Anak Batuk Terus Menerus, Apakah Batuk Rejan?

Sistem kekebalan pada anak anak belum sekuat orang dewasa. Makanya anak seringkali mengalami batuk. Seringnya batuk bisa diobati dengan obat generik tanpa harus menebus resep dokter.

Namun, jika anak batuk terus menerus hingga 100 hari, disertai napas terengah dan suara mengi (napas berbunyi ngik-ngik), anda perlu secepatnya konsultasi ke dokter.

Gejala seperti ini dikhawatirkan menjadi pertanda penyakit batuk pertusis atau batuk rejan. Jenis batuk yang satu ini dapat dengan mudah menular.

Anak bisa saja tertular dari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi bakteri pertusis. Bahkan, ia bisa tertular dengan mudah jika menghirup udara yang sudah terinfeksi bakteri tersebut.

Anak Batuk Terus Menerus Tingkatkan Resiko Epilepsi

Untuk mengenal lebih jauh tentang hal tersebut, berikut ini beberapa fakta terkait batuk rejan pada anak yang di tandai dengan anak batuk terus menerus hingga 100 hari.

1. Apa itu batuk rejan?

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis.

Batuk terus menerus selama 100 hari atau biasa di sebut batuk rejan adalah infeksi bakteri yang menimbulkan inflamasi pada paru-paru dan saluran pernapasan.

Bakteri dari penyakit yang istilah medisnya adalah pertusis ini juga bisa menginfeksi trakea, sehingga dapat menyebabkan batuk parah pada anak.

Pertusis lebih sering terjadi pada bayi kurang dari satu tahun dan anak-anak kecil berusia satu sampai enam tahun. Jenis batuk ini mudah menular melalui mulut dan hidung.

Misalnya saat anak batuk atau bersin tidak menutup mulut. Ludah dan air liur yang menyembur dapat mengenai orang lain di sekitarnya, sehingga bakteri dapat masuk dan berkembang biak di tubuh inang yang baru.

Baca: Jenis-jenis batuk pada anak

2. Apa saja gejalanya?

anak batuk terus menerus
Ilustrasi – Anak Batuk Terus Menerus

Batuk rejan gejala awalnya mirip demam atau flu, seperti:

  • Bersin
  • Hidung berlendir
  • Batuk ringan

Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung hingga 2 minggu, sebelum gejala batuk yang lebih parah muncul.

Jika anak batuk terus menerus selama 20–30 detik tanpa henti, kemudian kesulitan untuk menarik napas sebelum batuk-batuknya kembali, itu gejala awal batuk rejan.

Anak batuk terus menerus dan cenderung terjadi di malam hari, bibir serta kuku anak biasanya berubah menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen. Anak juga bisa batuk hingga memuntahkan lendir yang kental.

3. Bahaya batuk rejan pada anak

Fase pertama dari perkembangan batuk pertusis adalah masa di mana infeksi sangat rentan menular.

Namun sebenarnya, di fase kedualah orangtua perlu sangat berhati-hati dan jangan sampai menunda pengobatan medis.

Fase kedua atau fase paroksismal memiliki tingkat risiko kematian yang paling tinggi. Pasalnya, jika anak batuk terus menerus selama beberapa menit dapat menyebabkan paru anak kelelahan.

Ada kemungkinan besar anak dapat mengalami sesak napas atau bahkan hingga sulit bernapas (apnea). Kondisi paru paru yang kelelahan bisa membuat anak kekurangan oksigen (hipoksia) dan berujung pada gagal napas yang berakibat fatal.

Sekitar setengah dari jumlah bayi berusia kurang 1 tahun yang terinfeksi batuk pertusis harus menjalani perawatan rumah sakit untuk komplikasi pernapasan serius seperti pneumonia, atau kelainan otak.

Sebuah penelitian dari Denmark melaporkan bahwa bayi yang mengalami batuk pertusis berisiko lebih tinggi untuk mengalami epilepsi pada masa kanak-kanak.

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 30-50 juta kasus batuk rejan per tahun di dunia dan menyebabkan 300.000 kematian.

Di Amerika Serikat, kasus penyakit ini diperkirakan sekitar 800.000 sampai 3,3 juta kasus per tahun.

4. Cara mencegah batuk rejan

Batuk rejan mudah menular. Namun vaksin DtaP dan Tdap dapat membantu mencegah penyebaran infeksi. Risiko penularan bahkan bisa ditekan drastis hingga 55 persen hanya dengan vaksin.

Sedangkan untuk penanganannya, yang harus dilakukan oleh orangtua adalah terapi yang diberikan lebih bersifat suportif, dan perhatikan asupan nutrisi serta kebutuhan cairan anak.

Kedua adalah mencegah terjadinya gagal napas dan kekurangan oksigen.

Ketiga, jika anak batuk terus menerus dan dia berusia kurang dari 1 bulan akan dirawat di ruang isolasi serta diberikan antibiotik (erythromycin dan azithromycin).

5. Cara mengatasi batuk rejan

Jika anak batuk terus menerus atau mengalami gejala batuk rejan, biasanya, dokter akan mendengarkan batuknya terlebih dahulu. Kemudian, ia akan mendeteksi bakteri pertusis melalui hidung.

Jika dokter mencurigai anak terinfeksi bakteri batuk rejan, dokter akan langsung memberikan antibiotik untuk melawan infeksinya, meskipun hasil tes resmi belum keluar.

Antibiotik bisa membantu meredakan gejalanya jika diberikan sejak dini. Jika baru diberikan ketika kondisinya sudah mulai parah, biasanya efeknya sudah tidak efektif, tetapi tetap bisa membasmi bakteri dari sekresi si Kecil.

Hal tersebut akan mencegah infeksinya menular ke orang lain. Setelah itu, anda tidak bisa berbuat banyak selain menunggu hingga batuknya mereda. Hal tersebut biasanya membutuhkan waktu sekitar 6–10 minggu.

Jangan sembarangan memberikan obat batuk pada anak, kecuali jika direkomendasikan oleh dokter. Batuk adalah reaksi tubuh yang alami untuk membersihkan paru-paru dari lendir.

Namun jika batuk si Kecil belum mereda meski sudah diberikan antibiotik, segeralah periksakan ke dokter. Pada beberapa kasus serius, anak harus dirawat di rumah sakit, diberikan bantuan oksigen, dan diberikan cairan tambahan untuk mencegah dehidrasi.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, batuk rejan atau anak batuk terus menerus bisa menjadi kondisi yang berbahaya pada tahap pertumbuhannya, bahkan dapat meningkatkan risiko terkena epilepsi.

“Baca Juga: 9 Pilihan Obat Batuk Anak Alami Berikut Mudah Di Dapat!

Maka dari itu tetap jaga kesehatan si kecil dengan tetap memberinya asupan gizi yang seimbang dan bermanfaat untuk masa tumbuh kembangnya.

Demikian ulasan mengenai anak batuk terus menerus dan cara pencegahan nya agar tidak terinfeksi bakteri batuk rejan atau pertusis. Semoga bermanfaat. Sekian dan Terimakasih. (br) – Editted: 14/06/2021 by IDNarmadi.

About Arief Hakim Prabowo

Alumni idNarmadi - Dari kecil suka dengan eksperimen yang unik walaupun dengan hasil akhir menggemaskan. Sekarang sedang fokus di seputar bidang IT.

Tinggalkan komentar