Kulit Bayi Kuning: 4 Ciri, Penyebab, serta Cara Mengatasinya dengan Benar

Kulit bayi kuning merupakan kondisi yang umum dialami oleh bayi baru lahir yang mana kondisi ini umumnya tidak berbahaya, namun perlu diwaspadai.

Gejala bayi kuning ditandai dengan perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning.

Jika bayi menunjukkan tanda penyakit kulit bayi kuning, maka perlu dilakukan penanganan dengan segera.

Lalu, apa penyebab bayi kuning? Untuk penjelasan selengkapannya anda bisa simak pembahasan berikut ini ya.   

Penyebab Kulit Bayi Kuning

Kulit bayi kuning merupakan sebutan bagi bayi baru lahir yang mengalami penyakit kuning.

Penyakit kuning tersebut merupakan perubahan warna pada kulit dan mata bayi menjadi kuning.

Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh kelahiran prematur, kekurangan cairan, serta gangguan kesehatan lainnya.

Kulit bayi kuning merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir dan dapat hilang dengan sendirinya ataupun melalui pengobatan ringan.

Jika kondisi tersebut berlangsung lebih lama dan tidak terkunjung membaik, maka tidak menutup kemungkinan jika hal ini menjadi pertanda penyakit yang serius,

Penyebab kulit bayi kuning merupakan penumpukan bilirubin pada darah bayi. Bilirubin merupakan zat kuning yang berasal dari proses penghancuran sel darah merah secara alami.

Kondisi tersebut sering terjadi pada bayi dikarenakan fungsi hatinya belum bekerja secara maksimal.

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan bayi terlahir dengan penyakit kuning, yakni:

1. Infeksi

Penyakit kuning pada kondisi bayi yang sehat baru akan muncul 2 sampai 3 hari setelah kelahirannya.

Jika bayi mengalami masalah tersebut kurang dari satu hari setelah bayi lahir, maka terdapat kemungkinan hal ini disebabkan oleh infeksi, kekurangan enzim, maupun gangguan sistem pencernaan.

2. Kelahiran Prematur

Kulit Bayi Kuning
Penyebab dari Kulit Bayi Kuning

Bayi yang lahir secara prematur mempunyai risiko tinggi mengalami kodisi kulit bayi kuning.

Maka dari itu, cara mencegah bayi lahir prematur tentunya menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan.

Hal ini dikarenakan organ hati pada bayi prematur belum matang sehingga belum mampu mengeluarkan bilirubin secara maksimal.

Dengan demikian, terjadilah penumpukan bilirubin yang selanjutnya muncul dengan ciri kulit dan bagian putih mata yang menguning.

3. Kekurangan Cairan

Kondisi kulit bayi kuning bisa disebabkan oleh kekurangan cairan. Kurangnya asupan cairan pada tubuh bayi dapat menyebabkan kadar bilirubin dalam darah meningkat, sehingga bayi mengidap penyaikit kulit bayi kuning.

4. Nutrisi Tidak Tercukupi

Jika ASI yang dihasilkan oleh ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, maka bayi bisa mengalami dehidrasi dan kekurangan asupan kalori harian.

Hal ini bisa mengakibatkan tubuh bayi kekurangan cairan dan terjadi penumpukkan bilirubin pada darah bayi.

Sehingga muncul perubahan warna kuning pada kulit dan juga mata pada bayi ketika mengalami kulit bayi kuning.

5. Perbedaan Golongan Darah dengan Ibu

Perbedaan rhesus (Rh) darah antara ibu dan bayi membuat tubuh ibu menghasilkan antibody yang bisa melawan sel darah merah bayi.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan peningkatan perombakan sel darah merah pada bayi sehinngga terjadi penumpukan bilirubin dalam darah bayi. Hal ini bisa dicegah dengan menyuntikkan Rh immune globulin kepada ibu.

Beragam Gejala Kulit Bayi Kuning

Terdapat beberapa gejala yang ditunjukkan oleh kulit bayi kuning yakni sebagai berikut ini:

  • Terjadinya perubahan warna mata dan kulit bayi menjadi kuning yang dimulai dari wajah, dada, perut, selanjutnya kaki
  • Urine berwarna gelap maupun kuning pekat
  • Feses bayi berwarna lebih pucat

Gejala tersebut umumnya muncul setelah 2 sampai 3 hari setelah bayi dilahirkan.

Gejala tersebut bida diketahui dengan menekan lembut dahi maupun hidung bayi.

Jika tampak menguning, maka terdapat kemungkinan bayi mengalami penyakit kuning tingkat ringan.

Cara Mengatasi Kulit Bayi Kuning

Kondisi kulit bayi kuning tidak berbahaya, karena bisa hilang dengan sendirinya jika didukung dengan perawatan yang tepat.

Penyakit kuning pada bayi bisa dikatakan berbahaya apabila bayi lahir secara prematur, berat badan berkurang, tidak ingin menyusu, kaki dan tangan mulai menguning sampai orange, golongan darah bayi berbeda dengan ibu, mempunyai infeksi darah, sampai dengan memar.

Jika muncul gejala tersebut, maka perlu dilakukan penanganan medis secara khusus d rumah sakit.

Apabila hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan adanya kadar bilirubin yang tinggi dalam darah bayi, maka diperlukan penanganan secara khusus seperti halnya berikut ini:

1. Pemberian ASI dengan Rutin

Untuk mempercepat membantu penyembuhan kulit bayi kuning, maka anda bisa memberikan ASI eksklusif.

Pastika anda memberikan ASI eksklusif bayi selama 2 jam sehari ataupun 8 sampai 12 kali dalam seharinya.

Apabila ASI tidak lancar, maka anda bisa mencoba berbagai cara memperlancar ASI agar kebutuhan si kecil tercukupi.

Jika bayi sering menyusu, maka dapat menurunkan kadar bilirubin karena bayi harus mengeluarkan feses sehingga penyerapan bilirubin dalam usus menjadi berkurang.

Dengan meningkatkan asupan ASI, maka anda bisa mengatasi breastfeeding jaundice yakni penyakit kulit bayi kuning.

Penyakit ini terjadi dikarenakan kekurangan asupan ASI, sehingga kadar bilirubin terus meningkat.

2. Fototerapi

Apabila tubuh bayi terus menguning, maka biasanya dokter akan menganjurkan melakukan fototerapi.

Tujuan dari fototerapi yakni untuk mempercepat membuang bilirubin yang berlebihan dalam tubuh bayi.

Proses fototerapi ini merupakan digukan untuk mengubah bilirubin menggunakan cahaya secara khusus.

Tujannya yakni agar bilirubin lebih mudah diurai oleh hati, supaya nanti bisa dibuang melalui pipis bayi.

Cahaya khusus dalmafototerapi disalurkan melalui lampu bili light, selain itu juga dapat disalurkan melalui selimut khusus bernama biliblanket.

Selama proses terapi, tubuh bayi akan dibiarkan telanjang dengan tujuan seluruh kulit bayi agar bisa mendapatkan paparan sinar dari fototerapi tersebut.

Kulitnya akan menyerap seluruh sinar dari fototerapi tersebut. Untuk mata bayi juga akan ditutup selama proses fototerapi.

Hal ini bertujuan untuk menghindarkan dampak negatif dari fototerapi terhadap mata pada bayi.

3. Transfusi Darah

Jika kadar bilirubin dalam darah tetap meningkat setelah dilakukan fototerapi, maka cara yang berikutnya bisa dilakukan yakni dengan transfusi darah.

Prosedur tersebut dapat dilakukan dengan mengganti darah bayi dengan darah yang mengandung kadar bilirubin normal.

Bagaimana Jika Kulit Bayi Kuning Setelah Dilakukan Penanganan?

Kulit Bayi Kuning
Cara Mengatasi Kulit Bayi Kuning

Kejadian kulit bayi masih dalam keadaan kuning setelah melakukan fototerapi jarang terjadi.

Pada umumnya, setelah melakukan fototerapi, bilirubin menjadi menurun, kemudian lakukan fototerapi kembali.

Selanjutnya, bilirubin menjadi menurun lebih rendah lagi sampai akhirnya bilirubin bayi hingga ke kadar yang sehat.

Hal ini dikarenakan dalam beberapa kasus, kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan hanya dengan satu kali fototerapi.

Namun, apabila kondisi bayi tidak membaik, maka dokter dapat menyarankan untuk melakukan exchange transfusion atau transfusi tukar.

Transfusi tukar merupakan proses pengeluaran darah bayi dengan menggunakan kateter yang ditempatkan pada pembuluh darah.

Kemudian diganti dengan darah dari pendonor yang mengandung kadar bilirubin normal pada tubuh bayi.

Menurut studi dari The New England Journal of Medicine, prosedur tersebut jauh lebih efektif dan minimm dari efek samping untuk mengobati penyakit kuning pada bayi.

Nah, demikian pembahasan detail terkait dengan kulit bayi kuning mulai dari penyebab sampai dnegan cara menanganinya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi anda ya.

About Indah Maesaroh

lahir dan besar di Kota Kebumen. Lulusan dari perguruan tinggi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tinggalkan komentar