Psikologis Anak: Pengertian, Teori, Tahap Perkembangan

Bicara soal psikologis anak, tentu saja banyak menjadi perbincarangan karena menyangkut karakter dan kondisi kejiwaannya. Tidak heran, jika ilmu tentang psikologis anak dianggap menjadi objek penelitian yang kompleks dan luas dalam dunia parenting.

Pembelajaran seorang anak yang beranjak dewasa dari mulai lahir hingga remaja dan perubahan-perubahan penting yang terjadi masuk dalam ilmu ini.

Contohnya mengapa anak umur 3 tahun, 7 tahun dan remaja akan berbeda hanya karena pengalaman dan lingkungan serta pengaruh biologis.

Psikologis anak yang sangat luas, maka membuat praktisi dan periset membagi tumbuh kembang anak dalam area yang lebih spesifik. Jika secara luas, maka perkembangan anak dibagi menjadi perkembangan fisik, kognitif serta social emosional.

Psikolog anak kemudian mencoba memahami semua aspek pertumbuhan anak termasuk cara berpikir anak, interaksi serta memberi tanggapan secara emosional.

Secara umum, tumbuh kembang anak akan ditandai dengan beberapa tahap tertentu. Tahap tersebut ditandai dengan perkembangan kemampuan anak. Contohnya adalah anak belajar merangkak, berjalan serta bicara yang biasanya terjadi pada usia tertentu.

Pengertian Psikologis Anak

Secara luas, pengertian dari psikologis anak adalah ilmu tentang perilaku serta fungsi mental secara ilmiah.

Sedangkan pemahaman mengenai anak merupakan semua orang yang berusia belum 18 tahun. Sementara untuk Pemerintah Indonesia sudah meratifikasi pernyataan tersebut di Keppres Nomor 39 Tahun 1990.

Bisa dikatakan jika psikologis anak merupakan cabang ilmu psikologi tentang tumbuh kembang serta perilaku anak yang berusia di bawah 18 tahun.

Pada prakteknya, psikolog yang melakukan pendalaman melakukan spesialisasi atas dasar hal yang sudah dipelajari. Jika secara umum, psikoloh anak terbagi menjadi pendidikan dan juga klinis.

Untuk psikolog pendidikan akan memberi dukungan anak pada dunia pendidikan. Sedangkan psikolog klinis akan fokus memberi dukungan pada anak yang punya gangguan atau hambatan di proses perkembangan.

Psikologi anak juga menjadi cabang ilmu psikologi lain yakni psikologi perkembangan tentang pertumbuhan manusia dari lahir hingga dewasa.

Teori Tentang Tumbuh Kembang Anak

Psikologis Anak
Ilustrasi Psikologis anak – Sumber: nakita.grid.id

Sama seperti penelitian ilmuah lain, psikologis anak juga punya banyak sudut pandang didukung dengan perspektif serta teori yang berbeda. Teori serta perspektif tersebut akan membentuk pemahaman serta pengertian terhadap tumbuh kembang anak dari waktu ke waktu.

Dalam beberapa teori menyebutkan jikatumbuh kembang terjadi lewat beberapa faktor internal anak secara biologis. Sedangkan dalam teori lain beranggapan jika lingkungan anak adalah faktor stimulus penting untuk meningkatkan tumbuh kembang anak.

Sebenarnya, ada banyak teori yang menjelaskan mengenai pertumbuhan anak. Namun dari sekian banyak, ada dua teori yang paling utama. Berikut adalah penjelasan yang lebih lengkap mengenai kedua teori tersebut:

Baca: Tahap penting perkembangan psikologi anak

1. Teori Piaget

Jean Piaget merupakan psikolog klinis asal Swiss yang dikenal karena menjadi pelopor pemahaman tentang tumbuh kembang anak lebih lanjut. Piaget awalnya adalah guru serta ahli biologi yang kemudian tertarik untuk menguji kepandaian anak sesudah Perang Dunia I.

Sedangkan tes IQ menjadi tes yang awalnya dikembangan psikolog anak asal Perancis dianggap punya risiko menghambat perkembangan para psikolog.

Tes IQ dilakukan dengan memberikan pertanyaan kemudian membandingkan jawaban dari setiap anak dengan hasil yang diperoleh rata-rata anak berusia sama.

Piaget kemudian menemukan jika anak yang usianya berdekatan sering berbuat kesalahan sama, konsisten dan berulang. Ini membuatnya berpikir jika anak berpikir dengan cara berbeda dengan orang dewasa akibat kurang pengalaman.

Piaget sendiri merupakan periset yang ulung dan membuatnya menjadi direktur institute pertama di dunia yang khusus meneliti tumbuh kembang anak.

Dari hasil karyanya, piaget mengembangkan teori anak berkembang dengan tahapan berbeda sehingga tahap perkembangan lanjutan anak juga berbeda dari sebelumnya.

Piaget juga mengatakan jika perpindahan tahapan perkembangan anak merupakan hasil dari pengalaman fisik serta interaksi obyek yang sudah terakumulasi.

2. Teori Vygotsky

Meski teori Piaget lebih banyak didasarkan dari riset, namun tetap saja menghasilkan banyak kritik. Banyak yang beranggapan jika Piaget sudah mengesampingkan pengaruh besar yang ada di masyarakat serta kebudayaan dalam pembentukan tumbuh kembang anak.

Lev Semyonovich Vygotsky merupakan psikolog dari Uni Soviet yang juga memiliki kesimpulan hampir serupa dengan Piaget.

Vygotsky berpendapat jika anak akan belajar tentang dunia lewat interaksi yang dilakukan. Perbedaan dua teori ini adalah Piaget merasa anak bergerak alami lewat tahap berbeda pada perkembangan biologis serta interaksi dengan dunia.

Sedangkan Vygotsky berkata jika orang dewasa dan teman memegang peran yang jauh lebih penting pada proses tumbuh kembang anak.

Perkembangan Psikologis Anak Dimulai Sejak Lahir

Perkembangan psikologis anak sudah terjadi ketika anak dilahirkan. Bayi yang baru lahir umumnya sudah mengenal rasa takut dan memilih untuk melakukan kontak dengan orang lain.

Dalam penelitian dibuktikan jika pada beberapa bulan pertama kehidupan, maka bayi sudah memiliki perasaan sedih, bahagia dan juga marah.

Sedangkan senyum pertama bayi umumnya terjadi di 6 hingga 10 minggu pertama. Senyuman tersebut disebut dalam psikologi anak sebagai senyum sosial sebab terjadi ketika melakukan interaksi sosial. Di sekitar usia 8 hingga 12 bulan, maka bayi akan mengalami perubahan psikologis yang cepat.

Anak akan mulai mengalami perubahan psikologis yang cepat. Dari mulai merasa takut dengan ancaman, senang dengan orang lain hingga cemas saat dipisahkan dengan orang terdekat. Namun karena belum bisa merasakan, maka umumnya hanya menunjukkan sifat egosentris yang sangat besar.

Perkembangan Empati Anak

Kapasitas anak untuk memahami serta berempati pada aturan sosial akan baru dimulai di usia 2 hingga 5 tahun. Ini nantinya akan terus berkembang hingga anak beranjak dewasa. Usia 2 sampai 5 tahun, maka anak sudah bisa berpikir meski seringkali tidak logis seperti layaknya orang dewasa.

Tahap Perkembangan Psikologis Anak

Psikologis Anak
Psikologis anak – Sumber: mommiesdaily.com

Seperti yang sudah dijelaskan, jika peran orang tua serta lingkungan sangat berpengaruh pada perrkembangan psikologis anak. Anak yang mendapatkan dukungan serta perawatan konsisten nantinya bisa mengembangkan perilaku yang baik. Berikut adalah beberapa tahap perkembangan psikologis anak:

Baca: Tahap perkembangan psikologi anak remaja

1. Tahap Sensorimotor

Tahap sensorimotor merupakan waktu antara kelahiran serta usia 2 tahun. Ini adalah waktu ketika pengetahuan bayi mengenai dunia masih sangat terbatas.

Selain itu, persepsi indera serta aktivitas motorik bayi juga masih terbatas.  Perliaku anak masih terbatas akibat respons motorik sederhana karena rangsangan sensorik.

2. Tahap Pra Operasional

Di periode usia 2 hingga 6 tahun, maka anak sudah belajar memakai bahasa. Pada tahap tersebut, anak masih belum bisa memahami tentang logika konkret. Selain itu, anak juga secara mental tidak dapat memanipulasi informasi serta melihat dari sudut pandang orang lain.

3. Tahap Operasional

Tahap operasional adalah tahapan antara usia 7 hingga 11 tahun. Dalam tahapan ini, anak sudah bisa lebih paham mengenai perkembangan mental. Anak akan mulai berpikir secara logis mengenai kejadian konkret meski masih sulit untuk memahami konsep hipotesis atau asbtrak.

4. Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal adalah periode antara usia 12 tahun sampai dewasa. Ini adalah periode anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir mengenai konsep abstrak. Beberapa contoh keterampilan yang akan anak pelajari adalah penalaran deduktif, pemikiran yang logis hingga perencanaan sistematis.

Dari data kesehatan dikatakan jika lingkungan bisa berpengaruh pada respon anak. Selain itu, hal ini juga akan mengganggu anak untuk terlibat di dalam interaksi sosial. Tidak hanya ketika masih anak-anak, namun juga akan terjadi saat anak sudah mulai beranjak dewasa.

5. Tahap Trust dan Mistrust

Tahapan berikutnya adalah tahapan kepercayaan serta ketidakpercayaan atau trust dan mistrust. Ini adalah tahap fundamental di dalam tahapan psikologis perkembangan anak. Dalam tahap ini, anak akan belajar untuk mengembangkan sikap percaya serta tidak percaya yang akan ditentukan beberapa faktor sosial.

Beberapa faktor yang bisa berpengaruh pada kepercayaan anak diantaranya hubungan anak dengan ibu serta cara mengasuhnya.

Cara bunda mengasuh anak akan berdampak ke pembentukan karakter serta identitas anak. Untuk ini, orang tua harus bisa memberi kasih sayang serta rasa aman pada anak supaya anak bisa percaya diri.

6. Tahap Autonomy Serta Shame and Doubt

Sesudah tahap trust dan mistrust di usia 0 hingga 1 tahun, maka anak akan masuk ke tahap kemandirian serta sikap malu dan ragu. Tahap psikologis anak ini disebut dengan autonomy and shame and doubt. Ini terjadi ketika anak berumur 1 hingga 3 tahun.

Dalam tahap ini, anak sudah mulai belajar buang air kecil dengan perlahan. Bunda juga bisa mengajarkan kemandirian yang sederhana seperti mengajarkan anak makan sendiri, tidur sendiri dan cuci tangan. Apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dikontrol berlebihan, maka anak tidak akan berani dan juga mandiri.

Tiga Sisi Perkembangan Psikologis Anak

Pada perkembangan usia dini, ada tiga sisi yang sangat berpengaruh pada psikologis anak, yakni:

Tumbuh Kembang Fisik

Perkembangan fisik untuk anak usia dini adalah hasil interaksi antar faktor lingkungan serta keturunan. Di masa ini, menciptakan lingkungan yang bisa merangsang pertumbuhan sangat penting supaya anak bisa mengeksplor dan mencoba hal baru.

Ini bisa terjadi karena otak anak sedang tumbuh denga pesat di usia 2 hingga 6 tahun diikuti juga dengan perkembangan kemampuan kognitif.

Tumbuh Kembang Kognitif

Perkembangan kognitif anak juga sudah mulai bisa dikenali ketika anak sudah bisa belajar memakai simbol bersamaan dengan perkembangan linguistik.

Di masa ini memori dan imajinasi anak akan berkembang meski belum sepenuhnya bisa berpikir logis. Selain itu, anak juga belum mengerti akan hubungan sebab akibat, perbandingan serta persepsi waktu.

Tumbuh Kembang Sosial Emosional

Perkembangan sosial serta emosional menjadi dua sisi yang sangat berhubungan. Perkembangan tersebut umumnya akan melibatkan perolehan nilai, pengetahuan serta keterampilan. Ini nantinya akan membantu anak agar bisa berhubungan dengan orang lain sekaligus berkontribusi dengan cara yang positif.

Waspada Tentang Pelecehan Psikologis

Pelecehan psikologis bisa memberikan dampak yang negatif untuk psikologi anak. Namun sayangnya, hal ini bisa dilakukan oleh orang terdekat seperti pengasuh, saudara dan bahkan orang tua. Untuk itulah, pelecehan psikologi ini tidak boleh dianggap remeh.

Beberapa contoh dari pelecehan psikologis diantaranya adalah memanggil anak dengan sebutan yang negatif, mengancam dan mempermalukan. Biasanya, ini lebih sering disebut dengan perundungan atau bully. Pelecehan psikologis juga bisa terjadi pada saat orang tua mengabaikan keberadaan dari anak.

Untuk itulah, sangat penting menjalin hubungan yang erat antara orang tua dan anak. Ditambah lagi, hubungan anak dengan ayah dan anak dengan ibu juga sama pentingnya sehingga harus dibina. Ada begitu banyak dampak buruk yang bisa ditimbulkan dari pelecehan psikologis anak.

Beberapa contoh dampak buruk tersebut adalah keterlambatan perkembangan mental, susah mempunyai hubungan yang sehat sampai menyebabkan masalah di sekolah.

Bahkan, pelecehan psikologis juga bisa menjadi penyebab anak depresi dan cemas. Ditambah lagi, anak juga bisa merasa depresi pascatrauma serta rasa percaya diri yang menurun.

Cara Memahami Kondisi Psikologis Anak

Kondisi psikologis adalah bagian yang penting supaya perkembangan kecerdasan emosional anak bisa optimal. Seorang psikolog juga menjelaskan jika semua bayi akan dilahirkan dengan insting emosional yang egois.

Namun ini akan berkembang dan beradaptasi sesuai dengan pola asuh dari orang tua. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk bisa memahami kondisi psikologis anak:

1. Lakukan Observasi

Salah satu cara yang paling sederhana agar bisa memahami psikologis anak adalah dengan observasi. Perhatikan dan perlihatkan minat yang sedang dilakukan oleh anak. Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah hindari membandingkan anak dengan anak lain karena bisa menurunkan rasa percaya diri anak.

2. Habiskan Waktu Berkualitas Bersama Anak

Mungkin sebagai orang tua memang punya pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Akan tetapi, tetap pastikan untuk menyediakan waktu bagi anak. Pada masa pertumbuhan, anak akan cenderung memerlukan kehadiran orang tua.

Anak bisa diajak bermain bersama di taman, beraktivitas bersama seperti membaca buku atau menggambar dan berbagai hal menyenangkan lainnya.

3. Pahami Tentang Lingkaran Pertemanan dan Lingkungan Sekitar Anak

Dari penelitian sudah membuktikan jika perilaku serta sikap anak sebagian besar terpengaruh karena lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah tempat tinggal seperti sekolah atau tetangga.

Untuk itu, mengetahui dan memahami tentang lingkungan sekitar anak sangatlah penting supaya bisa paham tentang kondisi psikologis anak.

Jika memang anak melakukan hal yang kurang baik, maka bisa bertanya pada anak tentang siapa yang sudah mengajari hal tersebut. Sesudah itu, helaskan secara perlahan kenapa anak tidak boleh melakukan hal tersebut. Jelaskan juga jika sikap yang seperti itu bisa membuat orang lain jadi terluka.

4. Jadilah Pendengar yang Baik

Menjelaskan segala hal oada anak bertujuan untuk menambah pengetahuan anak dan memang baik dilakukan. Namun, sebagai orang tua juga harus bisa menjadi pendengar yang baik. Jika orang tua mau mendengarkan, maka anak bisa lebih terbuka dengan orang tua.

Dengarkan anak dengan baik dan jika memang anak bertanya, maka jawab secara antusias dan tenang. Selain untuk memahami perasaan anak, percakapan yang dilakukan antara orang tua dan anak juga bisa mempererat hubungan. Untuk itu, pastikan selalu menjadi pendengar yang baik bagi anak.

5. Anak Akan Mengekspresikan Diri Memakai Cara Berbeda

Anak biasanya akan mengungkapkan perasaannya dengan banyak cara. Selain dengan berbicara, anak juga akan berekspresi lewat kegiatan seperti menulis, menggambar, menari, bernyanyi dan berbagai kegiatan lain. Untuk itu, orang tua sudah seharusnya bisa mendukung anak untuk mendalami segala hobi anak tersebut.

6. Pelajari Dengan Baik Tahap Perkembangan Anak

Agar bisa paham dengan kondisi psikologis anak, maka pelajari juga tahap demi tahap perkembangan anak.

Sempatkan waktu untuk mencari informasi tentang tumbuh kembang anak supaya bisa memastikan perkembangan sudah sesuai dengan usia. Jika memang masih ragu, maka sebaiknya konsultasi dengan dokter spesialis anak.

Baca juga: Inilah Fakta Anak Tunggal yang Jarang Diketahui!

7. Bersikap Lebih Terbuka

Anak masih belum dapat mengungkapkan perasaan secara verbal dan baik. Untuk itu, orang tua sebaiknya tidak berasumsi tentang yang anak rasakan terlalu cepat.

Contohnya jika anak tidak ingin sekolah, maka jangan langsung beranggapan jika anak hanya rewel serta mencari perhatian. Sebaiknya tanyakan alasannya pada anak mengapa bersikap seperti itu.

Memahami kondisi psikologis anak menjadi hal yang sangat penting dilakukan orang tua. Dengan begitu, orang tua bisa mengetahui jauh lebih awal ketika ada gejala yang berhubungan dengan gangguan psikologi.

Jika memang terlihat ada yang salah dengan mental anak, maka sebaiknya segera konsultasikan dengan psikolog untuk memeriksakan kondisi.

Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar