15 Sikap Wirausaha Sebagai Kunci Kesuksesan

Benarkah kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada sikap wirausaha ? Atau dengan kata lain sifat yang melekat pada seorang wirausaha itu sendiri. Mungkin jawaban ini sebenarnya janggal, namun Anda pasti bisa mengerti setelah menyimak artikel ini sampai habis.

Secara definisi, sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Pernyataan ini didasarkan atas pendirian dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang. Sikap juga mencerminkan pernyataan seseorang terhadap semua hal. Ada tiga komponen utama dalam pembentukan sikap, yakni kesadaran, perasaan, dan perilaku.

Dari definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa segala pengambilan keputusan sejatinya merupakan gambaran atas sikap wirausaha. Begitu pun dengan naik-turunnya sebuah bisnis yang sebagian besar berkaitan dengan sikap wirausaha pula.

Seperti yang diketahui bahwa realitas yang ada di sekitar kita adalah kenyataan yang harus kita terima apa adanya. Sebagai seorang wirausaha, kita hanya bisa merespon apa yang ada di sekitar. Respon atasnya inilah yang menjadikan sebuah bisnis naik atau turun. Sedangkan ketepatan respon itu sendiri merupakan akumulasi dari sikap yang sudah terbentuk.

Sehingga betapapun seseorang memiliki kemampuan analisis peluang bisnis yang sangat mumpuni, namun tidak memiliki kunci peluang usaha, maka kemungkinan besar akan gagal. Begitu juga bagi mereka yang telah menemukan peluang usaha yang belum banyak pesaing, namun tanpa diiringi sikap wirausaha yang utama, maka kemungkinan akan menemukan hasil yang sama. Gagal.

15 Sikap Wirausaha yang Berhasil

Kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada 15 Sikap Wirausaha
15 sikap wirausaha Kunci kesuksesan

Ada beberapa sikap wirausaha yang utama, yakni sikap yang perlu dan mungkin harus dikembangkan bagi mereka yang menjadi wirausaha. Ada beberapa sikap utama, yakni :

1. Solutif

Tak dapat ditawar lagi bahwa sikap wirausaha yang satu ini diperlukan bagi setiap orang yang hendak menciptakan peluang usaha. Sikap ini ditandai dengan respon untuk selalu memecahkan masalah di setiap problem yang dihadapi.

Barangkali di permukaan orang-orang ini mengeluarkan emosi negatif, namun tidak berlarut-larut, mereka akan mencari jalan keluar untuk menghadapinya. Ada banyak enterpreneur yang rata-rata memiliki sikap wirausaha semacam ini.

Pengusaha besar rata-rata enggan atau bahkan menolak untuk disebut pintar. Rata-rata mereka hanya memiliki kemampuan untuk menghadapi, menyelesaikan, dan melewati masalah.

2. Optimis

Optimis dapat dijelaskan sebagai sikap yang memfokuskan pada hal-hal positif. Sebagai contoh sikap optimisme, sebagai wirausaha yang menghadapi hambatan, mereka bukan berpaku pada masalah yang ada. Namun melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa membantunya untuk menyelesaikan masalah.

Menjadi seorang yang optimis dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah. Optimisme harus terus dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk meningkatkan optimisme, seperti :

  • Dikelilingi dengan optimisme seperti merekrut orang-orang optimis; menghias ruangan dengan kutipan optimisme; atau mendengarkan musik bertempo cepat dan ceria.
  • Mengembangkan proyeksi optimis pada bisnis dan berdampak pada proses pengambilan keputusan.
  • Selalu melihat setiap kejadian keseharian sebagai peluang usaha.
  • Mengidentifikasi sisi positif dari situasi problematis dan memfokuskannya setiap ada masalah.
  • Mendatangkan para ahli yang dapat membantu mengembangkan optimisme.
  • Menghilangkan pikiran buruk dan mengubahnya.

Optimis merupakan salah satu contoh sikap wirausaha sukses.

3. Jujur

Sikap wirausaha berupa kejujuran artinya adalah bertindak dan menyatakan sesuatu sebagaimana adanya. Apabila dalam berdagang misalnya, seorang pengusaha harus menjelaskan kelebihan dan kekurangan produk yang dijualnya. Memang pada awalnya pedih, namun yakinlah kejujuran adalah mata uang yang selalu bisa ditukar dengan rasa percaya.

Kepercayaan dalam bisnis adalah satu-satunya nilai yang mungkin tidak pernah lekang dimakan zaman. Sebuah bisnis tidak bisa dilakukan tanpa adanya rasa percaya, dan kejujuran selalu menjadi jalan untuk menuju sana.

4. Kepemimpinan

Kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada sejauh mana keberhasilan kepemimpinan para pengambil keputusan. Kepemimpinan ini akan selalu dibutuhkan, terlebih bagi organisasi bernama bisnis.

Seseorang yang tidak memiliki kepemimpinan dapat dipastikan tim tidak akan dapat bekerjasama secara efektif dengan visi dan pemahaman yang sama. Disamping itu, tanpa kepemimpinan pula, tidak akan ada arah atau motivasi yang jelas di perusahaan. Kepemimpinan bisa semacam menjadi setir dalam sebuah perusahaan.

5. Percaya Diri

Kepercayaan diri adalah sikap yang harus dimiliki seorang pengusaha. Sikap ini sangat berguna ketika memohon pinjaman bank, merekrut karyawan, memotivasi tim, membangun hubungan dengan klien atau suplier dan sebagainya.

  • Memiliki kepercayaan diri dapat membantu bisnis berkembang. Para pemangku kepentingan lebih menyukai mereka yang memiliki kepercayaan diri.
  • Kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada kepercayaan diri si wirausaha itu sendiri. Ada beberapa tips untuk meningkatkannya.
  • Mengelola keyakinan pada diri sendiri dan kemampuannya. Seseorang dapat membuat jurnal terkait kepercayaan diri yang dapat dijadikan pengingat momen atas naik-turunnya.
  • Merencanakan dan bertindak di kehidupan sehari-sehari dengan pola pikir percaya diri.
  • Berkomunikasi secara verbal dan nonverbal dengan percaya diri.
  • Memainkan ulang situasi negosiasi yang mungkin terjadi, seperti antara atasan, investor, atau pemasok.
  • Mendatangkan ahli untuk melatih percaya diri.
  • Menghabiskan waktu dengan orang yang mampu memberikan rasa percaya diri.
  • Belajar hard skills dan soft skills baruuntuk memberikan jaminan kepada diri sendiri.
  • Melakukan perubahan pada cara berpakaian; Olahraga rutin; dan memakan makanan sehat.

6. Komunikatif

Untuk dapat mengutarakan sebuah sikap, seringkali dibutuhkan komunikasi yang mumpuni. Seorang yang berwirausaha harus memiliki sikap komunikatif.

Komunikasi dalam hal ini tidak saja lisan, namun juga tulisan, gestur, atau apapun yang dapat dijadikan sarana untuk mengirim pesan.

Seorang wirausaha akan dipastikan bertemu banyak orang dengan berbagai macam latar belakang. Disinilah kemampuan komunikasi sangat diperhitungkan. Dengan kemampuan tersebut dia mampu mengirimkan pesan ke pihak lain dengan menyesuaikan konteks tanpa harus mengorbankan tujuannya.

7. Pantang Menyerah

Product Compliance dan 4 Tantangan bagi Produsen dan Importir
Product compliance, antara tantangan atau peluang?

Kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada sikap pantang menyerah yang melekat pada seorang wirausaha. Mereka akan tetap berusaha kendati kesulitan datang silih berganti; Ketabahan mereka dalam menghadapi perubahan-perubahan serta mengambil keputusan sebagai jalan keluar.

Sikap ini barangkali tidak berpengaruh signifikan pada naik-turunnya sebuah peluang usaha. Namun demikian sikap ini sangat dibutuhkan saat seseorang tertimpa masalah. Sikap tidak pantang mundur ini menjadi ciri khas sebuah perusahaan berumur panjang.

8. Konsistensi

Seorang wirausaha harus memiliki konsistensi dalam dirinya, terutama menaati aturan dan tata tertib yang telah ia buat. Memang pada awalnya berat, karena tak adanya pengawasan, namun apabila dijalankan secara konsisten, maka proyeksi-proyeksi mengenai keberhasilan akan tercapai. Sikap wirausaha ini harus terus ditumbuhkan agar berhasil di masa mendatang.

Konsistensi ini menjadi penting karena terkait dengan komitmen seseorang terhadap sesuatu. Ketiadaan komitmen dapat merusak rasa percaya; kepercayaan yang rusak dapat menghancurkan bisnis.

9. Kalkulatif

Perhitungan tidak melulu soal uang dan angka-angka. Tapi pada posisi-posisi penting seperti pemilik usaha, semisal, perhitungan berkaitan dengan potensi konsekuensi dan risiko yang mungkin ada.

Sikap wirausaha semacam ini selalu melihat peluang usaha tidak sekadar dari kesempatan dan kemungkinan, namun juga dari kalkulasi hambatan serta konsekuensinya.

Kematangan perhitungan tersebut digunakan untuk tiap pengambilan keputusan. Ketepatan keputusan banyak dipengaruhi atas kalkulasi dari informasi yang ada.

10. Pembelajar

Survival of the Fittest, teori evolusionis Charles Darwin berkesimpulan bahwa mereka yang mampu bertahan adalah mereka yang berkemampuan adaptasi. Begitu juga dalam bisnis, seseorang harus dituntut untuk beradaptasi, dan kemampuan tersebut tidak lepas dari kegiatan belajar.

Seorang pebisnis yang tangguh diharuskan memiliki sikap wirausaha pembelajar. Perubahan dan dinamika yang ada di sekitar harus selalu diserap dan dimaknai. Mereka tak boleh berhenti atau cukup dengan informasi dan pengetahuan yang ada. Keinginan untuk belajar harus tetap menjadi rasa “lapar” mereka.

Peluang usaha akan selalu muncul karena adanya perubahan. Di sisi lain, setiap perubahan selalu menimbulkan korban bagi yang tak siap. Sikap wirausaha yang selalu dituntut adaptasi adalah salah satu cara untuk menghadapi perubahan. Disamping, tuntutan bisnis untuk selalu berkembang dan meningkat.

11. Kreatif

Kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada cara pandang wirausaha tersebut dalam melihat masalah. Artinya adalah seorang wirausaha harus memiliki kreativitas dalam melihat maupun cara penyelesaian atas masalah yang dihadapinya.

Kreativitas ini juga berguna dalam menciptakan inovasi serta mengeluarkan usahanya dari belenggu stagnansi. Seorang wirausaha yang memiliki sikap ini kebanyakan mampu keluar dari stagnansi yang berbahaya bagi sebuah usaha.

Di lain sisi, dengan adanya kreativitas itu pula, seseorang dapat melihat peluang bisnis lebih baik dari orang yang tidak memiliki sikap semacam ini.

12. Gairah

Gairah harus menjadi sikap wirausaha dalam menjalankan bisnisnya. Karena dengan inilah sebuah usaha dapat terus berjalan di satu bidang kendati diterpa berbagai masalah. Disamping itu dengan sikap ini pulalah pengembangan untuk meningkatkan kemampuan bisnis juga dimungkinkan.

Kegairahan terhadap peluang usaha dapat menomorduakan ketakutan dan ketidakpastian. Enterprenur harus memiliki gairah untuk mendorong setiap ide mereka menuju kesuksesan, serta mempengaruhi orang disekitarnya. Gairah menjadi semacam bahan bakar bagi ambisi mereka.

13. Keterbukaan

Untuk menghadapi perubahan dan menerapkan inovasi, keterbukaan harus menjadi bagian dari sikap wirausaha. Begitupun sebuah peluang usaha yang tidak akan berhasil apabila tidak memiliki sikap ini.

Sikap keterbukaan dapat berupa mampu menerima segala macam informasi yang ada di sekitar. Informasi dan data ini berguna dalam pengambilan keputusan. Semisal seperti komentar pelanggan atas produk terbaru yang baru saja diluncurkan. Seorang enterpreneur yang memiliki keterbukaan akan menerimanya sebagai masukan dan menjadikannya bahan dalam pengembangan berikutnya.

Keterbukaan tidak saja dalam informasi, namun juga keberanian dalam mengalami pengalaman baru. Sehingga dengan adanya pembaruan-pembaruan dalam pengalaman, seorang wirausaha memiliki kekayaan pengalaman yang dapat meluaskan wawasan yang pada gilirannya berguna dalam pengambilan keputusan.

14. Bekerjasama

Seorang wirausaha yang baik mampu bekerjasama dan mengelola di lingkungan dengan orang dari latar dan kemampuan berbeda. Artinya dengan tugas dan tanggungjawabnya seseorang dapat bermain pula sebagai bagian dari satu sistem.

Menjadi tim artinya juga selalu terhubung dengan karyawan dan rekan kerja. Kemampuan ini berguna dalam organisasi untuk memudahkan pendelegasian pekerjaan serta menyesuaikan individu-individu yang terlibat di dalamnya.

15. Keseimbangan

Kunci peluang usaha sebenarnya terletak pada sikap wirausaha dalam menjaga keseimbangan. Sebuah usaha sangat mustahil apabila tidak menjaga tegangan dari nilai dan kepentingan yang berbeda. Sebab seperti yang diketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari akan selalu ada tarik-menarik nilai dan kepentingan yang berbeda.

Seorang wirausaha harus mampu melihat apabila adanya gangguan keseimbangan dan menyeimbangkannya. Bukan saja kepada karyawan, namun juga kepada dirinya sendiri. Mereka harus tahu kapan waktu bekerja dan untuk kehidupannya. Hal yang sama juga seharusnya diterapkan kepada karyawannya yang dalam istilah populer sekarang : work life balance.

Keseimbangan juga berlaku dengan nilai-nilai yang berlaku seperti antara dunia dan akhirat; keuntungan dan sosial; kepentingan perusahaan dan masyarakat; kepentingan perusahaan dan pemerintah; kepentingan investor dan karyawan; kepentingan perusahaan dan lingkungan; serta tegangan-tegangan lain.

Menjaga keseimbangan ini menjadi penting, sebab tanpa adanya hal ini atau berat sebelah, maka akan menimbulkan kekacauan. Banyak contoh sebuah usaha yang tidak bertahan lama akibat tidak mengindahkan keseimbangan.

Contoh paling mudah adalah sebuah perusahaan yang membuang limbah produksi secara sembarangan. Memang secara keuntungan sangat menjanjikan, karena tidak adanya biaya operasional pembuangan limbah. Namun bagi lingkungan masyarakat sekitar dan pemerintah sangat menyalahi aturan. Akhirnya dapat ditebak bahwa perusahaan yang bersangkutan akan dihakimi oleh masyarakat atau izin berusahanya akan dicabut oleh pemerintah.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar