Allergic March pada Bayi: Dampak Negatif & Pencegahannya

Allergic march pada bayi adalah pengembangan respons alergi pada balita usia dini atau sekitar usia satu hingga tiga tahun.

Pengembangan allergic march pada bayi ini kemudian menjadi makin meningkat pada usia berikutnya. Umumnya, bayi akan menunjukkan respons alergi terhadap segala sesuatu yang merusak perkembangan kulitnya.

Hal ini dikarenakan kulit merupakan bentuk pertahanan terluar dari tubuhnya. Reaksi yang terjadi biasanya berupa kulit kemerahan, gatal-gatal, atau bahkan bengkak.

Anak yang mempunyai bakat energi, respons alergi akan muncul pada hal-hal yang sewajarnya tidak terjadi pada anak normal. Reaksi allergic march pada bayi tersebut merupakan salah satu proses dalam sistem imun si kecil.

Cara kerjanya adalah mencegah masuknya zat asing yang berpotensi dapat merugikan tubuh dengan cara mengenali dan menghancurkannya.

Munculnya perubahan yang dirasakan seperti gatal dan kemerahan tersebut dinamakan reaksi alergi. Ketika reaksi alergi muncul, saat itu artinya sistem imunitas tubuh bayi sedang bekerja.

Jika sistem tersebut bekerja dengan baik, maka zat merugikan tadi dapat dihilangkan dan tidak menyerang tubuh bayi lagi.

Tetapi jika reaksi alergi tidak wajar terjadi pada anak yang tidak punya bakat alergi maka artinya zat-zat yang dikeluarkan bukan hanya zat merugikan tetapi juga zat-zat normal.

Baca: Masalah kulit pada bayi

Dampak Berbahaya Allergic March pada Bayi

Sejauh ini, ilmuwan belum menemukan penyebab pasti dari allergic march pada bayi. Namun, dengan melakukan upaya pencegahan yang tepat dan teliti, bayi dapat terhindar dari alergi.

Tetapi apabila bayi mulai menunjukkan gejala alergi, maka orang tua harus tanggap dalam mengatasinya. Pasalnya, jika dibiarkan allergic march pada bayi dapat menimbulkan beberapa dampak berikut ini:

Meningkatkan Risiko Munculnya Berbagai Penyakit

Berdasarkan data WHO, jumlah penduduk dunia yang mengalami alergi adalah sekitar 30 sampai 40 persen. Bahkan, lebih dari 550 juta orang mengalami alergi makanan. Sedangkan di Indonesia sebanyak 7,5 persen anak mengalami alergi susu sapi.

allergic march pada bayi

Di Asia, protein susu sapi menjadi penyebab alergi kulit pada bayi dan anak terbesar kedua setelah telur. Anak-anak yang memiliki alergi pada makanan atau kondisi tertentu dapat lebih rentan terkena penyakit lainnya. Risiko yang paling sering adalah penyakit degeneratif seperti obesitas, jantung, hingga hipertensi.

Mengganggu Kesehatan Psikologis Anak dan Orang Tua

Alergi yang dialami anak dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mental anak maupun orang tua.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa alergi pada anak dapat memicu gangguan seperti gangguan konsentrasi, kesulitan bicara, gangguan daya ingat, hiperaktif bahkan tubuh terasa lemas. Melihat hal itu, biasanya orang tua juga akan mengalami beberapa gangguan.

Biasanya orang tua dapat mengalami kecemasan berlebih atau bahkan bisa mengalami depresi ringan hingga berat.

Sehingga, ketika anak mengalami gejala alergi sebaiknya orang tua tidak terlalu panik. Alangkah baiknya jika anak langsung dibawa ke dokter atau konsultan.

Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Karena sistem imun atau kekebalan tubuh anak mengalami disfungsi, dapat terjadi efek negatif jangka panjang pada anak. Alergi pada anak-anak dapat menyebabkan terjadi keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

allergic march pada bayi
Gangguan tumbuh kembang – Allergic March pada Bayi

Apalagi jika alergi yang dialami anak adalah alergi makanan. Untuk menghindari dampak negatif tersebut, maka sejak dari kandungan sebaiknya orang tua melakukan upaya pencegahan.

Upaya Pencegahan Allergic March pada Bayi

Perjalanan individu atopi sampai pada tahap allergic march pada bayi memang tidak dapat diramalkan dengan pasti. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui cara pencegahan allergic march pada bayi yang tepat.

Pasalnya sudah banyak hal mengenai proses allergic march yang telah diketahui dengan baik. Berikut ini beberapa upaya pencegahan yang dapat orang tua lakukan:

Ibu Mengkonsumsi Makanan Bergizi

Sedari kandungan, upaya pencegahan allergic march pada bayi dapat dilakukan. Saat hamil ibu disarankan untuk rutin mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, maka ibu dan bayi akan tetap mendapat asupan nutrisi yang baik. Sehingga sistem imun bayi ketika sudah lahir dapat bekerja dengan sebagaimana mestinya.

Selain itu, ibu juga disarankan untuk menghindari polusi udara, baik dari kendaraan maupun industri. Oleh karenanya, sebisa mungkin ibu hamil tidak pergi ke tempat yang kebersihan udaranya kurang terjaga. Hal itu dilakukan agar ibu tidak menghirup udara yang buruk dan bayi di dalam kandungan tetap sehat.

Berikan ASI Eksklusif

Sejak baru lahir hingga usia 6 bulan, berikan bayi ASI eksklusif. Bagi bayi, ASI merupakan sumber nutrisi utama yang membantu pertumbuhan sekaligus memperkuat daya tahan tubuh.

Pada hari pertama hingga kelima menyusui, ASI mengandung kolostrum yang kaya protein dan zat antibodi yang berfungsi untuk optimalisasi kekebalan tubuh bayi. Untuk hasil yang lebih maksimal, ibu sebaiknya meneruskan ASI eksklusif sampai bayi berusia 2 tahun.

Berdasarkan beberapa penelitian, dibuktikan bahwa menyusui anak pada usia 6 hingga 12 bulan dapat menurunkan peluang bayi menderita asma atau alergi. Namun, mulai usia 6 bulan tetap harus diberikan makanan pendamping ASI yang bernutrisi.

Hindari Iritasi pada Bayi

Saat mencuci pakaian bayi, usahakan untuk tidak menggunakan sabun dan detergen yang mengandung pewangi. Hal ini dikarenakan kulit bayi yang masih sensitif sehingga bayi rentan mengalami iritasi jika terlalu banyak menggunakan pewangi.

Pilihlah juga popok bayi yang nyaman dan memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mengurangi risiko allergic march pada bayi.

allergic march pada bayi
Allergic March pada Bayi

Cara lain untuk menghindari iritasi pada bayi adalah dengan menjauhkan bayi dari asap rokok atau polusi udara lainnya.

Jadi, usahakan untuk tidak membawa bayi ke luar ke tempat yang mengandung asap karena akan mengganggu pernapasannya. Jika ayah bayi perokok, pastikan bahwa ayah tidak merokok ketika sedang berada di dekat bayi.

Baca juga: Begini Cara yang Tepat Merawat Alat Kelamin Bayi Agar Tidak Iritasi

Perhatikan Masalah pada Bayi

Untuk antisipasi, orang tua harus selalu memperhatikan masalah yang muncul pada bayi. Jika bayi mengalami masalah seperti batuk, hidung tersumbat atau pilek, dan gatal-gatal sebaiknya segera hubungi bayi.

Semakin cepat mendapatkan perawatan, maka kondisi bayi juga akan lebih baik. Jika dirasa perlu, bisa dilakukan tes alergi pada bayi untuk mengetahui hal apa saja yang memicu alergi.

Apabila bayi mengalami masalah kulit kering, Anda bisa memberikan pelembap berupa salep atau krim pada daerah yang kering.

Baca: Mengatasi kulit kering pada bayi

Kemudian ketika kuku anak mulai panjang, segera potonglah kukunya. Jika tidak segera dipotong, maka dikhawatirkan anak akan menggaruk bagian tubuhnya dan merusak kulitnya.

Bagi orang tua, memiliki anak yang sehat dan ceria tentu menjadi kebahagiaan tersendiri. Untuk mewujudkan hal itu orang tua harus lebih cermat dan berhati-hati dalam memberikan makanan kepada anak.

Lebih dari itu, orang tua juga harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak baru lahir agar bisa mengetahui jika terjadi masalah pada anak.

Jika kita bisa menjadi orang tua yang tanggap tentunya anak juga akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika telanjur terjadi alergi pada anak, maka orang tua pun juga akan mengalami dampak negatif. Jadi, perhatikan anak sebaik mungkin agar tidak terjadi allergic march pada bayi Anda. – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar