10 Perbedaan Anak Autis & Tips Menanganinya

Autisme merupakan gangguan yang terjadi pada otak yang menyebabkan beberapa area berbeda di otak dan tidak mampu untuk bekerjasama. Sehingga penderita autisme sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan sosial dengan orang lain.

Penyebab autisme atau autism spectrum disorder (ASD) terdiri dari banyak faktor, namun umumnya karena faktor genetik dan juga lingkungan.

Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan autisme dapat disebabkan vaksin yang diberikan ketika bayi. Autisme pada umumnya dimulai pada masa anak-anak dan bertahan hingga sampai usia beranjak remaja dan dewasa.

Ciri-ciri anak autis pada umumnya dapat terlihat dari pola perilaku, aktivitas, dan juga interaksi yang cenderung terbatas dan berulang-ulang.

Selain itu, ciri-ciri anak autis juga tampak pada perilakunya yang suka membolak-balik, menyentuh, dan juga mencium objek atau benda tertentu dengan berlebihan.

Secara garis besar, ciri-ciri anak yang menderita autis memang dapat terlihat dengan jelas. Inilah beberapa ciri yang dapat anda lihat dan anda pahami.

Ciri-ciri Anak Autis yang Perlu di Ketahui

Berikut ini beberapa tanda yang dapat dilihat dari anak penderita autis. Mulai dari cara berkomunikasinya sampai dengan perilakunya.

Baca: Ciri autis pada bayi

Anak Autis

1. Perkembangan Yang Tidak Seimbang

Perkembangan yang tidak seimbang pada bayi atau anak penderita autis ini, dikarenakan sistem motoric anak mengalami gangguan, sehingga perkembangan otaknya pun tidak dapat berkembang dengan baik sebagai mana mestinya.

Mereka cenderung tidak tertarik dengan segala jenis interaksi dengan orang lain, bahkan tidak tertarik pada mainan, seperti anak lainnya. Padahal umumnya usia kanak-kanak sangat responsif terhadap hal baru seperti mainan dan hal-hal baru.

2. Kesulitan Komunikasi

Anak dengan autisme cenderung kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berbicara, memahami pembicaraan, hingga membaca dan menulis.

Selain itu beberapa masalah komunikasi lainnya, antara lain kesulitan memulai percakapan, anak tidak bisa bicara dengan jelas dan susah mengikuti petunjuk.

Anak dengan autisme umumnya juga bermasalah dalam memahami penggunaan bahasa tubuh seperti menunjuk, melambai, atau memperlihatkan suatu objek kepada orang lain. Ciri-ciri anak autis yaitu seperti senang mengulang-ulang satu kata yang baru didengar atau didengar beberapa waktu lalu.

3. Gangguan Dalam Berhubungan Sosial

Ciri-ciri anak autis yaitu anak seperti asik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Anak dengan autisme sulit melakukan kontak mata. Mereka juga sulit untuk memahami rasa sakit, sedih dan juga perasaan orang lain.

Oleh karena itu, anak dengan gangguan autis umumnya tidak mudah untuk berteman, bermain dan juga berbagi mainan dengan temannya, atau lebih fokus terhadap objek yang sama dengan orang lain.

4. Membenci Suara Bising

Sebaiknya jika sedang melakukan pembicaraan dengan anak penderita autis jangan pernah menggunakan nada dan intonasi yang keras. Karena pada dasarnya salah satu tanda anak autis adalah tidak menyukai suara yang terlalu keras dan bising.

Ketika anak autis mendengar suara terlalu keras atau bising maka dirinya akan langsung gelisah dan tidak tenang bahkan respon mereka bisa berlebihan, bahkan mereka dapat menjerit keras.

5. Tidak Suka Kontak Fisik

Anak autis juga tidak menyukai jika adanya kontak fisik atau bersentuhan secara langsung dengan orang yang tidak ia kenal. Jika anak autis disentuh, maka ia cenderung akan langsung menghindar dan bersembunyi.

Anak dengan autis juga tidak ada pembicaraan dengan orang lain, sekalipun berbicara maka mereka tidak akan memandang orang yang menjadi lawan bicaranya secara langsung.

6. Emosi Yang Tidak Stabil

Anak yang mengalami autis juga tidak dapat mengontrol dan mengendalikan emosi mereka ketika ia sedang dalam kondisi yang tidak sesuai dengan dirinya.

Anak autis akan meluapkan segala emosinya dan biasanya terjadi pada waktu yang tidak terduga dan dalam situasi apapun. Misalnya tiba-tiba menangis, tiba-tiba menjerit, tertawa tanpa sebab yang jelas.

7. Asik Dengan Dunianya Sendiri

Anak dengan autis memiliki dunianya sendiri dan hanya dia yang tahun bagaimana cara menikmati dunianya tersebut.

Oleh karenanya, anak autis tidak menyukai bermain dan berinteraksi dnegan anak-anak yang sebaya bahkan ia akan menghindari mereka. Saat bermain dengan dunianya sendiri ini lah, anak autis akan mengeksprisikan kemampuan bicaranya.

Baca: Tanda autisme pada anak

8. Tidak Mau Melakukan Kontak Mata

Anak autis akan menghindari kontak mata secara langsung pada lawan bicaranya, bahkan ia akan cenderung menunduk ke bawah. Maka ajari anak untuk menatap lawan bicara dan jangan segan untuk mengarahkan wajahnya agar menatap anda.

9. Kaku Jika Digendong

Pada saat anak berusia 6 – 12 bulan, jika anda menggendongnya maka tubuhnya akan kaku dan tegang serta tidak memiliki ketertarikan untuk disentuh dan dibelai seperti anak lainnya. Padahal biasanya bayi sangat suka digendong, dibelai, disayang dan juga dimanja.

10. Belum Bisa Berjalan Saat Usianya Sudah Menginjak 2 -3 Tahun

Umumnya memasuki usia 2 -3 tahun, anak sedang aktif karena sudah bisa berjalan dan suka mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitarnya.

Namun lain halnya bagi anak yang mengalami autis, mereka belum bisa berjalan dan masih digendong. Karena perkembangan sel motoriknya cukup lambat, sehingga mengakibatkan terjadinya hal ini atau bahkan anak enggan menggerakkan tubuhnya.

Tidak mudah menjadi orang tua dari anak yang hidup dengan autisme atau berbeda dengan anak normal pada umumnya. Namun dengan pemahaman dan pembelajaran yang tentunya lebih baik lagi.

Orang tua dan anak dengan autisme dapat sama-sama berkembang dan hidup secara lebih baik lagi. Berikut ini ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menangani si kecil yang hidup dengan autisme secara lebih baik.

Cara Menangani Anak yang mengalami Autis Dengan Baik

Anak Autis

Cara menangani anak autis memang tidak mudah. Berikut ini ada beberapa tips menangani anak autis dengan cara yang baik dan benar.

1. Pelajari Lebih Dalam

Sangat penting bagi orangtua untuk mengumpulkan, mempelajari, dan juga terus memperbarui semua informasi tentang autisme.

Hal ini dikarenakan gejala dan sifat autisme selalu berubah dari waktu ke waktu dan dari setiap orangnya. Perubahan ini membuat penanganannya pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-maisng penyandang autisme.

Konsultasi kepada dokter tentang penanganan terbaik untuk merawat anak anda. sebuah program perawatan yang baik seharusnya dirancang untuk membantu orangtua untuk mampu meningkatkan kemampuan sosial, adaptasi, komunikasi, tingkah laku, dan pembelajaran si kecil sesuai dengan kebutuhannya.

2. Cermat Memilih Terapi

Setiap anak termasuk anak autis adalah unik. Tidak ada pengobatan yang pasti mendatangkan manfaat sama jika diterapkan pada semua anak. Berbagai metode pengobatan, bahkan yang sudah menyebar dari mulut ke mulut atau disiarkan di media belum tentu tepat bagi setiap anak.

Anda perlu mewaspadai apakah pengobatan yang ditawarkan akan mendatangkan perubahan yang drastic atau bahkan didasari pada teori serta penelitian yang lemah. Bentuk-bentuk terapi yang pada umumnya ditawarkan antara lain:

a. Terapi Wicara

Sebagian besar anak dengan autisme mengalami kesulitasn berbicara. Pada kasus lain, terdapat juga anak yang bisa berbicara, tetapi tidak mampu berinteraksi atau berkomunikasi secara normal dengan orang lain. Di sinilah pentingnya peranan terapi wicara.

b. Terapi Okupasi

Terapi okupasi digunkaan untuk memperbaiki perkembangan motoric halus pada anak autis yang memang banyak mengalami keterlambatan dalam proses pertumbuhannya.

c. Terapi Perilaku

Umumnya anak autis merasa sangat sensitive kepada cahaya, suara, dan juga sentuhan. Ahli terapi akan membuat menemukan latar belakang perilaku tersebut untuk kemudian memberikan solusi secara spesifik.

d. Terapi Pendidikan

Program ini melibatkan tim pakar yang menerapkan beragam aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, sosial, dan juga tingkah lakunya. Pada umumnya anak autis dapat berkembang dengan program pendidikan yang terarah dan terstruktur dengan baik.

Selain terapi umum di atas, ada rangkaian perawatan alternative lain yang dpaat digunakan untuk menangani anak autis seperti akupuntur dan terapi khelasi untuk pembuluh darah.

3. Bekerjasama Dengan Anggota Keluarga

Anak autis bukan berarti tidak perlu diikutsertakan ke dalam aktivitas sehari-hari keluarganya. Malah sebaliknya, sangat penting mengajak keluarga untuk membiasakan diri berinteraksi dnegannya. Selain bermanfaat untuk perkembnganan si anak, situasi ssaling mendukung berperan penting agar anda tidak merasa sendiri.

Berikut ini merupakan beberapa kondisi yang dpaat dikembangkan di rumah bersama dnegan anggita keluarga:

  • Hindari memaksa anak. Anak autis sering kali tidak mampu mengomunikasikan kebutuhannya melalui bahasa verbal, namun bisa melalui gerak tubuh atau isyarat.
  • Jauhkan anak dari contoh perilaku kasar. Anak autis cenderung meniru perilaku dan kata-kata orang disekitarnya.
  • Buatlah jadwal kegiatan yang dapat diikuti anak secara rutin untuk membiasakannya beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain secara terstruktur.
  • Biarkan dia tetap memiliki kesempatan untuk meluangkan waktu menyendiri.

4. Pengobatan

Obat-obatan dapat diberikan untuk meringankan gejala autisme. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk menangani gejala yang berhubungan dengan autisme seperti depresi, susah tidur, perilaku agresif, ataupun epilepsi.

5. Penanganan Alternatif Untuk Anak Autis

Terdapat beberapa metode alternatif lain yang dapat anda coba untuk menangani anak autis. Cara ini belum terbukti secara ilmiah dapat emnangani anak autis dengan efektis. Sehingga penerapannya sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Inilah beberapa cara penanganan secara alternatif yang dapat anda lakukan yaitu akupuntur, pola makan dengan mengulangi makanan yang mengandung zat adiktif. Terapi berbasis sensor dan juga terdapat terapi kreatif dengan musik dan sebagainya.

6. Mencari Dukungan

Merawat anak autis membutuhkan banyak perhatian dan kesabaran yang hampir tanpa jeda. Anda perlu mencari dukungan dan menguatkan diri sendiri melalui berbagai aspek. Seperti mencari informasi, mencari orang yang sudah berpengalaman dan sebagainya.

Inilah beberapa ciri-ciri tanda anak autis sejak dini.  Dan tentunya pahami beberapa cara menanganinya secara baik dan bijak. Jangan sampai anda membiarkannya dan tidak peduli. Anda harus terus mencari cara untuk memberinya motivasi untuk menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat. – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.

About Indah Maesaroh

lahir dan besar di Kota Kebumen. Lulusan dari perguruan tinggi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tinggalkan komentar