Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar Di Era Digital

Artikel kali ini akan menyinggung soal pendidikan karakter pada Anak Sekolah Dasar sebagai tujuan dari pendidikan nasional.

Sesuai dengan yang tertuang dalam UU nomor 20 Tahun 2003 pada bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional.

Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.

Hal ini dilakukan supaya peserta didik memiliki potensi berkembang secara spiritual, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, berakhlak mulia, serta keterampilan.

Sejak dini, proses pendidikan karakter perlu dilakukan dan dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Potensi anak yang sudah ada sejak lahir harus dikembangkan melalui keluarga, masyarakt dan sekolah.

Di era globalisasi ini manusia dengan mudahnya menggunakan teknologi yang ada bukan hanya orang dewasa namun juga anak-anak. Teknologi saat ini digunakan dalam dunia pendidikan karena sangat membantu proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain itu, teknologi juga mampu digunakan sebagai alat komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Namun, bagaimanapun juga teknologi mempunyai dampak positif maupun negatif dalam ranah pendidikan.

Tujuan Pendidikan Karakter

Anak Sekolah Dasar
Ilustrasi anak sekolah dasar Sumber: npr.org

Pendidikan karakter bertujuan agar Anak Sekolah Dasar mempunyai akhlak dan moral untuk menciptakan kehidupan yang adil, aman dan makmur. Tujuan pendidikan tentang system pendidikan nasional disebutkan dalam Undang-Undang Nomer 20 tahun 2003.

Dalam undang-undang disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan, membentuk peradaban bangsa dan watak bangsa untuk mencerdaskan kehidupan.

Tujuannya untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusua yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan. Selain itu juga menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, memiliki akhlak mulia, berilmu, kreatif, cakap, mandiri dan sehat.

Anak yang berusia antara tujuh sampai sebelas tahun akan mulai untuk berpikir rasional sehingga anak mengalami perkembangan Operasinal konkret. Dalam hal ini, anak sudah memiliki operasi logis yang diterapkan pada permasalahan yang konkret.

Dalam periode ini, anak akan mengambil keputusan logis apabila menghadapi suatu pertentangan antara persepsi dan pikiran. Pada era modern yang serab digital saat ini, anak-anak sekolah dasar sudah bisa mengoperasikan berbagai macam gadegt seperti ponsel, game dan komputer.

Teknologi bermanfaat sangat besar dalam dunia pendidikan. Literasi-literasi yang dibuthka untuk menambah ilmu dan pengetahuan belajar bisa dicari di berbagai situs.

Google dan Yahoo dapat digunakan untuk mencari berbagai sumber jurnal, buku elektronik, makalah dan lainnya. Meskipun demikian, Teknologi bukan hanya memiliki dampak positif namun juga dampak negatif.

Oleh sebab itu, sebagai seorang pendidik, sudah menjadi kewajiban untuk mengawasi penggunaan teknologi siswa. Keluarga sebagai tempat belajar utama ikut berpatisipasi dalam membimbing dan mengawasi penggunaan teknologi peserta didik.

Sehingga peserta didik mampu memfilter dan membedakan mana hal yang baik dan buruk dari dampak teknologi itu sendiri.

Pendidikan Karakter di Era Digital

Pendidikan karakter diera digital itu sangat penting. Karena itu, Pendidikan Karakter harus mulai di terapkan pada Anak Sekolah Dasar.

Banyaknya ujian dan godaan dari teknologi diharapkan mampu membentuk karakter seorang anak. Karakter positif yang diharapkan terbentuk ialah perkembangan emosional, kepribadian dan spiritualitas.

Zaman serba teknologi ini menjadikan anak telihat sangat pasif dan jarang untuk bersosialisasi di keluarga maupun masyarakat. Banyak generasi milenial sekarang yang lebih fokus untuk bermain gadget dan ponselnya daripada bermain bersama teman-teman sebayanya.

Hal ini mengakibatkan anak kehilangan waktu berhaga bersama keluarga dan bersosialisasi dengan teman-temanya. Fokus anak sudah teralhikan oleh ponsel pintar atau game online yang ada saat ini.

Oleh sebab itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing dan memantau waktu si kecil dari teknologi yang dipakai.  

Hal-hal yang harus dilakukan orang tua terhadap Anak Sekolah Dasar dalam pengasuhan digital atau digital parenting adalah sebagai berikut :

  • Meningkatkan dan memperbarui wawasan tentang internet dan gadget. Orang tua yang gagap teknologi tidak bisa mengawai anaknya.
  • Posisikan internet di ruang keluarga sehingga orang tua bisa mengetahui apa yang dilihat dan diakses anak.
  • Berikan batasan waktu untuk menggunakan gadget.
  • Memberikan wawasa menganai dampak negatif teknologi.
  • Jika ada hal yang tidak pantas diakses, segera larang dengan tegas.
  • Menjalin komunikasi yang terbuka dua arah dengan anak-anak.

Sebagai pendidik ataupun orang tua sudah seharusnya menjadi pengawas dan pembimbing yang baik untuk anak-anak dalam mendapatkan infromasi. Apalagi usia anak-anak sekolah dasar yang masih belum mampu membedakan dengan baik mana hal yang baik dan mana hal yang buruk.

Dikahawatirkan, dengan teknologi yang ada, anak-anak justru terkena dampak negatif dari teknologi itu sendiri karena kurangnya pantauan pendidik maupun orangtua. Berbagai alasan diatas menjadi dasar pentingnya pendidikan karakter untuk menghadapi era digitalisasi saat ini.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi generasi-generasi muda yang terkena dampak globalisasi secara negatif. Misalnya tidak jujur, peduli dengan sesama, lepas tanggung jawab dan lain sebagainya.

Peran Pendidikan Dalam Penanaman Karakter

Anak Sekolah Dasar
Ilustrasi anak sekolah dasar Sumber: betterplace.org

Penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan Anak Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 

  1. Tugas utama pendidikan ialah pembinaan watak seperti sifat jujur, peduli, cerdas dan tangguh.
  2. Mengubah kebiasaan buruk secara tahap demi tahap. Sehingga akhirnya kebiasaan buruk akan menjadi baik.
  3. Karakter merupakan sifat yang teranam dalam jiwa. Sehingga seseorang akan secara spontan dan mudah bersikap,Sehingga seseorang akan secara spontan dan mudah bersikap, bertindak dan berbuat.
  4. Karakter merupakan perwujudan sifat dari dalam diri yang mengandung kebaikan dan perilaku terpuji.  

Nilai-nilai karakter yang sudah ada dapat diterapkan dan dijadikan budaya di sekolah. Banyak nilai yang harus dibangun dari sekolah seperti sikap peduli, jujur, tanggung jawab, disiplin, bersih dan lain sebagainya.

Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Digital

Pendidikan Karakter Akan Menjadi Benteng

Benarkah ea digital selalalu memberikan dampak positif? Jawabannya tentu saja tidak. Akan tetap ada sisi-sisi negatif bagi anak yang tidak bisa menggunakan teknologi secara bijak.

Alih-alih mecerdaskan, justru menjatuhkan moral dan mendegradasi karakter. Apalagi jika hal ini terjadi pada remaja dan anak-anak yang kemampuan kognitifnya belum terbentuk sempurna.

Pendidikan karakter dapat menjadi benteng yang kuat untuk memfilter budaya asing dan negatif yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara.

Oleh sebab itu, anak-anak harus dididik sejak dini supaya tidak gampang terpengaruh dan terjerumus arus negatif serta memiliki karakter yang kuat.

Mengurangi Terjadinya Overdosis Informasi Digital

Terjadinya kelebihan informasi atau overdosisi akan berpengaruh pada kemampuan diri dalam mencerna. Dalam kondisi kognitif yang terbatas, atau ketika kartu di otak kita terbatas, maka cenderung menangkap informasi negative daripada informasi positif.

Meningkatkan Jiwa Nasionalis

Selain membantu  meningkatkan rasa nasionalisme anak, pendidikan karakter juga membantu anak untuk mencari jati diri. Digitalisasi merupakan saran dan prasarana, bukan sebagai tujuan.

Maksudnya, menggunakan digital sebagai alat untuk mencapai dan memudahkan apa yang diharapkan. Sehingga teknologi dan perangkatnya sebagai sarana dan prasarana  akan dimanfaatkan dengan tujuan yang positif.

Bijak Sebelum Bertindak

Tidak banyak remaja dan anak-anak yang mampu bersikap secara bijak sebelum bertindak, kebanyakan hanya bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Dalam hal ini ialah bersikap bijak dalam menyikapi era digital.

Sikap bijak dan pembangunan karakter yang kuat tidak lepas dari peran keluarga. Keluarga merupakan tempat utama yang memberikan pengaruh besar pada karakter anak.

Penguatan Karakter yang Baik (Good Character)

Pada era digital saat ini, pengaruh globalisasi akan terus berjalan. Suka atau tidak, tidak ada yang dapat menghentikannya. Tiap bangsa “bergaul” dan tidak mengisolasikan diri dari peradaban dunia yang difasilitasi oleh teknologi digital.

Oleh sebab itu, anak harus bisa mengemdalikan efek globalisasi untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan di masa depan, bukan malah sebaliknya.

Penguatan karakter kepada Anak Sekolah Dasar tidak cukup dilakukan di sekolah. Di era digital seperti sekarang ini, keluarga harus terlibat aktif dalam memfasilitasi anak menemukan dan mengembangkan karakter yang baik.

Hal ini dikarenakan anak-anak sudah akrab dengan berbagai jenis piranti digital yang menawarkan hal-hal positif maupun hal-hal negatif.

Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa di era digital karakter anak sangat dipengaruhi oleh informasi digital yang dipaparkan melalui piranti digital. Oleh sebab itu, orang tua harus tahu bagaimana cara untuk mendampingi anak menghadapi era digital.

Penguatan pendidikan karakter atau disingkat PPK memiliki tujuan yag tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 87 pasal 2 tahun 2017:

  1. Membekali peserta didik dengan pendidikan karakter yang baik dan berjiwa pancasila untuk menjadi generasi emas di Indonesia.
  2. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang didasari dengan pendidikan karakter. Penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik didukung melalui pendidikan formal, nonformal dan informal.
  3. Memperkuat dan merevitalisasi kompetensi peserta didik, tenaga pendidik, masyrakat dan keluarga dalam menerapkan PPK.

Dampak Positif :

  1. Sarana penyampaian informasi, informasi suatu kejadian secara cepat, tepat dan akurat
  2. Memudahkan akses dalam mencari informasi baru, kapanpun dan dimanapun.
  3. Dengan media sosial, seseorang dapat bertemu denagn teman lama, teman bisnis, bahkan teman yang jauh sekalipun.
  4. Membantu peserta didik mencari literasi dan bahan informasi.
  5. Media hiburan.
  6. Sebagai eksistensi seseorang dalam media sosial.
  7. Komunikasi jadi lebih mudah, tidak terhalang oleh jarak yang jauh sekalipun.

Dampak Negatif :

  1. Anak kurang bersosialisasi, cenderung individual, sehingga interaksi antar sesama berkurang.
  2. Terbiasanya anak bersosialisasi hanya dengan media sosial memberikan dampak yang buruk. Anak akan menganggap bahwa dunia luar adalah ancaman baginya.
  3. Berita tanpa tanggung jawab, berita Hoax, Bulying.
  4. Kesehatan mata lebih rentang, bahkan rentan terkena rabun jauh atau rabun dekat.
  5. Tak bisa menikmati hidup. Misalnya saja ketika ada pesta, maka semua akan sibuk berfoto tanpa menikmati musik dan bersosialisasi dengan sesama.
  6. Radiasi dari teknologi dapat membahayakan kesehatan otak anak.
  7. Banyaknya kasus-kasus penipuan. Misalnya saja penipuan lewat sms, telepon dan juga internet.
  8. Mudahnya mengakses video porno.
  9. Anak lupa akan pekerjaan rumah, ibadan, sholat dan mengaji karena terlalu asyik bermain gadget.
  10. Anak dapat menjadi sasaran dari berbagai tindak kriminal misalnya penculikan, pemerkosaan dan lain sebagainya.

Peran Keluarga, Guru dan Masyarakat Dalam Pendidikan Karakter

Anak Sekolah Dasar
Pendidikan karakter anak sekolah dasar Sumber: accurateleads.com

Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter

Keluarga menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan karakter anak. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan penyelenggara pendidikan paling utama dan pertama sebelum pendidikan pendamping lainnya.

Di era Digital saat ini anak-anak usia sekolah dasar tidak bisa lepas dari gadget bahkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Gadget bagi mereka adalah teman setia.

Oleh sebab itu, orang tua memiliki peran yang besar dalam membatasi penggunaan gadget anak-anak. Orang tua juga ikut andil dalam membagi waktu antara gadget dengan tugas sekolah termasuk anak sekolah dasar, bermain dengan teman-teman sebaya serta bermain dengan keluarga.  

Peran Guru dalam Budaya Karakter di Sekolah

Guru mempersiapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Guru dapat memilih cara-cara tertentu dalam proses pembelajarannya.

Misalnya saja memilih berbagai kutipan yang berkaitan dengan karakter, diskusi kelompok, membuat cerita, dan lain sebagainya.

Berikut contoh penerapan keteladan pendidikan karakter di sekolah: 

  • Sekolah juga memberikan program-program khusus bimbingan konseling pada siswa yang memiliki kesulitan belajar. Dengan bimbingan tersebut, maka siswa yang memiliki kesulitan belajar akan terbantu. Sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya secara maksimal dan belajar mengubah dirinya menjadi manusia yang lebih baik lagi
  • Secara sadar, guru datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan jadwal mengajar dan jam kerja. Hal ini merupakan bentuk komitmen dan kesepakatan yang sudah disetujui guru, bukan hanya sekedar bentuk disiplin di sekolah saja.  

Peran Masyarakat dalam Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter, peran masyarakat sangat penting dalam mendukung terwujudnya budaya dan penanaman karakter yang baik bagi setiap warga sekolah. Termasuk pendidikan karakter anak sekolah dasar.

Kegiatan seperti gotong royong, membersihkan tempat umum seperti sungai, masjid dan lainnya dapat membantu menguatkan karakter anak. Peran masyarakat tak kalah pentingnya yang dapat menjadi pendorong keberhasilan para siswa dalam menerapkan nilai norma, dan kebiasaan yang baik.

Sebuah karakter akan terbentuk jika seseorang tersebut  melakukan aktivitas secara berulang setiap hari hingga menjadi kebiasaan.

Pada akhirnya, kebiasaan rutin ini tidak hanya sekedar kebiasaan saja namun juga berubah menjadi karakter. Oleh sebab itu, pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini sehingga kelak anak mampu menjadi pribadi dan karakter yang baik.

Pada era digital saat ini, peran keluarga, masyarakat dan sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan karakter anak sekolah dasar. Pendidikan anak dalam keluarga hendaknya diawasi dan dibimbing dengan penuh kasih sayang, cermat, dan tegas.

Di sekolah, peran guru bukan hanya sekedar mengajar namun juga mendidik siswanya. Guru berperan sebagai rolemodel atau panutan sehingga anak akan menjadikan sikapnya sebagai patokan.

Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, masyarakat sekitar juga ikut andil dalam perkembangan karakter peserta didik.  

Penguatan karakter anak harus dilihat sebagai bentuk tanggung jawab semua pihak, baik sekolah, keluarga, masyarakat, pemerintah dan bangsa. Pada era digital saat ini, informasi tidak dapat dibendung dan sangat deras mengalir, literasi digital pun dapat diakses dengan mudah.

Sumber-sumber literasi digital memungkinan semua pihak baik anak, orang tua, dan sekolah untuk lebih dewasa menyikapi berbagai konten digital.  Sehingga anak sekolah dasar lebih bijak dalam memilih dan memilah.

Anak-anak juga lebih bijak dalam menggunakan fasilitas digital untuk menyaring nilai dan norma yang harus dipakai dan yang harus diabaikan.

Dengan cara demikian anak sekolah dasar akan lebih kebal terhadap ancaman negatif yang terkandung dalam sebagian piranti dan pesan digital. Pada gilirannya akan memiliki kararakter baik (good character).

Editted: 18/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar