11 Jenis Vaksin Bayi yang Harus Diberikan

Pemberian vaksin bayi merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi si kecil dari penyakit. Bahkan jadwal vaksin perlu dilakukan sejak bayi lahir.

Hal ini dikarenakan bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit. Vaksin sendiri mulai diberikan sejak masa kehamilan, ada juga vaksin yang diberikan pada saat bayi baru lahir.

Kemudian, vaksin biasanya diberikan dari bayi sampai masa anak sekolah namun tentunya jenisnya berbeda. Ibu perlu berkonsultasi pada dokter mengenai vaksin yang akan diberikan kepada si kecil. 

Vaksin bayi pada dasarnya merupakan langkah pencegahan agar si kecil aman ketika masuk dalam suatu lingkungan sosial. Oleh sebab itu, pemberian vaksin sebaiknya dilakukan sebelum anak terlibat dengan lingkungan sosial. 

Baca: jadwal imunisasi

Jenis-Jenis Vaksin Bayi 

Vaksin Bayi via klikdokter.com
Vaksin Bayi via parentstory.com

Ibu perlu mengetahui kapan vaksin harus diberikan, mengingat bayi dan balita merupakan masa-masa paling rentan terhadap penyakit. Berikut ini jadwal pemberian vaksin sesuai dengan usia anak yang dianjurkan: 

1. BCG

Vaksin bayi yang pertama adalah BCG. Vaksinasi BCG atau Bacillus Calmette Guérin harus diberikan pada bayi sebelum masuk usia 3 bulan. Jika bayi sudah berusia lebih dari 3 bulan maka sebaiknya dilakukan uji tuberkulin trlebih dulu.

Vaksinasi BCG bisa diberikan pad abayi jika uji tuberkulin bernilai hasil negatif. Tempat penyuntikan yang dianjurkan untuk vaksin BCG yaitu pada lengan kanan atas.

2. DTP

Vaksinasi DTP merupakan singkatan dari difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini diberikan tidak hanya satu kali namun dianjurkan untuk diberikan sebanyak lima kali. Vaksin diberikan pada rentang usia yang berbeda-beda yaitu:

  • 2 bulan, 4 bulan, 6–18 bulan dan 4-6 tahun
  • Rentang usia (2,3, 4 dan 18 bulan) dan SD kelas 1

3. Campak

Vaksinasi campak diberikan selama tiga kali. Caksin campak adalah jenis vaksin dasar yang harus diberikan saat bayi berusia 9 bulan. Kemudian vaksin kembali diberikan saat balita berusia 2 tahun. Terakhir, vaksin diberikan saat anak masuk sekolah SD.

Baca: Apa yang terjadi jika bayi tidak imunisasi?

4. Cacar Air

Vaksin cacar air disebut juga dengan vaksin varicella. Vaksinasi diberikan untuk mencegah virus varicella zoster yang menjadi penyebab penyakit cacar air.

Vaksinasi ini harus diberikan pada anak yang belum pernah terkena cacar air. Umumnya, vaksin bayi ini diberikan pada saat anak berusia 12 – 15 bulan.

5. Hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B diberikan untuk mencegah infkesi hati akibat virus hepatitis b. vaksin ini harus diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksinasi diberikan dalam 3 dosis:

  • Dosis pertama: Diberikan saat bayi baru lahir, sebelum bayi berusia 12 jam.
  • Dosis kedua: Diberikan saat usia bayi berusia 1 sampai 2 bulan.
  • Dosis ketiga: Diberikan saat usia bayi berusia 6 sampai 12 bulan.

Jika bayi mendapatkan vaksin kombinas dengan kandungan hepatitis B, bayi dapat diberikan 4 dosis. 

Jika bayi lahir dari ibu yang memiliki hepatitis B maka ia perlu vaksin hepatitis B dosis pertama sebelum 12 jam. Bayi juga memerlukan tambahan imunoglobulin hepatitis B pada saat bersamaan di bagian paha yang berbeda. Suntikan dilakukan setelah mendapat suntikan vitamin K1. 

Dosis selanjutnya dapat diberikan sesuai dengan jadwal. Namun jika bayi lahir dari ibu dengan hepatitis B maka saat usia 9-18 bulan, ia perlu diperiksa antiHBs dan HbsAg.

6. Hib

Vaksin Hib dapat melindungi anak dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Vaksin Hib sebaiknya diberikan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Kemduian diulang pada usia 12-15 bulan dengan dosis tergantung usia bayi (3 atau 4 dosis).

7. Flu

Vaksinasi flu direkomendasikan untuk diberikan mulai usia 6 bulan. Vaksin diberikan setiap tahun hingga anak berusia 8 tahun dalam 2 dosis dasar/awal.

8. MMR

Vaksin MMR merupakan kombinasi dari vaksin campak atau Measles (M) dan Rubella (R). Vaksin MMR diberikan pada dua dosisi dengan rentang usia yang berbeda, yaitu: 

  • Dosis pertama berikan saat anak berusia 12 – 15 bulan.
  • Dosis kedua diberikan saat anak berusia 4-6 tahun.

Rentang waktu yang diberikan antara dosis pertama dengan dosis kedua berjarak setidaknya 28 hari. Vaksin ini dapat diberikan bersama dengan vaksin yang lain.

Baca: Bolehkan bayi mandi setelah imunisasi

9. PVC

Vaksin PCV berfungsi untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus penyebab penyakit meningitis dan pneumonia. Bayi yang berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 12-15 bulan, harus mendapatkan vaksinasi secara rutin.

10. Polio

Anak perlu mendapatkan vaksin polio sebanyak 4 dosis dengan jadwal pemberian dosis pertama saat lahir. Kemudian dilanjutkan pada saat si kecil berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Setelah itu, diberikan ulang saat berusia 18 bulan dan 4–6 tahun.

11. Rotavirus

Vaksinasi rotavirus dibagi menjadi 2 jenis yang diberikan sebanyak 2 atau 3 dosis bergantung jenis vaksin yang digunakan.

Vaksinasi dapat diberikan dengan cara diminum (bukan disuntik) pada bayi berusia 2 bulan dan 4 bulan untuk 2 dosis. Sedangkan untuk 3 dosis diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Vaksin ini dapat diberikan dengan vaksin lain. 

Untuk memberikan jenis vaksin yang tepat, ketahui jadwal dan konsultasikan pada dokter agar tidak salah langkah. 

6 Cara Mengatasi Sakit Vaksin

Setelah dilakukan vaksinasi, biasanya bayi anak suka rewel. Tidak sedikit bayi yang mengalami beberapa gejala seperti: 

  1. Suka rewel
  2. Gejala mau flu,
  3. Bekas suntikan bengkak dan kemerahan 
  4. Takut jarum suntik.

Sebagai seorang ibu pasti tidak tega jika anaknya mengalami hal seperti ini. Oleh sebab itu, untuk menenangkan bayi yang tidak nyaman dan kesakitan. Berikut tips untuk mengatasinya:

Ciptakan suasana yang tenang 

Sebagian bayi mungkin akan rewel dan tidak tenang setelah divaksin. Bahka ada yang menolak menyusu dan makan. oleh sebab itu, ibu bisa membuat ruangan bayi menjadi lebih nyaman misalnya saja dengan mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu panas dan nyaman. 

Gendong bayi 

11 Jenis Vaksin Bayi yang Harus Diberikan 1
Vaksin Bayi via janethes.com

Saat vaksin bayi berlangsung, sebaiknya ibu berada di dekatnya supaya bayi merasa nyaman dan aman. Jika bayi menangis setelah disuntuk, gendong bayi untuk membuatnya aman dan nyaman. 

Susui bayi

Berikan bayi ASI setelah divaksin untuk membantu meringankan rasa sakitnya. Penelitian dari Cochrane Database of Systematic menyatakan bahwa bayi yang disusui ibu saat disuntik cenderung lebih sedikit menangis dibandingkan dengan yang tidak menyusu.

Menyusu dapat membuat bayi merasa tenang dan nyaman sehingga ia tidak histeris ketika disuntik. ASI juga mendorong keluarnya hormon oksitosin pada ibu dan bayi. Hormone oksitosin membantu mengurangi tingkat stress dan menenangkan.

Kompres

Jika ibu menemukan bengkak atau kemerahan pada area suntik bayi, ibu bisa mengompresnya dengan air dingin. Hal ini akan membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak setelah vaksin bayi.

Baca: mengatasi bayi rewel setelah imunisasi

Alihkan perhatian dengan mengajak bayi bermain

11 Jenis Vaksin Bayi yang Harus Diberikan 2
Vaksin Bayi via id.carousell.com

Alihkan perhatian bayi supaya ia lupa rasa sakit setelah vaksin bayi. Ibu bisa mengajaknya bermain atau memberikan mainan yang menarik perhatiannya. 

Berikan gula 

Gula dapat membantu bayi utuk mengurangi rasa sakit karena disuntik. Gula juga mengurangi rasa obat yang pahit. 

Sejak lahir, vaksin bayi yang diberikan berbeda-beda, begitupun seiring bertambahnya usia. Oleh sebab itu ibu perlu tau apa saja jenis vaksin pada usia-usia tumbuh kembang anak yang diperlukan.

Konsultasikan kepada dokter jadwal dan jenis vaksin yang dianjurkan. Pemberian vaksinasi pada bayi diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya. – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar