Cara Terbaik Mengajarkan Empati pada Anak

Mengajarkan empati pada anak bukanlah perkara sepele yang baik untuk ditunda-tunda, akan tetapi harus diajarkan sejak dini.

Kemampuan berempati akan menunjang berbagai macam aspek penyesuaian yang baik dengan lingkungan sosialnya kelak.

Lalu apa sebenarnya apa itu empati? Pada dasaranya, empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri sendiri di posisi orang lain, dengan kata lain upaya untuk memahami kondisi dari sudut pandang orang lain.

Anak yang terbiasa berempati biasanya mampu menjadi individu yang mudah diajak bekerja sama. Terampil dalam menghargai dan menghormati orang lain serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Disinilah pentingnya, orang tua menanamkan rasa empati sejak dini pada bayi.

Sebuah penelitian mengatakan bahwa bayi usia 18 bulan sudah bisa menguasai komponen kunci rasa empati. Komponen kunci tersebut adalah kemampuan memahami perasaan orang dewasa meski tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Selanjutnya, pada usia 4 tahun, anak dapat membuat gerakan fisik sebagai respon bahwa mereka peduli. Kemudian mereka mulai berpikir tentang perasaan orang lain yang dapat terhubung dengan perasaan mereka sendiri.

Proses tersebut terjadi secara alami. Namun, hasilnya akan lebih baik lagi jika orang tua memberikan rangsangan atau dorongan stimulus kepada anak agar memiliki lebih banyak pengalaman empati.

Dasar dari mengajarkan empati pada anak adalah pengenalan emosi. Contohnya, bayi akan ikut mengangis jika bayi lain di sampingnya sedang menangis, hal itu adalah bentuk dari empati atau penularan emosi antar bayi.

Orang tua bisa menunjukkan berbagai macam ekspresi wajah untuk menunjukkan empati pada anak. Seiring dengan tumbuh kembang anak, pada usia sekitar 2 tahun, anak sudah memiliki nalar yang bagus. Sehingga upaya yang lebih kompleks dapat diberikan.

Tanda Awal Empati Pada Bayi

Meskipun bayi atau balita nampak sensitif dengan kondisi di sekitarnya, namun bukan berarti itu adalah empati. Balita akan mengobservasi bagaimana cara atau tindakan yang dilakukan oleh orang lain terhadap orang lain.

Empati ini mesti dicontohkan secara terus-menerus agar anak terbiasa dengan hal itu dan kemudian mempraktekkannya.

Kemudian empati akan berkembang pada usia prasekolah, umumnya di bawah usia 3 tahun, atau sekitar 4 tahun. Pada usia tersebut anak kemudian mulai memahami apa yang ia rasakan.

Perasaan tersebut kemudian mulai bisa Ia kaitkan dengan perasaan yang dirasakan oleh orang lain. Misalnya, seorang anak akan menghampiri dan berusaha menghibur temannya yang sedang sakit.

Sangat penting bagi orang tua untuk mengikutkan anak dengan berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi. Sebab ini jadi salah satu cara mengajarkan empati pada anak.

Misalnya dengan mengikutkan anak dalam kelas atau kelompok bermain. Di dalam lingkungan seperti itu, anak akan belajar dari teman sebaya dan dari lingkungan tentang bagaimana cara berempati.

Aspek Dalam Empati

Psikolog bernama Daniel Goleman dan Paul Ekman memberi 3 aspek dalam empati, yaitu sebagai berikut:

mengajarkan empati pada anak Sumber dillystreethouse.com
Ilustrasi mengajarkan empati pada anak – Sumber: dillystreethouse.com

Empati Kognitif

Empati kognitif adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain yang sedang dipikirkan.

Empati jenis ini akan menjadi seseorang mampu menyampaikan informasi dengan baik dengan cara yang lebih mudah diterima oleh orang lain, hasilnya seseorang itu dapat berkomunikasi dengan baik.

Empati Emosional

Empati ini disebut juga dengan afektif empati, yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Bedanya dengan empati kognitif adalah, empati jenis ini hanya merasakan saja tanpa ada tindakan untuk menuangkan empati tersebut. Namun empati jenis ini sangat penting untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Compassionate Empathy

Empati jenis ini adalah empati yang sudah berubah menjadi gerakan untuk membantu orang lain dengan dasar perasaan yang dirasakan orang tersebut.

Mengapa Empati Penting?

Mengajarkan empati pada anak itu sangat penting. Agar anak dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Hasilnya akan ada timbal balik atau tanggapan yang baik terhadap orang lain.

Empati pada umumnya terkait dengan perilaku sosial, semakin besar empati yang dimiliki maka akan semakin besar kemauan si anak dalam kehidupannya untuk menolong orang lain.

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari empati:

  1. Empati membawa kebaikan.
  2. Perilaku empati akan meningkatkan identitas diri, sehingga orang tidak akan kebingungan dengan lingkungan tempat ia tinggal.
  3. Empati meningkatkan kesehatan emosional dan fisik.
  4. Empati mampu menghilangkan masalah psikologis seperti stress, kecemasan, rasa malu serta kesepian.
  5. Empati mencegah konflik antara dua orang dan lebih banyak.
  6. Empati membuka sudut pandang dan membuka cara berpikir seseorang.

Baca juga: Cara Mengajarkan Anak Bertanggung Jawab dengan Tepat

Cara Melatih dan Mengajarkan Empati pada Anak

mengajarkan empati pada anak
Mengajarkan empati pada anak – Sumber: freepik.com

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua untuk mulai mengajarkan empati pada anak dengan hal-hal ringan seperti berikut ini.

1. Berempatilah kepada anak

Cara paling benar memberi pelajaran sekaligus mengajarkan empati pada anak adalah dengan memberikan contoh. Memberi tau anak tidak cukup hanya dengan kata-kata saja, tapi harus dengan praktek.

Sebab anak adalah mahluk yang mencontoh perilaku orang di sekitarnya. Jika orang di sekitarnya saja sudah berperilaku yang tidak baik, maka tidak menutup kemungkinan anak juga akan memiliki perilaku yang sama.

2. Menyuarakan perasaan orang lain

Mengajak anak untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Misalnya saja jika anak tidak sengaja mengambil permen milik temannya, kita sebagai orang tua jangan langsung memarahinya untuk mengembalikan permen tersebut.

Namun kita bisa mengajaknya ngobrol terlebih dahulu, mengajaknya untuk berpikir, bagaimana seandainya jika kamu berada di posisi anak itu yang diambil permennya?.

Dengan begitu anak akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang perasaan orang lain. Dengan melatih memposisikan diri menjadi orang lain merupakan cara efektif dalam mengajarkan empati pada anak.

3. Memberikan semangat pada anak untuk berempati

Tidak cukup hanya dengan memberikan contoh dan afirmasi kemudian selesai, orang tua harus tetap mendampingi anak untuk belajar berempati. Cara selanjutnya adalah dengan terus memberikan semangat pada anak untuk berempati.

4. Melatih emosi anak

Melatih emosi anak terutama kesabaran adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Misalnya saja dengan meninggalkan anak bersama beberapa makanan. Katakan pada anak untuk tidak memakan makanan tersebut sampai orang tua memperbolehkan untuk makan.

Awalnya anak mungkin akan kesulitan untuk menahan diri, namun lama-lama ia akan terbiasa dengan kesabaran menunggu tersebut.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah menahan untuk membelikan sesuatu yang diinginkan oleh anak, misalnya mainan dan baju. Ini adalah cara/metode mengajarkan empati pada anak yang sederhana namun hasilnya maksimal.

5. Mengoreksi penggunaan kata ‘maaf’ dan ‘terima kasih’.

Berikan pengertian pada anak tentang kapan saja kata maaf dan terima kasih harus diucapkan. Kata maaf misalnya, harus diucapkan ketika anak melakukan kesalahan atau melukai perasaan teman sebayanya.

Lama kelamaan anak terbiasa dengan hal tersebut, untuk menerima kalau dia berbuat salah dan harus meminta maaf.

Selanjutnya kata terima kasih harus diucapkan ketika anak mendapat kebaikan dari orang lain. Cara ini bisa jadi salah satu tips mengajarkan empati pada anak di rumah.

6. Menamai perasaan

Jangan lupa untuk selalu menamai perasaan yang dirasakan. Anak harus bisa membedakan mana marah, mana sedih, mana jengkel dan lain sebagainya.

Anak harus diberi tau dengan jelas tentang nama-nama perasaan itu agar bisa memposisikan diri dengan baik dan mampu memberikan respons yang tepat.

Pada akhirnya beberapa cara tersebut dapat menumbuhkan empati pada anak dengan baik, cara lain mungkin ada yang lebih efektif dan berfungsi dengan baik. Ditulis oleh Ratna Novita Sari – Editor: Rofiq Syuhada – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.

About Rofiq Syuhada

Jadi penulis sudah lebih dari 5 tahun. Hobby komputer dan jaringan. suka membaca dan menulis seputar dunia teknologi dan informasi. Selain itu saya juga tertarik dengan hal-hal yang terkait dengan life improvement. Bring your Goal Up !

Tinggalkan komentar