Belajar Online Tidak Efektif? Mengulas Sebab dan Dampaknya Bagi Pelajar

Di tahun ini, munculnya wabah corona cukup besar memengaruhi dan mengubah kebiasaan hidup manusia secara menyeluruh di seluruh belahan dunia.

Semua masyarakat diharuskan untuk beraktivitas secara online dari rumah dengan bantuan teknologi dan informasi yang mendukung aktivitas online tersebut.

Selain itu, beraktivitas secara online dan dilakukan dengan jarak jauh ini dirasakan oleh seluruh pihak seperti berbisnis, bekerja maupun sekolah.

Akan tetapi, untuk kegiatan sekolah online ini, siswa dan pengajar berpendapat bahwa sulitnya memahami materi sehingga belajar online tidak efektif dilaksanakan.

Di Indonesia sendiri, belajar online dilaksanakan di seluruh daerah akibat tidak memungkinkan pembelajaran tatap muka secara langsung karena wabah corona.

Menurut Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan bahwa belajar online tidak efektif dan tidak maksimal karena banyaknya kendala yang terjadi.

Ma’ruf Amin juga berpendapat bahwa sistem belajar mengajar masih harus dilakukan dengan tatap muka secara langsung antara pengajar dan siswa-siswi.

Dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini, untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka secara langsung perlu mengkaji berbagai hal terlebih dahulu.

Faktor Yang Mempengarui Belajar Online Tidak Efektif

Belajar Online Tidak Efektif
Sumber: moneypenny.nl

Berbagai faktor yang memengaruhi belajar online tidak efektif terjadi sehingga menimbulkan masalah baik dari siswa-siswi maupun pengajar.

Secara garis besar, ada 5 faktor penyebab dari ketidakefektifan belajar online antara lain koneksi internet, fasilitas yang kurang mendukung. Selain itu, ketidaksiapan dari siswa dan siswi, biaya yang dikeluarkan lebih besar dan pembelajaran siswa tidak dipantau secara langsung oleh guru.

Tidak setiap daerah memiliki koneksi internet yang cepat dan baik sehingga seringnya siswa mengalami kendala jaringan yang tidak stabil. Untuk mendapatkan koneksi yang cepat dan stabil, siswa dan guru harus membeli paket internet yang terbaik dengan harga lebih besar.

Oleh karena itu, pembelajaran daring membuat pengeluaran biaya lebih besar untuk kebutuhan internet dalam mendukung proses pembelajaran.

Fasilitas yang kurang memadai dan tidak merata di wilayah Indonesia khususnya daerah yang terpencil mengakibatkan belajar online tidak efektif. Faktor selanjutnya proses pemberian materi oleh guru kepada siswa dan siswi yang tidak sesuai ekspetasi dan tidak sesuai harapan.

Akibat faktor ini, membuat komunikasi dua arah sulit dilaksanakan antara pengajar dan siswa sehingga materi yang diberikan tidak maksimal dipahami. Tidak hanya itu, kegiatan pembelajaran yang tidak dipantau secara langsung membuat siswa dan siswi menjadi malas untuk mengikuti pembelajaran.

Faktor terakhir yang menyebabkan belajar online tidak efektif adalah ketidaksiapan guru dan siswa siswi untuk melakukan pembelajaran daring.

Kebiasaan belajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka dan tiba-tiba menjadi daring cukup menimbulkan kekagetan satu sama lain.

Dampak Belajar Online Tidak Efektif Pada Semua Jenjang

Belajar Online Tidak Efektif
Sumber: medium.com

Seperti yang diketahui bahwa dalam proses pembelajaran, setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada individu yang bisa mengerti materi dengan belajar mandiri, ada juga yang mudah mengerti hanya belajar dengan membaca teori.

Tidak hanya itu, ada yang memerlukan bantuan gambar dan menonton video untuk memahami materi atau mendengarkan music untuk memahami.

Oleh sebab itu belajar online tidak efektif karena kurang menyesuaikan gaya belajar dengan kepribadian setiap siswa yang mengikuti aktivitas pembelajaran.

Belajar online menuntut semua siswa mengikuti program pembelajaran yang sudah dibuat sama dan hanya mendukung satu atau dua gaya belajar.

Hal ini tentu saja membuat anak kurang mendapatkan materi secara utuh seperti pembelajaran tatap muka dengan guru secara langsung.

Pembelajaran tatap muka membuat seorang guru dapat merespon secara dinamis berbagai gaya pembelajaran yang dimiliki oleh siswanya. Untuk itu, para guru dan siswa harus mampu memiliki solusi untuk menghadapi belajar online tidak efektif ini.

Berdasarkan hasil survei dari Ditjen Dikti Kemendikbud tentang evaluasi pembelajaran online, 90% siswa dan siswi memilih belajar tatap muka. Oleh karena itu, belajar online menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan peran orangtua dalam mendampingi dan meningkatkan semangat belajar anak.

Alhasil, guru juga harus melakukan berbagai metode pengajaran agar siswa dan siswa tidak mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran secara online. Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, kelebihan dari belajar online ini orangtua bisa mengontrol, mengetahui kegiatan anak secara lagsung.

Efek yang dirasakan anak terutama masa TK-SD yang merindukan bermain bersama teman-teman membuat mereka menjadi pribadi yang sulit bersosialisasi. Pembelajaran yang aktif dan interaktif harus dilakukan oleh guru agar siswa tidak jenuh dan tetap fokus dalam pembelajaran.

Selain itu, guru juga harus mampu melakukan pembaharuan materi pembelajaran sebelum memulai kelas agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Tidak hanya itu, metode pembelajaran sebisa mungkin dilakukan agar dipahami sesuai gaya belajar tiap individu yang berbeda.

Sementara itu, menurut anggota Dewan Pendidikan Jatim Isa Anshori, metode belajar online tidak efektif karena kebanyakan hanya berpacu menuntaskan kurikulum. Para guru terkadang ketika mengajar tidak melihat situasi darurat yang sedang dialami oleh siswa dan siswinya.

Tidak hanya itu, guru tidak mau tahu kondisi di rumah dan hanya memperhatikan penilaian akademis saja. Menurutnya para guru tidak hanya memberikan nilai sesukanya kepada murid dan cenderung metode hanya dipindahkan (dari sekolah ke rumah)

Isa menegaskan, pemerintah bagian Kemendikbud perlu melakukan rancangan ulang terhadap kurikulum sehingga guru bisa mengajar sesuai kondisi darurat seperti Covid-19.

Cara belajar pun diubah dengan menggunakan konten yang lebih relevan sehingga guru bisa menjawab semua tantangan dalam kondisi darurat.

Dengan begitu, belajar online tidak efektif bisa diminimalisir sehingga dilakukan secara efektif dan efisien untuk pengajar maupun siswa dan siswi.

Pembelajaran online ini tentu saja membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah dan institusi pendidikan agar manfaatnya bisa dirasakan satu sama lain.

Akan tetapi, pembelajaran secara online dianggap menjadi solusi kegiatan belajar mengajar tetap jalan yang telah disepakati di tengah pandemi corona. Walau telah disepakati, cara ini menuai kontroversi bagi tenaga pengajar dikarenakan sistem pembelajaran daring hanya efektif untuk penugasan.

Para guru menganggap untuk membuat siswa memahami materi, melalui belajar online tidak efektif dan dinilai sulit diterima. Meskipun begitu, pembelajaran harus terus berlanjut dan setiap sekolah memiliki kebijakan masing-masing dalam menyikapi aturan ini.

Ada beberapa sekolah yang harus melakukan perombakan jadwal mata pelajaran untuk diberikan dan diajarkan kepada siswa setiap harinya. Mata pelajaran yang diberikan di satu hari hanya tiga jenis dengan menambahkan lembar kegiatan yang harus diselesaikan siswa setiap hari. 

Beberapa sekolah memberikan kebijakan agar siswa tidak hanya belajar materi pelajaran pokok saja sesuai kurikulum yang sudah ditetapkan. Para tenaga pengajar juga harus mampu untuk mengasah life skill dari siswa dan siswinya dalam membantu kegiatan di rumah. 

Menurut salah satu guru SMP swasta daerah Jawa mengaku ketidakefektifan proses pembelajaran dikarenakan tidak semua materi bisa dijelaskan secara online. Tidak hanya itu, di beberapa daerah tidak semua siswa mempunyai gawai untuk belajar sehingga sulitnya dalam belajar dan mengerjakan tugas.

Target kurikulum pun tidak bisa tercapai dengan baik salah satunya pelaksanaan ujian kenaikan kelas yang tidak efektif dilakukan secara online. Keterbatasan waktu dalam mengajar juga yang menyebabkan target kurikulum sulit tercapai akibatnya belajar online tidak efektif dirasakannya.

Belajar online tidak efektif juga dirasakan oleh masyarakat yang sedang menempuh pendidikan di tingkat sekolah kejuruan maupun tingkat universitas.

Pada tingkat sekolah kejuruan, siswa dan siswi lebih banyak memerlukan pembelajaran praktikum yang seharusnya dilakukan secara tatap muka sesuai jurusannya.

Menurut siswa kelas XI di salah satu SMK Jawa Tengah berpendapat bahwa materi pembelajaran hanya disampaikan melalui video dan ringkasan.

Hal itu yang membuat siswa dan siswi lebih memilih belajar konvensional dikarenakan materi lebih jelas dan dipahami ketika diajarkan.

Belajar Online Tidak Efektif
Sumber: digitalpubbing.com

Dampaknya mereka kurang mendapat pelatihan dan sulitnya mengasah kemampuan yang dimiliki akibat tidak bisanya melakukan praktikum secara langsung.

Bagi mahasiswa dan mahasiswi, belajar online sangatlah tidak efektif pelaksanaannya dan menghambat dalam mencari pengalaman berorganisasi maupun sosialisasi.

Seperti yang diketahui, masa kuliah adalah waktu yang tepat untuk menggalih potensi dan mencari pengalaman sebelum terjun ke dunia pekerjaan.

Dengan dilaksanakannya belajar online ini membuat mahasiswa dan mahasiswi kehilangan beberapa waktu untuk menggali potensi dan mencari pengalaman.

Mahasiswa dan mahasiswi baru yang paling merasakan dampak dari belajar online karena hanya bisa mengenal teman-teman kuliah secara online. Tidak hanya itu, mahasiswa dan mahasiswi baru juga belum bisa merasakan kehidupan perkuliahan untuk sementara waktu.

Hal ini juga dikhawatirkan mahasiswa dan mahasiswi baru sulit bersosialisasi secara langsung karena terbiasa mengenal secara online. Selain itu, mahasiswa dan mahasiswi terlalu nyaman berkuliah secara online sehingga membentuknya menjadi pribadi yang individualis dan kurang peka.

Tidak hanya mahasiswa dan mahasiswi baru, belajar online tidak efektif dirasakan bagi mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir semester. Pada tingkat terakhir, mahasiswa dan mahasiswi lebih membutuhkan pembelajaran di lapangan sebagai kebutuhan skripsi seperti pelaksaan KKN dan magang.

Akan tetapi, wabah corona yang hadir membuat pelaksanaan kegiatan tersebut menjadi tertunda bahkan dibatalkan sehingga mahasiswa tidak memiliki pengalaman/referensi penulisan.

Hal ini mengakibatkan, mahasiswa dan mahasiswi harus memutar otak dalam penulisan skripsi dan melakukan kegiatan magang secara online.

Mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir juga mengalami kehilangan momen bersama teman-teman kuliah sebelum lulus akibat pembelajaran online yang dilaksanakan.

Seharusnya, pada semester ini, mahasiswa dan mahasiswi adalah waktu yang dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman sebelum akhirnya berpisah.

Tidak hanya itu, proses wisuda yang dilaksanakan secara online cukup memberi efek kesedihan bagi mahasiswa dan mahasiswi. Dengan begitu, mahasiswa dan mahasiswi kurang mendapatkan euforia setelah menyelesaikan pendidikan tingkat universitas yang sudah dilalui dengan baik.

Bagi mahasiswa dan mahasiswi tingkat menengah, belajar online tidak efektif pula dirasakan karena banyaknya materi baru yang harus dipahami.

Selain itu, mahasiswa dan mahasiswi merasakan beban yang lebih berat daripada metode konvensional akibat tugas yang diberikan oleh dosen lebih banyak.

Materi-materi yang baru dipelajari dan diajarkan juga sulit dipahami akibat pembelajaran online sehingga semangat mahasiswa menjadi turun. Akibat dari pembelajaran online ini juga mengurangi keaktifan mahasiswa dan mahasiswi dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga komunikasi dua arah sulit terlaksana.

Menurut mahasiswa di salah satu universitas broadcast Kota Yogyakarta mengatakan belajar online tidak efektif untuk mahasiswa jenjang diploma ini. Mahasiswa jenjang diploma sangat memerlukan pembelajaran praktikum secara langsung dibandingkan pemberian teori membuat keahlian yang dimiliki kurang terasah.

Selain itu, mahasiswa/i broadcast terhambat menghasilkan karya yang nantinya dijadikan bukti dari keahlian yang dimiliki dan sudah diasah selama perkuliahan.

Mahasiswa dan mahasiswi ini juga kesulitan mengeksplor ide-ide akibat keterbatasan waktu pelaksanaa dan wilayah akibat pandemi corona yang sedang terjadi.

Dari ulasan yang telah dijelaskan, sebagian besar pihak merasakan belajar online tidak efektif dilaksanakan untuk seluruh jenjang pendidikan. Perlunya mengkaji ulang metode pelaksanaan belajar online ini agar proses belajar tetap berjalan lancar dan tidak menimbulkan kejenuhan.

Selain itu peran dukungan dan perhatian satu sama lain menjadi penting dalam mempertahankan semangat belajar mengajar. Dengan begitu, proses belajar yang efektif dan efisien dapat terlaksana dan semua materi yang diberikan dapat dipahami dengan baik.

Editted: 19/06/2021 by IDNarmadi.

About Sakinatul Muhimmah

Love to write and sing, Love to be a good person.

Tinggalkan komentar