan ketertarikan pada lawan jenisnya. Ini menandakan jika anak remaja sedang melewati masa puber sehingga perubahan mood yang tidak menentu bisa terjadi.

Anak remaja juga akan semakin peka dengan penampilan serta bentuk tubuh. Dengan bertambahnya usia anak, maka anak lebih senang menghabiskan waktu dengan teman dibandingkan keluarga. Ini juga masuk dalam perkembangan psikologi anak rsekitar 11 tahun.

Sesudah masuk usia 12 sampai 13 tahun, maka perkembangan sosial anak semakin bisa dilihat pada saat jiwa kepemimpinannya terbentuk. Tugas orang tua disini adalah mendukung anak agar bisa fokus.

Caranya adalah dengan membantu anak membut keputusan serta didukung agar bisa berpartisipasi pada kegiatan sekolah.

Perkembangan Remaja dari Segi Psikologi Usia 14 Hingga 17 Tahun

Jika dibandingkan perkembangan anak 10 tahun, maka ada perbedaan mencolok pada perkembangan remaja fase tengah ini. Dapat dikatakan jika perkembangan psikologi dari remaja bisa dilihat sebab anak remaja sudah mulai membangun identitas diri sendiri.

Selain itu dalam rentang usia ini, remaja sudah memperlihatkan rasa mandiri serta tidak tergantung pada orang tua. Berikut adalah perkembangan anak dari sisi psikologi pada umur 14 sampai 17 tahun:

  • Sudah terlihat memiliki perubahan mood yang tidak menentu.
  • Mulai memperlihatkan rasa tertariknya dengan lawan jenis.
  • Mulai menunjukkan rasa mandiri ke orang tua.
  • Waktu yang dihabiskan bersama orang tua mulai berkurang.
  • Lebih peduli pada teman, keluarga serta lawan jenis.
  • Suasana hati mulai berubah-ubah.

Perkembangan Emosional Anak Umur 14 Tahun

Di sekitar umur 14 tahun, maka emosi anak remaja bisa dikatakan masih naik dan turun. Anak memiliki suasana hati yang gampang berubah-ubah yang membuat orang tua sering bingung ketika menghadapinya.

Orang tua disarankan juga sudah mulai memberi edukasi tentang seks sebab anak mulai tertarik dengan lawan jenisnya.

Di usia ini, anak juga mulai mencoba berbagai hal yang berisiko. Untuk itulah, orang tua diharapkan untuk bisa mengajak anak berdiskusi tentang segala hal yang masih baru untuk anak. Jelaskan juga pada anak tentang akibat dari banyak hal yang telah atau akan dilakukan anak.

Dengan semakin bertambahnya usia anak, maka emosi dan psikologi anak remaja juga mulai berkembang seperti menunjukkan rasa peduli.

Empati serta simpati juga mulai terlihat ketika anak punya sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Tugas sebagai orang tua adalah memperhatikan dengan baik perubahan perilaku yang tak sama seperti kebiasaan harian anak.

Contoh masalah yang harus diperhatikan adalah gangguan citra pada tubuh, gangguan tidur, krisis rasa percaya diri dan lain sebagainya.

Meski memang waktu bersama anak berkurang, namun tetap pastikan membangun komunikasi supaya anak tidak hilang arah. Sementara kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak juga cukup banyak khususnya yang menjadi kesukaan anak.

Jika anak membicarakan tentang masalahnya pada teman dekat lebih dulu, sebenarnya ini adalah hal yang biasa. Semua ini bahkan akan terus terjadi hingga anak menginjak usia 17 tahun karena ingin menjaga hubungan baik bersama temannya. Inilah yang membuat orang tua merasa seperti posisinya tergeser dengan teman-teman anak.

Perkembangan Remaja dari Segi Psikologi Usia 18 Tahun

Dalam usia sekitar 18 tahun, maka remaja telah ada pada tahap akhir yang disebut dengan late. Umumnya, sifat anak yang impulsif sudah mulai bisa dikendalikan dibandingkan umur sebelumnya.

Bisa dikatakan jika perkembangan remaja usia ini sudah lebih berpikir tentang risiko yang bisa terjadi dari perbuatannya. Beberapa perkembangan remaja di usia ini diantaranya adalah:

  • Sudah bisa membuka diri dalam memperluas pertemanan.
  • Sudah bisa berpikir tentang tujuan hidup dan masa depan.
  • Sudah mandiri dan bisa membuat keputusannya sendiri.
  • Sudah mulai tertarik dengan hubungan bersama lawan jenis.

Perkembangan Remaja dari Segi Sosial

Perkembangan Remaja
Ilustrasi perkembangan remaja – Sumber: unsplash.com

Jika pada tahap umur sebelumnya remaja lebih senang menghabiskan wakti dengan pacar atau teman terdekat, maka di usia ini berbeda. Secara tidak sadar, anak mulai merasa nyaman dengan orang tua. Ini disebabkan karena anak sudah lebih terbuka untuk menerima pendapat dan melakukan kompromi dengan orang lain.

Sebagai orang tua, sebaiknya sudah bisa mempersiapkan diri sebab mungkin saja remaja ingin memiliki hubungan serius dengan pacarnya.

Untuk itu, komunikasi dan memberikan pendidikan sesual secepat mungkin sangat dibutuhkan. Ini penting supaya anak tidak terjebak dengan kesalahan yang mungkin akan disesalinya.

Penyebab di Masa Perkembangan Remaja Menjadi Pemberontak

Biasanya, pertengkaran antara orang tua serta anak akan berakhirnya dengan anak yang pergi dari rumah sebab sedang dalam masa memberontak. Hal tersebut juga terjadi di perkembangan emosi dan psikologi anak remaja sekitar usia 18 tahun atau bahkan lebih muda dari itu.

Terkadang, anak menganggap jika sudah tidak ada cara memecahkan masalah yang bisa tercapai selain berbuat kenakalan remaja. Ada beberapa penyebab dari pemberontakan yang dilakukan oleh anak, seperti:

1. Anak Merasa Tak Aman di Rumah

Jika anak merasa situasi di rumah sudah tidak nyaman, maka perkembangan psikologis anak bisa saja terganggu. Ini bisa terjadi akibat anak mengalami kekerasan baik itu fisik, verbal, seksual atau psikologis. Untuk itulah, anak akan bereaksi dengan cara menjadi pemberontak.

2. Memiliki Masalah Lingkungan Pergaulan atau Sekolah

Ketika anda mengalami bullying di sekolah dan tidak ada yang bisa membantu, maka kemungkinan anak lebih memilih kabur dari situasi tersebut.

Nantinya, anak bisa membolos dan bahkan harus dipaksa ketika pergi ke sekolah. Ini membuat psikologis anak menjdi terganggu dan lebih memilih memberontak dibandingkan menanggung konsekuensinya.

3. Merasa Seperti Tidak Dihargai

Beberapa kasus anak remaja memberontak terjadi karena ada rasa cemburu pada saudara kandungnya yakni kakak atau adik. Anak nantinya akan merasa kurang dihargai serta beranggapan jika orang tua lebih sayang pada kakak atau adiknya. Ketika anak merasa seperti ini, maka akhirnya menjadi anak yang memberontak.

Perkembangan remaja adalah salah satu tahap penting pada kehidupan manusia. Untuk itu sebagai orang tua diharapkan bisa benar-benar mengerti kondisi dan ciri perkembangan anak remaja. Ini disebabkan untuk mencegah anak menjadi pribadi yang nakal atau memberontak di kemudian hari.

Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar