Kendala Belajar di Rumah bagi Siswa dan Guru Selama Masa Pandemi Covid-19

Dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia, maka terdapat kebijakan baru yakni belajar di rumah.

Namun, terdapat kendala belajar di rumah yang berpengaruh pada proses pembelajaran tersebut, mulai dari tempat hingga kondisi jaringan internet.

Kegiatan belajar di rumah telah di lakukan selama tiga bulan lebih yang mungkin bisa membuat anak merasa jenuh dengan proses pembelajaran tersebut.

Nah, sebenahnya apa saja kendala yang sering dialami pada saat belajar di rumah?

Kendala Belajar di Rumah yang Sering Dialami

Berikut ini beberapa kendala belajar di rumah yang sering dialami oleh anak maupun guru, antara lain:

1. Kondisi Jaringan Internet

Menurut hasil survei OECD pada tahun 2020 menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam negara dengan persentase 63 persen yang tidak memiliki tempat belajar yang memadai.

Kemudian, ketersediaan akses untuk komputer beserta jaringan internet dengan persentase 48 persen dan menjadi urutan terbawah.

Dengan keadaan tersebut, tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kondisi pembelajaran normal yang akan datang. Sebab, ini menjadi tanggung jawab bersama pada semua satuan pendidikan.

Kendala Belajar di Rumah
Kendala Belajar di Rumah Via consumerreports.org

2. Banyak Gangguan

Pada masa penerapannya, banyak murid yang menanggapi kelas daring dengan baik. Namun, setelah berjalannya proses daring, banyak anak yang merasa kesulitan dalam belajar. Dengan keadaan tersebut, justru membuat mutu pembelajaran bagi anak mengalami penurunan.

Dengan belajar di rumah, maka anak menjadi lebih cenderung bebas dan terkadang sulit untuk fokus dengan materi pembelajaran karenanya ada gangguan. Lama kelamaan akan membuat anak merasa jenuh dan bosan dengan kegiatan yang dilakukan di rumah.

3. Berbagai Kendala yang Dialami Guru

Berdasarkan hasil Survei Cepat Pembelajaran dari rumah dalam masa pencegahan Covid-19 pada April 2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa guru yang memberikan pembelajaran dari rumah juga mengalami hambatan yang serupa.

Kendala belajar di rumah bagi guru yang pertama yaitu hambatan jaringan internet yang kurang memadai. Berdasarkan dengan hasil survei menunjukkan bahwa kendala ini terjadi di wilayah 3T dan non 3T. Dengan persentase masing-masing 21,3 persen dan 20 persen.

Kendala belajar di rumah bagi guru yang kedua adalah bahwa guru mengalami kesulitan untuk mengamati perkembangan siswa selama proses tersebut dnegan persentase 19,6 persen untuk guru diwilayah 3T dan di wilayah non-3T sebesar 20,5 persen.

Untuk kendala belajar di rumah yang paling utama bagi seorang guru yakni kondisi jaringan internet dan juga cara pemamtauan perkembangan siswa. Selain itu, terdapat kendala lainnya yang tidak kalah penting.

Kendala lainnya bagi seorang guru yaitu banyak siswa yang merasa kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah. Guru sulit melakukan koordinasi dengan orang tua siswa yang belum mampu mengoptimalkan mesin digital.

Kendala belajar di rumah lainnya yaitu kurangnya konsentrasi dalam mengajar dan membimbing siswa. Selain itu sulit memberikan penilaian kepada siswa.

Kendala berikutnya adalah tidak adanya perlengkapan yang dibutuhkan seperti laptop maupun komputer. Guru juga sering mengalami kesulitan dalam berkoordinasi dengan guru lainnya ataupun kepala sekolah dan siswa yang kurang disiplin dalam mengikuti belajar daring.

Suka Duka Belajar di Rumah

Kendala Belajar di Rumah
Kendala Belajar di Rumah Via directorsblog.nih.gov

Seperti diketahui bahwa sistem belajar di rumah menggunakan perantara dan juga koneksi internet untuk berkomunikasi antara guru dan murid. Seringkali kemampuan performa murid dalam menyelesaikan tugas yang diberikan menjadi terhambat karena jaringan internet yang tidak stabil.

Jam belajar dan juga jam istirahat juga diterapkan di rumah, layaknya pada saat sedang berada di sekolah. Anak harus konsisten untuk melakukan sistem belajar di rumah untuk setiap harinya kecuali pada hari Sabtu dan juga Minggu. Nah, berikut ini suka duka belajar di rumah?

1. Mengandalkan Aplikasi

Sejauh ini, murid sangat menikmati sistem belajar dari rumah. Dalam kesehariannya, murid masih dapat melakukan komunikasi dengan teman-temannya melalui chatting yang umum digunakan.

2. Tantangan Menjaga Murid Supaya Tetap Fokus

Fungsi pengawasan dari seorang guru tentunya berkurang karena adanya sistem belajar di rumah. Beberapa anak mungkin sering mencuri waktu untuk melakukan kegiatan lainnya. Hal ini menyebabkan anak menjadi tidak fokusi untuk mengerjakan tugas.

3. Pendekatan Orang Tua Kunci Utama

Kendala Belajar di Rumah
Kendala Belajar di Rumah Via squarespace-cdn.com

Hal yang lumrah terjadi yaitu anak bosan mengerjakan tugas sekaloh dan ingin bermain. Di sinilah kehadiran orang tua sangat penting dalam mengawasi dan juga menasehati anak.

4. Berbagi Peran untuk Mengawasi Anak

Jika anda memiliki anak lebih dari satu, maka anda dapat mengawasi dan membagi tugas dengan pasangan anda. Hal ini supaya anak tidak berebut perhatian kepada anda.

5. Murid Kesiangan

Suasana belajar di rumah yang lebih fleksibel daripada di sekolah sering membuat anak menjadi tidak disiplin terkait dengan waktu.

Dengan adanya sistem belajar di rumah saat ini, maka anak tidak perlu untuk bangun pagi seperti biasanya untuk mempersiapkan perlengkapan ke sekolah dan juga sarapan sebelum berangkat sekolah. Namun, beberapa anak sering terlambat untuk mengikuti kelas online.

Terdapat beberapa anak yang bangunnya kesiangan, sedangkan porses belajar online sudah mulai. Maka anak tersebut terlambat untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan.

6. Keterbatasan Alat Penunjang

Tidak semua anak memiliki fasilitas yang lengkap, terdapat beberapa anak yang tidak memiliki laptop ataupun perlengkapan lainnya untuk mendukung belajar di rumah.

Keterbatasan inilah yang membuat anak menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan tugas. Dengan ini, anak tidak bisa mengumpulkan tugas secara tepat waktu.

Dengan kendala belajar di rumah tersebut, guru tentunya akan memberikan toleransi. Misalnya, anak dapat mengirimkan tugas melalui chat kepada masing-masing guru, ataupun tugas dapat dikumpulkan pada hari selanjutnya.

7. Menguras Tenaga

Untuk para guru, proses belajar secara online tentunya cukup menguras tenaga. Guru harus menyiapkan banyak energi untuk persiapan belajar secara online.

Gurus tentunya harus belajar berbagai program belajar online, menyiapkan kuota, dan juga kesulitan untuk mengoreksi hasil tugas yang hasilnya kurang maksimal dari anak.

Contohnya yaitu tugas yang difoto dan dikirimkan melalui Google Classroom untuk belajar biasanya kurang jelas. Begitu juga dari anak yang terkadang mengeluh karena tugasnya yang terlalu banyak.

Setelah dilakukan evaluasi, saat ini guru sudah mulai untuk mengurangi tugas supaya tidak memberatkan anak. Mungkin beberapa anak juga menikmatinya karena diberikan satu pelajaran untuk setiap harinya.

8. Guru Rutin Memotivasi Murid

Dalam proses belajar di rumah, seorang guru memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan semangat belajar pada muridnya. Salah satu caranya yakni memberikan kalimat motivasi yang membangun semangat muridnya untuk siap memulai proses belajar di rumah.

Dengan begitu, maka setiap harinya sebelum proses belajar di mulai, anak sudah siap dan menunggu materi maupun tugas pembelajaran pada hari itu. Artinya bahwa anak sudah siap untuk melaksanakan sistem belajar dari rumah dengan semangat.

9. Rindu Sekolah

Belajar di rumah yang sudah berjalan hampir tiga bulan ini rupanya memberikan kesan tersendiri pada anak. Mungkin belajar di sekolah lebih menyenangkan karena dapat bertemu dengan teman lainnya.

Namun, belajar dari rumah ada internet yang dapat dimanfaatkan. Jadi, mengerjakan tugas menjadi lebih mudah karena bisa langsung mencari di internet. Jika di sekolah, tidak diperbolehkan untuk membawa ponsel ataupun ponsel dikumpul di loker kelas.

10. Murid Menikmati

Proses belajar di rumah dinilai sangat menyenangkan bagi anak. Karena selain waktunya fleksibel, anak menjadi terbantu pula dalam mengerjakan tugas karena terbantu dengan mesin pencarian.

Walaupun terdapat kendala belajar di rumah bagi anak maupun guru. Namun terdapat hikmah bagi guru yang dapat di petik, yakni di masa pandemi Covid-19 ini mendorong guuu untuk lebih kreatif dalam mengemas dan juga dalam cara menyampaikan materi pembelajaran.

Selain melek akan teknologi, guru juga dituntut untuk pandai membina komunikasi yang baik dan juga efektif dengan anak. Karena yang menerima informasi tidak hanya anak, melainkan juga orang tua.

Hikmah yang dapat dipetik bagi anak yaitu ia merasakan pola asuh yang ideal dengan orang tua dan juga merasakan lebih dekat dengan orang tua dalam pembelajaran yang ideal. Orang tua juga dapat belajar teknologi dan berusaha untuk memahami pelajaran sang anak.

Meskipun terdapat kendala belajar di rumah yang sering dialami. Namun, tetap diperlukan peran dari orang tua untuk mendukung proses pembelajaran tersebut selain dari anak dan juga guru. Semangat belajar

Editted: 17/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar