Amalan Setara Haji dan Umrah di Pagi Hari

Amalan setara haji dan umrah bagi setiap muslim. Setiap amalan memiliki keutamaan dan balasan masing-masing di sisi Allah. Demikian pula dengan amalan ini, ia memiliki keutamaan yang luar biasa.

Meskipun sederhana dan siapa saja bisa melakukannya, namun amalan ini memiliki keutamaan berupa disetarakan dengan pahala haji dan umrah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat Subuh dengan berjamaah, kemudia dia berdzikir kepada Allah Ta’ala sampai terbitnya matahari, lalu ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala berhaji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.”
(HR. Tirmidzi)

Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi nomor 591, serta dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunnan At-Tirmidzi nomor 480, Al-Misykat nomor 971 dan Shahih At-Targhib nomor 468.

Hadits ini juga terdapat dalam Shahih Kitab Al-Adzkaar (1/213) karya Syaikh Salim Al-Hilali. Para ulama yang telah menghasankan hadits ini sangat banyak mengingat banyaknya riwayat lain yang menguatkan hadits tersebut. Wallahu a’lam.

Amalan ini dikuatkan dengan perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau selesai mengerjakan shalat Subuh, beliau duduk (berdzikir) di tempat beliau shalat hingga matahari terbit dan meninggi.

Hal ini diwirayatkan oleh Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu sebagaimana terdapat dalam hadits yang dikeluarkan oleh Muslim nomor 670.

Shalat dua rakaat ini diistilahkan oleh para ulama dengan shalat isyraq, sedangkan waktunya disebut syuruq (terbitnya matahari).

Shalat ini juga merupakan salah satu bagian atau jenis dari shalat Dhuha, sehingga orang yang mengamalkan shalat ini juga dihukumi sudah mengerjakan shalat Dhuha.

Syarat amalan setara haji dan umrah agar bisa diraih

AMALAN SETARA HAJI DAN UMRAH DI PAGI HARI #rumahkusurgaku - narmadi.com/properti
AMALAN SETARA HAJI DAN UMRAH DI PAGI HARI #rumahkusurgaku – narmadi.com/properti

Syaikh As-Sinqithi dalam Syarh Zaadul Mustaqni’ (3/68) menjelaskan bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih bila memenuhi beberapa persyaratan.

Pertama

Diawali dengan shalat Subuh berjamaah, sehingga tidak berlaku bagi orang yang shalat sendirian. Dzahir jamaah tersebut mencakup jamaah di masjid, jamaah di perjalanan dan jamaah di rumah bagi orang yang tidak wajib jamaah di masjid karena adanya udzur.

Kedua

Yang bersangkutan duduk berdzikir. Termasuk dalam kategori dzikir adalah berbagai aktivitas yang dapat mengingatkan diri kepada Allah seperti membaca Al-Qur’an, beristighfar, berdoa, membaca buku agama, mengikuti majelis ilmu, diskusi masalah agama atau amar ma’ruf nahi munkar.

Ketiga

Ia duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Syaikh As-Sinqithi tegas menyatakan harus duduk di tempat shalat dan tidak boleh bergeser atau berdiri.

Namun demikian, ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, meskipun sebagai kehati-hatian ada baiknya mengikuti pendapat Syaikh As-Sinqithi dengan tidak bergeser dari tempat shalat.

Ibnu Hajar Al-Hanbali dalam Fathul Bari (5/28) mengatakan, “… dan diketahui bersama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak duduk di tempat yang beliau gunakan untuk shalat. Karena setelah shalat fardhu, beliau berpaling dan menghadapkan wajahnya kepada para sahabat radhiyallahu ‘anhum.”

Keempat

Shalat dua rakaat setelah terbitnya matahari setinggi tombak. Setelah waktu masuk syuruq, janganlah langsung shalat melainkan menunggu sekitar 15 menit, karena waktu syuruq dilarang untuk shalat.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “… (Mereka duduk) hingga waktu yang dilarang shalat telah berlalu, (kemudian) mereka mendirikan shalat.” (Diriwayatkan Bukhari dalam Shahih-nya).

Bolehkah Shalat Isyraq di Rumah?

amalan setara haji dan umrah subuh dan dzikir #rumahkusurgaku - narmadi.com/properti
amalan setara haji dan umrah subuh dan dzikir #rumahkusurgaku – narmadi.com/properti

Syaikh bin Bazz dalam Majmu’ Fatawa wa Maqalat Syaikh Ibn Bazz (11/218) menyatakan, “Amalan ini mempunyai banyak keutamaan dan pahala yang besar.

Namun teks hadits yang ada, menunjukkan orang yang tinggal di rumah tidak mendapatkan pahala sebagaimana orang yang duduk di tempat shalatnya di masjid.

Tetapi jika orang tersebut shalat Subuh di rumah karena sakit atau karena takut, kemudian duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir dan membaca Al-Qur’an sampai matahari meninggi, kemudian shalat dua rakaat, maka orang ini mendapat pahala sebagaimana yang disebutkan dalam hadits. Karena orang ini memiliki udzur untuk shalat di rumahnya.”

Beliau melanjutkan, “Demikian pula wanita. Jika seorang wanita shalat Subuh (di rumahnya), kemudian duduk berdzikir di tempat shalat di dalam rumahnya sampai matahari terbit, maka dia juga mendapat pahala seperti disebutkan dalam hadits.” Wallahu a’lam. #amalan setara haji dan umrah (aa)

Baca juga: ajari anak-anak kita juga untuk berbuat baik melalui keteladanan.

UmNar

Type approval certification specialists and Swimming pool consultant in Jakarta. Aktif di konsultan jasa sertifikasi alat telekomunikasi dan perusahaan jasa konstruksi. Masih sibuk belajar. Termasuk belajar menulis. Happy selalu ditemani Istri dan 6 orang anak. Feel free to follow me on LinkedIn.

All Post | Website

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *