Sifat Anak Egois: Penyebab, Cara Menghadapinya

Sifat anak egois biasanya sudah mulai terlihat ketika anak berusia 2 hingga 3 tahun. Keegoisan anak terlihat dari tidak mau berbagi makanan atau mainan sebab menganggap semuanya milik sendiri.

Anak yang egois juga tidak memiliki empati dengan orang lain serta hanya memikirkan diri sendiri. Anak yang masih kecil memang belum bisa membedakan mana yang baik serta buruk.

Untuk itulah, sudah menjadi tugas orang tua agar bisa membimbing supaya bisa mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sebetulnya, ada penjelasan ilmiah kenapa anak biasanya memiliki sikap yang egois.

Sebuah studi mengatakan jika anak baru dapat memahami cara untuk berempati sesudah masukke usia 4 tahun. Dalam penelitian disebutkan jika kesadaran sosial timbul dari matangnya koneksi serat kritis pada otak. Silahakn baca artikel kami tentang cara terbaik mengajarkan empati pada anak di sini.

Pematangan koneksi serat kritis pada otak ini belum terjadi sebelum anak masuk ke usia 4 tahun. Jika hanya dibiarkan, maka anak egois juga akan tumbuh menjadi orang yang hanya memikirkan diri sendiri.

Penyebab Anak Egois

Selain diakibatkan karena tumbuh kembang, ada faktor eksternal lain yang bisa membentuk sifat anak egois. Namun umumnya sangat berhubungan dengan pola pengasuhan anak yang dilakukan orang tua.

Berikut adalah beberapa contoh penyebab dari timbulnya sifat egois pada anak:

  1. Terlalu sering dimanjakan orang tua: Orang tua sering beranggapan jika anak harus selalu memperoleh yang terbaik sehingga memanjakan anak.
  2. Anak merasa kesepian.
  3. Saat anak kesal atau marah, orang tua tidak memberi perhatian. Ini membuat anak menutup diri dan lebih fokus pada diri sendiri tanpa melibatkan orang lain.
  4. Anak merasa cemburu dengan saudara kandungnya.
  5. Apabila orang tua atau anggota keluarga ada yang egois, maka anak bisa meniru sifat tidak baik tersebut.
  6. Orang tua tidak menetapkan batas serta peraturan dalam keluarga. Anak yang tidak disiplin tersebut biasanya akan memiliki sifat yang egois.

9 Cara Mencegah dan Mendidik Anak Egois

Anak Egois
Anak Egois via aliexpress.com

Sebetulnya anak egois supaya bisa merasa bahagia menjadi hal yang normal. Namun apabila terlalu berlebihan, maka anak akan tumbuh menjadi orang sangat egois.

Untuk mencegah dan mendidik, maka peran orang tua sangat diperlukan. Berikut ada beberapa cara yang bisa dipraktekkan orang tua pada anak egois:

1. Ajarkan Tentang Konsep Berbagi Sedini Mungkin

Cara mencegah dan mendidik anak egois pertama yang bisa dilakukan adalah mengajarkan konsep berbagi sedini mungkin. Sebagai contoh, orang tua bisa mengatakan pada anak untuk berbagi mainan sehingga banyak orang yang berkesempatan untuk bermain.

Katakan jika nantinya anak juga akan berkesempatan meminjam mainan milik teman yang belum pernah dimainkan. Praktikkan konsep ini secara langsung ketika anak sedang bermain dengan saudara atau teman sebayanya.

2. Ajarkan Tentang Empati

Anak Egois via buddiesinmotion.com
Anak Egois via buddiesinmotion.com

Jika anak masih sangat kecil maka kenalkan tentang emosi lebih dulu agar anak bisa berempati dengan orang lain. Orang tua dapat mencontohkan emosi sedih dan senang lewat gerakan, mimik wajah atau intonasi suara. Ini bertujuan supaya anak bisa membedakan antara kedua emosi tersebut.

Orang tua juga bisa membantu anak membayangkan emosi yang akan dirasakan dalam sebuah kondisi. Sebagai contoh, tanya pada anak bagaimana perasaannya jika mainan miliknya dirampas atau ketika teman tidak ingin berbagi mainan.

Ini bisa membantu anak berkenalan dengan empati dan mengerti perasaan orang lain yang sebenarnya sama dengan dii sendiri.

3. Berikan Contoh Pada Anak

Cara lain untuk mendidik anak egois adalah dengan memberikan contoh. Salah satunya adalah lewat agama dengan menceritakan kisah Nabi yang penuh suri tauladan untuk anak. Orang tua juga bisa memberikan contoh sikap terpuji dan tercela dari cerita dan bagaimana anak bisa meneladani hal yang baik.

Anak nantinya juga dapat belajar tentang sederkah dan menunjukkan sedikit bantuan yang diberikan anak sudah bisa membantu orang lain.

Anak bisa diajak untuk bersyukur supaya bisa mengatasi sifat egois anak. Untuk anak yang sudah lebih besar, maka bisa diajak berkegiatan sosial untuk menumbuhkan empati.

Ini disebabkan anak yang lebih dewasa sudah mengetahui kondisi yang terjadi di sekitar. Sebagai orang tua, tunjukkan juga sifat baik supaya bisa dijadikan contoh oleh anak. Beritahu anak agar bisa selalu menghormati orang lain dari yang lebih tua, sebaya atau bahkan lebih muda.

4. Ajak Anak Untuk Disiplin

Anak Egois
Anak Egois via babyspace.ae

Anak yang tidak menurut dengan aturan cenderung tumbuh menjadi anak egois. Untuk itu, orang tua memiliki peran penting dalam membuat anak menjadi disiplin. Kekerasan tidak perlu dipakai namun hanya cukup tegas dan tetap berpegang pada peraturan.

Baca: Cara melatih anak disiplin di usia dini

Tunjukkan jika sifat anak egois merupakan sifat yang tak baik dan jelaskan alasan mengapa anak tidak boleh melakukannya.

Buatkah agar anak bisa memahami konsekuensi dari perbuatan seperti ketika anak egois, maka tidak ada yang mau diajak bermain. Apabila anak tantrum, maka pastikan anak mengerti jika tidak semua yang diinginkan bisa didapat khususnya dengan menangis.

Jangan juga tergesa-gesa untuk mengatakan tidak boleh pada anak. Sebaiknya, coba untuk berdiskusi agar bisa memperoleh solusi yang menguntungkan kedua pihak. Jelaskan juga pada anggota keluarga lain agar bisa mentaati peraturan yang sama.

Jelaskan untuk tidak memberi kelonggaran pada anak tanpa izin orang tua. Anak juga harus bertanggung jawab sesuai usia supaya tumbuh mandiri dan tidak menjadi anak egois. Berikan tugas kecil pada anak seperti merapikan mainan, membereskan tempat tidur dan lainnya yang dijadikan tugas rutin harian.

5. Berikan Reward atau Pujian

Jika anak sudah mau berbagi dengan orang lain, maka pastikan untuk memberikan pujian. Jelaskan jika itu adalah perbuatan yang baik dan bisa membuat senang orang lain. Anak yang dipuji nantinya bisa termotivasi agar terus melakukannya pada orang lain.

Orang tua juga harus mengerti jika perkembangan karakter sama baik dengan perkembangan akademis di sekolah. Untuk itu, berikan juga reward jika anak menunjukkan sifat yang baik. Secara perlahan, nantinya sifat anak egois bisa berkurang dan akhirnya hilang seluruhnya.

6. Redam Dengan Mengajak Anak Bermain

Saat anak mulai terlihat egois dan menjengkelkan, coba ajak anak bermain. Pilih permainan yang bisa mengajarkan anak mengerti tentang perasaan orang lain. Contohnya, bunda berperan menjadi anak yang tidak mau sikat gigi dan anak sebagai orang tua.

Perhatikan cara anak memilih kata serta mengambil sikap. Permainan ini sangat menyenangkan dilakukan dan bisa menambah kedekatan antara orang tua dan anak. Permainan ini juga bisa mengajarkan pada anak jika sifat egois bisa membuat orang lain menjadi kesal.

7. Jelaskan Tentang Perasaan Orang Lain

Ahli mengatakan jika anak egois di usia prasekolah memang sering terjadi. Anak melakukan hal tersebut untuk menarik perhatian orang tua atau orang lain. Ego anak umumnya terjadi ketika anak merasa cemburu. Pada saat tersebut, anak akan melakukan hal tidak menyenangkan pada orang yang ingin ditarik perhatiannya.

Dari mulai memukul sampai mengatakan sesuatu yang membuat orang sedih bisa dilakukan anak egois. Sebaiknya, orang tua memahami kondisi tersebut dan mengajak anak untuk berbicara. Mulailah dengan menjelaskan jika orang lain bisa sedih karena sikap anak yang egois.

Supaya nasihat nantinya bisa lebih mudah dipahami, maka bisa memakai perumpamaan. Contohnya dengan menjelaskan perasaan anak ketika ada orang lain yang bersikap sama seperti itu. Hal yang harus diperhatikan adalah selalu memakai bahasa lembut serta penuh kasih sayang agar anak mengerti.

8. Lebih Bijak Menghadapi Anak

Memang tentunya tidak menyenangkan ketika harus menghadapi sikap anak egois karena anak akan lebih sering memerintah. Sebaiknya, hati-hati ketika bersikap saat berhadapan anak dengan ego. Cara untuk meredam sifat tersebut cukup banyak, namun yang terpenting harus selalu dilakukan dengan bijaksana.

Contohnya ketika anak bersikeras agar orang tua menuruti kehendaknya, maka jangan tergesa-gesa menolak atau mengatakan jangan. Cobalah untuk melakukan kompromi sehingga jalan tengah bisa diambil. Ini menjadi cara terbaik supaya anak bisa mengurangi egonya dan bersikap lebih baik lagi.

9. Coba Memahami Cara Berpikir Anak

Ketika berhadapan dengan anak egois, maka coba untuk memahami dari sudut pandang anak dan cara berpikirnya. Cari tahu apa yang dirasakan anak seperti takut, stres atau sedih. Sebaik baik orang tua mengenal anak, maka semakin baik cara yang akan digunakan untuk menghadapi sifat tersebut.

Contohnya jika anak tidak mengerjakan PR, maka jangan langsung dimarahi atau dibentak. Anak mungkin akan kesulitan dalam mengerjakan tugas.

Hasilnya, anak mungkin akan stres dan tidak mau mengerjakan tugas tersebut. Dibandingkan marah, sebaiknya bantu anak menyelesaikan tugas dan pastikan untuk istirahat sehingga anak tidak stres ketika mengerjakan tugas tersebut.

Salah satu perilaku yang sangat umum terjadi sebagai ciri perkembangan anak usia dini yaitu sifat anak yang cenderung egois.

Egois adalah sifat mau menang sendiri, mementingkan diri sendiri serta susah menerima penolakan. Untuk itulah sebagai orang tua, bunda harus bisa meredam bahkan menghilangkan sifat tersebut dengan cara yang lembut dan penuh kasih. – Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

About Sakinatul Muhimmah

Love to write and sing, Love to be a good person.

Tinggalkan komentar