Cara Menghitung Harga Jual Makanan yang Tepat

Membuka usaha kuliner memang menjanjikan, apalagi jika Anda memiliki keahlian memasak. Kalau mau usaha, Anda mesti paham cara menghitung harga jual makanan supaya menguntungkan.

Ada satu hal yang sering menjadi kendala bagi sebagian pelaku usaha kuliner, yaitu cara menghitung harga jual makanan yang tepat dan menguntungkan. 

Harga jual makanan adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha kuliner. Jika, menetapkan harga terlalu tinggi mungkin akan kehilangan pelanggan karena ketidaksesuaian  kualitas makanan.

Sebaliknya apabila menetapkan harga terlalu rendah,  bisa menyebabkan kerugian karena tidak dapat dapat menutup biaya produksi dan operasional.

Lalu, bagaimana cara menghitung harga jual makanan yang tepat dan menguntungkan? Artikel ini akan membahas beberapa metode yang bisa Anda gunakan.

Menghitung Persentase Modal Makanan

Salah satu cara menghitung harga jual makanan   adalah dengan menghitung persentase modal makanan.  Pendekatan ini memasukkan penambahan persentase markup tertentu ke biaya produksi makanan untuk menentukan harga jual.

Biaya produksi makanan meliputi biaya bahan baku, bumbu, bahan tambahan, dan bahan pembungkus.

Persentase markup adalah persentase keuntungan yang Anda inginkan dari setiap penjualan makanan. Rumus untuk menghitung harga jual makanan dengan metode ini adalah:

Harga jual = Biaya produksi + (Biaya produksi x Persentase markup)

Contoh:

Anda ingin menjual nasi goreng dengan biaya produksi Rp 20.000 per porsi. Anda ingin mendapatkan keuntungan 50% dari setiap penjualan. Maka, harga jual nasi goreng Anda adalah:

Harga jual = Rp20.000 + (Rp 20.000 x 50%)

Harga jual = Rp20.000 + Rp10.000

Harga jual = Rp30.000

Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat untuk dilakukan. Anda hanya perlu mengetahui biaya produksi dan persentase markup yang  diinginkan.

Sementara itu, kekurangan metode ini adalah tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga jual, seperti biaya operasional, persaingan, permintaan, dan daya beli pelanggan.

Cara Menghitung Harga Jual Makanan  dengan Metode Titik Harga

Cara Menghitung Harga Jual Makanan
Cara Menghitung Harga Jual Makanan

Berbeda dengan metode persentase modal makanan, yang mana cara ini lebih melibatkan penambahan persentase markup tertentu ke biaya produksi, perhitungan harga makanan dengan metode titik harga didasarkan pada harga pasar atau harga pesaing.

Anda bisa melakukan survei atau riset untuk mengetahui harga makanan yang sama atau sejenis dengan yang Anda jual di pasar atau di tempat pesaing Anda. Anda bisa menyesuaikan harga jual Anda dengan harga pasar atau harga pesaing dengan beberapa cara, yaitu:

1. Menetapkan Harga Jual yang Sama dengan Harga Pasar atau Harga Pesaing

Jika tujuan Anda adalah bersaing secara sehat dalam industri kuliner dan menyediakan makanan dengan kualitas yang sebanding atau bahkan melebihi pesaing, maka pilihan metode ini sangat tepat.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa kompetisi yang sehat memerlukan penekanan pada penyempurnaan kualitas makanan yang  ditawarkan.

Dengan mengadopsi pendekatan ini, Anda memiliki kesempatan untuk menetapkan standar kualitas yang tinggi dalam menu Anda, memastikan bahwa setiap hidangan mencerminkan dedikasi Anda terhadap keunggulan rasa dan kualitas bahan.

Seiring dengan itu, Anda dapat menetapkan harga yang sebanding dengan nilai tambah yang ditawarkan, memberikan pelanggan alasan yang jelas untuk memilih produk  di tengah persaingan yang sengit.

2. Menetapkan Harga Jual yang Lebih Rendah dari Harga Pasar atau Harga Pesaing.

Metode ini dapat menjadi pilihan yang sesuai bagi yang ingin menarik perhatian dan minat pelanggan dengan anggaran yang terjangkau.

Namun, dalam mengimplementasikan strategi ini, penting untuk memastikan bahwa meskipun biayanya lebih rendah, Anda harus tetap mampu meraih keuntungan yang memadai sehingga tidak menimbulkan kerugian  bisnis.

Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan yang baik antara menarik pelanggan dengan harga terjangkau dan tetap menjaga profitabilitas usaha. Sebagai langkah bijak, lakukan evaluasi terus-menerus terhadap hasil dan dampak strategi ini untuk memastikan kesuksesan jangka panjang bagi bisnis Anda.

3. Menetapkan Harga Jual yang Lebih Tinggi dari Harga Pasar atau Harga Pesaing.

Dengan menetapkan harga jual yang lebih tinggi Anda mesti memastikan bahwa pelanggan bersedia membayar harga yang lebih tinggi. Untuk itu, dalam menjalankan cara ini Anda harus mampu menonjolkan nilai tambah atau keunggulan dalam makanan Anda baik dari segi kualitas, rasa, pelayanan dan citra merek.

Adapun keunggulan dari pendekatan ini  adalah kemampuannya untuk menyesuaikan harga jual sesuai dengan dinamika pasar dan tingkat persaingan. Anda dapat menetapkan posisi dan strategi bisnis dengan lebih baik di mata pelanggan.

Meski demikian, kelemahan dari metode ini terletak pada kebutuhan waktu dan biaya untuk melakukan survei atau riset. Selain itu, juga Anda perlu secara rutin memperbarui harga jual sesuai dengan perubahan harga pasar atau harga pesaing.

4. Menghitung Margin Pricing

Metode berikutnya yang bisa Anda pakai sebagai cara menghitung harga jual makanan adalah dengan margin pricing. Metode ini melibatkan penentuan harga jual berdasarkan margin atau selisih antara harga jual dan biaya produksi.

Margin adalah jumlah uang yang Anda dapatkan dari setiap penjualan makanan setelah dikurangi biaya produksi. Rumus untuk menghitung harga jual makanan dengan metode ini adalah:

Harga jual = Biaya produksi + Margin

Contoh:

Anda ingin menjual ayam goreng dengan biaya produksi Rp 15.000 per porsi. Anda ingin mendapatkan margin Rp 10.000 dari setiap penjualan. Maka, harga jual ayam goreng Anda adalah:

Harga jual = Rp 15.000 + Rp 10.000

Harga jual = Rp 25.000

Kelebihan metode ini adalah dapat menjamin keuntungan yang Anda inginkan dari setiap penjualan makanan. Anda bisa menetapkan margin sesuai dengan target dan tujuan usaha.

Kekurangan metode ini adalah tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga jual, seperti biaya operasional, persaingan, permintaan, dan daya beli pelanggan.

Baca juga: 7 Aplikasi Jualan Makanan Online Terbaik, Mana yang Sering Anda Pakai?

5. Melakukan Keystone Pricing

Cara menghitung harga jual makanan yang perlu Anda coba adalah dengan melakukan metode keystone pricing. Strategi ini melibatkan penentuan harga jual dengan cara menggandakan biaya produksi makanan.

Metode ini biasanya digunakan oleh usaha kuliner yang menjual makanan dengan harga tinggi, seperti restoran atau kafe. Rumus untuk menghitung harga jual makanan dengan metode ini adalah:

Harga jual = Biaya produksi x 2

Contoh:

Anda ingin menjual steak dengan biaya produksi Rp 50.000 per porsi. Anda ingin menggunakan metode keystone pricing untuk menentukan harga jual. Maka, harga jual steak Anda adalah:

Harga jual = Rp 50.000 x 2

Harga jual = Rp 100.000

Manfaat dari cara ini adalah kemampuannya untuk menghasilkan keuntungan substansial dari setiap penjualan makanan, memungkinkan Anda untuk menyajikan kualitas makanan yang tinggi dan layanan unggul kepada pelanggan.

Namun, kelemahan dari metode ini adalah memerlukan modal besar untuk produksi makanan. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa pelanggan bersedia membayar harga yang lebih tinggi dan merasa puas dengan makanan Anda.

Cara menghitung harga jual makanan seperti ulasan di atas bisa Anda terapkan. Anda bisa memilih metode yang sesuai dengan jenis, kualitas, dan target pasar.

Disamping itu juga  dapat mengkombinasikan beberapa metode untuk mendapatkan hasil yang optimal. Serta Anda harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga jual, seperti biaya operasional, persaingan, permintaan, dan daya beli pelanggan.

Editted by UN

About Indah Maesaroh

lahir dan besar di Kota Kebumen. Lulusan dari perguruan tinggi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tinggalkan komentar