Kelainan Jantung pada Bayi: Penyebab, Jenis, Gejala

Kelainan jantung pada bayi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir.

Kondisi ini dapat menganggu aktivitas aliran darah dari dan menuju jantung, sehingga bisa berakibat fatal. Jenis dan tingkat keparahan kondisi kelainan jantung pada bayi sangat beragam.

Sebagian kondisi hanya memerlukan pemantauan secara rutin, sebagain lainnya membutuhkan penanganan khusus.

Supaya bisa mendapatkan penanganan yang tepat, anda dapat mendeteksi penyebab dan gejalanya sejak dini.

Kelainan Jantung pada Bayi: Inilah Penyebab dan Faktor Risikonya

Kelainan jantung pada bayi disebabkan oleh tidak berkembangnyya jantung secara normal ketika bayi masih berada di dalam rahim. Berdasarkan beberapa kasus yang terjadi, penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Masalah genetik juga dapat menjadi penyebab kelainan jantung pada bayi. Hal ini terjadi mungkin karena terdapat perubahan DNA, gen, maupun kromosom yang berasal dari orang tua.

Nah untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa penyebab terjadinya kelainan jantung pada bayi dan faktor yang dapat meningkatkan terjadinya risiko kelainan jantung tersebut.

Baca: Mendaftar BPJS kesehatan untuk bayi

Penyebab Kelainan Jantung pada Bayi

Kelainan Jantung pada Bayi
Kelainan Jantung pada Bayi Via indianexpress.com

Inilah beberapa hal yang wajib diketahui oleh anda mengenai penyebabkan terjadinya kelainan jantung pada bayi sejak dini:

1. Terbentuknya Lubang di Jantung

Lubang yang terbentuk dari dinding antara atrium, pembuluh darah, ataupun bilik jantung dapat menimbulkan terjadinya cacat jantung bawaan.

Lubang inilah yang menyebabkan darah kaya oksigen bercampur dengan darah yang rendah oksigen. Oleh karena ini sehingga jaringan tubuh hanya memperoleh sedikit oksigen.

2. Struktur Jantung dan Organ Pendukung Lain yang Abnormal

Kelainan jantung pada bayi ini dapat disebabkan oleh sisi kiri jantung yang tidak berkembang secara normal. Selain itu, bisa juga terjadi karena kondisi pembuluh darah yang tidak normal.

Hal ini bisa menandakan bahwa lokasi pembuluh darah tidak normal atau tidak seharusnya. Ada juga yang terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah maupun arah sirkulasi darah yang tidak semestinya.

Tidak hanya pembuluh darah saja, katup jantung juga bisa mengalami kecacatan. Hal ini ditandai dengan bisa membuka atau menutupnya katup jantung secara benar. Sehingga mengakibatkan darah tidak mengalir dengan lancar.

Selain mengetahui penyebab utama terjadinya kelainan jantung pada bayi. Anda juga harus mengetahui sejak dini terkait faktor-faktor yang meningkatkan terjadinya risiko kelainan jantung tersebut.

Faktor Risiko yang Meningkatkan Terjadinya Kelainan Jantung pada Bayi

Walaupun penebab kelainan jantung pada bayi kadang tidak diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa hal yang menjadi faktor pemicu meningkatnya kelainan tersebut.

Nah, simaklah beberapa hal terkait faktor yang data meningkatkan risiko kelainan jantung pada bayi.

1. Faktor Genetik

Kelainan Jantung pada Bayi
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kelainan Jantung pada Bayi Via sonashomehealth.com

Keluarga yang memiliki riwayat kelainan jantung yang sama memiliki peluang yang lebih besar untuk menyebabkan terjadinya cacat jantung pada bayi.

Baik dari faktor genetik istri maupun suami, keduanya memiliki tingkat yang sama sebagai faktor yang bsia meningkatkan terjadinya risiko kelainan jantung pada bayi.

2. Faktor Risiko Terkait Ibu Hamil

Kelainan jantung pada bayi yang terjadi sejak dalam kandungan membuat ahli kesehatan percaya bahwa terdapat kaitan dengan masa kehamilan yang mungkin difaktori oleh hal berikut ini:

a. Hubungan Darah Antara Ibu dan Ayah

Pernikahan dengan hubungan kekerabatan yang cukup dekat bisa menjadi faktor meningkatnya risiko beragam kelainan bawaan, salah satunya kelainan jantung pada bayi.

b. Riwayat Sindrom Metabolik pada Ibu Hamil

Kondiri gula darah yang tidak terkontrol, obesitas ketika sebelu dan selama menjalani kehamilan dapat mengganggu perkembangan janin sehingga meningkatkan kelainan jantung pada bayi.

c. Infeksi Campak Jerman

Infeksi campak Jerman atau lebih dikenal dengan sebutan infeksi rubella dapat menghambat perkembangan jantung pada janin.

d. Minum Obat Tertentu Ketika Hamil

Berbagai obat dapat meningkatkan risiko perkembangan janin yang tidak sempurna, seperti obat antikejang, ibuprofen, obat jerawat dengan isotretinoin, obat oles dengan retinoid, dan obat anti depresi berlithium.

e. Kondisi Phenylketonuria

Riwayat kondisi Phenylketonuria pada ibu hamil yang tidak terkontrol bisa mengakibatkan janin dalam kandungannya mengalami kelainan jantung.

f. Penggunaan Rokok dan Narkoba

Pemakaian obat terlarang dan rokok ketika hamil dapat meningkatkan risiko kelainan jantung pada bayi sebesar dua kali lipat.

g. Paparan Bahan Kimia

Zat kimia seperti pestisida, monoksida, herbisida, dan juga cairan thinner dapat mengganggu perkembangan jantung pada bayi.

3. Faktor Risiko Terkait Kesehatan Anak

Selain terjadi pada ibu hamil, perkembangan jantung bayi yang terganggu juga dapat dipengaruhi oleh faktor kesehatan yang memang dimiliki oleh si kecil, seperti:

a. Kelainan Mutasi Gen

Gen yang bermasalah dapat mengganggu perkembangan organ tubuh si kecil. Kelainan ini meliputi kelainan langka, seperti Marfan syndrome, Alagille syndrome, dan kondisi langka lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan jantung pada bayi.

b. Kelainan Kromosom

Kesalahan kromosan dapat mengakibatkan organ terbentuk tidak secara sempurna. Kelainan kromosom pada umumnya dimiliki oleh anak dengan kondisi seperti downsyndrome, Turner’s syndrome, William’s syndrome, serta DiGeorge syndrome.

Jenis Kelainan Jantung pada Bayi

Inilah beberapa jenis kelainan jantung pada bayi yang dapat anda ketahui sejak dini supaya dapat ditangani dengan cepat.

1. Cacat Septum Ventrikel

Jenis kelainan jantung pada bayi yang pertama yaitu cacat septum ventrikel. Kelainan ini terjadi pada saat terdapat lubang pada jantung dan merupakan kelainan yang umum terjadi pada saat lahir.

Lubang ini terbentuk di dinding yang memisahkan bilik jantung yang memungkinkan darah mengalir dari kiri ke sisi kanan jantung karena bentuknya lebih rendah. Darah dipompa kembali menuju paru-paru alih-alih disebarkan ke seluruh tubuh.

2. Tetralogy of Fallot

Jenis kelainan jantung ini cukup membahayakan bagi bayi. Gangguan ini termasuk dalam kondisi yang cukup langka yang disebabkan oleh kombinasi empat cacat jantung pada saat bayi dilahirkan.

ToF dapat memengaruhi struktur jantung, sehingga membuat darah yang kekurangan oksigen mengalir keluar dari jantung dan menuju ke seluruh tubuh.

Bayi yang mengalami kelainan jantung ini, kulitnya dapat tampak berwarna biru karena tubuhnya kekurangan oksigen.

3. Koarktasio Aorta

Kelainan jantung koarktasio aorta adalah salah satu jenis dari kelainan jantung pada bayi. Hal ini mampu menimbulkan penyempitan pada aorta, pembuluh darah besar yang bercabang dari jantung dan berguna untuk memberikan darah yang kaya akan oksigen menuju tubuh.

Saat terjadi, jantung harus memompa lebih keras untuk memaksa darah melalui bagian aorta yang telah menyempit. Kondisi inilah yang tergantung seberapa parah penyempitan yang terjadi.

4. Cacat Septum Atrium

Cacat septum atrium merupakan salah satu kelainan jantung pada bayi. Kondisi ini dapat terjadi disebabkan karena adanya lubang yang terdapat pada dinding diantara dua ruang atas jantung.

Cacat kecil mungkin ditemukan secara kebetulan dan tidak pernah menyebabkan terjadinya masalah. Beberapa lubang yang terbentuk karena bawaan lahir dapat menutup pada masa pertumbuhan. Namun jika kondisi lubang tersebut membesar, maka kerusakan pada jantung dan paru-paru mungkin dapat terjadi.

Gejala Kelainan Jantung pada Bayi

Berikut ini gejala paling umum yang terlihat pada bayi yang mengalami kelainan jantung, yaitu:

1. Murmur Jantung

Gejala kelainan jantung pada bayi yang pertama yaitu murmur. Gejala ini merupakan bunyi darah yang mengalir melewati jantung yang dapat didengar dengan stetoskop.

Murmur ini terjadi saat katup jantung tidak menutup secara benar. Hal ini mengakibatkan darah mengalir kembali dan menimbulkan bising jantung.

Walaupun tidak selalu menimbulkan risiko yang itnggi pada bayi, namun kasus murmur jantung juga harus ditangani dengan khusus.

Dokter tentunya akan dilatih untuk mendengarkan kelainan pada nada dan intensitas darah yang mengalir melalui jantung yang dapat menunjukan penyempitan aliran darah.

2. Aritmia Jantung

Aritmia merupakan kondisi detak jantung yang tidak teratur. Aritmia jantung biasanya tidak berbahaya dan dapat disebabkan oleh faktor seperti penyakit maupun dehidrasi.

Namun jika si kecil terdeteksi aritmia jantung, maka kemungkinan besar akan direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan oleh spesialis jantung.

Jika anda mengidentifikasi bahwa si kecil memiliki kelainan jantung, maka perhatikan gejalanya dan waktu munculnya gejala tersebut. sehingga tentunya dapat memberikan penjelasan secara lengkap terkait gejala yang dialami oleh si kecil.

3. Munculnya Masalah pada Pertumbuhan dan Gizi

Gejala kelainan jantung pada bayi yaitu munculnya masalah pertumbuhan dan gizi. Jantung bayi yang tidak bekerja dengan benar dapat menyebabkan bayi membutuhkan kalori jauh lebih banyak dari biasanya.

Bahkan saat bayi menyusu secara normal, bayi masih mengalami masalah dengan penambahan berat badan dan perkembangan fisik. Hal ini dikarenakan bayi membutuhkan lebih banyak kalori untuk membuat jantung bekerja, sehingga peningkatan berat badan dan perkembangan fisiknya berjalan secara lambat.

Jantung yang berdetak secara kencang karena bekerja keras juga dapat membuat bayi mengeluarkan keringat lebih banyak. Hal ini dapat mengakibatkan dehidrasi pada bayi secara berlebihan.

4. Munculnya Masalah dengan Pernapasan

Gejala kelainan jantung pada bayi yang berikutnya yaitu munculnya masalah pernapasan. Kelainan jantung dapat mengakibatkan risiko kesulitan bernapas dan kemampuan untuk memproses oksigen pada tubuh bayi.

Masalah pernapasan yang parah juga bisa terjadi dikarenakan oleh kelainan maupun infeksi yang merupakan gejala kelainan jantung pada bayi.

5. Gejala Fisik pada Bayi

Gejala kelainan jantung pada bayi yang berikutnya yaitu adanya gejala fisik pada bayi. Kelainan jantung pada bayi dapat mengubah cara darah mengalir melalui jantung dan paru-paru.

Kelainan ini dapat mengakibatkan lebih sedikit darah mengalir ke paru-paru. Kondisi ini menyebabkan darah yang kekurangan oksigen dipompa keluar ke tubuh yang mengakibatkan lebih sedikit oksigen yang dikirimkan ke tubuh.

Proses ini merupakan membuat kulit bayi menjadi abu pucat maupun kebiruan maupun sianosis. Saat jantung bayi mengalami kelainan, bisa jadi satu maupun kedua ruang jantung bayi akan kehilangan kemampuan untuk memompa darah secara baik.

Tentu saja hal ini dapat mengakibatkan darah bisa kembali menuju kaki, pergelangan kaki, dan kaki. Dan bisa mengakibatkan pembengkakan pad abagian tubuh tersebut atau biasa dikenal dengan sebutan edema.

Tes untuk Mendiagnosis Kelainan Jantung pada Bayi

Terdapat dua bentuk pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis kelainan jantung pada bayi, yakni:

1. Pemeriksaan Sebelum Lahir

Deteksi jantung ini dapat dilakukan sebelum bayi dilahirkan. Ini meliputi tes pencitraan, berupa USG. Dengan tes ini, dokter dapat melihat gambaran struktur jantung pada janin ketika dalam kandungan.

Tes berikutnya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung pada bayi yaitu fetal ekokardiogram maupun ekokardiogram janin. Umumnya tes ini dilakukan pada minggu ke-18 hingga ke-24 kehamilan.

2. Pemeriksaan Setelah Lahir

Kelainan jantung pada bayi bisa saja tidak diketahui sejak awal masa kehamilan. Jika ini terjadi, maka tes berikut ini dapat dilakukan secara langsung untuk mengetahui kesehatan pada bayi baru lahir, khususnya pada jantung:

a. Ekokardiogram

Tes ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas jantung, termasuk ritme dan kondisi jantung. Cara kerja dari tes ini yaitu dengan memanfaatkan gelombang suara. Hasil dari tes ini yaitu akan menampilkan ukuran, bentuk, serta kondisi fungsi jantung bayi.

b. Tes Pencitraan

Tes ini berupa rontgen (sinar X) pada bagian dada ini yang akan menunjukkan ukuran jantung dan jumlah darah pada paru-paru.

c. Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung mungkin perlu dilakukan pada bayi yang mengalami kelainan jantung. Dalam tes ini, caranya yaitu pembuluh darah akan dimasuki katetes dengan bentuk tipis dan lentur. Tes ini jauh lebih rinci dibandingkan ekokardiogram.

d. Cardiovascular Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi cacat kelainan janutng pada bayi secara lebih rinci.

Tips Mencegah Kelainan Jantung pada Bayi

Meskipun penyebab kelainan jantung pada bayi tidak diketahui secara pasti, penyakit ini dapat dicegah. Caranya yaitu dengan mengurangi beragam risikonya, di antaranya:

1. Ikut Vaksin Campak Jerman

Sebelum melakukan program hamil, anda perlu mendapatkan vaksin ini supaya bayi tidak terinfeksi dan perkembangan organ tubuhnya normal.

2. Selalu Cek Kesehatan

Kelainan Jantung pada Bayi
Tips Mencegah Kelainan Jantung pada Bayi Via parenting.com

Ketika masa kehamilan, anda harus rutin untuk memeriksakan perkembangan janin. Apalagi, jika anda memiliki masalah terkait kesehatan, mislanya diabetes.

3. Hati-hati dalam Menggunakan Obat-obatan Tertentu

Selama masa kehamilan, anda dapat melakuka konsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanan obat yang ingin anda gunakan. Pastikan anda menggunakan obat sesuai dengan aturan.

4. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Ibu hamil harus selalu menerapkan gaya hidup sehat supaya janin dapat berkembang dengan baik. Ini meliputi menjaga asupan nutrisi makanan dan suplemen. Selain itu, anda juga harus berhenti rokok dan menjauhi asap rokok dan mengurangi paparan bahan kimia.

Itulah penjelasan mengenai kelainan jantung pada bayi. Sangat penting bagi anda untuk mendeteksi penyebab dan gejala penyakit tersebut sejak dini. Dengan begitu, anda dapat lebih memiliki bekal ilmu terkait segala penyakit yang bisa membahayakan si kecil. Semoga bermanfaat! – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar