10 Efek Psikologi Warna dalam Hidup & Bisnis

Tahukah Anda bahwa terdapat beberapa efek terkai psikologi warna? Jika belum, mungkin artikel ini bisa menambah wawasan Anda.

Disadari atau tidak, warna terhadap merek memiliki efek psikologi warna untuk bisnis. Bagaimana warna dari logo; cat ruangan; warna seragam; dan warna-warna lain untuk kepentingan bisnis dipilih dan ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus yang diharapkan dapat menimbulkan efek tertentu.

Warna adalah sebuah alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai sinyalmen tindakan, mempengaruhi suasana batin, dan bahkan reaksi psikologis. Lantas, bagaimana warna bekerja dan berdampak pada mood dan perilaku ?

Apa Itu Psikologi Warna

Psikologi warna untuk bisnis dan panduan dalam menentukan warna brand atau produk
Psikologi warna untuk bisnis dan panduan dalam menentukan warna brand atau produk

Fisikawan, Isaac Newton di tahun 1666 menemukan bahwa cahaya putih yang melewati prisma dapat terpisah menjadi beberapa warna. Ilmuwan asal Inggris ini juga menemukan bahwa warna dihasilkan dari satu panjang gelombang yang tidak dapat dipisah menjadi warna lain.

Penelitian lanjutan membuktikan bahwa kombinasi cahaya tertentu dapat membentuk warna lainnya. Seperti contoh, cahaya merah dicampur dengan kuning akan menghasilkan warna oranye. Beberapa warna seperti hijau dan magenta, akan saling mengilangkan ketika dicampur dan menghasilkan cahaya putih.

Hal yang sama juga berlaku ketika melukis, dimana warna tertentu dapat dicampurkan untuk menghasilkan warna tertentu.

Berbicara soal psikologi warna, sejauh ini belum begitu banyak peneliti yang secara teoritis dan empiris menelitik hubungan antara warna dan fungsi psikologis. Kalaupun ada, karya-karya tersebut lebih didorong guna kepentingan praktis ketimbang sains.

Meskipun tidak signifikan dalam ranah sains, psikologi warna untuk bisnis selalu berguna untuk dibahas dan diterapkan di bidang pemasaran, seni, desain, dan bidang komersial lainnya. Banyak bukti di area ini yang menunjukan kaitan positif antara warna dan psikologis.

Peneliti dan pakar, walau sedikit, telah menemukan dan mengobservasi mengenai psikologi warna yang berpengaruh pada suasana batin, perasaan, dan perilaku. Warna akan selalu menjadi bagian personal yang terdalam dan mengakar berdasarkan budaya atau pengalaman.

Contoh, warna putih sering dikaitkan oleh Negara Barat untuk merepresentasikan kesucian dan kepolosan, sedangkan di beberapa Negara Timur sering disimbolkan sebagai duka cita.

Maka secara singkat dapat dikatakan bahwa psikologi warna adalah ilmu yang mempelajari serta mengidentifikasi persepsi manusia terhadap arti warna benda yang ada di alam dan sekitarnya.

Efek Psikologi Warna Untuk Bisnis

Mengapa warna memiliki dampak dalam hidup ? Efek apa yang dapat mempengaruhi pada tubuh dan pikiran ?

Persepsi tentang warna adalah subjektif, tetapi beberapa diantaranya memiliki arti yang universal. Warna di area merah pada sperktrum warna dikenal sebagai warna hangat yang termasuk merah, oranye, dan kuning.

Warna hangat ini dapat membangkitkan perasaan emosional dari mulai kehangatan dan kenyamanan hingga perasaan marah dan tidak bersahabat.

Sisi spektrum warna biru dikenal sebagai warna dingin yang masuk kedalamnya adalah biru, ungu, dan hijau. Warna ini dianggap sebagai warna tenang, tetapi dianggap juga sebagai perasaan kesedihan atau berbeda.

1. Efek Psikologi Warna Hitam

Efek Psikologi warna untuk bisnis - hitam
psikologi warna hitam

Reaksi tiap orang terkait warna hitam bervariasi. Hitam adalah sebuah perasaan sensasi yang biasanya dihasilkan dari ketiadaan cahaya. Sensasi ini tidak bisa disamakan dengan perasaan buta.

Warna hitam memiliki asosiasi positif seperti elegan dan atraktif. Warna-warna ini sering digunakan dalam konteks masyarakat ekonomi kelas atas untuk menunjukan status.

Warna-warna pada gaun, jas, mobil, dan logo sering menyematkan warna atau aksen hitam ini. Hal ini juga menjelaskan beberapa merek terkenal kelas atas menggunakan hitam untuk warna logo-logonya.

Pada piramida kekuasaan, warna hitam sering merepresentasikan kekuasaan. Hal ini bisa dilihat dari pakaian pendeta dan hakim; tuksedo; kartu kredit platinum; dan contoh lainnya.

Demikian halnya asosiasi negatif lain yang di sepanjang sejarah, warna ini sering berkaitan dengan kematian dan hal jahat atau buruk. Warna ini sering memancarkan perasaan marah, agresif, ketakutan, dan kesedihan.

Kaitan hitam dengan negatifitas juga dapat dilihat dari bahasa kita sehari-hari seperti ungkapan “kambing hitam” yang berarti seseorang yang dijadikan tumpuan kesalahan; Black Market atau pasar gelap yang berarti juga disebut pasar tempat barang-barang ilegal diperjual-belikan.

Warna ini sering pula digunakan pada kelompok atau orang yang dianggap sepagai kriminal atau penjahat. Stereotip ini bisa dilihat di media massa seperti film yang selalu menunjukan penjahat selalu berpakaian warna hitam. Contoh yang agak lama namun tetap relevan bisa dilihat dari warna bendera bajak laut yang seringkali berwarna hitam.

2. Efek Psikologi Warna Putih

Efek Psikologi warna untuk bisnis - putih
Psikologi warna putih

Warna putih memiliki sejumlah arti dan asosiasi. Kedua hal ini sangat bergantung pada individu dan kebudayaan dimana warna tersebut diartikan. Beberapa asosiasi yang umum terkait warna putih adalah kesucian, kepolosan, kebersihan, kehampaan, dingin, kesepian, simplisitas, dan minimalis.

Putih dalam merepresentasikan kesucian atau kepolosan sering digunakan sebagai gaun pengantin yang menyiratkan simbol keperawanan sang pengantin; Untuk menciptakan perasaan ruang atau penambahan cahaya, desainer menggunakan warna putih untuk memberi kesan ruangan terlihat lega; Guna menciptakan kesan steril warna putih disematkan pada warna tembok rumah sakit; Warna putih pada rumah seringkali bermaksud memunculkan kesan simpel, minimalis, dan tenang.

Mengingat persepsi setiap orang berbeda-beda terhadap warna, maka putih juga memiliki efek negatif. Warna ini sering dianggap terlalu mencolok, dingin, dan terisolir. Putih pada tembok ruangan besar yang kosong tanpa perabotan dapat menciptakan nuansa kebosanan. Hal ini sama dengan ruangan isolasi yang diciptakan untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sulit dikendalikan; Berwarna putih di tiap sisi dengan pancaran cahaya terang, contoh yang sering dilihat di film-film.

3. Efek Psikologi Warna Merah

Efek Psikologi warna untuk bisnis - merah
psikologi warna merah

Warna merah memancarkan perasaan yang paling kuat diantara warna lainnya. Sementara warna dingin seperti hijau dan biru sering diasosiasikan sebagai kedamaian dan ketenangan, maka merah adalah sebaliknya. Fakta lainnya adalah spektrum warna merah mengasosiasikan perasaan yang seringkali berlawanan, seperti cinta dan gairah hingga kekuatan dan kemarahan.

Warna merah memiliki panjang gelombang yang cepat terlihat setelah kuning. Kemampuannya dalam merebut perhatian seseorang membuatnya sering digunakan sebagai peringatan bahaya, seperti untuk tanda berhenti, sirine, dan lampu lalu lintas.

Merah dalam bahasa juga seringkali diartikan sebagai tanda bahaya atau tidak bersahabat. Seperti ungkapan-ungkapan dalam bahasa Indonesia “mukanya merah padam” yang berarti menunjukan kemarahan seseorang yang luar biasa; Seperti udang dipanggang yang berarti seseorang yang mendapati malu.

Pada bahasa Inggris dikenal dengan ungkapan red pill yang berarti kenyataan telanjang yang harus diketahui; red flag sebuah peringatan yang mengindikasikan situasi atau seseorang yang dianggap berbahaya.

Beberapa studi psikologi warna menyatakan bahwa menggunakan atau terekspos warna ini dapat menimbulkan efek fisik seperti peningkatan tekanan darah, metabolisme, detak jantung, dan rata-rata pernapasan. Warna ini juga seringkali digunakan di restoran untuk meningkatkan metabolisme dan nafsu makan.

Dalam konteks tertentu, merah juga diasosiasikan sebagai kekuatan. Pada masyarakat modern, dasi berwarna merah sering digunakan pebisnis global untuk merepresentasikan keberkuasaan, begitu juga dengan gelaran karpet merah yang diasosiasikan sebagai kehormatan.

4. Efek Psikologi Warna Biru

Efek Psikologi warna untuk bisnis - biru
efek psikologi warna biru

Biru sering ditemukan di alam dalam bentuk langit siang atau warna sebuah danau maupun lautan. Dalam psikologi warna, hal inilah yang membuat banyak orang mendeskripsikannya sebagai ketenangan dan kecukupan. Sebagai warna dingin, biru juga seringkali dianggap sebagai kaku, jauh, dan bahkan dingin.

Warna yang sering dijadikan favorit banyak orang ini seringkali menjadi preferensi bagi pria. Karena banyaknya penggemar, maka warna ini dianggap konservatif dan tradisional. Biru menggugah ketenangan dan kedamaian dalam pikiran, yang juga seringkali dijelaskan sebagai keamanan dan keteraturan.

Warna ini sering menyimbolkan stabilitas dan keandalan. Inilah yang menjelaskan mengapa bisnis yang mencitrakan keamanan sering menggunakan warna ini pada pemasaran dan pengiklanannya.

Perasaan kesedihan dan kesepian juga dapat tercipta dari warna ini. Dominasi biru pada sebuah lukisan seniman Picasso misalnya, dapat memunculkan sensasi kesepian, sedih, dan ditinggalkan.

Terkait warna biru, riset menyatakan bahwa kantor yang di dekorasi dengan menggunakan warna biru lebih produktif ketimbang warna lain.

Bagi mereka yang melakukan diet, disarankan untuk menggunakan piring berwarna biru karena warna ini dianggap kurang menggugah nafsu makan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa warna biru yang ada di alam, terutama buah-buahan, seringkali diasosiasikan dengan racun yang harus dihindari. Biru pada makanan juga sering dikaitkan dengan tanda basi atau kebusukan.

Pada Bahasa Indonesia, warna biru seringkali dijadikan kiasan, sebagai contoh baju biru yang berarti orang yang sedang menjalani hukuman; kerah biru adalah pekerja kantoran biasa yang menerima upah standar; darah biru adalah sebutan untuk seseorang yang masih memiliki keturunan bangsawan.

5. Efek Psikologi Warna Hijau

Efek Psikologi warna untuk bisnis - hijau
efek psikologi warna hijau

Untuk kebanyakan orang, warna hijau kuat diasosiasikan sebagai suasana alam seperti rerumputan, pohon, dan hutan. Hijau sering digambarkan sebagai warna segar dan keteduhan. Beberapa asosiasi warna ini berkaitan dengan uang, keberuntungan, dan kesehatan.

Pada psikologi warna, hijau terbuat dari gelombang panjang yang tinggi masuk dalam kategori hangat, sedangkan pada yang lebih pendek dikategorikan dingin. Perbedaan ini membutuhkan kejelian mata, terutama saat melihat warna gelombang panjang; Sedangkan yang lebih pendek atau dingin tidak perlu.

Hijau muda dapat menimbulkan perasaan kerasan bagi orang-orang baru. Hal ini sering menjadi alasan desainer memilih warna ini pada ruang publik seperti hotel dan restoran.

Ada studi psikologi warna tentang hijau yang disebut “green exercise effect”. Patrisipan atau seseorang yang diuji melakukan olahraga indoor sembari melihat video luar ruangan dengan lapisan warna hijau. Pada studi ini menyatakan bahwa suasana batin yang mereka rasakan lebih stabil dibanding video dengan lapisan berwarna merah atau abu-abu.

Simbol natural pada warna hijau memunculkan efek ketenangan, menurut penelitian berkaitan dengan evolusi yang dibawa secara berantai dari peradaban sebelum-sebelumnya. Sehingga warna itu tertanam kuat dalam kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hijau pada alam menurut orang-orang masa lampau menandakan tempat untuk mencari makan, air, dan tempat berteduh.

Saking begitu eratnya dengan alam, warna ini sering digunakan untuk memperkuat citra kesehatan dan natural. Sebagai contoh, salah satu studi menyatakan bahwa persepsi orang-orang menganggap bahwa pangan dengan pembungkus warna hijau dianggap lebih menyehatkan ketimbang lainnya.

Di lain sisi, hijau juga melambangkan keadaan sakit. Asosiasi ini ditemukan ketika seseorang yang mengalami sakit mengalami pergantian warna kulit menjadi hijau.

Hijau sering digunakan untuk kepentingan komersial, seperti pabrikan dan pengiklan yang menggunakan warna ini untuk memberikan kesan natural dan segar. Pada militer warna ini dimaksudkan untuk keperluan penyamaran lewat pembauran dengan alam sekitar.

Pada bahasa Indonesia sendiri hijau sering dimaknai sebagai natural, seperti sebutan kawasan hijau untuk daerah dengan ketentuan-ketentuan khusus apabila hendak membangun bangunan tertentu.

6. Efek Psikologi Warna Kuning

Efek Psikologi warna untuk bisnis - kuning
efek psikologi warna kuning

Kuning merupakan warna terang dan mencolok yang seringkali menggugah perasaan kuat tertentu. Warna ini dapat mengambil perhatian secara cepat, namun dapat merusak apabila terlalu sering digunakan; Bisa muncul sebagai penghangat dan penerang, namun dapat juga menimbulkan kelelahan pada pengelihatan.

Ada karakteristik dari warna ini yang sering diasosiasikan seperti penarik perhatian. Karena salah satu sifatnya demikian, warna ini sering digunakan untuk keperluan pemberitahuan seperti rambu jalan atau keperluan periklanan.

Warna ini juga sulit untuk dibaca, mengingat begitu banyak cahaya yang dipantulkannya. Warna kuning pada latar belakang kertas atau monitor komputer dapat menyebabkan mata lelah atau kehilangan pengelihatan pada kasus yang parah.

Di lain sisi warna ini juga berarti bergairah dan dapat meningkatkan metabolisme. Namun, apabila diterapkan pada ruangan, warna kuning dapat mendorong seseorang lebih mudah kehilangan kendali. Penelitian menunjukan bahwa bayi lebih mudah menangis di ruangan dengan warna tembok kuning.

7. Efek Psikologi Warna Ungu

Efek Psikologi warna untuk bisnis - ungu
efek psikologi warna ungu

Ungu sering diasosiasikan dengan kebijaksanaan, kreativitas, kebangsawanan, kekuatan, ambisi dan kemewahan. Warna ini juga sering direpresentasikan sebagai keajaiban, ke-luar biasa-an, kedamaian, kebanggaan, independen, dan kekayaan.

Di masa lalu, warna ungu sering dikaitkan dengan kebangsawanan dan juga kekayaan. Alasannya di masa itu pewarna ungu sangat sulit ditemukan dan sekalipun ada sangat mahal. Sehingga, orang yang mengenakan warna ini hanyalah mereka yang digolongkan pada kelompok elit saja.

Bukan saja di masa lalu, hingga sekarang warna ungu masih identik dengan kebangsawanan. Contoh jubah berwarna ungu yang pernah digunakan Ratu Elizabeth II saat penobatannya di tahun 1953.

Warna ini sering juga merepresentasikan kebijaksanaan dan spiritualitas. Hal ini dikarenakan kelangkaan bahan pewarna ini sehingga membuatnya misterius, supernatural, dan dianggap keramat.

Beda kecerahan ungu dapat memiliki arti yang berbeda. Seperti ungu terang yang diasosiasikan dengan keriangan dan energi romantis, sedangkan yang gelap dapat diartikan sebagai kesedihan dan frustrasi.

Ungu sering juga disematkan pada konteks keberanian. Seperti di Amerika misalnya, di tahun 1782 penghargaan untuk militer yang diberikan George Washington berwarna ungu.

8. Efek Psikologi Warna Cokelat

Efek Psikologi warna untuk bisnis - cokelat
efek psikologi warna cokelat

Warna cokelat sering dikaitkan dengan warna bumi dan bersifat padat, tetapi sering juga dianggap sebagai kurang menarik dan membosankan.

Selayaknya warna-warna lain yang memiliki asosiasi positif dan negatif, ada beberapa psikologi warna cokelat seperti kekuatan dan kemampuan; Warna yang mengingatkan kepada tanah ini sering dianggap kuat, dapat diandalkan, keamanan, dan aman.

Pada jumlah yang banyak dalam satu ruang konteks, warna ini mewakili kesepian, kesedihan, dan isolasi. Di lain sisi, cokelat juga melambangkan tanah yang memberikan perasaan kehangatan, nyaman, dan aman. Namun seperti kebanyakan warna gelap, cokelat juga berkaitan dengan emosi negatif.

Pada psikologi warna untuk bisnis, cokelat banyak digunakan oleh merek-merek dagang. Warna cokelat sering dipilih guna menunjang atau menggambarkan personalitas sebuah usaha, dibandingkan untuk memberikan perasaan tertentu ke pelanggan potensial.

Ada beberapa merek yang menggunakan coklat pada logo sebagai asosiasi dari keandalan dan keberlanjutan, seperti UPS, Hershey’s, Cotton, Edy’s, J.P Morgan, dan M&Ms.

9. Efek Psikologi Warna Oranye

Efek Psikologi warna untuk bisnis - oranye
efek psikologi warna orange

Seperti merah dan kuning, oranye adalah warna yang menyita perhatian yang mana karena itu pula sering digunakan di periklanan. Meski menarik perhatian, warna ini tetap dianggap nyaman di mata. Menurut penelitian, warna ini sama dengan merah yang dapat membangkitkan gairah.

Banyak orang yang menggambarkan oranye sebagai gemilang, senang, dan bersemangat. Oranye hampir memiliki posisi seperti ungu, seseorang bisa sangat menyukainya atau tidak sama sekali. Di tempat seperti Amerika dan Indonesia, warna oranye sering dikaitkan dengan pakaian penjara, sedangkan negara lain mengaitkannya dengan warna kebangsawanan dan spiritual.

Oranye pada olahraga sering dikaitkan dengan warna energetik. Warna ini membangunkan pikiran dan perasaan untuk antusias dan bahagia. Inilah yang menjelaskan mengapa banyak tim olahraga menggunakan warna ini pada baju, maskot, dan citra mereka.

Orang-orang selalu menggambarkan warna ini dengan asosiasi kegemilangan, kebahagiaan, dan kesenangan. Oranye adalah warna dari matahari tenggelam yang terang dan buah jeruk. Sehingga orang sering mengidentifikasikannya dengan keindahan matahari atau kesegaran dari buah jeruk.

Penelitian psikologi warna untuk bisnis melihat berbagai reaksi pelanggan terhadap warna oranye. Warna ini dipersepsikan sebagai warna yang bersahabat dan bermain-main yang sering digunakan dalam pemasaran bagi konsumen dan produk. Menurut pelanggan warna produk ini diasosiasikan dengan produk yang tidak mahal.

Di Asia Tenggara, warna oranye identik dengan pakaian biku. Sehingga, selain berkaitan dengan spiritual, warna ini juga melambangkan simplisitas dan terbebas dari kebendaan.

10. Efek Psikologi Warna Pink

Efek Psikologi warna untuk bisnis - pink
efek psikologi warna merah muda

Banyak orang menganggap bahwa warna pink berkaitan erat dengan sesuatu yang feminin dan keperempuanan. Warna ini juga mengingatkan pada hari-hari tertentu, seperti Hari Valentin misalnya.

Warna pink atau merah muda seringkali dianggap sebagai warna feminin karena di masa kecil mainan anak perempuan yang biasanya berwarna pink atau ungu. Orang-orang yang diasosiasikan dengan warna ini sering dianggap memiliki kualitas-kualitas seperti feminin, lembut, baik hati, perawat, dan pemaaf.

Merah muda sering digunakan untuk citra pemasaran non profit. Seperti bulan kesadaran kanker payudara yang menggunakan pita pink sebagai penghargaan bagi penyintas dan korban atas penyakit ini.

Pada tingkat penerapan, warna ini sering dianggap memiliki efek menenangkan. Pada tahun 1979, Alexander Schauss di Amerika menguji sebuah percobaan yang berkaitan antara warna dan pengaruh fisik-psikologis. Pengujian dilakukan pada penghuni penjara yang disuruh menatap warna pink dan biru selama satu menit bergantian. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa partisipan tercatat mengalami penurunan kemampuan fisik yang signifikan setelah menatap warna merah muda jika dibandingkan dengan biru. Setelah penelitian ini, penjara dengan agresifitas tinggi mulai menerapkan warna tembok pink.

Penelitian atas psikologi warna ini kemudian ditiru Olahraga Bola Amerika. Di beberapa ruangan tim lawan diberi warna pink yang diharapkan dapat menurunkan daya juang dan agresifitas lawan.

Apa Warna Terbaik Untuk Citra Perusahaan ?

Warna tidak bisa didefiniskan secara pasti, selalu ada perbedaan terkait asosiasi yang identik berhubungan dengan pengalaman dan kebudayaan setiap pribadi; Begitu juga dengan penggunaannya dari satu konteks ke konteks lain yang bisa berbeda.

Betapapun warna memiliki perbedaan, tetap saja diperlukan pertimbangan dalam psikologi warna untuk bisnis. Tidak peduli apakah skala kecil atau raksasa, yang jelas perusahaan perlu menemukan warna yang tepat untuk mereknya. Memilih warna yang tepat bagi citra perusahaan adalah penting, sebagaimana psikologi warna untuk bisnis menentukan peran dalam keputusan pelanggan untuk membeli produk atau mendekati perusahaan. Karena faktanya, 90 detik pertama secara visual, penilaian bawah sadar telah dilakukan oleh konsumen. Sebanyak 62% hingga 90% penilaian berdasarkan warna.

Hal ini penting untuk dipahami apabila hendak meningkatkan derajat merek dan menarik pelanggan yang ideal. Secara sederhana, memahami pesan yang dikirimkan lewat warna adalah sesuatu yang penting.

Mengapa Perlu Memilih Warna ?

Mungkin seringkali kita tidak sadari bahwa perusahaan makanan cepat saji yang telah mengglobal kebanyakan menggunakan warna merah di tiap identitas merek mereka. Hal ini mereka lakukan karena ada penelitian yang mengungkapkan bahwa warna merah dapat memicu rasa lapar. Warna merah pada merek tersebut sebagai sinyal kepada khalayak bahwa mereka dapat memenuhi rasa lapar mereka. Disini psikologi warna untuk bisnis berperan.

Tentu proses psikologi warna untuk bisnis tidak terjadi seketika, seperti segera merasakan rasa lapar misalnya. Namun warna itu mampu menggelitik alam bawah sadar khalayak, terutama di bagian emosi yang dekat dengan reaksi tindakan.

Memilih palet warna yang salah pada iklan dapat membuat bingung khalayak atau tidak mampu mencuri perhatian mereka. Namun jika skema warna sesuai dengan produk atau perusahaan secara keseluruhan, kemungkinan besar dapat mendorong reaksi seperti yang diinginkan. Itulah sebabnya mengetahui warna dan efek-efek yang dikeluarkannya adalah perlu.

Sebuah penelitian terkait psikologi warna untuk bisnis menemukan peran signifikan dalam membentuk citra merek, mempengaruhi pembelian, dan pengaruh terhadap loyalitas serta familiaritas. Warna diperlukan bagi mereka yang hendak membangun identitas merek yang kuat.

Warna Terbaik Untuk Perusahaan

Dari sekian banyak warna yang tersedia dengan efek yang berbeda di tiap audiens dan konteks, maka untuk pemilihannya diperlukan sebuah pertanyaan-pertanyaan fundamental yang nantinya jawaban ini dapat mengarah kepada warna apa yang terbaik untuk perusahaan.

Apa Karakter Perusahaan Anda ?

Warna perusahaan dipilih setelah identitas merek telah ditentukan. Karakter merek sederhananya adalah beberapa karakter manusia yang disematkan pada produk.

Pemahaman terhadap hal ini menjadi penting untuk memudahkan pemilihan. Ada lima dimensi karakter yang membuat citra merek tertentu berdasarkan pendapat Profesor Stanford, Jennifer Aaker :

1. Ketulusan – Karakter ini digunakan bagi organsiasi yang mengutamakan keramahan, kejujuran, integritas, dan kebahagiaan

2. Kegembiraan – Organisasi ini digambarkan sebagai pemberani, bersemangat, imajinatif, dan selalu relevan

3. Kompetensi – Nilai yang dikedepankan organisasi ini adalah keandalan, tanggungjawab, kecakapan, dan keberhasilan

4. Kemewahan – Karakter yang hendak dibangun organisasi mencitrakan kelas atas, glamor, romantis, dan memikat

5. Kekuatan – Organisasi ingin digambarkan sebagai aktif, tangguh dan kuat

Kelima dimensi ini dapat dipilih salah satunya untuk menggambarkan karakter merek terhadap pelanggan. Sebagai contoh, apabila perusahaan merupakan penyedia peralatan hobi luar ruangan, maka yang perlu dilakukan adalah mendorong citra kekuatan ketimbang kemewahan. Citra ini untuk sinyal terhadap pelanggan bahwa peralatan yang nanti dimilikinya akan memiliki ketangguhan.

Memilih warna pada merek sebaiknya menyesuaikan dengan citra yang hendak dibangun, ketimbang berdasarkan persepsi umum terhadap warna tertentu.

Siapa Target Anda ?

Sama halnya dengan mengetahui karakter perusahaan, seseorang juga perlu mengetahui siapa target dari merek mereka. Psikologi warna untuk bisnis perlu memeriksa kecenderungan target gender perempuan atau laki-laki terkait warna-warna tertentu yang didasari atas pengamatan konteks lingkungan dan budaya.

Studi di Amerika menyatakan bahwa 57% laki-laki lebih memilih biru sebagai warna favorit, sedangkan perempuan hanya sebesar 35%. Sedangkan untuk warna ungu, perempuan sebanyak 23% menyukainya, dibandingkan laki-laki yang hanya 1% memiliki kesamaan, sedangkan 22% lain menilai warna tersebut adalah sebagai warna pilihan terakhir. Studi lainnya juga menyatakan bahwa pria lebih menyukai warna terang ketimbang perempuan, sedangkan perempuan lebih menyukai warna-warna kalem.

Pembacaan demografik menjadi penting agar rencana dan tindakan-tindakan yang dilakukan dapat terukur dan diesksekusi secara tepat. Semisal, pembacaan atas preferensi warna terhadap perempuan dan laki-laki dapat memproyeksikan berapa kebutuhan produk dengan warna tertentu atau tidak mengeluarkan produk dengan warna tertentu.

Apa Warna yang Paling Umum Di Industri ?

Setelah mengetahui karakter dan target, seseorang perlu melihat beberapa pemain besar di bisnis. Apa warna yang mereka gunakan ? Umumnya, ada kesamaan diantara mereka, seperti warna hijau berkaitan dengan agrikultur, merah untuk bisnis retail, dan biru untuk teknologi.

Setelah mengetahui kenyataan di lapangan adalah tergantung seseorang untuk mengikuti keramaian atau meninggalkan keramaian untuk lebih terlihat. Pilihan yang tersedia semuanya sah-sah saja, karena pada akhirnya akan berakhir pada dua muara : berhasil atau pesan tidak sampai. Itu saja.

Bagaimana Cara Memilih Warna yang Sesuai Dengan Identitas Perusahaan ?

Pertama, jangan hanya terpaku pada satu warna. Faktanya, lebih baik memiliki banyak warna ketimbang sedikit, terlebih untuk menciptakan merek yang unik. Contoh, starbucks yang mengganti warna hijau di tahun 1987 menjadi lebih personal dan unik dengan tambahan warna hitam dan putih.

Seseorang bisa memilih antara satu hingga empat warna merek. Guna kebutuhan simplisitas, gunakan hanya gabungan tiga warna yang menggambarkan identitas merek. Tiga warna tersebut terdiri dari dasar, aksen, dan warna netral.

Warna dasar – Biasanya dikaitkan dengan dimensi karakter merek. Pemilihan warna ini merefleksikan keutamaan-keutamaan yang ada pada karakter tersebut. Warna dasar harus merepresentasikannya dan sekaligus dapat ditangkap oleh khalayak. Pemilihan warna dasar akan menentukan pilihan dari kedua warna lain. Maka pemilihan harus dilakukan secara seksama.

Warna aksen – Pemilihan warna ini harus sesuai dengan karakter dari merek. Warna ini dapat dipilih sesuai dengan karakter lain, namun tidak begitu dominan dibandingkan dengan warna dasar. Pemilihan aksen seringkali sulit, tetapi apabila tepat, secara visual akan semakin menarik.

Warna netral – Warna ini mungkin dapat menjadi latar belakang. Maka, pilihan yang ada menggunakan warna-warna seperti abu-abu, putih, hitam, atau krem. Pemilihan ini dimaksudkan agar warna utama lebih menonjol.

Apa Palet Warna yang Paling Umum ?

Apabila belum yakin warna yang paling cocok dengan identitas perusahaan, maka palet warna dapat membantu hal tersebut. Umumnya dikenal lima palet warna guna keperluan ini, seperti :

Monokromatik – Satu dari palet yang paling terkenal, palet ini mengkombinasikan beberapa kecerahan dan tinta dalam satu lingkaran warna,

Komplemen – Palet ini menggabungkan secara langsung warna yang berlawanan pada lingkar warna. Palet ini memungkinkan untuk penggabungan antara warna hangat dan dingin secara sekaligus.

Analog – Palet harmonis yang mengkombinasikan setiap sisi warna pada lingkaran warna. Palet ini dapat menciptakan warna yang konsisten, sehingga dapat membuat skema warna merek yang sangat mudah dikenali.

Triadik – Sesuai namanya, palet ini menggabungkan tiga warna sekaligus yang memiliki jarak yang sama satu dengan lainnya pada lingkar warna. Secara umum, seseorang hanya memiliki satu warna dominan yang ditopang dua warna lain dalam kebutuhan desain warna merek.

Netral dengan Warna Mencolok – Palet warna ini menyediakan sejumlah warna netral dengan satu warna yang mencolok dibanding lainnya.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar