Penyebab & Jenis Kontraksi saat Hamil yang Sering Terjadi

Kontraksi saat hamil menjadi salah satu kondisi yang seringkali terjadi baik di awal kehamilan atau menjelang persalinan.

Tahukah Anda ternyata kontraksi saat hamil terbagi menjadi beberapa jenis yang mana masing-masing memiliki ciri yang berbeda. Lalu, sebenarnya apa itu kontraksi?

Secara umum kontraksi merupakan sebuah sinyal yang menandakan bahwa ibu akan segera menuju ke proses persalinan.

Sehingga saat merasakan kontraksi, para ibu diwajibkan untuk selalu siaga dan menyiapkan beberapa kemungkinan yang terjadi. Mungkin sebagian dari Anda mengira bahwa kontraksi kehamilan terjadi pada trimester ketiga.

Kenyataannya, kontraksi yang dialami oleh ibu hamil tersebut juga bisa terjadi saat usia kandungan di trimester pertama atau biasa disebut kontraksi palsu.

Nah, agar tidak salah tindakan atau penanganan berikut akan dijelaskan beberapa jenis kontraksi selama hamil yang mungkin saja terjadi.

Ketahui Penyebab Kontraksi saat Hamil

Kontraksi menjadi salah satu keluhan yang seringkali dialami oleh ibu hamil saat menjelang proses persalinan. Namun, tahukah Anda ternyata kontraksi tersebut juga bisa terjadi pada awal kehamilan atau biasa dikenal dengan istilah kontraksi palsu.

Lantas, sebenarnya apa penyebab dan bagaimana rasanya kontraksi saat hamil tersebut?

Penyebab Kontraksi

Seperti yang diketahui, di dalam tubuh ibu hamil terdapat sebuah hormon yang bernama hormon oksitosin. Tugas utama hormon tersebut yaitu merangsang produksi dan pengeluaran ASI atau Air Susu Ibu. Selain itu, hormon oksitosin juga dapat menjadi penyebab rahim mengalami kontraksi selama proses kehamilan.

Saat hamil, otot rahim ibu akan merenggang dan mengerut agar membuat kepala bayi terdorong ke leher rahim. Proses merenggang dan mengerutnya otot rahim tersebut akan menyebabkan kontraksi persalinan yang menandakan bayi sudah siap lahir ke dunia.

Bagaimana Rasanya Kontraksi?

kontraksi saat hamil
Ada beberapa penyebab mengapa Anda mengalami kontraksi saat hamil, pixabay.com

Umumnya, ibu hamil yang mengalami kontraksi pada kehamilan akan merasakan kram dan nyeri yang mirip dengan saat menstruasi. Semakin lama, frekuensi kontraksi yang terjadi akan semakin sering dengan durasi yang semakin panjang.

Tentu saja hal tersebut berbeda dengan kontraksi palsu atau Braxton hicks yang kadang terasa dan kadang hilang. Perlu diketahui, jika ibu merasakan kontraksi sebaiknya untuk tidak panik dan atasi kontraksi tersebut dengan cara mengatur napas dengan baik.

Pastikan untuk selalu menjaga kesehatan ibu dan janin di masa kehamilan dengan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang. Apabila diperlukan, sebaiknya untuk mengikuti kelas prenatal yang bertujuan untuk mengatur teknik pernapasan saat persalinan.

Dengan menggunakan teknik pernapasan yang tepat tentu saja proses persalinan yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar dan aman.

Kenali Jenis Kontraksi saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Setiap ibu hamil wajib memahami tentang jenis-jenis kontraksi kehamilan yang seringkali terjadi. Selain itu, penting juga mengetahui bagaimana cara mengatasi kontraksi tersebut secara benar dan tepat.

Nah, bagi Anda yang sekarang ini sedang hamil simak beberapa ulasan tentang jenis kontraksi kehamilan berikut ini.

Kontraksi Dini

Salah satu jenis kontraksi saat hamil yang seringkali terjadi yaitu kontraksi dini. Untuk jenis kontraksi yang pertama ini biasanya terjadi pada saat awal kehamilan atau trimester pertama.

Seperti yang diketahui, pada awal kehamilan ibu hamil akan lebih rentan mengalami kontraksi dini karena kondisi tubuh yang belum seimbang.

Pada usia kehamilan trimester pertama tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian dengan berbagai macam keluhan saat hamil. 

Nah, bagi Anda yang mengalami perut kram atau kencang di usia kehamilan muda tidak perlu khawatir sebab jenis kontraksi ini masih tergolong normal.

Umumnya kontraksi dini tersebut terjadi karena merenggangnya jaringan ikat di sekitar rahim yang diikuti dengan sembelit dan perut kembung.

Namun perlu diingat, apabila kontraksi yang dirasakan tidak kunjung hilang dan diikuti dengan munculnya bercak maka segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kontraksi Palsu

Selanjutnya jenis kontraksi saat hamil yang juga sering terjadi pada akhir usia kehamilan yaitu kontraksi palsu. Braxton Hicks atau biasa dikenal dengan istilah kontraksi palsu merupakan salah satu jenis kontraksi yang terjadi saat kehamilan memasuki usia 32-34 minggu.

Umumnya, jenis kontraksi palsu ini berlangsung selama 30 menit sekali dengan durasi sekitar 30 detik.

kontraksi saat hamil
Hati-hati dengan kontraksi palsu, jangan sampai salah beranggapan, pixabay.com

Biasanya ibu hamil yang mengalami kontraksi ini akan merasakan beberapa tanda seperti nyeri perut dan kram saat menstruasi. Lalu, bagaimana cara mengatasi kontraksi saat hamil ini?

Cobalah untuk merelaksasikan diri Anda dengan berendam menggunakan air hangat. Namun jika kontraksi terasa lebih kuat dan interval semakin pendek maka pastikan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter  karena bisa jadi jadwal persalinan Anda semakin dekat.

Kontraksi saat Berhubungan Intim

Umumnya saat baru pertama kali hamil, dokter akan mengingatkan Anda agar tidak berhubungan suami-istri dulu hingga usia kehamilan memasuki bulan ke 4. Bahkan untuk sementara aktivitas tersebut perlu dihentikan di bulan ke 8.

Namun, tahukah Anda ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena sperma laki-laki mengandung hormon protaglandin. Perlu diketahui, hormon prostaglandin tersebut dapat menyebabkan kontraksi rahim yang mana berujung pada keguguran atau bayi terlahir secara prematur.

Kontraksi Inersia

Jenis kontraksi saat hamil selanjutnya yang juga perlu diwaspadai yaitu kontraksi inersia. Untuk jenis kontraksi yang keempat ini sering terjadi pada ibu dengan proses persalinan yang lemah atau tidak sesuai dengan fasenya.

Penyebab utama kontraksi inersia ini yaitu kurangnya nutrisi dan gizi saat hamil, hepatitis, anemia, TBC dan lain sebagainya.

kontraksi saat hamil
Di masa kehamilan, akan banyak gangguan yang mungkin dirasakan oleh bunda, pixabay.com

Perlu diketahui, untuk jenis kontraksi inersia sendiri terbagi menjadi dua tingkatan yakni primer dan sekunder. Untuk tingkatan primer biasanya tidak muncul kontraksi sama sekali saat akan bersalin.

Sebaliknya, untuk tingkatan sekunder muncul kontraksi yang awalnya bagus, kuat, dan teratur namun setelah itu menghilang dengan sendirinya.

Nah, bagi Anda yang merasakan tanda-tanda kontraksi inersia yang berlebihan sebaiknya untuk segera membawanya ke dokter untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Gangguan Tidur Saat Hamil? Ketahui Penyebab dan Solusi Mengatasinya

Kontraksi Persalinan

Terakhir, untuk jenis kontraksi saat hamil yang terjadi pada saat menjelang persalinan yaitu kontraksi persalinan. Umumnya menjelang persalinan normal sudah sewajarnya ibu hamil mengalami jenis kontraksi yang satu ini.

Biasanya untuk jenis kontraksi persalinan ini berlangsung sebanyak 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai 40 detik. Sedangkan untuk frekuensinya pun terus meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit.

Selain merasakan nyeri atau kram, kontraksi persalinan ini juga disertai dengan keluarnya lendir yang bercampur darah atau pecahnya ketuban.

Jika Anda sudah menemukan tanda-tanda tersebut ada baiknya untuk segera membawanya ke rumah sakit karena tidak lama lagi proses persalinan akan terjadi.

Demikian kelima jenis kontraksi saat hamil yang perlu ibu ketahui. Dengan memahami jenis dan cara mengatasinya bisa menjadi antisipasi jika di kemudian hari Anda mengalami kontraksi pada saat hamil.

Jaga kondisi kesehatan Anda di masa kehamilan dan jangan lupa untuk selalu mencukupi nutrisi secara tepat dan seimbang. Semoga bermanfaat!

Editted: 26/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar