Hindari Berbohong Kepada Anak Meski Tujuannya Baik

Pernahkah kita berbohong kepada anak kita dengan maksud agar ia mau mengikuti perintah kita? Ketika anak enggan makan, lalu kita menjanjikan sesuatu tetapi tidak bermaksud untuk menepatinya. Kita menganggap hal itu sebagai strategi yang sah-sah saja dilakukan agar anak mau makan.

Perkataan dusta kepada anak sering dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah. Kita mungkin beralasan bahwa tujuan kita berbohong demi kebaikan anak.

Apalagi anak masih kecil, belum mengetahui soal kejujuran dan kebohongan. Padahal anggapan semacam ini sangat keliru dan diharamkan di dalam Islam.

Abdullah bin Amir radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Suatu waktu, ibuku memanggilku saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk di rumah kami. Ibuku lalu berkata, ‘Kemarilah, ibu akan memberimu (sesuatu)’.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada ibuku,

“Engkau tidak bermaksud memberi (sesuatu) kepadanya?”

“Aku hendak memberinya kurma,” jawab ibuku.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ketahuilah, jika engkau tidak memberi sesuatu kepadanya, satu kebohongan dicatat untukmu.”

(HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Berbohong kepada anak bukan perkara remeh

berbohong kepada anak
Jangan berbohong kepada anak

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menganggap dustanya seorang ibu agar anaknya melakukan sesuatu sebagai perkara yang biasa, meski dianggap lumrah oleh orang tua pada umumnya.

Beliau sangat peka terhadap masalah ini dan tidak mentolerir perbuatan semacam ini. Hadits tersebut merupakan peringatan keras agar para orang tua tidak mudah berbohong untuk sekedar memaksa anak mengikuti kemauannya.

Termasuk dalam perkara dusta adalah membacakan cerita-cerita dongeng yang jelas kebohongannya. Apalagi jika di dalam cerita itu terdapat kandungan kesyirikan dan tahayul, tentu ini lebih ditekankan untuk ditinggalkan.

Masih banyak cerita-cerita Islami yang bisa kita ceritakan kepada anak seperti sirah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, kisah para nabi, kisah para sahabat dan kisah para ulama.

berbohong kepada anak
jangan ajari anak kita berbohong #rumahkusurgaku – Berbohong kepada anak – narmadi.com/properti

Hendaknya dalam setiap rumah keluarga mukmin tidak dihiasi dengan kata-kata dusta dan cerita-cerita bohong. Rumah yang jauh dari ucapan-ucapan kebohongan akan menjadikan rumah seperti surga untuk keluarga.

Kejujuran adalah prinsip yang harus dijunjung tinggi dan tidak boleh dilanggar, meski dengan maksud untuk mengajak anak pada perkara yang baik.

Niat baik dan tujuan baik juga harus diikuti dengan cara yang baik, agar ia bernilai ibadah di sisi Allah, sehingga membuahkan keberkahan.

Anak adalah peniru ulung, sehingga ia akan menirukan kebiasaan kita; jujur atau dusta. Orang tua menjadi contoh yang ditirunya, sehingga kelak anak akan menjadi orang yang jujur ataukah pendusta. Bisa jadi karena ia meniru sikap orang tua terhadapnya.

Oleh karena itulah sangat penting untuk jangan sampai kita sebagai orang tua terbiasa berbohong kepada anak. Intinya, jangan ada dusta di rumah kita, agar kelak anak kita tumbuh menjadi pribadi yang selalu berkata jujur. (aa) – editted by RN16042019, 31/12/2021 by diminimalis

UmNar

Type approval certification specialists and Swimming pool consultant in Jakarta. Aktif di konsultan jasa sertifikasi alat telekomunikasi dan perusahaan jasa konstruksi. Masih sibuk belajar. Termasuk belajar menulis. Happy selalu ditemani Istri dan 6 orang anak. Feel free to follow me on LinkedIn.

All Post | Website

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *