8 Penyebab Hidrosefalus Pada Bayi dan Gejalanya

Ada beberapa penyebab Hidrosefalus pada bayi yang perlu Anda ketahui sejak dini. Selain mengetahui penyebab Hidrosefalus pada bayi, Anda juga perlu memahami bagaimana gejala yang ditunjukkan.

Hidrosefalus atau biasa disebut dengan cairan otak merupakan sebuah kelainan yang terjadi akibat adanya penumpukan cairan di rongga otak. Hal ini menyebabkan terjadi tekanan pada otak.

Cairan otak sendiri memiliki fungsi yang vital dalam menyerap dan meneruskan pembuluh darah. Sehingga dapat melindungi otak, menjaga tekanan otak, serta membuang sisa metabolisme otak.

Hidrosefalus bisa menjangkit siapa saja, namun kasus yang paling sering dijumpai adalah pada bayi dan orang usia 60 tahun ke atas.

Pada kondisi yang normal, cairan otak mengalir di rongga-rongga otak bayi dan keluar menuju tengkorak dan tulang belakang.

Ciri yang sangat umum pada bayi yang mengidap penyakit ini adalah ukuran lingkar kepala yang membesar secara tidak wajar.

Penumpukan cairan di otak ini harus segera ditangani agar tidak terjadi hal fatal, seperti kerusakan otak, keterbatasan mental dan fisik, serta kematian.

Untuk mendeteksi awal gejalanya, maka Anda perlu mengetahui penyebab Hidrosefalus pada bayi. Informasi lengkapnya akan disajikan di bawah ini.

Baca: Cara daftar BPJS kesehatan untuk bayi

Penyebab Hidrosefalus Pada Bayi

Kelainan pada bayi ini sangat berbahaya bagi bayi yang menderitanya. Mereka bisa mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental. Bahkan bisa mengakibatkan komplikasi yang serius.

Ilmuwan mencatat bahwa pada 2 dari 1000 bayi yang terlahir di dunia ini mengalami Hidrosefalus. Maka penanganan yang lebih lanjut sangat diperlukan. Untuk mendeteksi sejak dini, berikut penyebab Hidrosefalus pada bayi :

1. Infeksi Toksoplasmosis

penyebab Hidrosefalus pada bayi
Infeksi toksoplasmosis dapat menjadi penyebab hidrosefalus pada bayi, pixabay.com

Biasanya, Hidrosefalus terjadi akibat faktor kelainan bawaan, seperti infeksi toksoplasmosis dalam kandungan. Infeksi tersebut dapat menyerang janin yang kemudian mengakibatkan peradangan pada otak dan menginfeksi jaringan saraf otak bayi.

Infeksi tersebut disebabkan oleh parasite T. gondii yang biasanya berasal dari hewan, seperti kucing. Oleh karena itu, sebagai ibu hamil, Anda harus menghindari kontak langsung dengan hal yang berkaitan dengan kucing, seperti kotoran, dan air yang sudah terkontaminasi. Selain itu, konsumsi makanan sehat dan rutin periksa ke dokter.

2. Infeksi Virus Rubella

Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah adanya infeksi virus Rubella. Ibu hamil yang terinfeksi virus ini akan membuat bayi mengalami pendarahan otak karena kelahiran prematur, terjadi penyumbatan aliran cairan otak yang disebabkan oleh perkembangan otak dan tulang belakang yang abnormal, terjadi cedera otak, dan infeksi otak dan tulang belakang (meningitis). Tanda fisik yang bisa dilihat pada bayi adalah kondisi kepala yang semakin membesar.

3. Kekurangan Asupan Zat Asam Folat

Penyebab Hidrosefalus pada bayi selanjutnya adalah kekurangan asam folat. Ibu hamil memang sangat dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat.

Hal ini karena asam folat berguna untuk membentuk sistem saraf pusat sehingga mencegah bayi mengalami kecacatan.

Apabila kekurangan zat ini, maka sistem saraf pusat pada bayi tidak bisa berjalan dengan optimal dan mengakibatkan kerusakan.

Hal ini yang kemudian dapat memicu terjadinya penumpukan cairan dalam otak sehingga bisa mengakibatkan Hidrosefalus. Zat asam folat dapat ditemui pada susu ibu hamil.

4. Cacat Bawaan Pada Tulang Belakang

Hidrosefalus pada bayi juga bisa disebabkan oleh kecacatan bawaan di mana tulang belakang bayi tidak menutup dengan sempurna. Tulang belakang memiliki peran yang penting dalam perkembangan otak.

Kecacatan ini biasanya disebut dengan Spina Bifida. Sistem saraf berkembang dari piringan sel yang ada pada punggung embrio.

Pada kehamilan, piringan ini akan melengkung, menutup, dan kemudian membentuk tabung saraf. Tabung saraf ini akan berkembang menjadi otak dan tulang belakang.

penyebab Hidrosefalus pada bayi
Hidrosefalus pada bayi bisa jadi disebabkan oleh cacat bawaan, pixabay.com

Jika proses pembentukan ini terganggu, maka bayi akan mengalami Spina Bifida. Bayi yang mengalami hal ini akan memiliki bentuk tulang belakang yang tidak normal, tidak bisa merasakan rangsangan, dan kemudian dapat menjadi penyebab Hidrosefalus pada bayi. Terjadinya Spina Bifida ini salah satunya diakibatkan kekurangan asam folat.

5. Ada Sumbatan Pada Aliran Cairan Serebrospinal

Hal lain yang menjadi penyebab Hidrosefalus pada bayi adalah adanya sumbatan pada aliran cairan Serebrospinal pada sistem saraf. Serebrospinal merupakan cairan penting yang berfungsi untuk melindungi otak.

Cairan ini berwarna jernih atau bening dan apabila terjadi kelainan, maka dapat berubah warna menjadi keruh. Penyerapan cairan ini sangatlah penting. Jika cairan menumpuk di dalam otak, maka bayi bisa mengidap Hidrosefalus.

6. Produksi Likuor yang Berlebihan

Pada masa kehamilan, bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Salah satunya adalah saraf otak. Saraf otak ini dibentuk dari dua komponen, yaitu otak dan saraf tulang belakang. Di dalam kedua organ tersebut terdapat cairan bening yang disebut Likuor Cerebrospinal (LCS).

penyebab Hidrosefalus pada bayi
Produksi cairan bening yang berlebihan pada otak akan membahayakan kesehatan si bayi, pixabay.com

Dalam kondisi normal, cairan tersebut berfungsi melindungi otak dan saraf tulang belakang dari guncangan.

Jika cairan likuor ini diproduksi secara berlebih, maka bisa menyumbat saluran ventrikel, pendarahan otak, kelainan otak, dan dapat menjadi penyebab Hidrosefalus pada bayi.

7. Faktor Keturunan/Genetik

Penyebab Hidrosefalus pada bayi selanjutnya adalah genetik. Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk mendeteksi gejala awal sehingga bisa diatasi dengan segera. Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, serta istirahat yang cukup.

8. Adanya Gangguan Dalam Otak

Penyebab Hidrosefalus lainnya adalah terjadinya gangguan dalam otak. Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit stroke atau tumor otak.

Kemudian jika kondisi cairan otak tidak normal, maka akan tersumbat dan mengakibatkan terjadinya Hidrosefalus. Jenis ini juga disebut dengan Acquired Hydrocephalus atau didapat dari faktor lain selain kelainan bawaan.

Baca: Jangan Panik, Inilah 7 Cara Ampuh Mengatasi Penyakit Kuning pada Bayi

Gejala Hidrosefalus Pada Bayi

Setelah mengetahui penyebab Hidrosefalus, Anda juga harus mengenali gejala dari kelainan ini pada bayi. Terdapat beberapa gejala pada bayi, baik yang baru lahir atau sudah tumbuh. Gejala yang muncul meliputi:

Berubahnya Ukuran Lingkar Kepala

Ini merupakan gejala yang mudah dikenali pada bayi yang terkena Hidrosefalus. Perubahan lingkar kepala ini terjadi dalam waktu yang cepat.

Ukuran yang membesar sangat tidak wajar dari bayi pada umumnya. Kemudian akan muncul tonjolan lunak/fontanel di atas kepala. Selain itu, kulit kepala bayi akan terasa tipis dan mengkilap. Di sini juga akan terlihat aliran darah vena karena tipisnya.

Perubahan Fisik Lainnya Pada Bayi

Bayi yang menderita Hidrosefalus juga akan mengalami perubahan fisik, seperti mata yang terus memandang ke bawah, sering mengantuk, tidak responsif dengan lingkungan sekitar, tidak mau makan/tidak mau menyusu, kejang, muntah, melemahnya kekuatan otot, bayi rewel, menangis, dan mudah marah, sesak napas, berbaring dan tidak mau menggerakkan kepala, serta tidak terjadi pertumbuhan fisik dengan baik (seperti, belum bisa tengkurap atau duduk).

Hidrosefalus dapat dideteksi dengan melakukan pemindaian otak CT scan, MRI, atau USG Kelainan ini bisa ditangani dengan jalan operasi. Tujuan operasi adalah membantu mengambalikan dan menjaga kadar cairan dalam otak.

Beberapa operasi yang biasanya dilakukan untuk penderita kelainan ini antara lain, Shunt dan Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV).

Dengan mengetahui penyebab Hdrosefalus pada bayi, Anda bisa melakukan antisipasi dengan melakukan pemeriksaan kehamilan, cukupi nutrisi dengan makan makanan bergizi, serta istirahat cukup. – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

Tinggalkan komentar