6 Cara Mengatasi Kamar Mandi Lantai 2 Bocor

Saat kamar mandi lantai 2 bocor bisa jadi itu adalah hari dimana Anda akan sangat kerepotan. Selain sulit untuk memperbaikinya, rembesan yang mengotori ruang di bawahnya juga sangat mengganggu.

Pada artikel kali ini tim narmadi akan mengulas tentang cara mengatasi kamar mandi lantai 2 bocor secara efektif dan efisein.

Kamar Mandi Lantai 2 Bocor

Meski sepertinya menangani kebocoran lantai itu mudah namun biasanya akan lain jika lantai ruangan yang bocor ada di lantai 2. Sebab, potensi masalah yang ditimbulkan oleh kebocoran ini lebih sangat mungkin lebih luas.

Beberapa ruangan dan barang penting yang ada di lantai bawah bisa saja terkena imbasnya jika hal ini tidak segera ditangani.

Secara umum, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya rembesan air kamar mandi baik di lantai atas atau bawah. Yaitu, dengan menerapkan langkah-langkah seperti di bawah ini:

Baca juga: Desain kamar mandi minimalis 2×3

Pencegahan

Saat pertama kali Anda membangun kamar mandi lantai 2. Sebelum proses pemasangan keramik, hendaklah lantai di bersihkan terlebih dahulu.

Siram lantai dengan air campuran semen untuk menutup pori-pori pada permukaan beton. Pastikan campuran air semen dengan kekentalan seperti bahan acian dinding.

Jika kondisi lantai beton terindikasi lembab, Anda dapat melakukan pelapisan dengan bahan dasar anti bocor seperti semen sica ataupun sica grouting.

Setelah lapisan tersebut mengering, selanjutnya tambahkan lapisan terakhir dengan menggunakan bahan waterproofing lantai kamar mandi.

Lakukan tes kebocoran dengan menutup semua lubang rencana saluran buang serta lubang kloset.

Selanjutnya aliri air hingga menggenang dengan ketinggian sekitar 5 cm. Diamkan genangan air tersebut selama 2 hingga 3 hari, agar Anda dapat melakukan pemeriksaan terhadap penampakan lantai beton yang berada di bawahnya.

Pastikan tidak ada jejak air atau tanda-tanda rembesan air ke bawah.

Baca juga: Desain kamar mandi sederhana tapi bersih

Solusi bila terlanjur terjadi kebocoran

1. Bongkar Keramik

Bongkar keramik lantai di kamar mandi atas (apapun jenis keramiknya). Jika ada rencana untuk memasangnya kembali maka pembongkaran perlu dilakukan dengan hati-hati.

2. Bersihkan Lantai

Bersihkan lantai hingga beton sampai benar-benar bersih. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa permukaan beton telah steril. Dengan begitu nantinya lapisan anti bocor bisa merekat dengan sempurna.

3. Gouting

Jika kamar mandi lantai 2 bocor akibat beton retak, lakukan penambalan dan suntik dengan Grouting guna memperbaiki strukturnya.

Namun jika tidak terjadi keretakan, maka Anda bisa melanjutkan ke langkah selanjutnya berikut ini.

4. Pasang lapisan waterproofing

Perlu tindakan waterproofing jika kamar mandi lantai 2 bocor. Pelapisan waterproofing diperlukan untuk membuat nat keramik siap untuk terkena air.

Bahan waterproofing biasanya berbentuk cair atau membrane. Anda tinggal pilih saja sesuai keinginan.

Pemasangan bahan waterproofing berfungsi sebagai pelapis anti bocor, yakni agar air tidak merembes kebawah.

Setelah semuanya selesai, tahap terakhir adalah memasang kembali keramik lantai dan dinding. Anda bisa menggunakan keramik baru atau keramik lama bila memang kondisinya masih utuh.

5. Perbaiki instalasi listrik

Jik kamar mandi lantai 2 bocor, wajib cek ulang instalasi. Pada beberapa kasus, ruangan lantai atas dalam hal ini kamar mandi seringkali berdampak pada bagian rumah yang lain.

Bahkan tidak jarang terjadi kendala pada beberapa instalasi-instalasi vital. Salah satunya adalah instalasi listrik.

Jika hal ini dibiarkan maka dampaknya bisa menyebabkan kerusakan pada saluran instalasi listrik. Dampak seriusnya bisa terjadi korsleting.

Berdasar alasan itulah maka setelah beres mengurus penambalan lantai kamar mandi yang bocor lanjutkan dengan mengecek instalasi listrik. Pastikan tidak ada  saluran kelistrikan yang berpotensi membahayakan penghuni rumah.

Baca juga: Bangun rumah 50 juta sampai jadi

6. Perbaiki nat kamar mandi

Hal yang paling mungkin terjadi ketika kamar mandi lantai 2 bocor adalah disebabkan oleh nat yang perlu diperbaiki.

Pada area kamar mandi, pastikan nat keramik tahan air dan tidak mudah rusak agar air yang mengalir di atasnya tidak bocor.

Jika kamar mandi Anda terletak di lantai dua, rembesan air tersebut tentunya akan bisa merusak plafon yang menyebabkan air menetes.

Kerusakan yang lebih parah tentu bisa saja akan Anda dapatkan jika hal ini dibiarkan tanpa perbaikan.

Kebocoran kamar mandi biasanya disebabkan oleh usia nat keramik yang sudah lama terkikis. Efek buruknya hal ini akan memunculkan celah yang menjadi jalan meresapnya air penyebab bocor.

Selain karena kerusakan fisik, binatang tanah seperti cacing yang bersembunyi di celah-celah nat juga biasanya turut memperparah kebocoran.

Catat! jika lantai ataupun dinding kamar mandi Anda masih baru tapi sudah bocor berarti ada yang tidak beres. Yang paling mungkin kebocoran terjadi disebabkan oleh kesalahan pada saat pemasangan keramik atau pembuatan dak.

Baca juga: Bangun rumah 30 juta

Untuk memperbaiki nat keramik kamar mandi yang masih tergolong baru mudah saja caranya.

Langkah pertama, yang harus Anda lakukan adalah memastikan apakah keramik menempel dengan baik atau tidak. Caranya bisa dengan mengetuknya menggunakan punggung jari atau benda tumpul.

Jika keramik tidak menempel dengan baik maka terpaksa pembongkaran harus Anda lakukan. Sementara jika keramik “berisi” maka Anda hanya cukup membersihkan nat pada area yang bocor saja.

Setelah keseluruhan nat Anda kerok hingga bagian dasarnya langkah selanjutnya Anda bersihkan bekas nat tersebut hingga betul-betul bersih.

Campurkan air dan semen untuk membuat nat keramik tahan air ataupun cat waterproof yang Anda kuaskan pada nat keramik. Biarkan cairan tersebut hingga betul-betul meresap dan mengering sempurna.

Demikian ulasan kami tentang cara menangani dan mencegah kamar mandi lantai 2 bocor pada rumah minimalis Anda, Anda juga bisa membaca artikel kami tentang solusi mengatasi atap rumah minimalis yang sering bocor di tautan ini , semoga bermanfaat. (Editted by RN 11032019, 12/01/2022 by UN)