Cara Memberikan Stimulasi Perkembangan Balita

Para bunda harus tahu bagaimana memancing stimulasi perkembangan balita mereka. Ini penting, karena biasanya anak-anak usia balita ada yang cepat dan lambat dalam tumbuh kembangnya. Disinilah peran orang tua dalam stimulasi perkembangan balita.

Melihat anak bisa tumbuh dengan sehat dan perkembangan yang baik tentu menjadi harapan bagi semua orangtua.

Untuk itulah, kebutuhan nutrisi balita tetap harus terpenuhi dengan maksimal dan juga memperhatikan tumbuh kembangnya.

Salah satu hal terpenting yang harus bunda lakukan adalah memperhatikan dari segi stimulasi perkembangan balita. Dari kandungan hingga umur 2 tahun menjadi fase terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

Ini merupakan masa emas sekaligus fase kritis untuk otak anak sebab bisa dengan cepat menerima pengaruh dari lingkungan sekitar. Untuk itulah dalam masa tersebut, orangtua dihimbau untuk memaksimalkan stimulasi perkembangan balita.

Semua balita butuh stimulasi supaya kecerdasan bisa berkembang dengan optimal. Dari sebuah artikel kedokteran disebutkan jika sel otak janin akan terbentuk mulai usia 3 hingga 4 bulan dalam kandungan.

Jika kaitan sel otak bayi semakin kuat dan kompleks, maka bisa meningkatkan kecerdasan anak yang semakin tinggi kemudian.

Berikut adalah beberapa cara stimulasi perkembangan balita yang bisa bunda lakukan untuk meningkakan kecerdasan otak dan pertumbuhan anak.

Pengertian Stimulasi Perkembangan Balita

Stimulasi merupakan rangsangan suara atau auditori, sentuhan, visual dan kinetetik dari otak semenjak otak bayi mulai berkembang.

Tujuan utama dari stimulasi perkembangan balita adalah untuk merangsang kuantitas serta kualitas sel otak supaya bisa berfungsi secara maksimal.

Namun, stimulasi ini tidak bisa disamakan untuk setiap anak dan orangtua harus mengetahui tingkat kematangan otak anak. Ini dilakukan supaya bisa memberikan jenis serta cara stimulasi yang sesuai dengan usia dan bisa bermanfaat.

Cara Mudah Stimulasi Perkembangan Balita

Stimulasi Perkembangan Balita via sci-news.com
Stimulasi Perkembangan Balita via sci-news.com

Untuk mendukung tumbuh kembang anak, maka orangtua disarankan secara rutin memberikan stimulasi pada anak. Menstimulasi balita bisa dilakukan dengan banyak cara bahkan bisa dilakukan di rumah.

Berikut adalah beberapa cara mudah stimulasi perkembangan balita yang bisa bunda lakukan:

1. Menstimulasi Perkembangan Penglihatan Anak

Cara pertama untuk stimulasi perkembangan balita adalah pada penglihatan. Ketika baru lahir, kemampuan melihat bayi masih sangat terbatas dengan jarak pandang antara 20 sampai 30 cm saja.

Bayi juga belum bisa membedakan warna sehingga yang dilihat hanya hitam dan putih. Meski begitu, bayi biasanya sudah bisa melihat wajah orang-orang yang ada disekitarnya.

Saat masuk usia 4 bulan, maka bayi sudah mulai bisa membedakan beberapa warna. Agar bisa memberikan stimulasi perkembangan balita khususnya penglihatan sebenarnya bisa dilakukan secara mudah. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Dekorasi kamar bayi dengan pola menarik dan warna yang cerah.
  • Bicara dengan anak walau belum paham apa yang sedang dikatakan orangtuanya. Ini juga bisa membantu untuk merangsang kemampuan anak mendeteksi perubahan ekspresi wajah seseorang.
  • Ajak bermain cilukba khususnya jika anak sudah masuk ke usia 4 bulan. Ini bermanfaat untuk membantu koordinasi gerakan antara mata dan tangan anak.

Selain itu, ada cukup banyak mainan bayi yang bisa digunakan untuk melatih indra penglihatan, peraba dan pendengaran.

Beberapa diantaranya adalah mainan bertekstur, cermin antipecah dan juga mainan yang menghasilkan musik. Agar bisa merangsang penglihatan anak, maka pilih mainan dengan warna dan juga motif yang kontras.

2. Menstimulasi Perkembangan Pendengaran Anak

Sebenarnya, bayi sudah mulai bisa mendengar sejak dalam kandungan. Ketika di dalam rahim, anak sudah bisa mendengar detak jantung ibu, pergerakan saluran cerna dan suara orangtuanya.

Ketika lahir, maka anak sudah bisa mengenali suara kedua orangtuanya karena sudah pernah didengar ketika masih ada dalam kandungan.

Untuk stimulasi perkembangan balita khususnya pendengaran, maka bisa dilakukan dengan mengajak anak bernyanyi, berbicara dan menceritakan dongeng.

Memutar musik yang lembut serta menenangkan juga menjadi salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan pendengaran anak. Semua ini nantinya bisa melatih anak ketika merespon suara serta memperbanyak kosakata saat sudah mulai belajar nanti.

3. Menstimulasi Perkembangan Peraba Anak

Orangtua bisa melakukan stimulasi perkembangan anak khususnya indra peraba dengan cara memeluk serta menggendong anak.

Selain itu, bunda juga bisa mencoba melakukan metode kangguru. Tidak hanya membuat anak merasa nyaman, namun cara ini juga bisa menguatkan ikatan anak dengan orangtua.

4. Menstimulasi Perkembangan Penciuman Anak

Kemampuan bayi dalam mencium aroma sesuatu sebetulnya sudah berkembang sejak dilahirkan. Bayi sudah bisa mengenali aroma dari ASI serta aroma tubuh ibu. Semua aroma ini bisa membantu bayi merasa lebih aman dan juga nyaman.

Agar bisa merangsang dan menstimulasi perkembangan anak khususnya penciuman, bisa dilakukan dengan memakai aromaterapi lembut.

Contohya seperti minyak telon, lavender, daun mint serta minyak almond. Tidak hanya menstimulasi penciuman, namun beberapa aroma ini juga bisa menenangkan anak.

Sesudah masuk ke usia 6 bulan, maka bayi sudah mulai bisa memakai indra penciuman dalam menentukan jenis makanan yang disukai.

Untuk itu dalam tahap ini, orangtua bisa memberikan variasi makanan yang berbeda setiap harinya. Namun pastikan ketika ingin menstimulasi perkembangan balita yang satu ini, tidak memakai aroma yang tajam seperti pewangi ruangan.

5. Menstimulasi Perkembangan Perasa Anak

Stimulasi Perkembangan Balita
Stimulasi Perkembangan Balita via mamanatural.com

Ketika bayi baru saja dilahirkan, maka cara termudah untuk memberikan stimulasi pada indra peraba bayi adalah dengan memberikan ASI eksklusif.

Ibu juga bisa mengonsumsi makanan dengan variasi rasa berbeda ketika sedang menyusui. Nutrisi dan rasa makanan yang dikonsumsi nantinya bisa terserap ke dalam ASI dan bisa dirasakan anak.

Saat anak masuk ke usia 6 bulan, maka bisa memperkenalkan makanan pada anak. Agar bisa terbiasa mengonsumsi banyak makanan serta menstimulasi indra perasa, maka berikan tekstur dan rasa yang berbeda.

Untuk rasa manis bisa memberikan ubi atau buah yang dihaluskan. Untuk rasa asin dan gurih bisa memberikan sup ayam atau sup dan asam dari yogurt.

Stimulasi Perkembangan Anak 1 Sampai 5 Tahun

Stimulasi harus dilakukan dengan mengaktifkan gerak kasar serta halus. Dari mulai kaki, tangan dan jari, berkomunikasi sampai empati dan daya analitik balita. Berikut ini adalah beberapa cara melakukan stimulasi perkembangan anak balita sesuai dengan usianya.

1. Usia 0 Sampai 3 Bulan

Stimulasi perkembangan anak balita harus dilakukan dari bayi berusia 0 sampai 3 bulan. Caranya adalah dengan teratur memeluk bayi dengan lembut, menatapnya, menggendong, berbicara dan tersenyum.

Selain itu, bunyikan juga berbagai musik dan suara lembut secara bergantian dan gantung berbagai benda warna terang yang bergerak.

2. Usia 3 Sampai 6 Bulan

Stimulasi untuk usia 3 sampai 6 bulan bisa dilakukan dengan bermain cilukna. Cara lain yang bisa dilakukan dengan berkaca bersama di cermin supaya anak bisa mengenal wajahnya serta orangtuanya. Selain itu, rangsang juga anak untuk telungkung serta telentang bolak-balik dan juga duduk.

3. Usia 6 Sampai 9 Bulan

Stimulasi Perkembangan Balita
Stimulasi Perkembangan Balita via medicalxpress.com

Stimulasi perkembangan anak usia 6 sampai 9 bulan bisa dilakukan dengan memanggil nama anak dan mengajaknya untuk bersalaman.

Ajak juga anak untuk tepuk tangan ketika ada sesuatu yang menyenangkan dan bacakan dongeng. Cara lain untuk menstimulasi bisa dilakukan dengan mengajak anak untuk duduk dan melatih berdiri sambil berpegangan.

4. Usia 9 Sampai 12 Bulan 

Menstimulasi anak usia 9 hingga 12 bulan bisa dilakukan dengan memperkenalkan nama orang tua, kakak dan adik secara berulang.

Latih juga anak untuk berdiri sambil berpegangan. Tambahkan juga dengan meuntunnya untuk memasukkan mainan dalam kotak, menggelindingkan bola dan minum langsung dari gelas.

5. Usia 12 Sampai 18 Bulan

Stimulasi perkembangan balita di usia ini bisa dilakukan dengan melatih anak untuk mencorat-coret pada kertas menggunakan alat mewarnai.

Selain itu, ajak juga anak untuk main balok puzzle dan melepas celananya sendiri. Tambahkan juga dengan beberapa perintah sederhana dan melatih anak berjalan tanpa dipegangi serta menendang bola.

6. Usia 18 Sampai 24 Bulan

Di usia ini, stimulasi perkembangan balita yang bisa dilakukan adalah mengenalkan bayi dengan bagian tubuh yang sederhana.

Tuntun juga anak untuk menghafal beberapa nama hewan dan benda yang ada di sekitarnya. Tanyakan juga tentang apa saja yang sudah ia lakukan dan ajarkan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

7. Usia 2 Sampai 3 Tahun

Untuk stimulasi perkembangan balita di usia ini bisa dilakukan dengan memperkenalkan berbagai warna dan melatih anak bicara dengan kata sifat.

Ajak juga anak untuk menghafalkan nama teman-temannya, menyikat gigi, berhitung dan bermain kartu. Ajarkan juga anak untuk main boneka atau masak-masakan serta biasakan anak untuk buang air besar dan kecil di toilet.

8. Usia 3 Tahun ke Atas

Untuk stimulasi perkembangan balita di usia ini bisa dilakukan dengan mengembangkan beberapa kemampuan yang sudah dipelajari pada usia sebelumnya.

Persiapkan juga anak untuk masuk sekolah seperti menulis, memegang pensil dan mengenalkan huruf serta angka. Ajarkan juga pada anak untuk paham dengan perintah dan konsep tentang kemandirian serta sesama.

Orangtua sangat dianjurkan untuk mengajarkan stimulasi perkembangan balita dengan teratur dan tanpa henti. Stimulasi sebaiknya juga jangan dilakukan terburu-buru atau dengan cara memaksa.

Dengan melakukan ini semua, maka bisa dipastikan perkembangan otak dan perkembangan fisik bayi bisa optimal. – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar