Mengenal Tradisi Tedak Siten, Berikut Filosofi dan Urutan Prosesinya?

Tedak siten merupakan salah satu tradisi masyarakat Jawa yang dilaksanakan untuk memperingati bayi berusia 8 bulan.

Tedak siten bertujuan sebagai penghormatan karena sang buah hati sudah berhasil menginjakkan kaki di tanah.

Biasanya, upacara ini juga diiringi dengan doa-doa agar anak dapat tumbuh berkembang dengan sehat dan menjadi sosok sukses saat dewasa nanti.

Pada dasarnya, tradisi ini sudah diselenggarakan sejak dahulu kala hingga kini oleh sebagian besar masyarakat Jawa.

Perlu Anda ketahui pula bahwa prosesi ini membutuhkan perlengkapan dan ide warna dekorasi yang tepat agar acara semakin berkesan.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai upacara tedhak siten, mari simak penjelasannya di bawah ini.

Filosofi Tradisi Tedak Siten

Secara harfiah, tedhak siten berasal dari kata ‘Tedak’ yang artinya menginjak dan ‘Siten’ berarti tanah.

Tradisi ini menggambarkan filosofi kuat mengenai persiapan seorang anak belajar berjalan agar nantinya mampu menjalani fase kehidupan dengan baik dan benar.

Upacara sakral ini selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi orangtua untuk mengetahui minat dan bakat anak di masa depan.

Selain itu, anak juga dapat tumbuh lebih kuat dan mandiri sejak kecil hingga dewasa.

Adapun perhitungan prosesi acara ini dilakukan saat bayi perempuan atau laki-laki berusia 7 lapan.

Artinya, karena 1 lapan sama dengan 35 hari, maka tradisi ini diadakan saat bayi berusia 245 hari atau 8 bulan.

Bagaimana Sejarah Tradisi Tedhak Siten?

Dilansir dari dapobas.kemendikbud.go.id, tradisi tedak siten merupakan bagian dari adat masyarakat Jawa Tengah.

Mengenal Tradisi Tedak Siten, Berikut Filosofi dan Urutan Prosesinya? 1

Upacara ini sudah berlangsung turun-temurun dalam kehidupan masyarakat tanpa diketahui pasti siapa yang pertama kali melaksanakan atau menciptakannya.

Para leluhur melaksanakan upacara ini sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada bumi, tempat anak belajar menginjak kaki.

Selain di Jawa Tengah, tradisi ini juga menyebar ke wilayah lainnya seperti Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

9 Tahap Rangkaian Upacara Tedhak Siten

Undangan tedak siten dapat dibagikan kepada seluruh anggota keluarga, teman, kerabat, hingga anak-anak yatim agar upacara semakin meriah.

Nah, setelah tamu undangan berkumpul, rangkaian upacara selanjutnya yang harus dilakukan antara lain:

1. Sungkeman

Tahap pertama yang wajib dilakukan adalah sungkeman orang tua kepada kakek dan nenek untuk memohon doa restu bagi si kecil kelak.

Selain itu, anak juga harus digendong dan diajarkan sungkeman kepada kakek dan nenek untuk mengajarkan kepatuhannya sejak dini.

2. Menginjakkan Kaki Pada 7 Warna Jenang

Tahapan tedhak siten berikutnya adalah memandu anak untuk berjalan diatas jenang 7 warna berbeda, yakni merah, kuning, hijau, biru, dan ungu.

Hal ini sebagai simbol bahwa anak akan menemukan jalan keluar dari setiap masalah hidupnya dan berakhir dengan bahagia.

3. Menginjak Tangga Debu

Selanjutnya, anak dapat menginjak tangga ‘Arjuna’ yang terbuat dari tebu sebagai wujud seorang pejuang sejati.

Tebu berarti ‘Anteping Kalbu’, sehingga anak diharapkan memiliki kemantapan hati, tekad yang kuat, dan penuh percaya diri dalam menjalani kehidupan.

4. Mendudukkan Anak di Tumpukan Pasir

Upacara tersebut juga dilakukan dengan memandu anak agar duduk di atas tumpukan pasir.

Anak harus bermain pasir tanpa memakai alas kaki agar saat dewasa nanti mereka dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhannya.

5. Memasukkan ke Kandang Ayam

Anak juga akan dimasukkan ke kandang ayam yang dihias dengan dekorasi kertas warna-warni dan berbagai macam barang lainnya.

Misalnya, pensil, buku, ponsel, bola, perhiasan, beras, kapas, dan barang bermanfaat lain.

Kemudian, barang yang diambil anak akan menggambarkan profesinya kelak, misalnya alat tulis menggambarkan anak harus bekerja di kantor.

Sedangkan kandang ayamnya sendiri berarti bahwa anak telah memasuki kehidupan dunia yang sebenarnya.

6. Menyebarkan Udik atau Koin Logam

Anak dibimbing oleh orang tua untuk menyebarkan saweran uang logam untuk mengajarkannya sejak dini sikap kedermawanan.

‘Udik’ bagi masyarakat Jawa juga dipercaya agar nantinya anak gemar bersedekah dan rezekinya pun dipermudah.

7. Siraman Bunga Setaman

Dalam upacara tedak siten, proses memandikan anak menggunakan kembang setaman juga penting dilakukan.

Hal ini bertujuan untuk membersihkan jiwa raga anak sekaligus melambangkan harapan bahwa bayi akan memiliki rasa hormat dan membanggakan keluarga.

8. Didandani dengan Pakaian Bagus

Setelah proses siraman, segera pakaikan baju yang bagus dan bersih pada si buah hati.

Sebab, ini menggambarkan bahwa ia nantinya harus memiliki kehidupan makmur, bahagia, dan mampu menjaga nama baik keluarga.

9. Doa dan Makan Bersama

Langkah terakhir dari prosesi tedak siten adalah pembacaan doa bersama menurut keyakinannya masing-masing yang dipimpin oleh pemuka agama.

Selanjutnya diikuti dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama dengan seluruh tamu undangan.

Aneka Perlengkapan Tedhak Siten yang Harus Disiapkan

Dalam pelaksanaan upacara acara tersebut terdapat sejumlah perlengkapan yang harus disiapkan dahulu. Masing-masing memiliki kriteria tertentu, yakni sebagai berikut.

Tedak Siten
  • Kurungan bambu dengan model mirip kurungan ayam yang dihias dengan janur kuning.
  • Jenang warna-warni dari ketan yang dicampur garam agar rasanya gurih.
  • Tangga dan kursi dari bahan tebu.
  • Jenang bluwok dari tepung beras.
  • Nasi tumpeng dan ayam kampung utuh lengkap dengan sayur pacing, buah-buahan, serta jajanan pasar.
  • Uang logam atau uang kertas untuk disebarkan.
  • Air gege yang dibiarkan semalaman terbuka dan paginya harus terkena sinar matahari hingga sekitar pukul 08.00.
  • Ayam hidup yang dilepaskan dan diperebutkan oleh seluruh tamu undangan.
  • Pasir dalam wadah, jadah tujuh warna, jenang bubur merah dan putih, serta padi kapas.

Makna Perlengkapan Tedhak Siten yang Berwarna-Warni

Baik itu makanan hingga ornamen dekorasi tedak siten memiliki variasi warna yang bermacam-macam.

Setiap warna tersebut ternyata memiliki makna tertentu lho, berikut tafsirannya.

  1. Merah melambangkan keberanian anak dalam menjalani tantangan hidup yang sangat beragam.
  2. Kuning berarti kekuatan agar anak sanggup mencapai kejayaannya.
  3. Hijau dalam dekorasi tedak siten mempunyai makna agar anak nantinya dapat hidup makmur sejahtera.
  4. Biru adalah simbol kesetiaan pada diri sang anak.
  5. Ungu berarti ketenangan agar kelak anak dapat mengambil keputusan dengan bijak.
  6. Putih melambangkan kesucian, sehingga anak memiliki hati yang bersih dan tidak iri dengki.
  7. Hitam melambangkan harapan agar anak memiliki sikap cerdas dalam menghadapi cobaan.

Apakah Islam Membolehkan Tradisi Tedhak Siten?

Dilansir dari cahayaislam.id, tedak siten boleh saja dilaksanakan oleh umat muslim asalkan tidak melanggar syariat Islam.

Sebab, konon masyarakat Jawa sering memadukan tradisi ini dengan sesajen untuk persembahan kepada Tuhan dan meminta perlindungan dari leluhur.

Sedangkan hukumnya dalam Islam, unsur-unsur syirik tersebut sangat menyalahi syariat-Nya.

Untuk itulah, tedak siten dalam agama Islam dapat berupa sajian serangkaian makanan tradisional untuk para tamu yang hadir agar dapat terjalin kerukunan.

Setiap prosesi juga dapat diselipkan doa-doa Islami kepada Allah SWT dengan harapan si kecil nantinya bisa lebih sehat dan Bahagia.

Alangkah baiknya pula melengkapi dengan bacaan Al-Quran agar limpahan kebaikan bisa diperoleh juga oleh seluruh tamu undangan.

Demikianlah informasi seputar tradisi ini yang dapat memperluas pengetahuan nilai-nilai budaya dan agama.

Terutama bagi Anda yang ingin menggelar tradisi tersebut, pastikan mengikuti seluruh tahap rangkaian tadi agar lingkaran kehidupan si buah hati lebih bermakna.

About Luky Yull

Lahir di Kota Blitar. Saat ini bekerja sebagai Content Writer dan tutor.

Tinggalkan komentar