8 Aksi Konvergensi Stunting dan Langkah yang Harus Dilakukan Orang Tua

8 aksi konvergensi stunting menjadi salah satu program yang beberapa tahun terakhir ini sedang digencarkan oleh pemerintah. 

8 aksi konvergensi stunting dilakukan secara terpadu dan terkoordinir dengan sasaran utama masyarakat desa.

Stunting termasuk permasalahan yang bersifat irreversible atau tidak dapat diperbaiki sehingga memerlukan perhatian khusus. 

Oleh karena itu, langkah terbaik untuk mengatasi stunting pada anak adalah dengan cara mencegahnya. 

Secara fisik, seorang anak dapat dikategorikan terkena stunting (kerdil) jika pertumbuhan berat dan tingginya tampak melambat. 

Jadi, Anda perlu berhati-hati jika anak tampak lebih kecil atau pendek daripada teman-teman seusianya. 

8 Aksi Konvergensi Stunting Program Pemerintah 

Untuk mencegah bertambahnya angka kekerdilan pada balita, pemerintah membuat program 8 aksi konvergensi stunting yang dilaksanakan di desa-desa. Adapun pelaksanaannya meliputi 8 langkah yang terdiri dari:

1. Analisis Situasi

Langkah pertama adalah analisis situasi yang dilakukan bertahap mulai dari pengisian data bersama indikator layanan Spesifik yang dilakukan oleh pemerintah setempat. 

8 aksi konvergensi stunting

Setelah itu dilanjutkan dengan mengisi indikator layanan Sensitif yang dilakukan beberapa hari setelahnya.

20 indikator layanan spesifik dan spesifik diisi secara serentak lalu langsung dilakukan analisa bersama. 

Dengan demikian, pada hari yang sama bisa dirancang rencana kegiatan di tahun berikutnya dari berbagai pemegang kepentingan.

2. Penyusunan Rencana Kegiatan 

Setelah berhasil mengetahui dari stunting dari setiap desa dan cakupan layanan 20 indikator utama, selanjutnya dibuat rencana aksi dalam pencegahan dan penanganan stunting. 

Aksi ini dilakukan dengan melibatkan kerja sama pemerintah dengan tim yang ditunjuk oleh desa.  

3. Rembuk Stunting 

Langkah ketiga dalam 8 aksi konvergensi stunting adalah pelaksanaan rembukan. 

Rembuk stunting membahas dan menyepakati tentang segala hal yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan penanganan kekerdilan di daerah tersebut.

4. Peraturan Bupati/ Walikota tentang Peran Desa

Setelah pelaksanaan rembukan, 8 aksi konvergensi stunting dilanjutkan dengan pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM). 

Kegiatan ini berupa evaluasi pelaksanaan evaluasi dalam rangka penurunan angka stunting bagi KPM. 

Kegiatan tersebut membahas tentang evaluasi pelaksanaan eHDW (Human Development Worker), sinkronisasi data eHDW dengan ePPGBM, hingga pencatatan sannpelaporan gizi berbasis masyarakat secara elektronik. 

5. Pembinaan KPM

Peran KPM dalam melaksanakan tugas-tugasnya tentu tak terlepas dari dukungan pemerintah kabupaten. 

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kinerja kader berjalan secara efektif sesuai dengan perannya. 

Kinerja kader perlu dioptimalkan dengan cara melakukan pembinaan, peningkatan kapasitas, dan pemberian insentif. 

Komponen yang paling penting dalam kegiatan ini adalah memperhatikan ketersediaan sumber daya dan operasional pembiayaan.

Kualitas dan kuantitas ketersediaan komponen tersebut harus diperhatikan secara sesama. 

Harapannya adalah agar pelaksanaan 8 aksi konvergensi stunting bisa berjalan secara maksimal. 

Kualitas dalam hal ini adalah memilih kader yang dianggap mampu dan sanggup melaksanakan tugas dengan baik. 

Biasanya KPM diambil dari kader posyandu, guru PAUD, hingga masyarakat biasa yang dianggap kompeten. 

Sedangkan komponen kuantitas berarti jumlahnya harus memenuhi angka yang telah ditetapkan. 

KPM sebaiknya tidak perlu terlalu banyak, secukupnya saja asalkan dapat menjalankan tugas dengan maksimal. 

6. Sistem Manajemen Data

Langkah dalam 8 aksi konvergensi stunting yang selanjutnya adalah sistem manajemen data. 

Kegiatan ini dilakukan secara online dengan mengisi link spreadsheet yang bisa diisi, diperbarui, dan diakses oleh pihak stakeholder

Adapun kebutuhan data mengenai pelaksanaan aksi ini juga akan diperbarui secara bersamaan melalui link yang sama. 

Pengukuran status gizi mengenai berat maupun tinggi badan dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan posyandu di desa.

7. Pengukuran dan Publikasi Data Stunting 

Aksi selanjutnya adalah pengukuran dan publikasi data stunting untuk yang diberikan kepada pihak kabupaten. 

Data prevalensi stunting yang diperlukan adalah pada skala layanan puskesmas, desa, dan kabupaten. 

Hasil dari publikasi data stunting nantinya akan digunakan sebagai media untuk advokasi dalam memperkuat komitmen pemerintah dan masyarakat dalam gerakan pencegahan stunting. 

Ketersediaan data stunting di level desa maupun kabupaten dinilai sangat penting sehingga proses pengambilan ditanya perlu dilakukan secara rutin. 

Pengambilan data ini bisa dilakukan melalui berbagai opsi platform yang dilakukan oleh KPM. 

Bisa melalui posyandu, bulan penimbangan balita, distribusi vitamin A, hingga survei gizi.

8. Review Kinerja Tahunan 

Langkah terakhir dalam 8 aksi konvergensi stunting adalah review kinerja tahunan yang bisa dilaksanakan secara online maupun offline. 

Kegiatan ini melibatkan Tim Provinsi, Tim Kelompok Kerja Pencegahan dan Penanganan Stunting, serta pihak lain yang berkepentingan.

Langkah Pencegahan Stunting yang Bisa Dilakukan Orang Tua

Selain 8 aksi konvergensi stunting dari pemerintah, ada juga upaya lain yang dapat dilakukan oleh orang tua balita. 

8 aksi konvergensi stunting
8 Aksi Konvergensi Stunting dan Langkah yang Harus Dilakukan Orang Tua 3

Ini dia beberapa langkah pencegahan stunting yang bisa dilakukan oleh orang tua:

1. Perbaiki Stunting Sebelum Anak Berusia Dua Tahun

Cara paling efektif untuk mengatasi stunting adalah saat anak masih dalam masa 1000 hari kehidupan pertama atau sebelum berusia 2 tahun. 

Oleh karenanya, ibu hamil perlu menjaga asupan gizinya dengan rajin mengonsumsi makanan bernutrisi.

2. Memberikan ASI 

Bayi baru lahir hingga berusia 2 tahun wajib diberikan ASI secara rutin untuk memenuhi kebutuhan gizinya. 

ASI memiliki kandungan gizi makro dan mikro yang sangat penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil.

Apabila anak di bawah 6 bulan memunculkan gejala pertumbuhan terhambat, maka ibu perlu menambah intensitas pemberian ASI. 

Itulah mengapa penting sekali rajin ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang anak. 

3. Perbaiki Permasalahan Menyusui 

Selain intensitas pemberian ASI, posisi yang salah ketika menyusui juga bisa menjadi penyebab berat badan bayi kurang normal. 

Hal tersebut membuat bayi terancam mengalami stunting.

Untuk kasus seperti ini, maka ibu harus memperbaiki posisi saat menyusui. Posisi yang benar saat menyusui adalah kepala dan mulut bayi melekat pas di payudara ibu. 

4. Berikan Protein Hewani Pada MPASI

Untuk mendukung 8 aksi konvergensi stunting, Anda perlu memberikan olahan protein hewani pada MPASI. 

Pasalnya, protein hewani seperti daging sapi, ayam, telur, dan susu sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal.

Jadi, saat tahap MPASI jangan hanya memberikan sayuran dan buah-buahan saja. 

Nutrisi dari sayur dan buah memang penting, namun perlu tambahan dari hewani untuk menyempurnakannya.

5. Imunisasi Secara Rutin 

Cara selanjutnya untuk mengatasi stunting adalah memastikan bahwa anak selalu mengikuti imunisasi sesuai jadwal. 

Tujuan utama imunisasi adalah melindungi anak dari segala kemungkinan penyakit berbahaya. 

Anak yang tidak rajin imunisasi biasanya memiliki kekebalan tubuh kurang optimal sehingga sering sakit-sakitan. 

Anak yang sering sakit lebih terancam terkena stunting karena energinya terkuras untuk proses pemulihan dari penyakit. 

6. Pantau Tumbuh Kembang Bayi

Selanjutnya Anda juga perlu memantau tumbuh kembang anak dengan rajin kontrol ke posyandu atau puskesmas. 

Dengan demikian jika ada permasalahan pada bayi dapat diketahui sejak dini dan bisa segera mendapatkan penanganan.

Demikian penjelasan mengenai 8 aksi konvergensi stunting yang perlu dilakukan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai usianya. 

Di samping aksi yang dilakukan pemerintah tersebut, orang tua juga tidak boleh lengah dalam memantau tumbuh kembang anaknya. Pahami apa itu stunting hingga cara agar anak dapat tumbuh tinggi mulai dari memenuhi kebutuhan MPASI untuk cegah stunting hingga vitamin yang dibutuhkan anak.