TTN Pada Bayi: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya

Masalah pernapasan atau TTN pada bayi baru lahir seringkali membuat orang tua panik. Untuk itu perlu dikenalkan sejak awal berbagai gejala yang mungkin timbul ketika TTN pada bayi terjadi.

Kelahiran anak memang menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orangtua. Si bayi yang baru lahir akan melihat banyak perubahan yang dialaminya dan akan mulai beradaptasi dengan sekitar.

Namun, tak jarang bayi yang baru lahir memiliki beberapa gangguan dan harus mendapatkan perawatan yang intensif seperti masalah pernapasan.

TTN pada bayi misalnya, transient tachypnea of the newborn adalah salah satu masalah pernapasan yang cukup sering ditemukan pada bayi yang baru lahir sekitar 4 – 6 bayi per 1000 kelahiran.

Pengertian TTN Pada Bayi

Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) adalah gangguan pernapasan pada bayi yang baru lahir dan berlangsung singkat.

TTN pada bayi biasanya berlangung kurang dari 24 jam serta bersifat self-limited dan terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi yang prematur maupun pada bayi yang matur (lahir aterm).

ttn pada bayi
Ilustrasi TTN pada bayi – Sumber: unsplash.com

TTN adalah gangguan yang dapat sembuh spontan yang ditandai dengan takipnea, retraksi ringan, hipoksia dan terkadang merintih.

Biasanya tanpa tanda-tanda distres pernafasan berat. TTN pada bayi adalah penyerapan cairan dalam paru yang terlambat, dapat terjadi pada bayi cukup bulan atau bayi kurang bulan.

Ada beberapa gejala yang paling umum, tetapi setiap bayi bisa memiliki gejala yang berbeda, gejala ini biasanya tampak 6 jam setelah persalinan. Berikut gejala-gejala TTN pada bayi.

  1. Laju pernapasan bayi sangat cepat, lebih dari 60 tarikan napas dalam satu menit
  2. Keluar suara seperti mendengus saat menarik napas
  3. Lubang hidung yang membesar
  4. Tulang rusuk yang tertarik saat menarik napas.
  5. Kulit bayi tampak membiru karena kesulitan bernapas.

Penyebab TTN Pada Bayi

TTN pada bayi adalah keadaan bayi baru lahir yang mengalami pernapasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari normal karena kondisi di paru-paru. Ada 1% bayi yang baru lahir mengalami hal ini dan umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal.

Transient tachypnea of the newborn (TTN) yaitu pernapasan cepat dengan frekuensi nafas > 60 x/menit. Sementara yang terjadi pada bayi waktu lahir yang umurnya cukup bulan dan biasanya ringan serta dapat sembuh sendiri dengan perawatan yang baik. TTN pada bayi merupakan penyebab utama sindrom distress napas pada bayi yang baru lahir.

Kondisi ini dapat terjadi karena disebabkan oleh keterlambatan tubuh untuk mengeluarkan cairan yang bertumpuk pada janin setelah lahir.

Membuat paru-paru sulit untuk berfungsi secara normal. Bayi yang terkena gangguan ini biasanya mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit sampai memerlukan oksigen tambahan selama beberapa hari.

Saat dalam kandungan bayi dilindungi oleh cairan ketuban yang berperan untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan bayi, melindungi bayi dari cedera.

Cairan ini dapat menjaga agar suhu tetap stabil yang berguna untuk menjaga perkembangan tulang dan paru-paru agar tetap normal.

Saat di dalam rahim, paru-paru bayi dipenuhi cairan yang di keluarkan oleh alveolus dan terbilang normal. Bayi mendapatkan oksigen dari pembuluh darah plasenta.

Saat proses persalinan cairan ini harus dikosong dari paru-paru agar terisi udara. Biasanya saat mendekati lahir, cairan dalam paru-paru bayi akan mulai berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. Cairan juga akan terperas keluar saat bayi keluar melewati jalan lahir.  

Jika proses ini terhambat, cairan tidak keluar dari paru-paru dengan cepat maka akan membuat paru-paru sulit untuk berfungsi dengan baik dan menyebabkan bayi mengalami sesak napas.

Saat lahir, bayi akan mengambil napas pertamanya dan paru-paru mulai terisi udara dan cairan di paru-paru didorong keluar.

Cairan yang tersisa akan dibatukkan atau diserap tubuh secara bertahap melalui sistem pembuluh darah atau sistem limfatik.

TTN yang dialami bayi maksudnya akan ada sisa cairan yang masih terdapat di paru-paru atau pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu lambat.

Akhirnya bayi mengalami kesulitan untuk menghirup oksigen secara normal kemudian bayi bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk mendapat cukup oksigen ke paru-paru.

Kemungkinan gangguan ini terjadi karena absorbsi cairan paru yang berlangsung lambat saat lahir. Beberapa keadaan lain seperti aspirasi cairan amnion atau aspirasi lendir juga diduga sebagai faktor penyebab gangguan ini. Pengobatannya pun tidak ada yang spesifik.

Faktor-faktor Risiko TTN Pada Bayi

Transient tachypnea of the newborn (TTN) atau wet lungs atau respiratory distress syndrome tipe II dapat didiagnosis beberapa jam setelah lahir.

TTN tidak dapat didiagnosis sebelum lahir. TTN pada bayi dapat terjadi pada bayi yang lahir prematur (paru-paru bayi prematur belum cukup matang) ataupun bayi cukup bulan.

Baca: Cara mencegah bayi lahir prematur

Penyebab TTN pada bayi lebih dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi baru lahir.

  1. Bayi yang lahir prematur, karena bayi yang prematur paru-parunya belum berkembang penuh.
  2. Bayi yang lahir secara caesar, karena persalinan caesar menyebabkan tidak adanya perubahan hormonal untuk menyerap cairan pada paru-paru.
  3. Ibu yang memiliki asma dan diabetes
  4. Bayi makrosomia, bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar yaitu lebih dari 4 kg.

Tindakan pencegahan yang harus dilakukan untuk mencegah komplikasi pada bayi risiko tinggi adalah mencegah terjadinya kelahiran prematur, mencegah tindakan operasi caesar yang tidak sesuai dengan indikasi medis, melaksanakan manajemen yang tepat terhadap kehamilan dan kelahiran bayi risiko tinggi, pengendalian kadar gula ibu hamil dan optimalisasi kesehatan ibu hamil.

Penatalaksanaan Medis TTN Pada Bayi

ttn pada bayi
Ilustrasi penanganan medis – Sumber: unsplash.com

Bayi yang mengidap TTN akan diawasi dengan baik dan cermat, kadang diawasi di NICU (perawatan intensif bayi baru lahir) memantau frekuensi jantung, pernapasan dan kadar oksigen.

Tetapi ada bayi yang harus diawasi untuk memastikan frekuensi jantung, pernapasan dan kadar oksigennya agar tetap normal. Yang lain mungkin membutuhkan oksigen tambahan melalui masker, selang di bawah hidung atau kotak oksigen.

Saat sudah dilakukan namun bayi tetap berusaha keras untuk bernapas meskipun oksigen sudah diberikan, maka continous positive airway pressure (CPAP) dapat digunakan untuk memberikan aliran udara ke paru-paru. Caranya, gunakan selang oksigen di hidung dan mesin secara berkesinambungan.

Memberikan udara bertekanan ke hidung untuk membantu paru-paru tetap terbuka selama pernapasan. Jika sudah kronis maka dibutuhkan bantuan ventilator, namun kasus ini jarang terjadi.

Asupan nutrisi bayi bisa menjadi masalah tambahan jika bayi bernapas terlalu cepat, tidak dapat mengisap, menelan dan bernapas secara bersamaan.

Jika seperti ini, maka berikan infus melalui pembuluh darah akan perlu diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan kadar gula darah bayi tetap terjaga.

Sekitar 24 – 48 jam, proses pernapasan bayi yang mengidap TTN biasanya akan membaik dan dalam 72 jam semua gejala TTN sudah tidak ada.

Jika keadaan bayi belum membaik maka dokter harus mencari kemungkinan penyebab lainnya yang mungkin menyertai. Saat bayi sudah dinyatakan pulih dari TTN umumnya bayi akan pulih sepenuhnya, inilah syarat dimana bayi boleh dipulangkan.

Baca juga: Cara daftar BPJS kesehatan untuk bayi

Sebaiknya berikan edukasi kepada ibu agar melakukan observasi di rumah. Pantau terus tanda gangguan pernapasan seperti kesulitan bernapas, kulit tampak biru, sela iga yang cekung saat bernapas, bila hal ini muncul segera hubungi dokter dan unit gawat darurat terdekat.

Ditulis oleh Kenanga Rahmi Annisa – Last Editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar