Hamil Resiko Tinggi: Pengertian, Klasifikasi, Kode ICD 10, Penyuluhan

Istilah hamil resiko tinggi merupakan suatu keadaan kehamilan yang menuntut dilakukannya aborsi sesegera mungkin.

Karena jika tidak segera dilakukan aborsi, maka kemungkinan besar akan menyebabkan resiko yang jauh lebih buruk seperti potensi ancaman pada nyawa sang ibu. Karena untuk hal inilah praktek aborsi dalam kondisi tertentu sebenarnya bukan suatu hal yang negatif.

Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi? Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kondisi masalah kehamilan yang satu ini? Kita akan bahas lebih lengkap di artikel kali ini.

Baca juga: Hamil di luar kandungan

Pengertian Hamil Resiko Tinggi

Apa itu hamil resiko tinggi? Secara garis besar, hamil resiko tinggi yaitu suatu kondisi dari ibu hamil yang sedang terancam keselamatan dan kesehatannya, baik janin maupun sang ibu.

Sedangkan untuk arti darurat hamil resiko tinggi secara detail ialah suatu komplikasi pada kehamilan yang membuat beberapa organ tertentu, entah itu milik janin maupun sang ibu bermasalah.

Ada jenis berbagai macam hamil resiko tinggi. Semua kondisi tersebut hanya dapat disembuhkan dengan melakukan perawatan dan pengawasan ekstra. Namun jika kondisi dalam keadaan buruk, harus membuat pilihan yang sangat sulit yaitu menyelamatkan nyawa bayi / sang ibu saja.

Hamil resiko tinggi tidak terjadi begitu saja, ada beberapa hal yang memicu kehamilan resiko tinggi. Biasanya hal ini terjadi pada ibu yang masih berusia di bawah 22 tahun / lebih dari 35 tahun.

Klasifikasi Skor Hamil Resiko Tinggi

hamil resiko tinggi
Ilustrasi hamil resiko tinggi – Sumber: benefis.org

Klasifikasi untuk skor hamil resiko tinggi, dapat diukur dengan kartu skor Poedji Rochjati. Ada 3 buah klasifikasi skor dalam kartu skor Poedji Rochyati

Klasifikasi skor pertama yaitu skor 2. Untuk keadaan ini bagi ibu yang mempunyai resiko hamil tingkat rendah. Biasanya para ibu tidak mempunyai riwayat penyakit kronik yang serius dan selalu melakukan perawatan kesehatan secara rutin

Untuk klasifikasi skor kedua yaitu 6 – 10. Skor ini menjadi kriteria untuk ibu hamil resiko tinggi. Hal ini sering terjadi jika sang ibu mempunyai kondisi kesehatan yang tidak begitu baik dan mempunyai penyakit kronik.

Sedangkan untuk klasifikasi skor terakhir yaitu skor lebih dari 12. Khusus untuk hal ini menjadi suatu peringatan keras dan harus segera menjalani perawatan khusus yang sangat intensif.

Baca juga: hamil anggur

Inilah daftar kartu skor Poedji Rochyati :

Faktor resikoSkor
Awal kehamilan2
Hamil di usia <16 tahun4
Hamil di usia pernikahan lebih dari > 4 tahun4
Hamil di usia >35 tahun4
Jarak kehamilan sebelumnya dan saat ini kurang dari <2 tahun4
Jarak kehamilan sebelumnya dan saat ini lebih dari >10 tahun4
Telah melahirkan anak lebih dari >4 kali4
Mempunyai tinggi badan kurang dari <145 cm4
Pernah mengalami kegagalan kehamilan4
Pernah melahirkan dengan cara : 
Vacum / tarikan tang4
Uri dirogoh4
Tranfuse / diberi infus4
Pernah melakukan operasi sesar8
Jenis penyakit ibu hamil : 
Anemia4
Malaria4
TB paru4
Payah jantung4
Diabetes melitus4
Penyakit seksual yang menular4
Hipertensi4
Adanya pembengkakan pada muka maupun tungkak4
Hamil kembar 2 anak / lebih4
Hidramnion / hamil kembar air4
Bayi meninggal dalam kandungan4
Letak sungsang8
Letak lintang8
Pernah mengalami pendarahan8
Pre eklampsia8

Baca juga: Manfaat CDR untuk Ibu Hamil

Kode ICD 10 Pada Kehamilan Resiko Tinggi

hamil resiko tinggi
ICD – 10 Sumber: en.wikipedia.org

Kode ICD 10 juga dikenal dengan kode diagnosa. Makna dari kode ICD ialah suatu penamaan penyakit / jenis gangguan kesehatan yang digunakan pada input sistem medis. Kode ini sering dijumpai di BPJS dan dipergunakan di seluruh dunia.

Ada ribuan jumlah kode ICD 10 dalam dunia medis. Beberapa kode dipakai untuk hamil resiko tinggi. Inilah kode ICD 10 pada kehamilan dan bayi:

Jenis penyakitKode ICD 10
Anemia Pasca pendarahan D50.0
Anencepalus bayi Q00.0
Anencepalus ibu O35.0
Apnea bayi P28.4
Aspirasi pnemunia bayi P24.1
Bayi belum lahir / infartu Z33
Bayi besar P08.0
Bayi kurang minum P92.2
Bayi meninggal P95
Bayi meninggal, namun ibu masih hidup / KJDR O36.4
Bayi normal Z38.0
Bayi sectioP03.4
Bayi vacum P03.3
Cepalhematoma bayi P12.0
Cepalhematoma bayi traumatik S08.8
Colodian baby Q80.2
Coma bayi P91.5
Diabetes melitus kehamilan O 24
Diare bayi baru lahir P78.3
Drip normal ibu I62.1
Drip normal bayi P03.6
Edema kehamilan O 10
Proteinuria kehamilan O 11
Hipertensi dalam kehamilan O 16
Persalinan O 13
Hamil ectopic O00.9
Eklampsia O 15
Gangguan pernapasan pada masa perinatal / parilahir P 22 – P 28
Gawat janin O68.9
Hamil kurang dari 37 mg O47.0
Hamil muda O26.9
Hamil normal O80.9
Anemia kehamilan O99.0
Hemato bayi P54.8
Hidrocepalus bayi Q03.0
Hidrom neos bayi P01.3
Hipaglikemia bayi P70.4
Hipertensi gestational akibat kehamilan dan disertai dengan pre eklampsia dan proteinuria O 14
Hipoxia bayi P21.9
Infeksi khusus pada masa perinatal P 38 – P 39
Infeksi neunatal P 39.9
IUFD / KJDR bayi P 95
KB suntik Z30.9
Abdominal kehamilan O 00.0
Kehamilan yang berakhir dengan aborsi O 02, O 06 – O 08
Kehamilan lewat waktu O 48
Kehamilan multiple O 30
Bayi kembar siam O 84
Ketuban pecah terlalu awal O 42
Komplikasi ikutan pasca imunisasi / KIPI T 88.1
Komplikasi yang terjadi pada perinatal P 08, P 29, P 50 – P 54, P 56, P 94, P 96
Letak lintang anak P 01.7
Letak lintang ibu O 32.2
Letak lintang kasep anak P03.1
Letak lintang kasep ibu O64.1
Letak muka O32.3
Letak sungsang ibu O32.1
Letak sungsang anak P01.7
Myasthenia gravis bayi P94.0
Neoplasma ganas plasenta C 58
Obstruksi anus akut bayi P 03.1
Placenta previa / jalan keluar untuk bayi tertutup placenta O44.0
Pemeriksaan kesehatan anak dan bayi rutinan Z 00.1
Pendarahan pasca persalinan O 72
Pendarahan tali pusat bayi P 51.9
Pnemunia deastinum bayi P 25.2
Pengawasan hamil resiko tinggi Z 35
Pengawasan hamil normal Z 34
Hemolitik pada bayi dan janin yang baru lahir P 55
Hal yang membuat kehamilan dan persalinan sulit O 20 – O 23 dan O 25 – O 29
Penyulit yang berhubungan pada masa nifas dan kondisi obsteterik O 85 – O 99
Pemeriksaan dan perawatan pasca persalinan Z 39
Perawatan ibu yang berhubungan dengan ketuban, janin hingga masalah persalinan O 39, O 41, O 43 dan O 47
Persalinan macet O 64 – O 66
Persalinan dengan faktor penyulit gawat janin O 68
Persalinan kembar O 84
Persalinan prematur O 60
Persalinan tunggal secara spontan O 80
Pertumbuhan janin lambat, malnutrisi pada janin berat badan lahir rendah hingga hal yang berhubungan pada kehamilan pendek P 05 – P 07
Placenta pravia bayi P 02.0
 Pre eklampsia berat O 14.1
Pre eklampsia ringan O 14.9
Prematur bayi P 07.3
Prolabs tali pusat O 34.5
Rectal bleeding bayi P 54.2
Respiratory distress bayi P 22.9
Respiratory failure bayi P 28.5
Rest / sisa placenta O 72.0
Jalan lahir robek S 31.4
Sepsis bayi P 06.9
Sindrom mati bayi secara tiba tiba R 95
Solusio placenta O 43.3
Syndrome extra pramidal G 25.9
Tali pusat menimbung P 02.4
Timus bayi A 33
Janin dan bayi yang baru lahir dan dipengaruhi beberapa faktor yang membuat proses kehamilan dan persalinan menjadi sulit P 00 – P 04

Baca juga: Bagaimana Pengaruh Kista Endometriosis dan Kehamilan, Apakah Bisa Tetap Aman?

Penyuluhan untuk Ibu Hamil Resiko Tinggi

Penyuluhan tentang hamil resiko tinggi menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan sama sekali. Sebab hal ini sangat penting untuk memperluas pengetahuan akan kehamilan, cara untuk menjaga kehamilan dengan baik dan benar dan lain – lain

Acara penyuluhan hamil resiko tinggi pasti akan membahas tanda – tanda kemungkinan hamil resiko I, dampak hamil resiko tinggi hingga cara mengatasinya. Untuk tanda dari ibu hamil resiko tinggi sangat mudah untuk dikenali.

Salah satu tanda yang paling mudah dikenali ialah pendarahan, ketuban pecah sebelum waktu melahirkan, bayi tidak bergerak sama sekali, ibu tidak mempunyai nafsu makan, muntah terus – menerus dan lain sebagainya.

Hamil resiko tinggi menjadi hal yang harus diwaspadai dan merupakan hal yang berbahaya sebab mempunyai dampak yang sangat buruk. Dengan hamil resiko tinggi dapat mengakibatkan kematian pada janin maupun ibu.

Selain itu juga berdampak pada kelahiran yang kurang normal. Bayi dapat lahir secara prematur, berat badan lahir sangat rendah. Bahkan untuk proses persalinan akan disertai dengan pendarahan dan terkadang sulit lahir.

Terjadinya hamil resiko tinggi memang sama sekali tidak dapat dihindari. Namun resikonya dapat diminimalisir dengan cara berikut ini :

  • Melakukan ANC / antenatal care secara rutin.
  • Memperoleh imunisasi TT sebanyak 2 kali.
  • Mengkonsumsi makanan yang bergizi.
  • Tidak merokok.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Menghindari jarak kehamilan terlalu jauh ataupun dekat.
  • Memanfaatkan alat kontrasepsi, supaya dapat menunda kehamilan.
  • Membuat program 2 anak.

Itulah penjelasan lengkap tentang pengertian hamil resiko tinggi hingga cara mencegahnya. Penjelasan tersebut sangat bermanfaat bagi setiap orang. Supaya timbul kesadaran untuk hidup dengan sehat, sehingga hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi terutama kematian.

Ditulis oleh Arinta Wulandari – Editor: Rofiq Syuhada – Editted: 25/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar