Pertumbuhan Ekonomi Jerman & Peran Standarisasi

Standarisasi produk memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi karena membantu secara luas menyebarkan pengetahuan, penelitian dan teknologi baru yang aman dan dapat diterapkan. Hal ini bisa mungkin terjadi karena dalam proses pengembangannya, standar melibatkan banyak pihak berkepentingan yang selalu membuatnya menjadi relevan dalam konteks kekinian.

Standarisasi yang sesuai dengan teknologi terbaru tersebut kemudian direkam dan didokumentasikan serta difasilitasi untuk disebarkan ke pasar. Tentu ini berbeda dengan informasi dalam paten yang merupakan milik pribadi. Informasi terkodifikasi dalam standar dapat diakses oleh siapa saja dan penerapannya tidak dibatasi.

Di Eropa, Jerman, negeri yang terkenal menghasilkan produk bermutu dan berteknologi tinggi rupanya telah mengabsahkan kedua hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan peran standarisasi produk. Di sebuah studi kasus yang terbit di tahun 2000 yang mengambil sampel antara 1961 dan 1996 menunjukan standar dan pedoman teknis memberi kontribusi pada 1% pendapatan kotor Jerman atau setara dengan 15,8 miliar Euro di tahun 1998. Setara dengan 247 triliun Rupiah di masa kini atau setara dengan 1/5 APBN Indonesia.

Sekarang studi kasus itu kembali dihadirkan dan dikalkulasi ulang oleh DIN. Organisasi yang bermarkas di Berlin ini memiliki nama lengkap Deutches Institut Fur Normung.

Pengulangan atau keberlanjutan studi kasus ini menjadi penting, karena di Jerman sendiri standarisasi produk mengalami banyak perubahan. Terutama banyaknya standar yang terpublikasi disana 80% berasal dari Uni Eropa atau Internasional.

Lebih jauh, sejumlah penelitian yang dipublikasi oleh negara lain juga diterbitkan di tahun 2000-an. Hal ini lagi-lagi penting sebagai perbandingan hasil diantaranya nanti. Disamping itu studi kasus ini dapat menciptakan wawasan baru terkait pembacaan dan pengolahan data.

Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Studi kasus mikro dan makro ekonomi hubungan antara standarisasi produk dengan pertumbuhan ekonomi jerman
Studi kasus mikro dan makro ekonomi hubungan antara standarisasi produk dengan pertumbuhan ekonomi jerman

Apa itu pertumbuhan ekonomi ? Secara sederhana dapat dijabarkan sebagai peningkatan nilai dan kuantitas produksi barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat.

Para ekonom sudah sejak abad ke 18 berusaha menemukan faktor penentu pertumbuhan. Bapak ekonomi modern, Adam Smith misalnya, menyebutkan bahwa pemisahan pekerjaan dan akumulasi modal adalah penyebab pertumbuhan atau kekayaan sebuah negara.

Ekonom Joseph Alois Schumperter melanjutkan bahwa inovasi dalam produk dan proses adalah prasyaratnya. Dia mengatakan lebih lanjut bahwa dorongan dasar dari mesin modal untuk terus berjalan adalah segala kebaruan dari barang, proses produksi, distribusi, pasar, organisasi industri, yang mana itu semua diciptakan oleh para pengusaha.

Robert M. Solow seorang pemenang Nobel berkebangsaan Amerika, atas dasar pernyataan tadi mengembangkan model matematika formal pertama untuk masalah ini. Solow dapat menunjukan dengan model sederhananya bahwa pertumbuhan Amerika Serikat dapat ditunjukan dengan 3 (tiga) determinasi: Peningkatan modal lewat mesin dan infrastruktur; peningkatan jumlah pekerja; dan kemajuan teknik.

Hingga selanjutnya ekonom lain mengembangkan teori pertumbuhan Solow. Sementara, kemajuan teknologi yang telah diterima sebagai penyebab, belakangan juga memudahkan secara teoritis dalam menjelaskan dan menghitung penyebabnya. Ide dibalik model baru ini bahwa negara dan bisnis berinvestasi pada riset dan pengembangan adalah untuk menstimulus pertumbuhan melalui produk baru dan proses produksi.

Perbandingan Antara Jerman dan Negara Lain

Studi mikro dan makro ekonomi Jerman mengenai manfaat standarisasi juga digunakan di beberapa studi nasional negara lain. Studi di tahun 2000 diikuti dengan analisis lanjutan yang tak sekadar menggunakan metodologi pendekatan yang sama, tetapi juga mencakup kerangka waktu yang disertai perbandingannya.

Secara keseluruhan semua studi nasional mendemonstrasikan standar mempunyai pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi yang disebabkan peningkatan yang dihasilkan oleh penyebaran pengetahuan.

Berikut tabel perbandingan Pertumbuhan Ekonomi antar negara :

NegaraPenerbit (Waktu)Jangka WaktuRata-rata Pertumbuhan GDPKontribusi dari Standar
JermanDIN (2000)1960-19663,3%0,9%
PerancisAFNOR (2009)1950-20073,4%0,8%
Britania RayaDTI (2005)1948-20022,5%0,3%
KanadaStandards Council of Canada (2007)1981-20042,7%0,2%
AustraliaStandards Australia (2006)1962-20033,6%0,8%
Tabel Pertumbuhan Ekonomi

Membaca Studi Kasus Data Jerman

Sudah puluhan tahun berlalu penelitian tentang manfaat standarisasi produk. Lantas pertanyaan muncul terkait konteks kekinian, seberapa jauh dampaknya terhadap ekonomi saat ini ?

Demi menghasilkan produk sebuah perusahaan dalam ekonomi nasional harus memiliki akses ke faktor-faktor penting produksi. Dalam ekonomi klasik, baik Adam Smith maupun David Ricardo menganggap ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan, yakni pekerja, modal, dan lahan. Signifikansi lahan dalam konteks agrikultur tidak terlalu penting dibandingkan faktor produksi lainnya, meskipun sama-sama tidak dapat dilipatgandakan pula secara pasti.

Kebalikannya, semenjak Robert Solow mengangkat kerja empirisnya dengan mengetengahkan faktor lain yaitu berupa pengetahuan manusia. Solow tidak saja dapat menunjukan peningkatan jumlah modal dan pekerja penting bagi ekonomi Amerika Serikat, tetapi melampaui itu semua, bahwa peningkatan kualitas pekerja dan modal melalui kemajuan teknologi mengantarkan pada pertumbuhan berkelanjutan.

Secara garis besar dalam studi ini atau secara spesifik nomor paten, digunakan untuk menjelaskan generasi berpengetahuan baru di Jerman. Sedangkan nomor lisensi berbayar luar negeri digunakan untuk menjelaskan pengetahuan yang diimpor.

Studi kasus mikro dan makro ekonomi hubungan antara standarisasi produk dengan pertumbuhan ekonomi jerman
Pertumbuhan Ekonomi

Pada tabel ini terlihat perkembangan dari indikator tahun 1960 hingga 2006. Disitu juga dijelaskan bahwa jumlah paten berkurang semenjak 90-an, sedangkan lisensi berbayar dari luar negeri meningkat di periode yang sama. Hal ini menunjukan bahwa Jerman mengalami peningkatan ketergantungan penemuan luar negeri. Perubahan perilaku pembelian lisensi selama dua dekade belakangan dikarenakan kebutuhan tinggi perusahaan multi nasional atas kegiatan riset dan pengembangan.

Dalam rangka pencapaian pertumbuhan, pengetahuan tidak saja penting untuk dihasilkan atau diimpor, tetapi juga harus disebarkan, atau dengan kata lain diperluas keseluruh tataran ekonomi secepat dan seluas mungkin. Penyebaran pengetahuan, termasuk di dalamnya pengetahuan teknologi, dijelaskan dalam model empiris ini melalui jumlah standar. Standar menjadi indikasi terbaik dikarenakan karakteristiknya: berlainan dengan paten, standar umumnya bukan properti intelektual, serta setiap perusahaan dapat menerapkannya dengan harga terjangkau. Keterjangkauan tersebut dapat memungkinkan karena proses penilaian kesesuaian telah ditangani oleh badan standarisasi.

Standar adalah dokumen yang dikembangkan berdasarkan konsensus kepakaran dari berbagai komite yang ahli di industri pada perusahaan masing-masing. Pengetahuan di dalam perusahaan diterima dari organisasi riset dan pengembangan, atau spesialis sejenis seperti organisasi perlindungan konsumen atau pemerhati kesehatan dan keamanan.

Standar dikembangkan berisi sejumlah banyaj bentuk pengetahuan teknologi terkodifikasi. Dalam analisis empiris standar ini dijelaskan sebagai badan standar (body of document) . Maka apabila ada tambahan atau dokumen baru, maka badan ini akan membesar. Namun sebaliknya, apabila ditarik dari publikasi standar, maka mengecil.

Studi kasus mikro dan makro ekonomi hubungan antara standarisasi produk dengan pertumbuhan ekonomi jerman
Pertumbuhan Ekonomi

Perumpamaan semacam ini menjadi wajar mengingat konsistensi badan standar selalu mengalami evaluasi dan menghindarkan dari duplikasi dan perbedaan. Tabel di atas memperlihatkan badan standar Jerman, termasuk didalamnya standar asal nasional, eropa, dan internasional dari 1951 hingga 2008. Dari grafik tersebut terlihat bahwa kenaikan peningkatan dari tiap waktu. Penurunan tiba-tiba pernah terjadi di 1985 sebagai akibat pencabutan berkala tanpa pengganti sebanyak 1.300 standar simbol grafis.

Studi kasus mikro dan makro ekonomi hubungan antara standarisasi produk dengan pertumbuhan ekonomi jerman
Pertumbuhan Ekonomi

Dua faktor produksi dalam pandangan klasik seperti modal dan pekerja dapat terlihat di tabel di atas. Stok modal dari hasil investasi, dan periode sekarang berkontribusi terhadap produksi barang dan jasa. Inilah stok modal yang mewakili hampir keseluruhan aset tetap bruto. Kantor Statistik Federal Jerman menyebut aset semacam ini terus dipergunakan sebagai produksi, seperti mesin, peralatan, kendaraan, dan bangunan.

Faktor produksi, pekerja digambarkan di sini adalah jumlah pekerja yang terdaftar di program jaminan sosial. Tidak termasuk didalamnya yang bekerja di agrikultur dan kehutanan, jasa properti, atau jasa domestik. Pada tabel itu juga dijelaskan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan.

Hasil Perhitungan Data Studi Kasus

Dalam studi ini data yang terkumpul dipilah dan dimasukan kedalam statistik beserta analisis regresi. Dari perhitungan tersebut ditemukan koefisien positif antara pengeluaran untuk lisensi dan standar dengan pertumbuhan. Sedangkan koefisien negatif yang muncul disebabkan karena faktor spesial.

Koefisien positif tersebut menggambarkan standarisasi berpengaruh kepada pertumbuhan berupa : Makin besar koleksi standar, maka makin tinggi efek penyebaran pengetahuan teknologi, dan makin baik ekonomi Jerman. Dampak standar memiliki efek yang sama dengan efek pengetahuan impor lewat lisensi dan separuh lebih baik atas inovasi melalui paten. Dengan demikian dalam seluruh periode investigasi, 1960 ke 2006, telah terbukti standarisasi memiliki dampak signifikan.

Penutup – Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi bergantung pada perkembangan dari berbagai faktor yang dalam ekonomi klasik adalah modal dan pekerja. Kendati demikian, dalam ekonomi berbasis pengetauan faktor ini sendiri tidak cukup untuk mensimulasikan atau memprediksi. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang ada dalam ekonomi memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas dari faktor produksi serta perkembangannya. Namun hal ini sulit untuk diukur mengingat pengetahuan sangat dipengaruhi pada kemajuan teknologi.

Akan tetapi ada beberapa indikasi yang terbukti secara kasar memperkirakan tingkatan pengetahuan. seperti jumlah paten dan lisensi berbayar sebagai kepemilikan properti intelektual, sebut saja contohnya seperti aplikasi. Indikasi ini mewakili bagian dari kemajuan teknologi yang merupakan hasil dari keberhasilan investasi atas riset dan pengembangan.

Meskipun begitu kemajuan teknologi hanya berdampak apabila disebarkan secara luas melalui ekonomi. Dalam contoh konkret berupa sebuah perusahaan mengembangkan produk baru atau mengembangkan metode produksinya, lantas perusahaan lain menerapkannya pula atau bahkan mengembangkan lebih lanjut.

Hal ini menghasilkan interaksi yang positif dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas, misalnya melalui sosialisasi yang baru melalui pengetahuan yang diciptakan dan peningkatan yang dihasilkan lewat kualitas faktor tenaga kerja dan modal.

Di Indonesia sendiri BSN berhasil menetapkan 13 ribuan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan akan terus bertambah. Tentunya masih jauh dibandingkan negara-negara Eropa. Kendati demikian, sebagai konsumen perlu untuk memberikan dukungan kepada badan ini dengan cara membangun kesadaran menggunakan SNI. Selain memiliki manfaat yang cukup besar, juga mendorong kemajuan negara secara keseluruhan.

Di sisi produsen, penerapan SNI, selain memberikan manfaat kepada produsen juga dapat meningkatkan daya saing kepada produk secara umum. Nah, apabila Anda membutuhkan sertifikasi SNI, kami siap mendampingi dari mulai pengajuan, pre-tes, hingga pengujian.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar