Etika Bisnis: Definisi, Manfaat, Prinsip & Contoh

Etika bisnis selalu dibutuhkan manusia dalam menjalankan sebuah usaha. Dengan kehadirannya usaha yang dijalankan manusia akan selaras dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini berbeda dari etiket bisnis, walau penggunaan terminologi ini seringkali tertukar.

Penerapan etika bisnis berfungsi dalam melayani kesejahteraan manusia, terutama terkait dengan kandungan nilai di dalamnya. Nilai itu diterapkan dan digunakan bersama, serta menjadi sebuah standar yang kemudian ditularkan dan disebarkan. Tanpa penerapan nilai yang sama, perilaku baik sama sekali tidak berarti. Karenanya tidak ada kesamaan persepsi yang menimbulkan ketidakmampuan bekerjasama dan saling percaya.

Secara umum etika merujuk kepada studi yang mempertanyakan moralitas dari setiap tindakan manusia. Etika terdiri dari sistem prinsip moral yang mendorong manusia untuk bertindak secara sesuai.

Etika dapat dituangkan kedalam tiga tataran, yakni bagaimana individu bertindak; Tindakan organisasi; Dan cara bagaimana etika masyarakat dibentuk.

Pada level individual misalnya, kita dapat mengetahui isu etis yang dihadapi selama berkarir, bahkan tak jarang pula menemui beberapa dilema yang tidak bisa terhindarkan.

Ada satu cara untuk mengidentifikasi dilema etika bisnis yang tidak terhindarkan. Ambil sebuah contoh seorang staf penjualan yang hendak menjual komoditas ke calon konsumen. Pada contoh ini ada beberapa contoh dilema etis yang bisa diprediksi, seperti pertanyaan : Apakah pelanggan mengetahui informasi yang tidak diketahui mengenai produk ? Apakah saya perlu memberitahukan informasi itu ? Jika pelanggan menganggap informasi yang diterimanya salah, apakah saya harus membenarkannya ? Jika saya mengetahui informasi produk kompetitor, atas dasar apa saya perlu memberitahukan kepada pelanggan, atau hal ini rahasia ?

Etika bisnis juga beroperasi pada tataran struktural dan cara bagaimana sebuah organisasi diarahkan, dipandu, dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Adalah tanggungjawab dari perusahaan untuk mendefinisikan nilai agar orang-orang bertindak sesuai dengan hal tersebut. Pada penerapannya, pegawai akan selalu mempertanyakan ulang tentang nilai itu, “apakah nilai ini yang akan diterapkan kepada pegawai ? Apakah cara ini bisa diterapkan kepada pelanggan ? Apakah tindakan ini mencerminkan nilai perusahaan ?”

Pada akhirnya etika bisnis yang dibangun mayoritas organisasi akan membentuk masyarakat bisnis secara keseluruhan – Bagaimana cara organisasi berpartisipasi dalam kegiatan komersial dan kepatuhan hukum yang mengikat organisasi bisnis.

Definisi Etika Bisnis Menurut Para Ahli

Definisi etika bisnis beserta prinsip, tujuan, dan contohnya
Definisi etika bisnis beserta prinsip, tujuan, dan contohnya

Bertens (2000) dalam buku filsafat berjudul “Etika” menyatakan bahwa etika bisnis memiliki cakupan yang lebih luas ketimbang yang diatur undang-undang. Bahkan, etika ini memiliki standar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang ditetapkan hukum. Ketentuan hukum seringkali tidak mampu menjangkau wilayah abu-abu.

Hill dan Jones menganggap bahwa ini adalah sebuah ajaran benar dan salah yang dapat digunakan setiap pimpinan perusahaan dalam mepertimbangkan pengambilan keputusan strategis terkait masalah moral yang kompleks.

Sumarni menilai bahwa pengertian etika bisnis berkaitan dengan penilaian atas aktivitas dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran. Hampir serupa, menurut Velasques bahwa etika ini adalah kajian yang bertumpu pada akhlak benar dan salah.

Buisness & Society-Ethics dan Stakeholder Management mendefinisikan etika bisnis sebagai disiplin yang berkaitan dengan baik atayu buruk sebuah tugas dan kewajiban moral di konteks bisnis.

Mengapa Etika Bisnis Penting ?

Definisi etika bisnis beserta prinsip, tujuan, dan contohnya

Ada beberapa alasan yang membuat etika bisnis penting untuk dijalani, seperti :

Reputasi

Reputasi dapat mempengaruhi sebuah merek ataupun perusahaan. Mereka yang tidak menerapkan etika bisnis dengan baik, maka besar kemungkinan akan menemukan banyak masalah di perusahaan tersebut. Sebut saja seperti menghindari pajak.

Pelanggaran semacam ini dapat mendatangkan potensi buruk bagi perusahaan. Selain buruk di mata pemerintah, juga buruk di mata konsumen. Pelanggaran atas hal bisa menghancurkan reputasi dalam sejekap, baik di mata legal ataupun sosial.

Kepercayaan

Reputasi yang baik selalu beriringan dengan kepercayaan, baik dimata konsumen, pemerintah, maupun investor. Sebuah perusahaan yang menerapkan etika bisnis secara signifikan mampu mengangkat kepercayaan para pemangku kepentingan. Sehingga dapat dipastikan tujuan-tujuan organisasi bisa terlaksana lebih mudah.

Perilaku Karyawan

Tanpa disadari tindakan yang dilakukan para petinggi di sebuah organisasi menjadi sebuah aturan tertulis yang ditiru pada karyawan. Perilaku baik seperti kejujuran bisa menjadi sinyal bagi karyawan untuk sebuah perbuatan yang layak ditiru, hal ini sama dengan tindakan buruk lain.

Perlindungan Aset

Setiap aset yang dimiliki perusahaan akan mengalami penurunan performa dan harga. Penerapan etika bisnis dalam perusahaan mampu secara signifikan mengurangi biaya dalam perawatan aset yang ada. Sebab, lewat nilai-nilai yang dijalani tersebut, aset dianggap sebagai milik bersama yang perlu dirawat dan dijaga penggunaannya.

Produktivitas

Semakin baik etika yang diterapkan di sebuah organisasi, maka potensi produktivitas akan semakin meningkat. Peningkatan ini muncul berkat adanya keinginan kuat untuk memacu diri bekerjasama dan mengembangkan diri demi kepentingan organisasi.

Definisi etika bisnis beserta prinsip, tujuan, dan contohnya

Pengambilan Keputusan

Penerapan etika yang konsisten dapat mendorong pengambilan keputusan dengan lebih cepat. Sebab, semua kebimbangan dalam bisnis dapat segera teratasi berkat adanya dasar berupa nilai-nilai yang dianut.

Adaptif

Etika bisnis berisikan nilai-nilai universal yang di terapkan seluruh dunia. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis umumnya jarang mempengaruhi nilai ini. Sehingga apapun perubahan yang terjadi, selagi menerapkan nilai universal, maka kemungkinan besar organisasi akan selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut.

Menghindari Risiko

Pelaku bisnis yang menerapkan etika di setiap tindakannya dapat dipastikan lebih sedikit menerima risiko. Etika sebagai pedoman tindakan dapat secara otomatis menjaga perbuatan dari konsekuensi buruk.

Semisal di lingkungan kerja, seseorang dengan etika akan cenderung menghasilkan sedikit masalah gesekan sosial. Mereka lebih memilih menyelesaikannya dengan aturan-aturan yang berlaku. Disamping itu, manajemen juga tidak perlu kerepotan dalam penanganan konflik yang terjadi di lingkungan kerja.

Pada konteks tertentu, semisal hubungan antar perusahaan, kepatuhan atas sistematika dan fungsi resmi membuat individu atau organisasi terhindar dari masalah hukum.

Prinsip Etika Bisnis

Prinsip ini memiliki tujuan dalam memberi dorongan untuk kesadaran moral, serta memberi batas bagi pengusaha dalam rangka menjalankan kegiatan dengan tata laksana yang sesuai etika bisnis. Pembentukan atas etika ini sejatinya memiliki dasar atau prinsip yang terkandung di tiap tindakan. Adapun hal itu terdiri dari :

Akuntabilitas

Prinsip ini tidak berkaitan dengan cara sebuah bisnis bisa berjalan dengan baik. Namun lebih kepada bagaimana bisnis mampu mempertanggungjawabkan segala tindakan dan konsekuensinya. Pertanggungjawaban tersebut ditujukan bukan saja kepada pemegang saham, namun juga karyawan dan masyarakat dimana bisnis beroperasi. Tanggungjawab bisa berupa terkait aktivitas yang dilakukan bisnis, seperti perilaku etis, dampak lingkungan, komitmen keragaman, perlakuan adil, toleransi keberagamaan, dan lain sebagainya.

Dalam konteks individual lingkup tanggungjawab diterima seseorang berdasar posisi, fungsi, atau pekerjaan seseorang. Pada prakteknya, pihak karyawan wajib menunjukan tanggungjawab melalui kepemilikan penuh atas pekerjaan, menyadari konsekuensi emosional, keuangan, dan bisnis dari setiap tindakan. Pemikulan tanggungjawab menunjukan kedewasaan dan kemampuan dalam melakukan pengawasan yang ketat.

Transparansi

Semua pihak dalam berbisnis idealnya harus memiliki komitmen untuk menjaga kesesuaian antara tindakan dan pikiran. Hal-hal seperti berbohong, pemelintiran fakta, pernyataan berlebihan adalah contoh dalam hal ini. Kejujuran secara signifikan dapat membantu bisnis untuk tetap berjalan secara sesuai, serta dalam jangka panjang lebih berkelanjutan. Prinsip ini juga menghindari perbuatan merugikan seperti menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi.

Komitmen terhadap keterbukaan berkaitan dengan hal yang harus diketahui pihak terlibat, seperti investor, karyawan, dan pelanggan harus dikelola dengan baik. Termasuk seperti informasi yang beredar di kalangan terbatas, seperti kriteria kenaikan harga, upah, perekrutan, pemberian promosi, mengatasi pelanggaran tempat kerja, dan pemecatan karyawan.

Integritas

Perusahaan dan komponen yang berkaitan harus mampu menunjukan integritas lewat konsistensi kata dan perbuatan. Integritas inilah yang mempengaruhi kepercayaan dan kredibilitas. Bukti integritas dapat diperlihatkan dengan pemenuhan atas komitmen dan kewajiban.

Organisasi yang memiliki integritas selalu memenuhi kewajiban terhadap pelanggan, karyawan, regulator, pemasok, dan masyarakat secara keseluruhan. Mereka selalu melaksanakan kegiatan yang menunjukan komitmen, termasuk diantaranya pemenuhan standar kebutuhan pelanggan dan menghindari kegiatan yang berpotensi memunculkan perkara imoral.

Perusahaan maupun organisasi sejatinya juga harus memenuhi segala kewajiban hukum dan undang-undang yang telah disahkan oleh negara. Termasuk didalamnya patuh terhadap aturan industri, perdagangan, standar pasar, kebijakan, praktik, dan prosedur asosiasi organisasi. Kepatuhan atas hukum ini merupakan cerminan dari penerapan etika bisnis.

Otonomi

Prinsip ini merupakan kemampuan atau sikap individu dalam pengambilan keputusan yang didasari atas sesuatu yang menurutnya paling sesuai untuk dilaksanakan. Sebagai contoh kesadaran karyawan untuk menjalankan kewajiban menyelesaikan segala pekerjaan dan mematuhi aturan perusahaan. Dalam hal ini karyawan tersebut telah menjalankan prinsip otonomi.

Seseorang yang menjalankan priinsip otonomi akan bertindak secara otonom, sekaligus sadar akan risiko dan konsekuensi yang ditimbulkan, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Umumnya mereka yang memegang prinsip otonomi lebih menyukai kebebasan dan tanggungjawab yang menurutnya sesuai.

Saling Menguntungkan

Setiap pelaku bisnis wajib bertindak dengan prespektif yang menindahkan prinsip saling menguntungkan. Layaknya keadilan, prinsip ini mencegah salah satu pihak mendapatkan keuntungan atau kerugian yang berlebih.

Kewajaran

Dalam menjalankan sebuah bisnis, seseorang dituntut untuk menjaga hubungan internal dan eksternal secara setara, tanpa mengurangi hak masing-masing. Hal ini diperlukan guna melindungi kepentingan masing-masing pihak yang terlibat.

Etika bisnis ini juga berkaitan dengan perlindungan nama baik perusahaan. Sehingga pengelolaan dan jalannya usaha harus diarahkan secara wajar guna kepentingan citra di mata pemangku kepentingan.

Definisi etika bisnis beserta prinsip, tujuan, dan contohnya

Contoh Penerapan Etika Bisnis

Berikut adalah contoh penerapan etika bisnis yang mengandung nilai-nilai universal yang diterapkan di seluruh dunia :

Kerahasiaan Informasi Pelanggan

Di era digitalisasi seperti saat ini, setiap perusahaan mau-tidak mau menginventaris data pelanggan dalam bentuk digital. Kumpulan data semacam ini berguna untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan bisnis.

Isi di dalamnya bisa terdiri dari nama, alamat email, serta informasi umum lain. Informasi yang mungkin “hanya” dalam bentuk data-data dasar semacam ini dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Kebutuhan atas data ini seringkali menimbulkan praktek-praktek nakal berupa kegiatan melawan hukum dalam bentuk jual-beli data.

Perusahaan yang menerapkan etika bisnis, wajib menjaga data yang dimilikinya. Data tersebut tidak bisa ditransaksikan secara bebas, kecuali ada konfirmasi terlebih dahulu kepada pelanggan. Perbuatan mentransaksikan data pelanggan semacam ini mengganggu prinsip ketaatan akuntabilitas, transparansi dan integritas.

Adil Dalam Keberagaman

Dalam sebuah bisnis, performa adalah satu-satunya tolok ukur dan penilaian. Sentimen suku, ras, maupun agama tidak boleh mempengaruhi dasar-dasar pembentuknya. Bersikap adil kepada setiap orang merupakan bentuk penerapan etika bisnis yang nyata. Semisal, penerimaan dan penilaian karyawan yang bukan didasari atas SARA.

Kesesuaian Standar

Perusahaan yang menghasilkan produk tertentu yang telah dikenakan standar oleh undang-undang sebuah negara harus mematuhinya. Kendati dari segi inspeksi dan pengawasan yang lemah, perusahaan tersebut tetap menjalankan aturan yang ditetapkan. Kepatuhan terhadap aturan bukan karena ketakutan akan hukuman apabila ketahuan, tetapi lebih kepada kesaradaran diri dalam mematuhi hukum.

Faktor yang Mungkin Mempengaruhi Etika Bisnis

Penerapan atas etika bisnis tidak selamanya berjalan tetap. Selalu ada faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika terjadi, baik yang dilakukan individu, perusahaan, maupun pemangku kepentingan bisnis. Beberapa hal yang mempengaruhi pelanggaran etika, antara lain :

Tekanan Persaingan

Persaingan keras antar pesaing, seringkali mengantarkan ke persimpangan jalan. Dilema ini timbul antara kepatuhan terhadap etika atau kemenangan dalam persaingan. Pilihan diantara keduanya seringkali tidak mudah. Terlebih apabila kekalahan berarti kehilangan eksistensi.

Kondisi Ekonomi

Ketidaktentuan ekonomi seringkali menarik individu atau perusahaan kedalam jeratan pilihan yang sulit. Seringkali dalam pemilihannya selalu ada pengorbanan yang sama sekali tidak mudah.

Kelalaian Operasional

Lupa sebagai bagian dari diri manusia seringkali membuat banyak pihak melanggar etika. Terlepas hal tersebut lalai ataupun kesengajaan, tetap harus ada pihak yang menerima konsekuensi.

Ketidaktahuan

Seseorang dengan literasi rendah, atau mungkin tingkat kesadaran yang rendah, cenderung abai terhadap etika. Orang-orang semacam ini tetap harus menanggung konsekuensi atas tindakan. Penanggungan konsekuensi itu didasari atas tindakan yang otonom tanpa paksaan dan tekanan.

Permintaan Pasar

Pameo lama yang mengatakan pasar tidak pernah puas mungkin ada benarnya, terutama dari segi permintaan. Pasar akan selalu menuntut produsen untuk mutu yang selalu berkembang diikuti dengan penurunan harga. Sedangkan produsen memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Tarik menarik kepentingan ini seringkali mengantarkan jalan keluar yang menyimpang dan tidak mengindahkan etika.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar