15 Cara Mengatur Keuangan Perusahaan Konstruksi

Agar bisnis Anda sehat, cobalah terapkan 15 cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi ini!

Kondisi finansial yang sehat merupakan salah satu hal yang wajib dipenuhi oleh para pemilik bisnis, termasuk bagi Anda yang menjalankan perusahaan konstruksi.

Terlepas dari apakah Anda menjalankan perusahaan konstruksi berskala kecil, sedang, maupun besar, semua bisnis membutuhkan kondisi keuangan yang sehat.

Karena alasan inilah manajemen finansial atau manajemen keuangan harus diterapkan.

Dengan manajemen keuangan yang baik, Anda pun bisa menerapkan cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi yang Anda jalankan demi kondisi perusahaan yang sehat, masa depan bisnis yang panjang, serta arus keuangan yang positif.

Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi yang baik?

Cara Mengatur Keuangan dalam Perusahaan Konstruksi

Cara Mengatur Keuangan
Cara Mengatur Keuangan perusahaan – narmadi.com/bisnis

Sebagai panduan, Anda bisa simak 15 langkah beserta penjelasannya berikut ini. Selamat membaca!

1. Buat perencanaan keuangan bisnis Anda.

Cara mengatur keuangan perusahaan yang pertama adalah perencanaan. Apabila Anda akan melakukan atau memulai sesuatu, Anda perlu membuat rencana. Hal yang sama pun perlu dilakukan untuk perusahaan konstruksi Anda.

Karena secara garis besar, perencanaan bisnis akan membantu Anda menyusun budget, skedul, hingga cakupan pekerjaan bisnis demi kelancaran proses operasional dan pencapaian kinerja keuangan bisnis Anda.

Di samping itu, perencanaan juga dapat membantu Anda dalam menyusun strategi bisnis, memahami apa saja biaya yang dapat dan akan terjadi dalam operasional di lapangan maupun administrasi, serta mengantisipasi risiko terjadinya penundaan atau pembatalan kontrak.

2. Jangan remehkan pajak.

Cara mengatur keuangan perusahaan yang kedua adalah masalah pajak. Pajak dapat menjadi sebuah tantangan, terutama bagi perusahaan berskala kecil, dan terlebih jika Anda masih baru dalam dunia bisnis. Meski demikian, pajak adalah sebuah kewajiban dan jelas harus dibayar setiap periode tertentu.

Karena itu, tak heran jika salah satu cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi adalah mengantisipasi dan merencanakan pajak – yang nantinya tertuang dalam anggaran setiap kali Anda akan menjalankan proyek konstruksi.

Tanpa perencanaan pajak yang baik, bisnis Anda berisiko mendapatkan tekanan besar, yang bahkan bisa berujung pada pembubaran usaha.

3. Kuasai arus kas usaha.

Arus kas atau cash flow juga merupakan salah satu tantangan utama bukan hanya bagi perusahaan konstruksi, tapi di seluruh industri dan pada semua skala bisnis.

Padahal, jika bisnis Anda memiliki arus kas yang sehat atau positif, berarti bisnis konstruksi Anda punya likuiditas yang baik.

Hal ini berarti bahwa bisnis Anda punya kemampuan untuk membayar utang jangka pendek, serta biaya operasional yang bersifat rutin, salah satunya gaji karyawan.

Karena itu, bisa disimpulkan bahwa arus kas sangat penting bagi keberlangsungan sebuah usaha.

Dengan arus kas positif, Anda bisa memenuhi kewajiban bisnis Anda secara rutin, hingga menjaga arus yang sehat bagi proyek konstruksi yang berjalan.

Langkah dan cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi yang akan dijelaskan pada poin-poin berikutnya secara umum berkaitan erat dengan aspek arus kas.

4. Buat jadwal pembayaran dari klien.

Kemudian cara mengatur keuangan perusahaan yang keempat adalah payment schedule. Adanya jadwal atau skedul pembayaran dari klien ini, ditambah dengan kepastian terjadinya kontrak kesepakatan proyek, Anda pun mendapatkan jaminan kepastian adanya pembayaran dari klien.

Dan karena dalam proyek konstruksi pembayaran yang dibayar secara berkala alias installment adalah hal yang lumrah, Anda perlu menentukan jadwal pembayaran yang harus disepakati bersama dengan klien.

Karena apabila klien Anda mampu menepati jadwal pembayaran yang telah disetujui, arus kas proyek pun terjamin aman pula.

5. Penerapan tagihan di muka.

Dalam melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi, jangan sampai Anda menggunakan dana perusahaan, alias nombok. Pasalnya, langkah tersebut justru akan berdampak negatif pada arus kas usaha Anda.

Oleh karena itu, selalu pastikan bahwa Anda dan klien telah menyepakati adanya perjanjian bahwa tagihan akan dilakukan di awal.

Dengan cara ini, risiko keuangan dari proyek konstruksi pun akan ditanggung lebih banyak oleh pihak klien, bukannya pihak Anda sebagai kontraktor.

Dengan adanya pembayaran di muka, serta sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah disepakati sebelumnya, perusahaan pun bisa terhindar dari risiko keuangan yang tidak sehat karena arus kas yang buruk.

6. Hindari penagihan yang kurang.

Penagihan kurang atau underbilling merupakan salah satu risiko yang sangat umum terjadi dalam sektor industri konstruksi.

Apabila terjadi underbilling, artinya Anda dibayar dalam jumlah yang lebih kecil daripada yang seharusnya atas proyek yang dijalankan.

Biasanya, risiko ini timbul apabila pengajuan untuk belanja material hingga upah pekerja terlanjur disetujui terlebih dahulu sebelum Anda menagih klien.

Oleh karenanya, selalu cermat dalam menyusun pengajuan dan menganggarkan kebutuhan proyek agar risiko underbilling ini dapat dihindari lebih dini.

7. Buat estimasi yang akurat.

Dalam membuat anggaran hingga penjadwalan tagihan ke klien (beserta jumlah tagihan yang perlu dibayarkan klien berdasarkan nilai proyek yang telah disepakati), menggunakan estimasi adalah hal yang lumrah.

Meski demikian, Anda tentu sudah paham bahwa estimasi yang digunakan tidak boleh dibuat secara sembarang atau asal-asalan, kan?

Meskipun masih bersifat estimasi, angka pada anggaran pun harus merefleksikan realitanya, atau setidaknya mendekati.

Karena itu, estimasi bisa ditentukan berdasarkan riwayat pada proyek-proyek yang telah digarap sebelumnya atau rata-rata harga pasar.

Pada intinya, buatlah estimasi yang seakurat mungkin, serta rinci semua pengeluaran dan harganya secara mendetail.

Dengan cara demikian, Anda pun dapat merencanakan proyek dengan lebih akurat sesuai realitanya nanti, serta dapat mengatur skedul pembayaran pekerja dengan lebih baik. 

8. Perencanaan dan penggunaan material yang efisien.

Salah satu pengeluaran terbesar dalam proyek konstruksi adalah belanja untuk material. Oleh karenanya, perencanaan kebutuhan material harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi pemborosan.

Di samping itu, material yang telah dibeli pun harus digunakan sesuai kebutuhan yang semestinya agar tidak terjadi kekurangan material di tengah pengerjaan proyek.

9. Pengiriman material yang tepat waktu.

Cara mengatur keuangan perusahaan yang kesembilan adalah tepat waktu. Selain perencanaan jumlah material serta penggunaan yang efisien selama penggarapan proyek, Anda juga perlu memastikan bahwa material diterima tepat pada waktunya.

Pasalnya, proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang sangat bergantung pada jadwal, dan jadwal satu hal akan berdampak pada jadwal lainnya. 

Apabila material diterima tepat pada waktunya dan dalam kuantitas yang dibutuhkan, proyek pun dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Hal yang sebaliknya pun dapat terjadi: pengiriman material yang mengalami keterlambatan pun akan memengaruhi jadwal pengerjaan proyek.

Lebih jauh lagi, hal tersebut pun akan memengaruhi cash flow proyek konstruksi. 

Ketersediaan material yang tepat waktu juga akan menjamin kelancaran pekerjaan di lapangan.

Karena dengan demikian, para pekerja pun dapat terus bekerja sebagaimana mestinya, yang tentu akan membantu proyek agar dapat selesai tepat pada waktunya.

Lebih jauh lagi, hal ini pun dapat membantu Anda mencegah terjadinya risiko pemborosan karena waktu proyek yang molor.

10. Jangan tunda perubahan atau penyesuaian.

Adanya perubahan atau penyesuaian pun merupakan hal yang umum terjadi dalam pengerjaan proyek konstruksi.

Hanya saja, meskipun risiko ini terbilang umum, nyatanya efeknya bisa berdampak buruk pada arus kas perusahaan Anda.

Sebagai contoh, faktor cuaca dapat mengakibatkan perubahan pada jadwal konstruksi, seperti badai yang berlangsung berhari-hari.

Jika terjadi perubahan atau penyesuaian, segera proses dan jangan tunda-tunda sampai proyek selesai. Dengan demikian, kondisi arus kas bisnis Anda pun bisa terjaga tetap sehat.

11. Lakukan supervisi pada pekerja.

Terapkan pemantauan atau pengawasan (supervisi) pada aktivitas pekerja di lapangan.

Pasalnya, performa pekerja jelas akan sangat memengaruhi progres proyek, ketepatan waktu proyek berdasarkan skedul, dan pada akhirnya juga memengaruhi kondisi finansial perusahaan Anda.

Terlebih, pekerja konstruksi biasanya diupah berdasarkan jumlah hari proyek berlangsung.

Di samping itu, supervisi yang baik pun dapat membantu Anda dalam membuat keputusan untuk proyek selanjutnya serta dapat menjadi bahan evaluasi yang bermanfaat.

Dengan demikian, Anda bisa membuat keputusan yang lebih efisien, terutama untuk proyek konstruksi berikutnya.

12. Amankan dana.

Seperti yang barangkali sudah Anda ketahui, menjalankan bisnis konstruksi berarti Anda akan perlu menanggung biaya di muka yang jumlahnya tidaklah kecil.

Dan begitu biaya-biaya tersebut telah selesai dibayarkan, ada rentetan pengeluaran lain yang juga harus dibayar sebagai bagian dari kelangsungan proyek konstruksi.

Oleh karena itu, mengamankan dana untuk operasional perlu dilakukan sebagai salah satu cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi yang esensial. Itu tadi cara mengatur keuangan perusahaan yang kedua belas.

13. Miliki dana darurat/cadangan.

Banyak peristiwa tak terduga yang dapat terjadi dalam bisnis, termasuk dalam pengerjaan proyek konstruksi.

Apalagi, sektor yang satu ini memang rentan mengalami hal-hal tak terduga, sebagaimana yang sudah disinggung sekilas sebelumnya dan dapat berujung pada adanya penyesuaian atau perubahan.

Meski demikian, potensi risiko terjadinya peristiwa tak terduga masih lebih luas. Dan karena alasan inilah perusahaan konstruksi wajib menganggarkan dana darurat atau cadangan guna menghadapi situasi tersebut.

14. Pertimbangkan penggunaan pinjaman dari pihak ketiga.

Pengajuan pinjaman dari pihak ketiga seperti bank dapat menjadi cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi yang patut dipertimbangkan, terutama dalam menghadapi situasi tak terduga.

Meski demikian, tentu Anda juga perlu rencanakan pengajuan dengan baik dan memastikan bahwa arus kas perusahaan lancar agar nanti pinjaman dapat dilunasi tepat pada waktunya.

Dan dengan mempertimbangkan untung-rugi dana pinjaman dari bank bagi proyek konstruksi yang Anda jalankan, gunakan opsi ini hanya jika situasinya mendesak dan memang ada jaminan kepastian yang tinggi dari klien bahwa klien akan melakukan pembayaran berdasarkan skedul yang telah ditetapkan.

15. Terapkan sistem akuntansi keuangan yang baik.

Akuntansi bagi perusahaan konstruksi memiliki berbagai karakteristik tertentu yang membutuhkan perhatian khusus, sehingga membedakannya dari akuntansi bagi sektor industri lainnya, seperti jasa dan ritel.

Salah satu contohnya adalah jadwal penagihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Pastikan bahwa perusahaan Anda mengimplementasikan sistem akuntansi yang ideal bagi perusahaan konstruksi guna mengakomodasi keunikan dari sektor bisnis yang satu ini.

Dengan demikian, Anda bukan hanya bisa menerapkan cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi yang baik, tapi juga menjaga kondisi finansial bisnis Anda agar selalu sehat.

Nah, itulah rangkuman panduan cara mengatur keuangan dalam perusahaan konstruksi dalam 15 cara.

Mengingat bahwa proyek konstruksi adalah proyek dengan nilai kontrak yang tidak kecil, serta durasi proyek yang harus diselesaikan sesuai skedul yang telah disepakati, manajemen keuangan yang baik tentu akan dapat menjamin kelancaran arus kas demi bisnis yang sehat.

Tinggalkan komentar