Gangguan & Kebiasaan Anak Remaja Sering Bicara Sendiri

Aneh dan kemungkinan gila, itulah jawaban sebagian besar orang ketika dimintai pendapat mengenai seorang anak remaja yang sering bicara sendiri.  

Bisa jadi juga, ada yang menjawab bahwa penyebab anak remaja sering bicara sendiri itu sebenarnya memiliki teman khayalan atau imajinasi.

Jawaban yang kedua mungkin lebih terdengar seram karena sudah pasti orang akan menyangkutpautkan dengan hal – hal berbau mistis.

Namun, jangan berpikir yang aneh – aneh dulu, sebab berbicara sendiri bukan suatu aib atau hal yang menakutkan sehingga patut dihindari.

Ada suatu cerita, dimana seorang anak remaja sering bicara sendiri dikamarnya, ini bukan berarti si anak punya teman imajinasi.

Biasanya, si perempuan ini selalu menuliskan apa yang dirasakannya melalui buku harian namun saat itu beralih ke berbicara sendiri.

Hal itu dilakukannya karena tidak ingin menggangu sahabat – sahabatnya serta meminimalisir kecewa jika nantinya mendapatkan saran yang tak sesuai. Ya, itu memang wajar, sebab tak semua patut untuk diceritakan dan tak semua punya waktu untuk mendengarkan cerita yang dialami.

Maka dari itu, anak remaja sering bicara sendiri haruslah dianggap wajar. Dalam kasus diatas, berbicara sendiri yang dilakukannya adalah suatu bentuk luapan emosi dan pelarian atas segala beban pikiran yang dirasakan.

Apa Maksud Anak Remaja Sering Bicara Sendiri?

Pada dasarnya, anak remaja sering bicara sendiri bukanlah suatu masalah melainkan merupakan suatu bentuk dialog yang ada dalam pikiran seseorang dan terkadang diekspresikan melalui ucapan.

Misalnya seperti ucapan, “sebentar lagi istirahat, enaknya makan apa ya?” yang sering terucap sendiri padahal tidak sedang berbicara dengan siapapun.

Atau mungkin bisa juga kalimat lain yang biasanya berbunyi, “enggak boleh menyerah dulu, jangan takut, pasti bisa, disini mungkin rezekinya”.

Jika melihat contoh kalimat diatas, itulah salah satu kegiatan berbicara sendiri yang kadang tak disadari oleh seseorang, terlihat wajar bukan?

Mengenal dan Mengetahui Self – Talk

Anak Remaja Sering Bicara Sendiri
Ilustrasi anak remaja sering bicara sendiri – Sumber: quixa.it

Nah, dalam ranah psikologi, anak remaja sering bicara sendiri ini biasa disebut dengan melakukan kegiatan self – talk, sudah pernah dengar belum? Ya, self – talk alias berbicara dengan diri sendiri yang mana bentuk bicaranya dilakukan dengan pikiran sendiri.

Baca: Pengertian, teori, perkembangan psikologi anak

Namun, di beberapa kasus sebagian orang melakukan self – talk sembari mengeluarkan suara yang terkesan seperti berbicara sendiri. Self – talk biasanya dilakukan seseorang ketika sedang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sangat sulit untuk diputuskan.

Dalam kasus anak remaja sering bicara sendiri atau melakukan self – talk ini biasanya termasuk golongan orang yang punya kontrol diri yang sangat baik.

Tak jarang, self – talk juga digunakan sebagai metode untuk mengenal diri lebih jauh dan lebih dalam lagi. Self – talk ini biasanya terjadi di usia – usia yang rentan terhadap masalah kehidupan, yakni usia remaja hingga dewasa.

Self – Talk Dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan islam, kasus anak remaja sering bicara sendiri itu wajar sebab self – talk atau berbicara dengan diri sendiri merupakan salah satu metode yang dianjurkan untuk mengobati luka batin.

Sebenarnya pun, doa atau curhat setelah selesai sholat pun merupakan contoh self – talk yang paling sederhana. Ya, manusia berdoa dan curhat kepada Allah sebagai Tuhannya, wujudnya memang tidak terlihat tapi sebenarnya ada di hati para manusia.

Perkara anak remaja sering bicara sendiri atau melakukan kegiatan self – talk, memang sudah sepatutnya untuk diwajarkan. Tapi, nyatanya para orangtua masih kerap takut dan khawatir ada hal – hal yang membahayakan kondisi si anak terutama dalam psikisnya.

Selain itu, cap aneh dan gila juga tidak bisa hilang begitu saja dari lingkup sosial dan budaya masyarakat yang nantinya melihat kebiasaan atau hobi berbicara sendiri.

Namun, untuk meminimalisir kekhawatiran tersebut, para pakar pun akhirnya bersuara dan menyatakan pendapat positif mengenai anak remaja sering bicara sendiri atau melakukan self – talk.

Makna Positif dari Anak Remaja Sering Bicara Sendiri Menurut Para Ahli

Anak Remaja Sering Bicara Sendiri
Sumber: cie.uce.davis.edu

Para pakar menyebutkan bahwa kebiasaan anak remaja sering berbicara sendiri atau self – talk merupakan ciri anak yang cerdas dan sehat. Dilansir dalam kompas.com, menurut studi oleh psikolog Gary Lupyan, berbicara sendiri dapat meningkatkan fungsi dan kinerja otak.

Selain itu, berbicara dengan diri sendiri juga dapat membangunkan sensor otak khususnya bagian penyimpanan dan penggalian memori.

Terakhir, anak remaja yang sering bicara sendiri atau melakukan self – talk, akan lebih pandai dalam menyalurkan emosi dan membentuk sugesti untuk memotivasi diri dari keterpurukan.

Selain yang telah disebutkan diatas, para pakar pun melakukan penelitian dan eksperimen tertentu untuk mengetahui hal – hal terkait self talk ini.

Hasilnya menyebutkan bahwa fakta anak remaja sering bicara sendiri ini, menunjukan kinerja otak yang lebih efisien dalam memikirikan atau memahami informasi tertentu.

Lalu, self – talk juga dapat membantu menuntun perilaku seseorang, termasuk anak – anak dalam proses belajarnya untuk lebih cepat mencapai tujuan.

Manfaat Anak Remaja Sering Bicara Sendiri (Self-Talk)

Lebih lengkapnya, kebiasaan anak remaja sering bicara sendiri atau melakukan kegiatan self – talk  ternyata punya beragam manfaat jika dilakukan secara rutin, seperti:

  1. Mengurangi stres dan mengatasi rasa kesepian yang dialami, terlebih jika si anak kurang mendapatkan dukungan sosial dari keluarga dan sahabatnya.
  2. Membuat hidup lebih terarah, dimana ketika anak berbicara sendiri mengenai hal yang dilakukannya itu menjadi pertanda hidupnya terorganisir dengan baik.
  3. Menyelesaikan masalah dengan mudah, dimana anak yang melakukan self – talk cenderung lebih mandiri dan percaya atas keputusan sendiri.

Namun, dibalik itu semua, pelaksanaan self – talk atau berbicara pada diri sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua bagian besar.  Dua jenis bagian tersebut meliputi  self – talk positif dan self – talk negatif.

Self – Talk Positif vs Self – Talk Negatif

Anak Remaja Sering Bicara Sendiri
Sumber: blogs.oracle.com

Self – talk positif merupakan kegiatan berbicara dengan diri sendiri dengan isi pikiran yang cenderung positif atau mencakup hal – hal baik. Para ahli berdasarkan penelitiannya menyebutkan orang yang melakukan self – talk positif lebih mampu menyelesaikan masalah hidup dengan baik.

Selain itu, orang – orang tersebut juga cenderung memiliki pemikiran yang berbeda dan memiliki keterampilan unik dalam mengatasi kesulitan.

Beberapa manfaat melakukan self – talk positif antara lain, merasa sehat secara fisik yang berakibat pada kurangnya resiko stres dan sakit.

Lalu, memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan kesehatan kardiovaskular yang baik. Terakhir, yakni memiliki penyemangat dan motivasi serta kepuasan akan hidup yang lebih besar tentunya.

Self – talk negatif merupakan kegiatan berbicara dengan diri sendiri dengan isi pikiran yang cenderung negatif atau mencakup hal – hal menyedihkan. Pikiran negatif itu biasanya berupa rasa pesimis, takut, dendam, marah atau hal negatif lainnya.

Namun, penting diingat bahwa self – talk negatif ini sangat berbahaya bagi pikiran dan kehidupan, maka dari itu perlu untuk diubah. Bahaya dari self – talk negatif ini meliputi:

Pertama, munculnya perasaan depresi, stres, minder, dan kurang percaya diri dalam menjalani aktivitas bersama orang lain. Kedua, pemikiran menjadi terbatas, dimana hal ini terjadi jika seseorang mengecap atau menandai diri sendiri bahwa tidak mampu melakukan apapun.

Jika cap atau tanda tersebut diucapkan atau didengar secara rutin tentu akan berdampak buruk bagi kehidupan orang tersebut. Terakhir, perfeksionis, dimana orang dengan self – talk negatif cenderung ingin sesuatu yang sempurna dan tak mau kalah dari yang lain.

Mungkin sebagian besar orang  atau anak remaja sering bicara sendiri (melakukan self – talk) akan bingung nih, sebenarnya masuk kedalam kategori yang mana.

Namun, ternyata mudah kok untuk mengetahuinya. Khusus untuk self – talk negatif biasanya orang – orang cenderung melepas pemikiran positif dan cenderung menyalahkan diri sendiri dalam tiap kondisi.

Yang paling parah adalah, sering menganggap hidup yang dijalaninya hanya berisi suatu kesialan dan keburukan saja.

Nah, jika ingin hidup penuh self – talk positif dan jauh dari self – talk negatif, berikut ini ada tips yang bisa diikuti.

  • Melakukan identifikasi dini terhadap hal – hal negatif dalam hidup yang ingin diubah, bisa dari segi hubungan, pekerjaan, dan lingkup sosial
  • Melakukan gaya hidup yang sehat dengan berolahraga untuk mengurangi stres dan belajar mengelola stres dengan beragam teknik
  • Dekatkan diri dengan orang – orang dan pergaulan dalam ruang lingkup positif serta suportif untuk terus mengingatkan ke jalan yang lurus.
  • Mempraktikan self – talk yang diimbangi dengan afirmasi positif, misalnya seperti “hebat banget udah sampai di titik ini, ayo berusaha lagi”

Itulah beberapa jenis bagian dari self – talk positif dan self – talk negatif. Namun, dari semua itu, penting untuk diketahui bahwasannya ternyata kebiasaan anak remaja sering berbicara sendiri ini bisa juga masuk kedalam kategori gangguan mental.

Ya, gangguan mental tersebut bernama skizofrenia, hal ini bisa terjadi jika kebiasaan self – talk telah melewati batas wajar atau normal.

Apa yang Dimaksud Gangguan Skizofrenia?

Pada dasarnya, Skizofrenia merupakan salah satu jenis penyakit atau gangguan mental yang terjadi karena beberapa faktor atau indikasi tertentu. Salah dua indikasi tersebut adalah kebiasaan bicara sendiri yang melantur dan juga tertawa yang berlebihan.

Dilansir dalam tirto.id, skizofrenia ini merupakan penyakit atau gangguan mental yang paling dan mampu melumpuhkan seseorang. Biasanya, skizofrenia ini menyerang orang – orang dengan kisaran usia 16 – 30 tahun, dengan perbandingan 1:100 orang di dunia.

Jenis – Jenis Gangguan Skizofrenia

Nah, gangguan atau penyakit skizofrenia ini terbagi menjadi tiga jenis dengan gejala yang hampir serupa. Pertama, skizofrenia tidak teratur, yang mana orang dengan gangguan ini biasanya bicara dan perilakunya tak terorganisir dengan baik.

Gejala – gejala yang dialami dan mungkin terlihat yakni sering menunjukkan perilaku aneh dan berbicara yang tak sesuai dengan topik. Lalu, sering juga melakukan tindakan – tindakan konyol, tertawa, meringis yang berlebihan dan tidak pantas atau tidak sesuai situasi dan kondisi.

Kedua, gangguan skizofrenia katatonik, dimana orang yang menderitanya cenderung memiliki gejala – gejala psikomotorik. Gejala tersebut meliputi, mutisme, penolakan secara terus – menerus akan suatu instruksi atau perintah, hingga imobilitas.

Yang paling sering dialami oleh penderita gangguan skizofrenia katatonik ini adalah pingsan, mengulang tindakan serta ucapan seseorang secara terus menerus.

Terakhir, ada residual skizofrenia, yang mana penderitanya dulu pernah menunjukkan gejala dari skizofrenia namun tak lagi menunjukkan gejala secara positif. Gejala – gejala yang ditunjukkannya cenderung negatif seperti ucapan yang berlebih dan tak teratur serta mempunyai keyakinan yang sulit sekali untuk dijelaskan.

Selain itu, ada juga gangguan mental lain yang patut diwaspadai, terutama jika si anak memiliki kebiasaan berbicara dan melukai diri sendiri. Fakta anak remaja sering bicara sendiri ditambah dengan melukai diri sendiri pula merupakan salah satu tanda gangguan mental dengan kedaruratan psikiatri.

Tapi, tenang dulu, khususnya untuk para orangtua yang mengalami dan melihat sendiri sang anak mengalami gangguan yang telah disebutkan diatas. Sebab dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kondisi dan penyebab yang sebenarnya terjadi pada si anak.

Namun, bisa saja gejala – gejala seperti anak remaja sering bicara sendiri dan melukai diri ini masuk ke dalam jenis gangguan skizofrenia, bipolar atau delusi. Yang terpenting adalah tetap harus waspada dan ingat untuk segera membawa si anak kepada dokter spesialis yang terpercaya dan kompeten.

Inti dari semuanya, janganlah gegabah dan asal menilai terhadap kasus anak remaja sering bicara sendiri atau melakukan self – talk.

Ada hal – hal penting mulai dari yang positif hingga yang negatif untuk diketahui. Yang penting, sikap perhatian orangtua kepada anak jangan sampai terlepas ya agar terhindar dari hal – hal yang tak diinginkan. –

Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar